Anda di halaman 1dari 17

Kel o m p o k

8
Asuha n k ep e ra w a t a n
HIV/AIDS
DOSEN PENGAMPU :
NS. Ve ll y za C o li n , S .K E P.M A N
definisi HIV

Sindrom imunodefisiensi didapat (Acquired Im Sm Omunodeficiency Syndrome,


AIDS) pertama tama menarik perhatian bidang kesehatan masyarakat pada tahun
1981 (Gottlieb, 1981; Cen ters for Disease Control, 1981). AIDS menyebab kan
infeksi oportunistik dan/atau neoplasma yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan
pada pria homoseksual yang sebelumnya dalam keadaan sehat.
etiologi

. Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan Human T Lymphotropic Virus (HTL-
III) yang juga adalah penyebab AIDS. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa LAV dan HTL-
III merupakan virus yang sama, sehingga pada pertemuan International Committee on Taxonomy of
Viruses (1986), WHO memberikan nama resmi HIV.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut
HIV-2 dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenic. Untuk memudahkan kedua
virus itu disebut sebagai HIV saja, bukti yang mengindikasikan bahwa shimpanse pan troglodytes
sebagai sumber infeksi HIV dan monyet Cercocebus atys asal afrika barat sebagai sumber infeksi
HIV pada populasi manusia.
PATOF I SI O L OGI

d a in fe k s i H IV d is eb ab k a n o le h
Defe k im u n y a n g te rlih at p a
sa l d a ri k e lo m p o k v iru s, ya n g
agens virus (HIV), yang bera
e tro v ir u s d it ra n sm is ik an d a ri
dikenal dengan retrovirus. R
i p e ra n ta ra d a ra h da n h u bu n g a n
in d ivid u k e in d iv id u m e la lu
a s ku at te rh ad a p lim fo s it T .
seksual serta memiliki afinit
lanjut
REPLIKASI VIRUS
Sama dengan semua virus, HIV tidak dapat mem produksi sendiri.
HIV memasuki aliran darah, melekat pada limfosit T, dan selanjutnya melepaskan
selubung terluarnya. RNA vi rus kemudian direkam ke dalam DNA dengan bantuan enzim


transkriptase balik. Pada intinya, DNA virus masuk ke dalam DNA limfosit T,
memperdaya limfosit T sehingga membuat komponen bagi lebih banyak virus. Komponen
ini berkumpul membentuk unit-unit yang disebut virion, yang secara struktural merupakan
partikel virus infeksius tersel sekit pada virion DE pasie dan utuh.
Penatalaksanaan
Menurut Burnnner dan Suddarth (2013) Upaya penanganan medis meliputi beberapa cara pendekatan
yang mencangkup penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta malignansi, penghentian
replikasi virus HIV lewar preparat antivirus, dan penguatan serta pemulihan sistem imun melalui
pengguanaan preparat immunomodulator.Penatalaksanaan HIV AIDS sebegai berikut :

 Obat-obat untuk infeksi yang berhubungan dengan HIV infeksi
 Penatalaksanaan Diare Kronik
 Penatalaksanaan Sindrom Pelisutan
 Penanganan keganasan
 Terapi Antiretrovirus

 
Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)


Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi perifer, Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
lanjut
4. Eliminasi
Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal, Nyeri panggul,
rasa terbakar saat miksi
Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
5. Makanan / cairan


Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot, turgor kulit buruk, Lesi pada
rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6. Higiene
Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas
perawatan diri
lanjut
7. Neurosensori
Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan ketajaman atau kemampuan
diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun, Kerusakan sensasi atau
indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal)
Tanda:

Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa, konsentrasi buruk,
tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
lanjut
8. Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan


Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas
dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
lanjut
10. Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi vaskuler mayor,
insiden traumatis)

Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS 


Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut

Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak; berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan warna / ukuran
mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis: leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
lanjut
11. Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang
positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten

Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita
yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
lanjut
13. Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat, teman, pendukung, rasa
takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS

Tanda: 
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana

Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat


Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
14. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual ataupun penggunaan
obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol
lanjut
14. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual ataupun
penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol
15. Pertimbangan rencana pemulangan:

Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan kulit / luka, peralatan / bahan;
trasportasi, belanja makanan dan persiapan perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak, perubahan fasilitas hidup.
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imunologis HIV / AIDS adalah:
1.Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2.Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang berlebihan, diare berat
3.Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d ketidakseimbangan muscular
4.Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan absorpsi Vitamin K
5.Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan untuk mencerna d/d penurunan berat badan


6.Nyeri kronik b/d inflamasi d/d keluhan nyeri
7.Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi kulit
8.Perubahan membran mukosa oral b/d defisit imunologi d/d candidiasis
9.Kelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme d/d kekurangan energi
10 Perubahan proses pikir b/d hipoksemia d/d perubahan lapang perhatian
11.Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi d/d peningkatan tegangan
12.Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d perasaan ditolak
13.Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d bergantung pada orang lain untuk perawatan
14.Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d tidak mengenal sumber informasi d/d permintaan informasi
kesimpulan
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit kekurangan sistem imun yang
disebabkan oleh retrovirus HIV tipe 1 atau HIV tipe 2 (Copstead dan Banasik, 2012). Infeksi HIV adalah
infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih infeksi oleh HIV biasanya
berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara progresif, menyebabkan terjadinya infeksi
oportunistik dan kanker tertentu (terutama pada orang dewasa) (Bararah dan Jauhar. 2013). Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan
hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia & Lorraine, 2012).


Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai