Menurut Nina Hertiwi Putri (2020), secara umum, orang yang memiliki retardasi mental akan
menunjukkan ciri-ciri seperti di bawah ini :
1. Perkembangannya terlambat dari usianya
2.Terlambat untuk bisa berjalan, merangkak, atau duduk dibanding anak seusianya
3.Sulit belajar bicara atau cara bicaranya tidak jelas
4.Punya gangguan daya ingat
5.Tidak memahami konsekuensi atas perbuatannya
6.Tidak bisa berpikir logis
7.Meski sudah dewasa, masih berperilaku seperti anak-anak
8.Tidak punya rasa penasaran terhadap hal yang terjadi di sekitarnya
9.Sulit mempelajari
10.Memiliki IQ di bawah 70
11.Tidak bisa hidup mandiri
KLASIFIKASI
1.Faktor genetik
Faktor genetik disebabkan oleh gen/keturunan yang terjadi karena adanya kelainan
jumlah dan bentuk kromosom.
2.Faktor Antenatal/kehamilan
Yang disebabkan karna adanya gangguan selama masa kehamilan seperti gangguan
gizi, mekanisme tokson, radiasi, imun serta adanya kelainan anoreksia embrio.
3.Faktor intranatal
Disebabkan pada proses kelahiran yang terlambat, posisi janin yang abnormal serta
adanya kecelakaan pada saat proses persalinan
4.Faktor postnatal
Yang disebabkan akibat terjadinya tumor otak serta kelainan tulang tengkorak.
KOMPLIKASI
1.Paralisis serebral
2.Gangguan kejang
3.Masalah-masalah perilaku/psikiatrik
4. Defisit komunikasi
5.Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat-obatan antikonvulsi, kurang
mengonsumsi makanan berserat dan cairan)
6.Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus halus, dan
defek jantung
7.Disfungsi tiroid
8.Gangguan sensoris
9.Masalah-masalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis
10.Kesulitan makan
Penatalaksanaan
Menurut betz dan sowden (2009) adapun penatalaksanaan medis anak dengan retardasi mental,
yaitu:
1.Obat-obat psikotropika (tioridazin, mellaril, haloperidol(haldol) untuk remaja dengan perilaku
yang membahayakan diri sendiri
2.Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda defisit perhatian/hiperaktivitas
(metilfenidat, ritalin)
3.Antidepresan (fluksetin, prozac)
4.Obat untuk perilaku agesif (karbamazepin, tegretol)
DIAGNOSA
A.Perawatan perkembangan
•identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
•identifikasi isyarat perilaku dan fisiologi yang ditunjukkan anak (mis, lapar, tidak nyaman)
•pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
•pertahankan kenyamanan anak
b.Promosi kesehatan defisit bicara
• monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara
•monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis, memori, pendengaran
dan bahasa)
•monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang menggangu bicara
•identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
C.Dukungan perawatan diri
•identifikasi kebiasaan perawatan diri sesuai usia
•monitor tingkat kemandirian
•identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
d.Manajemen kesehatan lingkungan
•identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
•monitor perubahan status keselamatan lingkungan
•modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
•gunakan perangkat pelindung (mis, pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci, pagar)
SEKIAN TERIMA KASIH