Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 2:

1.LOLA NOVITA ERVIANA


(2026010001)
2. OKY OKTAVIANI (2026010003)
3. REVA ARYA NINGTYAS
(2026010026)

Dosen Pengampu : Ns. Vellyza


Colin,S,Kep.MAN
RETARDASI MENTAL
Definisi
Retardasi mental menerangkan keadaan fungsi
intelektual umum bertaraf subnormal yang dimulai
dalam masa perkembangan individu dan yang
berhubungan dengan terbatasnya kemampuan belajar
maupun penyesuaian diri proses pendewasaan
individu tersebut atau kedua-duanya (Muttaqin,
2008)
CIRI CIRI

Menurut Nina Hertiwi Putri (2020), secara umum, orang yang memiliki retardasi mental akan
menunjukkan ciri-ciri seperti di bawah ini :
1. Perkembangannya terlambat dari usianya
2.Terlambat untuk bisa berjalan, merangkak, atau duduk dibanding anak seusianya
3.Sulit belajar bicara atau cara bicaranya tidak jelas
4.Punya gangguan daya ingat
5.Tidak memahami konsekuensi atas perbuatannya
6.Tidak bisa berpikir logis
7.Meski sudah dewasa, masih berperilaku seperti anak-anak
8.Tidak punya rasa penasaran terhadap hal yang terjadi di sekitarnya
9.Sulit mempelajari
10.Memiliki IQ di bawah 70
11.Tidak bisa hidup mandiri
KLASIFIKASI

Menurut Videbeck (2008), retardasi mental dibagi menjadi 4 klasifikasi,


yaitu:
1. Retardasi mental ringan
Anak dengan retardasi mental ringan memiliki IQ 50-70.
2. Retardasi mental sedang
Anak dengan retardasi mental sedang memiliki IQ 35-50.
3.Retardasi mental berat
Anak dengan retardasi mental berat memiliki IQ 20-35.
4.Retardasi mental sangat berat
Anak dengan retardasi mental sangat berat memiliki IQ di bawah 20.
ETIOLOGI

Pada banyak kasus etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-


mengkait antara faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan,terdapat 3
faktor etiologi dari Retardasi Mental sebagai berikut:
1. Predisposisi Genetik
2. Faktor Lingkungan
3. Waktu terjadinya pemaparan. Saat terjadinya pemaparan dapat
mempengaruhi beratnya kerusakan.
PATOFISIOLOGI

1.Faktor genetik
Faktor genetik disebabkan oleh gen/keturunan yang terjadi karena adanya kelainan
jumlah dan bentuk kromosom.
2.Faktor Antenatal/kehamilan
Yang disebabkan karna adanya gangguan selama masa kehamilan seperti gangguan
gizi, mekanisme tokson, radiasi, imun serta adanya kelainan anoreksia embrio.
3.Faktor intranatal
Disebabkan pada proses kelahiran yang terlambat, posisi janin yang abnormal serta
adanya kecelakaan pada saat proses persalinan
4.Faktor postnatal
Yang disebabkan akibat terjadinya tumor otak serta kelainan tulang tengkorak.
KOMPLIKASI

1.Paralisis serebral
2.Gangguan kejang
3.Masalah-masalah perilaku/psikiatrik
4. Defisit komunikasi
5.Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat-obatan antikonvulsi, kurang
mengonsumsi makanan berserat dan cairan)
6.Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus halus, dan
defek jantung
7.Disfungsi tiroid
8.Gangguan sensoris
9.Masalah-masalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis
10.Kesulitan makan
Penatalaksanaan

Menurut betz dan sowden (2009) adapun penatalaksanaan medis anak dengan retardasi mental,
yaitu:
1.Obat-obat psikotropika (tioridazin, mellaril, haloperidol(haldol) untuk remaja dengan perilaku
yang membahayakan diri sendiri
2.Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda defisit perhatian/hiperaktivitas
(metilfenidat, ritalin)
3.Antidepresan (fluksetin, prozac)
4.Obat untuk perilaku agesif (karbamazepin, tegretol)
DIAGNOSA

a.Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan disfungsi otak.


b.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif
c.Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas fisik / kurangnya
kematangan perkembangan
d.Risiko cedera berhubungan dengan perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas fisik
INTERVENSI

A.Perawatan perkembangan
•identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
•identifikasi isyarat perilaku dan fisiologi yang ditunjukkan anak (mis, lapar, tidak nyaman)
•pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
•pertahankan kenyamanan anak
b.Promosi kesehatan defisit bicara
• monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara
•monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis, memori, pendengaran
dan bahasa)
•monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang menggangu bicara
•identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
C.Dukungan perawatan diri
•identifikasi kebiasaan perawatan diri sesuai usia
•monitor tingkat kemandirian
•identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
d.Manajemen kesehatan lingkungan
•identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
•monitor perubahan status keselamatan lingkungan
•modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko
•gunakan perangkat pelindung (mis, pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci, pagar)
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai