DOSEN PENGAMPUH :
Ns.Hanifah,M.Kep
KELOMPOK 3 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Disaster Management dalam bentuk makalah yang berjudul MANAJEMEN GEJALA
DAN KELUHAN FISIK PASIEN TERMINAL.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi kelengkapan syarat
penilaian mata kuliah Disaster Management. Adapun kata-kata yang terdapat dalam
makalah ini kami ambil dari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan judul yang
telah ditentukan.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan
bantuan yang berupa moril maupun materil dari berbagai pihak. Kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung serta rekan
mahasiswa dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami menerima adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN JURNA.................................6
A. Konsep Terminal Ilness................................................................................................6
1. Pengertian Terminal Ilness..................................................................................6
2. Adaptasi Dengan Terminal..................................................................................7
3. Masalah Yang Berkaitan Dengan Terminal Ilness..............................................7
B. Manajemen Nyeri Pasien Terminal............................................................................8
1. Pengertian Nyeri..................................................................................................8
2. Manajemen Nnyeri .............................................................................................9
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Nnyeri...................................15
4. Perawatan Pasien Terminal...............................................................................16
5. Pengukuran Nyeri..............................................................................................17
C. Tanda-tanda Klinis dan Keluhan Fisik Pasien Terminal.......................................18
1. Tanda-tanda Klinis Pasien Terminal.................................................................18
2. Keluhan Fisik Pasien Terminal ........................................................................19
3. Gejala Pasien Terminal...........................................................................,..........19
4. Kriteria Penyakit Terminal............................................................................20
D. Rencana Tindakan Keperawatan Pada Kasus Terminal.......................................20
E. Pelaksanaan.................................................................................................................20
F. Evaluasi........................................................................................................................20
BAB III.............................................................................................................................20
CONTOH KASUS...........................................................................................................22
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................31
A. Kesimpulan...................................................................................................................31
B. Hasil Diskusi.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit terminal merupakan penyakit yang dialami oleh seseorang dan
tidak dapat disembuhkan sehingga mengakibatkan kematian (Campbell & L,
2013, p.13). Penyakit terminal ditujukan kepada seseorang yang mengalami suatu
penyakit yang tidak ada obatnya sehingga mengancam kehidupannya atau dengan
nama lain terminal illness (Roberts & Albert R, 2009, p. 176). Penyakit terminal
merupakan keadaan yang dialami individu yang menjalani kondisi medis dan
pada akhirnya berakhir dengan kematian dalam waktu yang sangat terbatas
(Rosdahl, Caroline & Kowalski, 2014, p. 163).
Pasien Terminal ilness adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana
tingkat sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah
tidak mungkin dapat menyembuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien Terminal ilness
harus mendapatkan perawatan paliatif yang bersifat merendahkan gejala penyakit,
namun tidak lagi berfungsi untuk menyembuhkan (Cemy Nur Fitria, 2015).
4
p.12). Penderita gagal ginjal di Indonesia sebesar 0,2% atau per 1000 (Kesehatan,
Kementerian, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep masalah ilness!
2. Jelaskan manajemen nyeri pada pasien terminal.
3. Sebutkan Gejala dan keluhan fisik!
4. Kriteria penyakit terminal
5. Perawatan pasien terminal
6. Manajemen tanda menjelang ajal.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui konsep penyakit terminal.
2. Untuk mengetahui manajemen nyeri.
3. Untuk mengetahui gejala dan keluhan fisiki
4. Untuk mengetahu kriteria penyakit terminal
5. Untuk mengetahui perawatan pasien terminal
6. Untuk mengetahui bagaimana manajemen menjelang ajal
5
BAB II
6
2. Adaptasi Dengan Terminal
Menurut Sarfino (2001) ada beberapa cara seseorang beradaftasi dengan
terminal illness yaitu :
a. Pada anak
Walaupun remaja dan dewasa berpikir bahwa kematian pada usia muda
cukup tinggi, mereka memimpikan kematian yag tiba-tiba dan
kekerasan. Jika mereka mengalami terminal illness, mereka menyadari
bahwa kematian tidak tejadi semestinya dan merasa marah dengan
“ketidakberdayaan” dan “ketidakadilan” serta tidak adanya kesempatan
untuk mengembangkan kehidupannya.
Pada saat seperti ini, hubungan dengan ibunya akan menjadi lebih
dekat. Menderita terminal illness terutama pada pasien yang memiliki
anak akan membuat pasien merasa bersalah tidak dapat merawat
anaknya dan merasa seolah-olah merasa bahagia melihat anaknya
tumbuh. Karena kematian pada saat itu terasa tidak semestinya, dewasa
muah merasa lebih marah dan mengalami tekanan emosi ketika
hidupnya diancam terminal illness.
Pada dewasa tua mereka menyadari bahwa mereka akan mati karena
penyakit kronis. Mereka juga memiliki masalalu yang lebih panjang
dibandikan orang dewasa muda dan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk menerima lebih banyak. Orang-orang yang melihat masa
lalunya dan percaya bahwa mereka telah memenuhi hal-hal penting dan
hidup dengan baik tidak begitu kesulitan beradaftasi dengan terminal
illness.
Contoh: Depresi
7
b) Masalah psikologis (ketidakberdayaan) : kehilangan control, ketergantungan,
kehilangan diri dan harapan.
d) Masalah spiritual.
1. Pengertian Nyeri
nyeri di definisikan sebagai salah satu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Muhammad
Gumilang, 2019).
2. Manajemen nyeri
Manajemen nyeri dalam intervensi keperawatan dari Nursing Intervention
Classification (NIC) merupakan usaha untuk mengurangi nyeri ke tingkat
yang dapat di terima pasien. Manajemen nyeri mengacu pada perawatan dan
intervensi yang tepat yang dikembangkan dari hasil penilaian nyeri.
Manajemen nyeri dikembangkan harus bekerja sama dengan pasien dan
keluarga. Manajemen nyeri memiliki 2 strategi yaitu :
8
Manajemen nyeri farmakologis merupakan manajemen nyeri dimana
dalam terapinya menggunakan obat-obatan analgesic. Analgesic dapat di
bagi menjadi 2 yaitu opioid dan non-opioid :
2) Non-opioid
Dispnea
e. Konstipasi
g. Distress emosional
h. Obat - obatan
Contoh lain obat yang biasa digunakan adalah Megace , yaitu obat
derivate progesterone, dosis yang direkomendasikan yaitu 800 mg per hari
(Shah & Shah, 2010 ; Palliative care guidelines plus, 2013 dalam Rosser
& Walsh, 2014).
Kaheksea
11
merupakan keluhan yang sulit untuk diobati, akan tetapi beberapa obat –
obatann seperti Megace, Kortikosteroid, Cannabinoids non steroidal anti –
inflamatories, dan thalidomide telah digunakan dengan tingkat kesuksesan
yang bervariasi. Penelitian mengenai penanganan kaheksia secara efektif
masih terus dilakukan.
Asietas
Dehidrasi
Diare
13
yang sering menjadi penyebab kejadian diare pada pasien di pelayanan
paliatif yaitu :
b. Obat – obatan seperti anti biotik, atasida, NSAID, obat – obatan dengan preparat
besi
Fatik/Kelelahan
14
namun penggunaan obat – obatan golongan steroid untuk jangka waktu
yang singkat masih menjadi pilihan yang paling sering dilakukan.
b. Catat keluhan fatik setiap hari untuk menilai pola dan progress fatik
yang dialami oleh pasien
c. Kaji secara cermat dan seksama mengenai latihan fisik yang dianjurkan
pada pasien untuk mengefisienkan serta merestorasi energi pasien
e. Lakukan relaksasi
Tindakan (observasi) :
16
5. Pengukuran Nyeri
Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan
skala assessment nyeri unidimensional (tunggal) atau multidimensi.
1. Unidimensional :
1. Visual Analog Scale (VAS) Visual analog scale (VAS) adalah cara
yang paling banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini
menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin
dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter.
2. Verbal Rating Scale (VRS) Skala ini menggunakan angka-angka 0
sampai 10 untuk menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem
juga digunakan pada skala ini, sama seperti pada VAS atau skala
reda nyeri. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode
pasca bedah, karena secara alami verbal atau kata-kata tidak terlalu
mengandalkan koordinasi visual dan motorik.
4. Wong Baker Pain Rating Scale Digunakan pada pasien dewasa dan
anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka.
2. Multidimensional :
17
d) Skala multi dimensional ini meliputi :
Prognosis jelek
Bersifat progresif
4. Pengajaran pada kelurga atau pelaku rawat untuk megenali tanda-tanda yang
mengindiasi penurunan status kondisi pasien sehingga dapat menghubugi
petugas bila terjadi kondisi darurat.
E. Pelaksanaan
F. Evaluasi
20
BAB III
CONTOH KASUS
21
Nyonya U usia 34 tahun, sudah 2 minggu yang lalu masuk rumah sakit. Awalnya masuk
RS untuk melakukan kemoterapi yang ke 4 dari 5 seri yang seharusnya. Kondisi saat ini
belum memungkinkan untuk kemo karena mengalami penurunan kondisi, yaitu luka
dipipi membesar, kadang keluar darah, Hb 6 gr/dl, tidak bisa tidur, selalu menangis
sendiri. Nyonya U berobat sendiri di Yogjakarta, suami dan anak2 tinggal di Kota M,
karena anaknya yang kecil baru usia 2 tahun. Akhir-akhir ini sering bersedih, karena sakit
tak kunjung sembuh, malah semakin parah, dan merasa belum siap meninggal.
I. Identitas Pasien
Nama : Ny U
Agama : Islam
Umur : 34 th
Status perkawinan : Kawin
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Alamat : Yogyakarta
Pendidikan : PT
Pekerjaan :Guru
Pipi kiri muncul benjolan membesar, kaku, keluar darah, nyeri dan tidak
bisa tidur.
Dua hari SMRS pasien mengeluh pipi terasa nyeri, dan mengeluarkan
darah, terasa semakin membesar (sebesar kepalan tangan). Pasien tidak bisa tidur
sejak seminggu yang lalu, selalu merasa sedih karena berpisah dengan anak dan
suami, apalagi penyakit yang dirasakan semakin parah. Pasien sering termenung
dikamar, kadang menangis sendiri. Bila ditanya selalu mengatakan bahwa belum
siap meninggal.
22
Sejak 6 bulan yang lalu, pipi sebelah kiri terasa menebal dan tumbuh
benjolan sebesar kepalan tangan. Dibawa ke RS kemudian dilakukan operasi,
kemudian dirasakan semakin membesar dan mengeluarkan darah. Pasien kurang
puas dengan pengobatan di RS, kemudian berobat ke Alternatif selama 2 bulan.
Namun penyakit semakin parah dan tambah benjolan dibawah dagu dan leher.
TD : 90/60 mmHg,
RR : 26 X/mnt,
Nadi : 80 X/mnt,
Suhu : 37 2 C, BB : 40 Kg,
TB : 160 Cm.
IMT : 18
Kepala : rambut rontok, tumbuh sedikit, warna hitam, sklera ikterik (-)
konjungtiva pucat, terdapat lingkaran hitam disekitar mata, pipi sisi kiri
benjol sebesar kepalan tangan orang dewasa, konsistensi keras, tidak
bergerak, warna
Abdomen : palpasi tak supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal, teraba keras
dipermukaan perut, H/L tak teraba.
USG : -
V. Program terapi
Lansoprazole 1 x 20 mg
Paracetamol 3 x 1 tab
Ranitidin 1 @ 12 jam
Strovel 1 @ 24 jam
Bactrim 1 @ 12 jam
Cisplatin 30 mg
5 FU 500 mg
NO. DS DO MASALAH
KEPERAWATAN
Hb 6gr/dl
VII. Diagnosa
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/istirahat
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Penyebab :
Objektif : -
25
Objektif : -
a. Nyeri/kolik
b. Kecemasan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang intake makanan (D.0019)
Kategori : Fisiologis
Penyebab :
Subjetif : -
a. Kanker
b. Infeksi
26
Kategori : Psikologis
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab :
Subjetif :
- Merasa bingung
-Sulit berkonsentrasi
Objektif
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur
Subjektif
- Mengeluh pusing
- Anoreksia
Objektif
27
- Tremor
- Suara bergetar
NOC (SLKI)
- Status Kenyamanan
- Tingkat Depresi
- Tingkat Keletihan
(SLKI, hal.160)
- Nafsu Makan
- Status Menelan
- Tingkat Depresi
- Tingkat Nyeri
(SLKI, hal.155)
- Hatga Diri
- Kesadaran Diri
- Kontrol Diri
- Proses Informasi
- Status Kognitif
28
- Tingkat Agitasi
- Tingkat Pengetahuan
(SLKI, hal.154)
NIC (SIKI)
- Edukasi Ativitas/Istirahat
Intervensi Pendukung :
(SIKI, hal.464)
Intervensi Pendukung :
a. Edukasi Kemoterapi
b. Konseling Nutrisi
c. Pemantauan Nutrisi
(SIKI, hal.454)
- Terapi Relaksasi
Intervensi Pendukung :
b. Teknik Menenangkan
c. Terapi Validasi
(SIKI, hal.453)
29
BAB IV
PENUTUP
30
A. Kesimpulan
Pasien terminal illness adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana tingkat
sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah tidak mungkin
dapat menyebuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien terminal illness harus mendapatkan
perawatan paliatif yang bersifat meredakan gejala penyakit, namun tidak lagi Manajemen
nyeri merupakan upaya menghilangkan atau menurunkan nyeri ke level yang lebih
diterima oleh pasien. Manajemen nyeri dapat di lakukan secara farmakologis maupun
nonfarmakologis. Manajemen nyeri farmakologis adalah metode yang melibatkan
penggunaan obat-obatan analgesik, dimana di bedakan menjadi 2 jenis yaitu obat jenis
opiod dan non opiod. Manajemen nyeri nonfarmakologis adalah metode mengangani
nyeri tanpa menggunakan obat-obatan seperti massage, teknik relaksasi, teknik distraksi
dan terapi musik berfungsi untuk menyembuhkan.
B. HASIL DISKUSI
1. Apa saja hambatan yang sering terjadi dalam perwatan pada pasien terminal?
2. Intervensi apa yang bisa dilakukan jika pasien penyakit kanker otak yang merasakan
nyeri hebat setelah dilakukan kemoterapi selain intervensi dari manajemen nyeri?
1) Resiko infeksi
- Pencegahan Infeksi
- Kemunduran dalam
- Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan
hidung.
- Tekanan darah
- Gangguan penciuman
1. Visual Analog Scale (VAS) Visual analog scale (VAS) adalah cara yang
paling banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan
secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.
Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda
pada tiap sentimeter.
33
DAFTAR PUSTAKA
Cemy Nur Fitria,2015, PALLIATIVE CARE PENDERITA PENYAKIT TERMINAL, Vol.7 No.1
Februari 2015.
Jenny Rantung & Cherley Fanesa. ML, 2018, STUDI FENOMELOGI PENGALAMAN
https://snars.web.id/rs/panduan-pasien-tahap-terminal/
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing diagnoses; definitions and classification 2015-
2017 tenth edition. Wiley Blackwell. West Sussex, UK. Kementerian Kesehatan RI.
(2010). Panduan asuhan keperawatan paliatif dirumah. Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik. Jakarta, Indonesia.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10tn
ed.). USA: Perason Education.
Dougherty, L. &, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures (9th ed.). UK: The Royal
Marsden NHS Foundation Trust.
Perry,A.G. & Potter, P. A. (2014). NursingSkills & Procudures (8th ed.). St Louis: Mosby
Elsevier.
34
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphine: F. A, Davis Company.
35