Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TERMINAL

Oleh :

Kadek Sintyani (P07120220048)

Kadek Dina Wulandari (P07120220049)

Ni Kadek Ria Ardhiyantari (P07120220050)

Ni Putu Ayu Ari Setyawati (P07120220051)

Ni Kadek Ayu Herliana Pratiwi (P07120220052)

Ni Made Ayu Surya Wati (P07120220053)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nyakepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Terminal”.

Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan
para pembaca.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya karena masih dalam tahap belajar.Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi tubuh ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi penulis, dan
terutama terhadap pembacanya.

Denpasar, 1 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................................ii
Daftar Isiiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit .......................................................................................................3
1. Pengertian Penyakit Terminal ......................................................................................3
2. Jenis Penyakit Terminal ................................................................................................3
3. Manifestasi Klinis Pasien Terminal ..............................................................................3
4. Tahap Berduka ..............................................................................................................4
5. Rentang Respon ............................................................................................................4
6. Tipe-Tipe Perjalanan Menjelang Kematian ..................................................................5
7. Macam Tingkat Kesadaran Atau Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap
Kematian .......................................................................................................................5
8. Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka ..................................................6
B. Asuhan Keperawatan Pasien Terminal ...............................................................................8
1. Pengkajian .....................................................................................................................8
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................... 11
3. Intervensi Keperawatan .............................................................................................. 11
4. Implementasi Keperawatan ......................................................................................... 16
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................................................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................................................. 24
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat
adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA,
1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic
spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang
menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan
spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan
Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga
perawat dapat bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang
terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali
diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien
terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan
krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan
perhatian khusus”. Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan
marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien
tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual
dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat
mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam yang kekal.

1
Oleh karena itu penulis membuat makalah asuhan keperawatan asuhan klien dengan
penyakit terminal, agar nantinya perawat juga memberikan perhatian khusus untuk masalah
ini, dan permasalahan tidak memjadi suatu aspek yang terabaikan seperti saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pasien terminal?
2. Apa saja jenis penyakit pada pasien terminal?
3. Seperti apa manisfestasi klinis pasien terminal?
4. Bagaimana tahap berduka?
5. Apa saja rentang respon pasien terminal?
6. Seperti apa tipe-tipe perjalanan menjelang kematian?
7. Apa saja macam tingkat kesadaran atau pengertian pasien dan keluarganya terhadap
kematian?
8. Apa saja bantuan yang dapat diberikan saat tahap berduka?
9. Apa saja yang perlu dikaji pada pasien terminal?
10. Apa saja kemungkinan diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada pasien terminal?
11. Apa saja intervensi keperawatan yang bisa disusun pada pasien terminal?
12. Bangaimana pengimplementasian dari intervensi pasien terminal?
13. Apa saja evaluasi dari pasien terminal?

C. Tujuan Masalah
Dari masalah yang muncul, kami para pembaca dapat memahami seperti apa itu pasien
terminal, jenis penyakit terminal, manifestasi klinis pasien terminal, tahap berduka, tipe-tipe
perjalanan menjelang kematian, macam tingkat kesadaran atau pengertian pasien dan
keluarganya terhadap kematian, bantuan yang dapat diberikan saat tahap berduka, serta
tahapan asuhan keperawatan pada pasien terminal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

C. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian Penyakit Terminal
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif
menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan
spiritual bagi individu (Kubler-Rosa, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).

2. Jenis Penyakit Terminal


Beberapa jenis penyakit terminal
a. Penyakit-penyakit kanker.
b. Penyakit-penyakit infeksi.
c. Congestif Renal Failure (CRF).
d. Stroke Multiple Sklerosis.
e. Akibat kecelakaan fatal.

3. Manifestasi Klinik Fisik


a. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki
dan ujung jari.
b. Aktivitas dari GI berkurang.
c. Reflek mulai menghilang.
d. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan
tangan dan ujung-ujung ekstremitas.
e. Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.

3
f. Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
g. Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
h. Penglihatan mulai kabur.
i. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
j. Klien dapat tidak sadarkan diri.

4. Tahap Berduka
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat
terjadi pada pasien dengan penyakit terminal :
1. Denial (Pengingkaran)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya.
2. Anger (Marah)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
3. Bergaining (Tawar-menawar)
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu
untuk hidup.
4. Depretion (Depresi)
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera
mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga
dan teman-teman.
5. Acceptance (Penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia
akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang
belum terselesaikan.

5. Rentang Respon Paien Terminal


Rentang respon seseorang terhadap peyakit terminal dapat digambarkan dalam
suatu rentang yaitu harapan ketidakpastian dan keputusasaan.

Respon Adaptif :

4
a. Masih punya harapan

b. Berkeyakinan bisa sembuh

Respon Mal Adaptif

a. Keputusasaan

b. Pasrah

Respon Ketidakpastian

a. Respon antara adaptif dan mal adaptif

6. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian


Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu:
a. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat
dari fase akut ke kronik.
b. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadi pada kondisi
penyakit yang kronik.
c. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada
pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
d. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit
kronik dan telah berjalan lama.

7. Tanda-tanda Meninggal secara klinis Secara tradisional.


Tanda-tanda klinis kematian dapat dilihat melalui perubahan-perubahan nadi,
respirasi dan tekanan darah. Pada tahun 1968, World Medical Assembly, menetapkan
beberapa petunjuk tentang indikasi kematian, yaitu:
a. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
b. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.
c. Tidak ada reflek.
d. Gambaran mendatar pada EKG.

5
8. Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap
Kematian.
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type:
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.
Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan
tentang diagnosa dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal
ini sangat menyulitkan karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dan
keluarganya. Perawat sering kal dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan langsung,
kapan sembuh, kapan pulang, dan sebagainya.
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi.
Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segala
sesuatu yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya.
3. Open Awareness/Sadar Akan Keadaan dan Terbuka.
Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal
yang menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.
Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam
merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal
tersebut.

9. Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka


Bantuan terpenting berupa emosional.
a. Pada Fase Denial
Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan
perasaan-perasaannya.
b. Pada Fase Marah
Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya yang
marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih me rupakan hal yang
normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila
kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan

6
ras aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga
membantu pasien dalam menumbuhkan rasa aman.
c. Pada Fase Menawar
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang
tidak masuk akal.
d. Pada Fase Depresi
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu
duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari
pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
e. Pada Fase Penerimaan
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan
teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan
perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

7
D. Asuhan Keperawatan Pasien Terminal
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 40 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Sekar Sari no. 10 Denpasar
Tanggal Masuk : 24 Februari 2021
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2021
No. Register : 104062
Diagnosa Medis : AIDS
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 44 tahun
Hub. Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sekar Sari no. 10 Denpasar
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Saat pengkajian pasien mengatakan merasa lemas dan merasa tidak berdaya
2) Riwayat kesehatan dahulu
Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan Ny. Z tidak pernah dirawat dengan
penyakit yang sama.
3) Riwayat kesehatan keluarga

8
Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga.
c. Pemeriksaan Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat:
1) Pasien kurang rensponsif
2) Fungsi tubuh melamban
3) Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
4) Rahang cendrung jatuh
5) Pernafasan tidak teratur dan dangkal
6) Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah.
7) Kulit pucat
8) Mata membelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya

d. Pengkajian Psikososial
1) Personal Stranghai : saat pengkajian pasien mengatakan suka berkumpul dengan
teman-teman sosialnya seperti arisan saat sebelum sakit.
2) Emotional Reaction : saat pengkajian pasien mengatakan merasa sedih, takut dan
tidak memiliki harapan hidup setelah kematian anaknya 2 minggu yang lalu
akibat kecelakaan.
3) Respon to Stres : saat pengkajian pasien mengatakan merasa tidak berdaya, belum
menerima dengan kematian anaknya, menyalahkan dirinya, selera makan
menurun dan merasa putus asa dengan penyakit yang dideritanya.
4) Support Sistem : saat pengkajian pasien mengatakan sangat menyayangi kedua
anaknya.
5) Optimum Health Goal : saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada alasan
untuk menjadi lebih baik karena sudah kehilangan salah satu anaknya juga
penyakit yang dideritanya.
6) Nexsus : saat pengkajian pasien mengatakan merasa sangat putus asa dengan
kondisinya saat ini, pasien mengatakan tidak memiliki harapan hidup, pasien
mengatakan bahwa penyakit yang dialami tidak bisa disembuhkan.
7)

9
Analisa Data

NO DATA FOKUS MASALAH PENYEBAB


1 DS : Berduka Kematian keluarga
- Pasien mengatakan merasa sedih
- Pasien mengatakan merasa bersalah
- Pasien mengatakan belum menerima
kematian anaknya
- Pasien mengatakan merasa tidak
memiliki harapan
- Pasien mengatakan merasa tidak
berguna

DO :
- Pasien tampak menangis
- Pola tidur pasien berubah

2 DS : Keputusasaan Stress jangka panjang


- Pasien mengatakan merasa putus asa
- Pasien mengatakan merasa sulit tidur
- Pasien mengatakan selera makan
menurun

DO :
- Pasien tampak berperilaku pasif
- Pasien kurang terlibat dalam aktivitas
perawatan
- Pasien tampak kurang memiliki
inisiatif

10
2. Diagnosa Keperawatan
a. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga ditandai dengan pasien mengatakan
merasa sedih, merasa bersalah, belum menerima kematian anaknya, merasa tidak
memiliki harapan, merasa tidak berguna dan pasien tampak menangis serta pola tidur
pasien berubah.
b. Keputusasaan berhubungan dengan stress jangka panjang ditandai dengan pasien
mengatakan merasa putus asa, merasa sulit tidur, selera makan menurun dan pasien
tampak berperilaku pasif, kurang terlibat dalam aktivitas perawatan, serta kurang
memiliki inisiatif.

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi Rasional


Keperawatan Keperawatan Keperawatan Indonesia
Indonesia
Berduka Setelah diberikan Dukungan Proses Dukungan Proses
berhubungan asuhan keperawatan Berduka Berduka
dengan kematian selama 3x24 jam Observasi Observasi
keluarga ditandai diharapkan tingkat 1. Identifikasi proses 1. Mengetahui
dengan pasien berduka membaik berduka yang bagaimana proses
mengatakan dengan kriteria hasil : dialami berduka yang
merasa sedih, 1. Verbalisasi dilewati atau yang
merasa bersalah, menerima dialami oleh pasien
belum menerima kehilangan 2. Identifikasi 2. Mengetahui
kematian meningkat kehilangan yang seberapa besar atau
anaknya, merasa 2. Verbalisasi dihadapi seberapa dalam rasa
tidak memiliki harapan kehilangan yang
harapan, merasa meningkat dihadapi oleh
tidak berguna 3. Verbalisasi pasien
dan pasien perasaan berguna Terapeutik Terapeutik
tampak meningkat

11
menangis serta 4. Verbalisasi 1. Motivasi untuk 1. Motivasi ini bisa
pola tidur pasien perasaan sedih menguatkan diberikan melalui
berubah. menurun dukungan keluarga keluarga atau
5. Verbalisasi atau orang terdekat orang-orang
perasaan bersalah terdekat pasien,
menurun karena mereka lebih
6. Menangis tau bagaimana
menurun sikap dan sifat
7. Pola tidur pasien biasanya dan
membaik pasien akan lebih
termotivasi dengan
adanya dukungan
keluarga dan orang
terdekatnya.
2. Diskusikan strategi 2. Mendiskusikan
koping yang dapat strategi koping
digunakan dengan pasien
untuk mengatasi
masalah yang
dialami dan untuk
mengendalikan
situasi.
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan kepada 1. Agar pasien dan
pasien dan keluarga keluarga tidak turut
bahwa sikap dalam kesedihannya
mengingkari, dan bisa mencoba
marah, tawar- menerima apa yang
menawar, sepresi telah terjadi.
dan menerima
adalah wajar dalam

12
menghadapi
kehilangan.
2. Ajarkan melewati 2. Melewati proses
proses berduka berduka secara
secara bertahap bertahap dapat
membuat klien
tidak merasa stress
dalam melewati
rasa kehilangan
ini.
Dukungan Emosional Dukungan Emosional
Terapeutik Terapeutik
1. Fasilitasi 1. Membantu dalam
mengungkapkan mengeksplorasi
perasaan cemas, perasaan pasien
marah atau sedih menjadi lebih
tenang
2. Buat pernyataan 2. Pemikiran yang
suportif atau empati positif serta empati
selama fase berduka yang diberikan
dapat
menenangkan
pasien
3. Lakukan sentuhan
3. Sentuhan adalah
untuk memberikan
salah satu cara
dukungan (mis.
menenangkan
merangkul,
pasien.
menepuk-nepuk)

Keputusasaan Setelah diberikan Promosi Koping Promosi Koping


berhubungan asuhan keperawatan Observasi Observasi

13
dengan stress selama 3x24 jam 1. Identifikasi 1. Mengetahui besar
jangka panjang diharapkan harapan kebutuhan dan kebutuhan dan
ditandai dengan meningkat dengan keinginan terhadap keinginan klien
pasien kriteria hasil : dukungan sosial terhadap dukungan
mengatakan 1. Keterlibatan dalan sosial
merasa putus asa, aktivitas Terapeutik Terapeutik
merasa sulit perawatan 1. Gunakan pendekatan 1. Pendekatan yang
tidur, selera meningkat yang tenang dan tenang dan
makan menurun 2. Selera makan meyakinkan meyakinkan dapat
dan pasien meningkat membuat pasien
tampak 3. Inisiatif mau berbagi
berperilaku pasif, meningkat masalah yang
kurang terlibat 4. Verbalisasi dihadapi dan
dalam aktivitas keputusasaan mampu meredakan
perawatan, serta menurun stress pada pasien
kurang memiliki 5. Perilaku pasif 2. Motivasi 2. Dukungan dapat
inisiatif. menurun mengidentifikasi membantu pasien
sistem pendukung meningkatkan
yang tersedia harapan
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan 1. Mengungkapkan
mengungkapkan perasaan dan
perasaan dan persepsi dapat
persepsi membuat pasien
merasa lebih tenang
2. Anjurkan keluarga 2. Agar pasien dapat
terlibat mengelola stress
dengan bantuan
keluarga dan
membantu

14
meningkatkan
harapan pasien
3. Latih 3. Membuka pikiran
mengembangkan pasien agar mampu
penilaian obyektif membuat atau
menentukan
harapan yang
realistis
Promosi Harapan Promosi Harapan
Observasi Observasi
1. Identifikasi harapan 1. mengetahui
pasien dan keluarga seberapa besar dan
dalam pencapaian seperti apa
hidup pencapaian hidup
yang diharapkan
pasien dan keluarga
Terapeutik Terapeutik
1. Libatkan pasien 1. pasien yang aktif
secara aktif dalam menunjukkan masih
perawatan memiliki harapan
hidup yang baik
2. Kembangkan 2. perencanaan yang
rencapa perawatan terstruktur dan
yang melibatkan bertahap dapat
tingkat pencapaian membantu pasien
tujuan sederhana dalam
sampai dengan meningkatkan
kompleks kembali harapan
yang dimilikinya
Edukasi
Edukasi

15
1. Anjurkan 1. pengungkapan
mengungkapkan perasaan terhadap
kondisi secara kondisi dengan
realistis realistis dapat
membantu pasien
dalam
mengevaluasi
perasaan
2. Latih menyusun 2. penyusunan tujuan
tujuan yang sesuai yang sesuai dengan
dengan harapan harapan dapat
membantu pasien
dalam
meningkatkan
harapan hidup
3. Latih cara
3. dapat
mengenang dan
mengekplorasi
menikmati masa lalu
perasaan klien
(mis. prestasi,
menjadi lebih
pengalaman)
tenang dan
membangkitkan
semangat harapan
hidup

4. Implementasi Keperawatan

Hari/Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Proses Paraf


Keperawatan Keperawatan
Rabu, 24 Berduka 13.10 Mengidentifikasi DS :
Februari WITA proses berduka - Pasien mengatakan
2021 yang dialami anaknya meninggal 2

16
minggu yang lalu karena
mengalami kecelakaan.

DO :
- Pasien tampak menangis
dan terpukul.

Berduka 13.15 Mengidentifikasi DS :


WITA kehilangan yang - Pasien mengatakan merasa
dihadapi sangat kehilangan dan
sangat terpukul atas
kematian anaknya
DO :
- Pasien tampak terpukul
dan sedih.

Keputusasaan 13.20 Mengidentifikasi DS :


WITA kebutuhan dan - Pasien mengatakan hanya
keinginan menginginkan anaknya dan
terhadap tidak membutuhkan
dukungan sosial dukungan dari siapa pun
DO :
- Pasien tampak putus asa
dan merasa kehilangan

Berduka 13.25 Menjelaskan DS :


WITA kepada pasien - Pasien mengatakan masih
dan keluarga tidak menyangka akan
bahwa sikap kehilangan anaknya.
mengingkari,
marah, tawar-

17
menawar, - Pasien mengatakan merasa
depresi dan tidak berguna dan merasa
menerima adalah bersalah
wajar dalam DO :
menghadapi - Pasien tampak sedih dan
kehilangan menangis

Berduka 13.30 Memotivasi DS :


WITA untuk - Pasien merasa sedikit
menguatkan tenang saat diberi dukungan
dukungan oleh keluarga
keluarga atau - Keluarga pasien
orang terdekat mengatakan sedih dengan
kondisi yang dialami pasien
DO :
- Pasien tampak sedikit
lebih tenang
- Keluarga pasien tampak
sedih dan tetap memberi
dukungan pada pasien

Keputusasaan 13.40 Menganjurkan DS :


WITA keluarga terlibat - Pasien mengatakan sedikit
lebih tenang jika bisa
ditemani oleh keluarganya
DO :
- Pasien tampak sedikit
lebih tenang

Kamis, Keputusasaan 07.45 Mengidentifikasi DS :


25 WITA harapan pasien

18
Februari dan pencapaian - Pasien mengatakan ingin
2021 hidup bisa beraktifitas kembali
- Pasein mengatakan ingin
kembali seperti keadaan
normalnya kembali
meskipun masih menderita
penyakitnya
DO :
- Pasien sudah tampak
memiliki harapan kembali
- Pasien tampak mulai
terlibat dan aktif dalam
perawatan

Berduka 08.00 Mendiskusikan DS :


WITA strategi koping - Pasien mengatakan merasa
yang dapat lebih tenang dari
digunakan sebelumnya
- Pasien mengatakan sudah
merasa ikhlas dengan
kepergian anaknya dan
perasaan bersalah mulai
menghilang
DO :
- Pasien tampak tenang dan
tegar

Berduka 08.20 Mengajarkan DS :


WITA melewati proses - Pasien mengatakan akan
berduka secara mengikuti arahan dari
bertahap perawat

19
- Pasien mengatakan sudah
memiliki harapan hidup
kembali
DO :
- Pasien tampak memiliki
harapan

Keputusasaan 10.30 Menggunakan DS :


WITA pendekatan yang - Pasien mengatakan sudah
tenang dan menemukan harapan
meyakinkan kembali
- Pasien mengatakan akan
mengikuti instruksi dari
perawat
DO :
- Pasien tampak memiliki
harapan kembali
- Pasien tampak berpeilaku
aktif

Jumat, 26 Berduka 08.15 Memfasilitasi DS :


Februari WITA mengungkapkan - Pasien mengatakan sudah
2021 perasaan cemas, tidak merasa sedih lagi
marah atau sedih - Pasien mengatakan sudah
tidak merasa bersalah lagi
- Pasien mengatakan sudah
memiliki harapan kembali
- Pasien mengatakan sudah
bisa tidur tanpa gangguan
DO :

20
- Pasien tampak tenang dan
tidak menangis
- Pola tidur pasien membaik

Keputusasaan 11.00 Menganjurkan DS :


WITA mengungkapkan - Pasien mengatakan sudah
perasaan dan bisa tidur dengan nyenyak
persepsi - Pasien mengatakan sudah
memiliki tujuan dan
harapan kembali
- Pasien mengatakan sudah
tidak merasa putus asa
- Pasien mengatakan selera
makan mulai meningkat
DO : - Pasien tampak
tenang.

1. Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl Diagnosa Jam Evaluasi


Keperawatan
Jumat, 26 Berduka 12.00 S:
Februari WITA
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa sedih
2021
lagi
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa bersalah
lagi
- Pasien mengatakan sudah memiliki harapan
kembali
- Pasien mengatakan sudah bisa tidur tanpa
gangguan
O:
- Pasien tampak tenang dan tidak menangis

21
- Pola tidur pasien membaik
A : Masalah teratasi, tingkat berduka membaik
P : Pertahankan kondisi pasien
- Motivasi untuk menguatkan dukungan
keluarga atau orang terdekat
Jumat, 26 keputusasaan 12.10 S:
Februari WITA
- Pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan
2021
nyenyak
- Pasien mengatakan sudah memiliki tujuan dan
harapan kembali
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa putus
asa
- Pasien mengatakan selera makan mulai
meningkat
O:
- Pasien tampak mulai terlibat dan aktif dalam
perawatan
A : Masalah teratasi, harapan pasien meningkat
P : Pertahankan kondisi pasien
- Anjurkan keluarga terlibat

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi
individu (Kubler-Rosa, 1969).
Terdapat beberapa jenis penyakit terminal seperti penyakit-penyakit kanker, penyakit-
penyakit infeksi, Congestif Renal Failure (CRF), Stroke Multiple Sklerosis dan akibat
kecelakaan fatal dengan manifestasi klinis masing-masing.
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi
pada pasien dengan penyakit terminal :
1. Denial (Pengingkaran)
2. Anger (Marah)
3. Bergaining (Tawar-menawar)
4. Depretion (Depresi)
5. Acceptance (Penerimaan)
Dengan 3 rentang respon yaitu respon adaftif, respon maladaftif dan respon ketidakpastian.

Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu : kematian yang pasti dengan waktu
yang diketahui, kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, kematian yang belum
pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu.

Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type:

1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.


2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi.
3. Open Awareness/Sadar Akan Keadaan dan Terbuka.

23
B. Saran

Semoga isi dari makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan pembaca bisa
menerapkan isi atau inti materi dari makalah setelah membacanya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019.pada :http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/09/askep-klien-penyakit-


terminal.html Diakses pada tanggal 28 Februari 2021
Dr. Alexandra Francesca Chandra. Diagnosis Gagal Jantung Akut.
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/gagal-jantung-
akut/diagnosis#:~:text=Pemeriksaan%20penunjang%20yang%20dilakukan%20pada,untuk
%20mengkonfirmasi%20ada%2Dtidaknya%20kongesti. Diakses pada tanggal 28 Februari
2021
Handayani Tri Martanti, S.Kep,.(2015). ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
PADA PASIEN KARDIOVASKULER DENGAN KASUS CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF) DAN PERIPARTUM CARDIOMYOPATHY DI RUANG INTENSIVE
CARDIAC CARE UNIT RSUD ABDUL WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA TAHUN
2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah Samarinda. Diakses pada tanggal 28
Februari 2021.
Ni Putu Ariesta Eva Respati,.(2014). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL.Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar. Diakses pada tanggal 28 Februari 2021.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan;DPP PPNI
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan;DPP
PPNI
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan;DPP PPNI
Rahayu Aliya Safitri. PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG. Diakses pada tanggal 28 Februari 2021.

25

Anda mungkin juga menyukai