Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Pasien Kehilangan dan Berduka

Mata kuliah keperawatan Jiwa

Dosen Mata Ajar :

Kelompok 2

2B

1. Adela Dwi A . P 2820173042


2. Della Niha Astuti 2820173051
3. Mia Apriyani 2820173070
4. Novita Dewi Astuti 2820173071
5. Restu Putri Transmukti 2820173075
6. Riana Wulandari 2820173077
7. Suci Wulandari 2820173086
8. Vera Novelia 2821073090

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Kehilangan dan Berduka”
Dalam penyusunan makalah beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah .
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
pembuatan makalah Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun laporan ini. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II KONSEP .................................................................................................... 3

A. Pengertian ..................................................................................................... 3

B. Etiologi ......................................................................................................... 3

C. Klasifikasi .................................................................................................... 4

D. Tanda dan gejala .......................................................................................... 5

E. Rentang Respon ........................................................................................... 5

F. Pohon masalah ............................................................................................. 7

G. Pengkajian .................................................................................................... 7

H. Diagnosa Keperawatan................................................................................. 8

I. Rencana Tindakan Keperawatan .................................................................. 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

A. kesimpulan ................................................................................................. 10

B. saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan merupakan sebuah pengalaman yang hampir semua
individu merasakanya, kehilangan adalah berpisahnya individu denga suatu
objek, benda atau sesorang, sehingga individu merasa ada perubahan dalam
hidupnya, seperti kehilangan anggota tubuh karena kecelakan, kehilangan
anggota keluarga karena kematian, dan kehilanga harta benda karea bencana
alam. Setiap individu mempunyai berbagai cara tentang respon kehilangan
seperti, menangis, berteriak – teriak, tidak dapat mengotrol emosi dan
menarik diri dari lingkungan atau dapat digambarkan sebagai rasa duka.
Teradpat beberapa penyebab kehilangan seperti kematian, bencana
alam, serta perpisahan. Banyak individu yang tidak mampu menerima
kehilangan misalnya kehilangan suaminya karena meniggal dunia,
kemudian menarik diri dari lingkiungan tidak mau berinteraksi dengan
orang lain dan menyendiri.
Sebagai perawat kita harus bisa melakukan pengkajian atau
masuhan keperawatan pada individu yang mengalami peramsalahan karena
karena kehilangan, perawata harus mampu melakukan pengkajian dengan
cara mengetahui sumber atau penyebab kehilangan, dapat menegakkan
diagnosa dan dapat menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang kehilangan dan berduka
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang definisi kehilangan dan berduka
b. Untuk mengetahui etiologi kehilangan dan berduka
c. Untuk mengetahui jenis kehilangan dan berduka
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala kehilangan dan berduka
e. Untuk mengetahui rentan respon kehilangan dan berduka

1
f. Untuk mengetahui pohon masalah kehilangan dan berduka
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
h. Rumusan Masalah
i. Berdasarkan latar elakag diatas maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut
j. Definisi kehilangan dan berduka
k. Etiologi kehilangan dan berduka
l. Jenis kehilangan dan berduka
m. Tanda gejala kehilangan dan berduka
n. Rentan respon kehilangan dan berduka
o. Pohon masalah kehilangan dan berduka
p. Asuhan Keperawatan kehilangan dan berduka

2
BAB II
KONSEP
A. Pengertian
1. Kehilangan
Kehilangan dalah situasi dimana individu berpisah dengan suatu objek
atau seseorang yang mungkin tidak dapat kembali seperti sebelumnya.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh individu
yang dapat menjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan
kehilangan
2. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang di ekspresikan terhadap kehilangan
yang dapat berupa cemas, tidak dapat tidur, perasaan sedih, meangis.
Berduka merupakan respon normal terhadap suatu kehilanga.

B. Etiologi
1. penyebab kehilangan
Kehilangan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal :
a. Kematian, misalnya keluarga yang kehilangan seseorang akibat
dari peyakit kronis dan kecelakaan
b. bencana alam, misalnya keluarga yang menjadi korban bencana
alam seperti banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi.
c. Perpisahan, misalnya pasangan suami istri yang bercerai.
2. penyebab berduka
Berduka mempunyai berbagai faktor salah satunya situasi yang dapat
mengakibatkan hilangnya suatu keadaan dimana seseorang menjadi
sendiri. Situasi tersebut menjadi respon duka pada seseorang. Keadaan
yang paling sering ditemui yaitu sebagai berikut:
a. Faktor patofisiologis
Kehilangan menjadikan seseorang menjadi mandiri , hal ini yang
dinamakan kehilangan sekunder yang mengakibatkan fungsi
neurologis, kardiovaskuler, sensoris, muskoloskeletal, disgestif,
pernafasan dan ginjal.

3
b. Faktor pengobatan
Peristiwa kehilangan ini merupakan penyebab dari dialisis dalam
jangka waktu yang lama dan prosedur pembedahan, Contohnya :
mastektomi, kolostomi, histerektomi.
c. Faktor Situasional (Personal, Lingkungan)
Situasi ini merupakan efek negatif dari peristiwa kehilangan
sekunder akibat dari nyeri kronis, penyakit terminal, dan kematian.
Efek negatif tersebut dapat juga berpengaruh pada kehilangan gaya
hidup dan kehilangan normalitas sekunder akibat melahirkan, cacat,
bekas luka, perkawinan, perpisahan, anak yang meninggalkan
rumah dan perceraian.
d. Faktor Maturasional
Faktor ini berhubungan dengan perubahan akibat penuaan seperti
teman, pekerjaan, fungsi, rumah, dan kehilangan harapan dan
impian.

C. Klasifikasi
1. Kehilangan ini dibagi menjadi dua jenis golongan, yaitu:
a. Eksternal
Didalam kehilangan jenis eksternal ini terjadi dari luar diri misalnya
terjadi kehilangan pecurian, pekerjaan, kehilangan teman.
b. Internal
Kehilangan ini berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri,
contohnya kehilangan kepercayaan diri, kehilangan fungsi fisik dan
psikologis.
2. Berduka
Menurut Hidayat (2009:244) dibagi menjadi :
a. Berduka normal, ini lebih mengutarakan keperasaan diri
manusia seperti perasaan sedih senang cemas khawatir
b. Berduka antisipatif, proses yang muncul sebelum kehilangan
dan kematian yang sesungguhnya. Contohnya, kekita didiagnosa

4
penyakit terminal, perpisahan untuk menyelesaikan urusan
didunia sebelum ajal menjemput.
c. Berduka yang rumit, proses ini dialami oleh seseorang yang sulit
maju ketahap kedukaan normal. Contohnya seseorang susah
untuk melupakan masa berkabungnya yang berakibat
mengancam orang lain.
d. Berduka tertutup, proses ini terjadi akibat kehilangan yang tidak
dapat diakui secara terbuka. Contohnya hamil sebelum nikah
dan pasangan yang terkena penyakit AIDS .

D. Tanda dan gejala


1. Tanda dan gejala
a. Tanda dan gejala Kehilangan menurut (prabowo 2014) :117
1) Individu merasa sedih
2) Putus asa
3) Tidak dapat menerima kehilangan
4) Individu tidak dapat mengukpakan ekspresi kehilangan
5) Individu tidak dapat berkonsentrasi
6) Individu tidak dapat megendalikan emosi
7) Menarik diri
8) Meyendiri dan merasa bersalah
b. Tanda dan gejala berduka menurut (dalami 2019 )
1) Efek fisik
Kelelahan, kehilangan selera makan, gangguan tidur,
penurunan berat badan, sakit kepala, pandangan kabur
2) Efek emosi
Mengingkari, berasalah marah, kebencian, depresi, persaan
gagal, tidak dapat berkonsentrasi
3) Efek sosial
Menarik diri dari lingkungan

E. Rentang Respon
Menurut kubler-ross dalam potter dan perry, 1997:

5
Respon berduka seseorang terhadap kehilangan dapat memelalui tahap-
tahap berikut ini :
1. Tahap pengingkaran
Syok, tidak percaya, mengerti atau mengingkari kenyataan bahwa
kehilangan benar- benar terjadi adalah reaksi pertama individu yang
mengalami kehilangan. Contoh keluarga dari orang yang
terdiagnosis terminal akan terus berupaya mecari informasi
tambahan (Hidayat, 2009: 245)
2. Marah
Di tahap ini individu sering menolak kehilangan yang
mengakibatkan timbulnya perilaku agresif bicara kasar menyerang
orang lain menolak pengobatan dan respon fisik yang terjadi denyut
nadi cepat, muka merah, tangan mengepal, susah tidur (Hidayat,
2009: 245)
3. Tawar menawar
Di tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas terjadinya kehilangan
dan mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang-
terangan seolah- olah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu
berupaya untuk melakukan tawar - menawar dengan memohon
kemurahan Tuhan (Hidayat, 2009: 245)
4. Depresi
Di tahap ini individu sering bersikap sangat menurut tidak mau
berbicara dan memiliki harga diri rendah bahkan mencul keinginan
bunuh diri ( Prabowo, 2014: 115)
5. Penerimaan
Pada tahap ini pikiran selalu berpusat pada objek yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang. Individu telah menerima kenyataan
kehilangan dan mulai memandang kedepan. Gambaran objek atau
orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara bertahap. Apabila
individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima maka dia dapat

6
mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi perasaan
kehilangan (Hidayat, 2009: 245)

F. Pohon masalah
Pohon masalah effect
Perubahan sensori persepsi: halusinasi →

cor problem
Isolasi sosial : menarik diri →

Koping individu inefektif → causa

Kehilangan objek eksternal
Kehilangan lingkungan
Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
Kehilangan suatu aspek diri
Kehilangan hidup

G. Pengkajian
Data yang dapat di kumpulkan yaitu :

1. Observasi
Melihat atau mengamati pasien yang mengalami tanda dan gejala
kehilanga dan berduka. Misalnya : menganis, putus asa, tidak dapat
menerima kenyataan dan tidak dapat mengontrol perasaan .
2. Mengetahui sember Kehilangan , misalnya
a. Kehilangan orang yang dicintai
Perpisahan, kematian dan perceraian
b. Kehilangan askep diri
Kehilangan fungsi tubuh
Kehilangan peran sosial seperti pekerjaan dan kedudukan
c. Kehilangan suatu objek eksternal
Harta benda

7
H. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial menarik diri (Prabowo, 2014 : 119).
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis

I. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Isolasi menarik Diri
a. Tujuan Umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
b. Tujuan Kusus (TUK )
1) Klien dapat membina hubunga saling percaya
Intervensi : bina saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik seperti sapa klien dengan ramah, memperkenalkan
diri degan sopan, menanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
tepati janji, tunjukan siakap empati, berikan perhatian pada klien
2) Kalien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Intervensi : pengkaji pengetahuan klien, berikan kesempatan
pada klien untuk mengungkapakan perasaannya, diskusikan
bersama klien tanda dan gejal menarik diri, berikan pujian
terhadap kemampuan klien
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Tujuan
1) Klien mearasa harga dirinya naik
2) Klien menggunakan koping yang adaptif
3) Klien dapat mengontrol perasaannya
b. Intervensi
1) Merespon kesadaran diri dengan cara : membina hubungan
saling percaya dan keterbukaan, bekerja dengan klien pada
tingkat kekuatan ego yang di milikinya , memaksimalkan
partisipasi klien dalam hubungan terapeutik

8
2) Menyelidiki diri dengan cara : membantu klien menerima
perasaan dan pikirannya, membantu klien menjelaskan
konsep dirinya dan hubungan dengan orang lain melalui
keterbukaaan
3) Mengevalusi diri dengan cara : membantu klien menerima
perasaan dan fikiraan, mengeksplorasi respon koping
adaptiv dan mal adaptiv terhadap masalahnya
4) Membuat perencanaan yang realistik, membantu klien
mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah , membantu
klien mengkonseptualiusasikan tujuan yang realistik
5) Bertanggung jawa dalam bertindak membantu klien untuk
melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon mal
adaptive dan mempertahankan respon koping yang adaptive

9
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
idividu pasti mempunyai pengalaman kehilangan karena kematian,
bemcana lama atau pepisahan. individu dapat mersepon atau
mengekspresikan kehilangan dengan cara menangis, tidak mampu
mengontrol emosi, berteriak teriak, perasaaan yang sangat sedih, merasa
terdapat berubahan dalam hidupya sehingga individu tidak mampu
menerima kenyataan atau tidak mampu menerima kehilangan yang
mengakibatkan beberapa individu menarik diri dari lingkunganya, tidak
mau berinteraksi dengan orang lain, mengalami harga direi rendah,

B. saran
a. sebagai perawat
harus mampu melakukan pengkajian dengan cara megetahui penyebab
kehilangan yang di alami pasien, mapu menentukan tindakan
keperawatan selanjutnya yang harus di lakukan

10
DAFTAR PUSTAKA

Dapus : Putri Rosiana, 2013 Asuhan Keperawatan Berduka Situasional, Depok


Fakultsas UI.

Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika

Jurnal : Mega Msris L. 2014.Gambaran Tahapan kehilangan dan berduka. Studi


ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manado Vol 4 No
5

Jurnal ners Novy Helena Catharina Daulima . Pengalaman keputusan stroke


survivor di kota semarang Sawab , Moch. Bahrudin,. vol. 10 No. 1 april 2015: 125-
132

Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika.)

11

Anda mungkin juga menyukai