KELOMPOK IV
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
Bapak/Ibu Dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah memberikan bimbingan
berkaitan dengan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kritikal pada Lansia” ini selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II juga dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan
maupun profesi keperawatan.
Pada penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, baik
mengenai isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada para
pembaca untuk dapat memberikan masukan-masukan baik kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah yang sempurna pada tugas yang akan datang.
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah
mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya
kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua
yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability),
dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran
(Bondan, 2009).
Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia
adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), pengkajian keperawatan adalah proses
sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses
keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien)
dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk
diagnose keperawatan.
Secara umum, sakit dipandang sebagai suatui kondisi yang dialami individu yang gagal
mencapai kesehatan optimum. Sakit akut adalah satu kondisi sakit pada individu yang
berhasil ditangani oleh intervensi atau membaik seiring dengan waktu. Sakit kronis adalah
satu kondisi tidak adanya resolusi proses penyakit. Implikasinya adalah individu akan
menderita sakit ini sampai ia meninggal; tidak ada pengobatan. Karena individu seringkali
dapat hidup panjang dan produktif dengan penyakit kronisnya, haruskah mereka disebut
“sakit”? mungkin sebutan yang paling tepat adalah kondisi kesehatan kronis. Banyak individu
diberbagai komunitas hidup dengan kondisi kesehatan kronis.
Jika dilihat sekilas, mengidentifikasi individu dengan kondisi kesehatan kronis adalah
hal yang mudah. Namun, sebenarnya ini adalah tugas yang berat. Bagaimanakah seharusnya.
”kondisi kesehatan kronis” didefinisikan? Elemen apa yang harus ada untuk membedakan
antara kondisi kesehatan akut dan kondisi kesehatan kronis? Dapatkah kondisi kesehatan
terdiri atas kondisi akut dan kronis? Dalam kondisi seperti apa?.
Pendekatan holistik terhadap asuhan keperawatan menolak adanya penggolongan
individual. Pendekatan holistik menekankan pada keterkaitan individual. Apabila ditinjau
secara harfiah, pendekatan ini dapat digunakan untuk menggambarkan individu dengan
kondisi kesehatan kronis. Kesehatan individu seharusnya tidak digolongkan, seperti diabetik,
penderita kanker, skizofrenik, atau individu yang teriunfeksi HIV. Bagaimanapun, perawat
dipaksa oleh pendekatan sistem pelayanan kesehatan untuk cenderung melabel dan
mengategorikan kesehatan individu. Dengan demikian, dalam pembahasan ini, suatu upaya
dilakukan untuk menggambarkan populasi ini dalam konteks yang sangat luas.
B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kondisi kritis/kritikal?
2. Apa saja masalah kondisi kritis pada lansia?
3. Apa saja penyebab kondisi kritis pada lansia?
4. Bagaimana asuhan keperawatan kritikal pada lansia?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kondisi kritis/kritikal
b. Mengetahui apa saja masalah kondisi kritis pada lansia
c. Mengetahui apa saja penyebab kondisi kritis pada lansia
d. Mengetahui apa saja asuhan keperawatan kritikal pada lansia
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah Keperawatan Komunitas 2
BAB II
KONSEP MEDIS
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
2. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular.
3. Kelemahan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular.
4. Risiko kerusakan integritas kulit b.d kemampuan regenerasi sel atau jaringan
menurun.
C. Intervensi
N Tujuan dan kriteria Intervensi
Diagnosa Rasional
o hasil NOC NIC
1. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan Kaji riwayat mengidentifikas
n nutrisi : kurang intervensi nutrisi i nutrisi yang
dari kebutuhan keperawatan selama termasuk diberikan dan
tubuh b.d tidak 3x24 jam, diharapkan makanan juga untuk
mampu dalam asupan nutrisi pasien yang disukai. intervensi
memasukkan, tidak bermasalah, Observasi dan selanjutnya.
mencerna, asupan makanan dan catat masukan mengawasi
mengabsorbsi cairan tidak makanan masukan kalori.
makanan karena bermasalah berat klien agar pasien
faktor biologi. badan ideal sesuai Ajarkan dan mengetahui
dengan tinggi badan, kuatkan bagaimana
dan tidak ada tanda- konsep nutrisi konsep nutrisi
tanda malnutrisi. yang baik yang baik.
pada pasien. agar nutrisi
Dorong pasien dapat
pasien untuk terpenuhi.
memonitor Berikan makan
diri sendiri sedikit tapi
terhadap sering.
asupan Meningkatkan
makanan dan pemasukan
kenaikan atau kalori secara
pemeliharaan total.
berat badan. supaya
Diskusikan mencapai dan
dengan ahli atau
gizi untuk mempertahanka
menentukan n berat badan
asupan kalori sesuai target.
setiap hari. agar pasien
Berikan senang dan
pujian atas bersemangat
peningkatan untuk berusaha
berat badan meningkatkan
dan tingkah berat badannya.
laku yang
mendukung
peningkatan .
berat badan.
B. Saran
Kelompok lanjut usia memiliki masalah kesehatan, baik dari segi fisik maupun dari
segi mental. Kerja Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diharapakan bisa
berlangsung secara komprehansif dan holictik untuk proses penatalaksanaan klien dengan
lanjut usia. Sehingga lansia dapat menjalani proses menua dengan kualitas hidup seoptimal
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall (1997) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, alih bahasa: Yasmin Asih,
edisi 6, Jakarta: EG
2. Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Pasien, alih bahasa: I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, edisi 3,
Jakarta: EGC, Hal : 162-163
3. Long Barbara C. (1996) Perawatan medical Bedah Suatu pendekatan Proses keperawatan,
alih bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, Bandung.
4. Nugroho Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
5. Nursalam, dkk. 2003. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
6. Steanley,mickey. Patresia, G.B. 2006. Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta:EGC
7. Taufan Nugroho. 2001. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha medika
8. Wahyudi Nugroho (2000), Keperawatan Gerontik edisi 2, EGC: Jakarta.