1. Kematian sel
2. Kematian somatic
Kematian sebagai bagian dari kejadian hidup menjadi hal
yang semakin jelas setelah beberapa ilmuwan seperti
John Kerr, Andrew Wyllie, dan Alastair Currie memulai
penelitiannya mengenai sel tumor pada Tahun 1972. Dari
penelitian tersebut mereka lalu memperkenalkan sebuah
konsep baru yang dikenal dengan istilah APOPTOSIS
atau kematian sel yang terprogram.
Bentuk lain dari proses kematian sel yaitu yang
diakibatkan oleh pengaruh bahan bahan yang berbahaya
, hal ini bisa disebut sebagai pengaruh dari stressor
lingkungan, yang mana bahan berbahaya tersebut dapat
merusak sel.
mana dimulai pada tingkat sub sel, hal ini secara klinis
maupun terminal
Kematian somatic merupakan rangkaian kejadian yang
mana semua proses kehidupan pada seseorang berakhir
dan hal tersebut erat kaitannya dengan defenisi dasar
mengenai kematian, yaitu berakhirnya pernapasan dan
sirkulsi pada seseorang.
Istilah kematian somatic dengan kematian klinis secara
terminilogi kadang membingungkan para klinisi , namun
kematian klinis kadang digunakan untuk menjelaskan
mengenai kematian somatic yang mana semua proses
kehidupan berakhir.
Akan tetapi kematian klinis juga dapat dimaknai sebagai
suatu kondisi dimana pasien yang mengalami kematian otak
yang mana fungsi pernafasan dan sirkulasi berlangsung atas
bantuan alat alat pendukung hidup.
Adapun perubahan perubahan yang
terjadi pada beberapa sistem organ tubuh
selama proses kematian berlangsung ,
Yakni :
1. Perubahan Sistem Kardiovasculer
2. Perubahan Sistem Respirasi
3. Perubahan Sistem Saraf
4.Perubahan Sistem Pencernaan
5. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
6. Tanda – Tanda Fisik Lainnya
Selama masa impending death maupun imminent death,
maka akan terjadi perubahan fungsi sistem
kardiovasculer yang cukup signifikan.