When life gives you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile
Selasa, 11 November 2014
LP Kanker Serviks
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi wanita
bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang
terletak di perineum.
1. Alat genitalia wanita bagian luar :
a. Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis
terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang
bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai
bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm,
lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah.
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia
mayora) tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette,
semantara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia
minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat
ujung superior vulva.Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif analog dengan penis laki-laki.Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak
di antara labia minora, klitoris dan fourchette.Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.Perinium
membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada
saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen
ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lender yang di keluarkan uterus dan darah saat
menstruasi.
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung
bawah labia mayora dan labia minora.Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina.Suatu
cekungan kecil dan fosanavikularis terletak di antara fourchette dan himen.
B. DEFINISI
Kanker serviks adalah suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuanya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.(Prawiroharjo, Sarwono: 1994).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya
.(FKUI, 1990;FKPP, 1997).
Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-
sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.Kanker ini hanya
menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.Tidak pernah
ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah menderita kanker
ini.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada
wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang mudapun dapat
menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.
E. PATOFISIOLOGI
Bentuk dysplasia servikal prainvasif termasuk karsinoma in situ dapat diangkat seluruhnya
dengan biopsi kerucut atau eradikasi menggunakan laser,kauter,atau bedah krio. Tindak lanjut
yang sering dan teratur untuk lesi yang berulang penting dilakukan setelah pengobatan
ini.Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epithelium masuk dalam stroma
serviks.Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan paraservikal.
Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif
pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale,dan rongga endometrium ;invasi kelenjar getah bening dan
pembuluh darah mengakibatkan metastasis ke bagian tubuh yang jauh. Tidak ada tanda atau gejala
yang spesifik untuk kanker servik.Karsinoma servikal prainvasif tidak memiliki gejala,namun
karsinoma invasive dini dapat menyebabkan secret vagina tau perdarahan vagina.
Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan,perdarahan tidak selalu muncul pada saat
awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis. Jenis perdarahan
vagina yang paling sering adalah pascakoitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan
tumbuhnya tumor,gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri
tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis,frekuensi berkemih yang sering dan mendesak,
hematuria,atau perdarahan rectum.
F. Pathway terlampir.
G. KLASIFIKASI
1. Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh
limfe atau pembuluh darah.
Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan
histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina
dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding
panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak
dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat
antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa
rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul
ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar
dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
b. Makroskopis
1) Stadium preklinis.
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2) Stadium permulaan.
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3) Stadium setengah lanjut.
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4) Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang
rapuh dan mudah berdarah.
H. GEJALA KLINIS
1. Gejala muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke
jaringan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik untuk kanker serviks ini.
a. Perdarahan vagina abnormal.
Dapat berkembang menjadi ulserasi pada permukaan epitel serviks, tetapi tidak selalu ada.
b. Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah.
Menandakan bahwa perkembangan penyakit sangat cepat.
c. Menstruasi abnormal (lebih lama dan ebih banyak)
d. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda, coklat, mengandung
darah atau hitam serta bau busuk.
2. Gejala kanker serviks stadium lanjut.
a. Nafsu makan berkurang (anoreksia), penurunan berat badan, dan kelelahan
b. Nyeri panggul, punggung dan tungkai
c. Dari vagina keluar air kemih atau feses
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks.
Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada
dysplasia ringan / sedang.Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan
pengambilan sediaan yang tidak adekuat.Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
2. Pap smear
Pap smear dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual
sebelum itu, misalnya menikah. Setelah 3 kali hasil pemeriksaan tahunan menunjukkan negative
maka selanjutnya harus melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun sekali sampai umur 65 tahun.
3. Kolposkopi(pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar).
Kolposkopi dilakukan ketika ditemukan displasia atau kersinoma insitu.Alat ini memberikan
gambaran tentang pembesaran serviks dan daerah abnormal yang mungkin dapat dibiopsi.
4. Servikografi
5. Pemeriksaan visual langsung
6. Gineskopi
7. Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
8. Kuretase endoserviks
Kuretase endoserviks dilakukan jika daerah abnormal tidak terlihat.
9. Biopsy kerucut.
Biopsy kerucut adalah mengambil tonjolan jaringan serviks yang lebih besar untuk penelitian
apakah ada atau tidak kanker invasive.
10. MRI/CT scan abdomen atau pelvis.
MRI/CT scan abdomen atau pelvis digunakan untuk menilai penyebaran local dari tumor dan atau
terkenanya nodus limfa regional.
11. Tes Schiller.
Tes Schiller dilakukan dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya
akan berubah menjadi coklat sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
12. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya.Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak
kelainan-kelainan yang jelas.
J. PROGNOSIS
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap
pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang
menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena
lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi.Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80%
rekurensi dalam 2 tahun.
K. PENATALAKSANAAN
Tingkat Penatalaksaan
0 Biopsi kerucut
Ia Histerektomi trasnsvaginal
I b dan II a Biopsi kerucut
II b , III dan Histerektomi trasnsvaginal
IV
IV a dan IV Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
b limfe paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
L. KOMPLIKASI
1. Berkaitan dengan intervensi pembedahan
a. Vistula Uretra
b. Disfungsi bladder
c. Emboli pulmonal
d. Infeksi pelvis
e. Obstruksi usus
2. Berkaitan dengan kemoterapi
a. Sistitis radiasiEnteritis
b. Supresi sumsum tulang
c. Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
d. Kerusakan membrane mukosa GI
e. Mielosupresi
M. PENCEGAHAN
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:
1. Mencegah terjadi infeksi HPV
2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
3. Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun.
4. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit.
5. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
6. Berhenti merokok
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien.
2. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal.
Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi
perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
4. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian
dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit
menular lain.
6. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana
pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif akibat
perdarahan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan cystitis akibat terapi radiasi.
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan eritema, pecah-pecah dan kering pada kulit akibat
radiasi.
7. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
8. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian
kemoterapi.
9. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan.
10. Gangguan konsep diri berhubungan dengan alopecia akibat memendeknya usia akar rambut.
11. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit.
12. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya
informasi.
C. INTERVENSI
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan asuhan NIC :
keperawatan keperawatan Peripheral sensation management
diharapkan gangguan perfusi (Manajemen sensasi perifer)
jarimgan teratasi dapat terpenuhi Monitor adanya daerah tertentu
dengan criteria hasil: yang hanya peka terhadap panas / dingin /
NOC tajam / tumpul.
Circulation status Monitor adanya paretese.
Tissue perfusion Intruksikan keluarga untuk
Kriteria hasil : mengobservasi kulit jika ada lesi atau
1. Mendemontrasikan laserasi.
status sirkulasi yang ditandai Gunakan sarung tangan untuk
dengan : proteksi.
Tekanan sistole dan diastol dalam Batasi gerakan pada kepala, leher
rentang yang diharapkan dan punggung.
Tidak ada ortostatik hipertensi Monitor kemampuan BAB.
Tidak ada tanda tanda peningkatan Kolaborasi pemberian analgetik.
tekanan intrakranial (tidak lebih dari Monitor adanya tromboplebitis.
15 mmHG) Diskusikan mengenai penyebab
2. Mendemontrasikan perubahan sensasi.
kemampuan kognitif yang
ditandai dengan
:
Berkomunikasi dengan jelasa dan
sesuai dengan kemampuan
Menunjukan perhatian,konsentrasi
dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan dengan benar
3. Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial yang
utuh : tingkat kesadaran
yang membaik, tidak ada
gerakan-gerakan involunter.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif akibat
perdarahan.
No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
Setelah diberikan asuhan NOC:
keperawatan diharapkan Fluid Management:
asupan cairan terpenuhi dengan Timbang popok/pembalut bila diperlukan
kriteria hasil: Pertahankan catatan intake output yang akurat
NOC: Monitor status hidrasi (kelembaban
1. Fluid balance membrane,nadi adekuat,tekanan darah
2. Hydration ortostatik),jika diperlukan
3. Nutrisional status: food and Monitor hasil laboratorium sesuai retensi cairan
fluid intake (BUN,HMT,osmolalitas urine)
Kriteria hasil: Monitor vital sign
1. Mempertshsnkan urine output
Monitor masukan makanan/cairan dan hitung
sesuai usia dengan usia dan
intake kalori harian
BB,BJ,urine normal,HT
Kolaborasi pemberian cairan/makanan
normal.
2. Tekanan darah,nadi,suhu Monitor status nutrisi
dalam batas normal Berikan cairan
3. Tidak ada tanda-tanda Berikan deuretik sesuai intruksi
dehidrasi,elastisitas turgor kulit Berikan cairan IV sesuai dengan suhu ruangan
baik,membran mukosa Dorong masukan oral
lembab,tidak ada rasa haus Berikan pengganti nasograstrik sesuai output
yang berlebih. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Tawarkan snack (jus buah,buah segar)
Kolaborasi dokter jika cairan berlebihan muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfusi
Persiapan untuk transfusi
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan asuhan NIC:
keperawatan selama proses Nutrition Management
keperawatan diharapkan Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan nutrisi dapat Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
terpenuhi dengan criteria menentuka jumlah kalori dan nutrisi yang
hasil: dibutuhkan pasien.
1. Adanya Anjurkan pasien untuk meningkatkan
peningkatan berat Fe.
badan sesuai dengan Anjurkan pasien untuk meningkatkan
tujuan. protein protein dan vitamin C.
2. Berat badan Berikan substansi gula.
ideal sesuai dengan Yakinkan diet yang dimakan
tinggi badan. mengandung tinggi serat untuk menegah
3. Mampu konstipasi.
mengidentifikasi Berikan makanan yang terpilih (sudah
kebutuhan nutrisi. dikonsultasikan dengan ahli gizi).
4. Tidak ada Ajarkan pasien bagaimana membuat
tanda-tanda catatan makanan harian.
malnutrisi. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
5. Tidak terjadi kalori.
penurunan berat Berikan informasi tentang kebutuhan
badan yang berarti. nutrisi.
Kajikemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal.
Monitor adanya penurunan berat
badan.
Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang
biasa dilakukan.
Monitor interaksi anak atau orang tua
selama makan.
Monitor lingkungan selama makan.
Jadwalkan pengobatandan tindakan
tidak selama jam makan.
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi.
Monitor turgor kulit.
Monitor kekeringnan, rambut kusam,
dan mudah patah.
Monitor mual dan muntah.
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht.
Monitor makanan kesukaan.
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan.
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva.
Monitor kalori dan intake nutrisi.
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet.
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan eritema, pecah-pecah dan kering pada kulit akibat
radiasi.
Setelah dilakukan asuhan NIC :
keperawatan diharapkan kerusakan Anjurkan pasien untuk
integritas kulit teratasi, dengan menggunakan pakaian yang longgar.
kriteria hasil: Hindari kerutan pada tempat
1. Intgritas kulit yang tidur’
baik biasa Jaga kebersihan kulit agar
dipertahankan (sensasi, tetap bersih dan kering.
elastisitas, temperature, Mobilisasi pasien (ubah
hidrasi, pigmentasi) posisi pasien) setiap dua jam sekali.
2. Tidak ada luka/lesi Monitor kulit akan adanya
pada kulit. kemerahan.
3. Perfusi jaringan baik. Oleskan lotion atau
4. Menunjukan minyak/baby oil pada daerah yang
pemahaman dalam proses tertekan.
perbaikan kulit dan mencegah Monitor aktifitas dan
terjadinya cedera berulang. mobilisasi pasien.
5. Mampu melindungi Monitor status nutrisi pasien.
kulit dan mempertahankan Memandikan pasien dengan
kelembaban kulit dan sabun dan air hangat.
perawatan alami.
8. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian
kemoterapi.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan tindakan NIC:
keperawatan selama proses Activity Theraphy
keperawatan diharapkan
pasien dapat melakukan Kolaborasikan dengan tenaga
aktifitas dengan kriteria rehabilitasi medic dalam merencanakan
hasil: program terapi yang tepat.
1. Berpartisipasi Bantu klien untuk mengidentifikasi
dalam aktifitas fisik aktifitas yang mampu dilakukan.
tanpa disertai Bantu untuk memilih aktifitas
peningkatan tekanan konsisten yang sesuai dengan kemampuan
darah, nadi dan RR. fisik, psikologi dan social.
2. Mampu Bantu untuk mengidentofikasi dan
melakukan aktifitas mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
sehari-hari (ADLs) aktivitas yang diinginkan.
secara mandiri Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas sepeerti kursi roda, krek.
Bantu untuk megidentifikasi aktivitas
yang disukai.
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan di waktu luang.
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas.
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktifitas.
Bantu pasien untuk megembangkan
motivasi diri dan penguatan.
Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual.
10. Gangguan konsep diri berhubungan dengan alopecia akibat memendeknya usia akar rambut.
Setelah dilakukan tindakan pkeperawatan 1. Bina hubungan terapeutik dengan
selama …..x…. diharapkan pasien tidak perawat dan pasien
malu dan dapat menyesuaikan diri dengan 2. Tingkatkan konsep diri
keadaan fisiknya dengan kriteria hasi : 3. Dorong pasien untuk menghargai diri
1. Pasien dapat menyataka ngambaran diri sendiri, dengan cara lebih sehat dengan
lebih nyata membuat keputusan sendiri dan
menerima diri sebagai diri sendiri
dengan situasi saat ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Bobak, Jansen danZalar. 2001. Maternitidan Gynecologic Care The Nursing and Family. Edisi 4.
USA :Masby Company.
2. Bobak, IM. 2000. Maternity & Gynecologic Care: The Nursing Family. Edisi 1. Alih
bahasaYayasanIkatan Alumni PendidikanKeperawatan: Bandung
3. Hardy, Kusuma. 2012. Aplikasi AsuhanKeperawatanBerdasarkan NANDA, NIC-NOC.
Yogyakarta : Media Hadry
4. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapeus
Mary Hamilton, Persis. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Alih bahasa Niluh Gede
Yasmin Asih. Jakarta: EGC
5. Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: YayasanBinaPustaka
6. Price A. Sylvia. 2005. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. Jakarta : EGC
Pages
Beranda
Definition List
Text Widget
Popular Posts
LP Kanker Serviks
BAB I KONSEP DASAR PENYAKIT A. ANATOMI FISIOLOGI Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita d
ala...
(tanpa judul)
JARINGAN KOMPUTER (LAN, MAN, dan WAN) A. Sejarah Jaringan dan Komputer Ditahun 1950-an ketika
LP & ASKEP Reumatoid Arthtritis
Konsep Dasar Penyakit dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Rheumatoid Arthritis I. Anatomi
Unordered List
Recent Posts
Blog Archive
▼ 2014 (3)
o ▼ November (3)
JARINGANKOMPUTER(LAN, MAN, danWAN) <!--[if !suppor...
LP & ASKEP Reumatoid Arthtritis
LP Kanker Serviks
Blog Archive
▼ 2014 (3)
o ▼ November (3)
JARINGANKOMPUTER(LAN,
MAN, danWAN) <!--[if
!suppor...
LP & ASKEP Reumatoid
Arthtritis
LP Kanker Serviks