Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” POST PARTUM

HARI KEEMPAT DENGAN BENDUNGAN ASI

DI PUSKESMAS MAMAJANG

TANGGAL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujun
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Masa Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

(Saleha, Sitti. 2009).

Masa nifas disebut juga masa postpartum puerperalis adalah masa

atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,

sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-

organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan

seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. (Hesty,

Suherni, Anita. 2012).

2.2. Bendungan ASI

2.2.1. Pengertian Bundungan ASI

Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan

duktus laktiferus atau oleh kelenajra-kelenjar yang tidak dikosongkan

dengan sempurnah atau ada kelainan dengan putting susu (Anggairini,

Yeti. 2010).

Bendungan ASI adalah penyumbatan duktus laktiferus akibat

hanbatan aliran air susu karena tekanan internal dan eksternal

(misalnya : BH, dan pakaian ketat). (Varney, Helen. 2011).


2.2.2. Tanda dan Gejala

Ditandai dengan mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,

putting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran

susu kadang terhalang duktuli laktiferi menyempit, payudara bengkak,

panas, dan keras. (Roito, Jaraida H. 2011).

2.2.3. Etiologi Bendungan ASI

Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran ASI, tidak

dikosongkan seluruhnya. Keluhan yang muncul adalah mammae

bengkak, keras dan terasa panas sampai suhu tubuh badan meningkat

penanganannya dengan mengosogkan ASI dengan masase atau

pompa, memberikan estradiol untuk menghentikan pembuatan ASI,

dan pengobatan simtomatis hingga keluhan berkurang (IA

Chandranita. 2010).

2.2.4. Pencegahan Bendungan ASI

Beberapa tindakan yang dapat di lakukan untuk mencegah

bendungan ASI adalah sebagai berikut :

a. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan

perletakan yang benar.

b. Menyusui bayi tanpa jadwal.

c. Keluarkan ASI dengan tangan / pompa bila produksi melebihi

kebutuhan bayi.
d. Jangan memberikan minuman lain kepada bayi

e. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase dan

sebagainya).

2.2.5. Penatalaksanaan Bendungan ASI

a. Anjurkan ibu untuk menyusui sedini mungkin dan tidak terjadwal

b. Ajarkan pada cara menyusui yang baik apakah dengan cara duduk

atau berbaring

c. Gunakan BH yang menopang, hindari pakaian yang ketat karena

dapat menekan duktus laktiferus.

d. Lakukan masase payudara dan memerah ASI untuk meningkatkan

aliran ASI dengan membersihkan sinus-sinus dan duktus-duktus

laktiferus kolostrum yang lengket

e. Peras ASI sedikit sebelum menyusui. Hal ini akan melunakkan

daerah areola sekitar putting susu sehingga bayi mudah diletakkan

f. Melakukan perawatan payudara

Langkah- langkah perawatan payudara:

1) Pengurutan Pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak (baby oil).

Tempatkan kedua tangan diantara payudara. Pengurutan

dilakukan dimulai kearah atas. Terus pengurutan kebawah

dan kesamping, selanjutnya melintang. Ulangi masing-

masing 20-30 gerakan tiap payudara


2) Pengurutan Kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua

atau tiga jari tangan membuat gerakan memutar sambil

menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada

putting susu. Lakukan 2 gerakan tiap payudara bergantian.

3) Pengurutan Ketiga

Sokong payudara kiri dengan satu tangan, sedangkan satu

tangan lainnya mengurut dengan sisi kelingking dari arah

putting susu lakukan sekitar 30 kali.

4) Pengurutan Keempat

Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2

menit, lalu ganti dengan kompres air dingin. Kompres

bergantian selama 3 kali dan diakhiri dengan kompres air

hangat.

g. Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika

terpaksa karena bayi menolak menyusui, keluarkan ASI

dengan tangan atau pompa.

h. Langkah-langkah untuk memerah ASI:

1) Topang payudara dengan satu tangan

2) Gunakan ibu jari dan jari telunkjuk atau jari tengah

tangan lain dan tempatkan menyilang terhadap satu sama

lain pada sisi lain pada sisi yang berlawanan dari putting
dibatas luar areola (sinus laktiferus terletak di area tepi

luar areola).

3) Dengan menggunakan gerakan memerah, tekan

kebelakang(menjauh dari areola), kemudian (turun

kedalam jaringan), kemudian arah depan(kearah

putting),dan kemudian lepaskan tekanan.

4) Beri tekanan perlahan tapi mantap. Tekanan yang tidak

perlu dapat menyebabkan trauma jaringan, tetapi tekanan

harus cukup kuat untuk benar-benar mengopres sinus.

5) Amati untuk melihat butiran kolostrum atau susu pada

permukaan putting. Yaitu tempat muara duktus berada.

Ibu mungkin tidak melihat butiran kolostrum atau susu

ketika pertama kali melakukan pemerah. Namun, setalah

melakukan tekanan berulang-ulang, semua duktus segera

mengalir bebas dan ibu tidak hanya melihat aliran kecil

pada setiap gerakan memerah.

6) Dengan perlahan seka atau serap kolostrum atau susu dari

permukaan putting dengan kain bersih.

7) Sesuai metode, gerakan ibu jari dam jari mengelilingi

areola, ulangi langkah 2 sampai 5 untuk masing-masing

lokasi.

8) Ketika pertama kali memerah ASI, lakukan gerakan

memerahtidak lebih dari dua kali untuk masing-masing


payudara agar tidak membuat jaringan ketika teknik ini

dipelajar. Setelah semua duktus dapat mengalirkan susu

dengan bebas dan wanita telah mengusui teknik,

memerah ASI dapat dilakukan sampai aliran kolostrum

atau susu berhenti (Varney, Helen. 2011).

i. Istirahat akan menghilangkan stress dan meningkatkan

kekebalan tubuh ibu kembali. Cara ini pun bisa meningkatkan

adaya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi

tubuh.

j. Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan banyak

minum karena kondisi bendungan ASI membuat daya tahan

tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh ibu yang meningkat

dapat mencegah infeksi.

2.2.6. Komplikasi Bendungan ASI

Komplikasi yang dapat terjadi bila bendungan ASI tidak ditangani,

antara lain:

a. Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara. Payudara menjadi

merah, bengkak, kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas,

suhu tubuh meningkat. Didalam terasa ada masa pada

(lump), dan diluar kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi


pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan

oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.

b. Abses

Harus dibedakan antara mastitis dan abses. Abses payudara

merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini

disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara

tersebut. Gejala yang dirasakan adalah ibu tampak lebih

parah sakitnya, payudara lebih mengkilap, benjolan lebih

lunak karena berisi nanah, sehingga perlu insisi untuk

mengeluarkan nanah tersebut.

2.3. Asuhan Kebidanan

STANDAR I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri / suami

Nama : Ny “N” / Tn “A”

Umur : 23 tahun/ 25 tahun

Nikah / lamanya : 1x / ± 2 tahun

Suku : Makassar/ Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Buruh harian

Alamat : Jln. Muh Yamin lorong 09. Kota Makassar


B. Data Biologis

1. Keluhan utama : ASI tidak lancar dengan nyeri pada payudara

2. Riwayat keluhan utama : Nyeri pada payudara dirasakan sejak

2 hari setelah postpartum, dengan frekuensi hilang timbul.

3. Riwayat kesehatan lalu

a. Ibu tidak pernah di operasi dan opname

b. Ibu tidak ada riwayat alergi dan minuman

c. Ibu tdak ada ketergantungan obat-obatan

d. Ibu tidak menderita penyakit yang serius

e. Tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, hipertensi dan

asma

4. Riwayat kesehatan keluarga

a. Tidak ada riwayat penyakit menular

b. Tidak ada riwayat penyakit keturunan

5. Riwayat reproduksi

a. Haid

1) Menarche umur 15 tahun

2) Siklus haid 28-30 hari

3) Lamanya haid 5-7 hari

4) Disminore tidak ada

b. Riwayat ginekologi

1) Ibu tidak pernah menderita tumor dan penyakit

keturunan
c. Riwayat persalinan dan nifas

1) P1 A0

2) HTHP tanggal : 13-03-2018

3) HTP tanggal : 20-03-2019

4) Pemeriksaan kehamilan 4x di puskesmas Mamajang

dan mendapat TD lengkap di puskesmas Mamajang.

5) Ibu melahirkan tanggal 20 maret 2019, pukul 01.25

wita dengan jenis kelamin perempuan, BB: 3.500kg,

PBL: 49 cm, presentase bel;akang kepala dan di tolong

oleh bidan

6) Proses nifas berjalan normal, ditandai dengan lochia

berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, TFU

setinggi pusat.

d. Riwayat KB

1) Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB karena ingin

punya anak.

C. Data Psikologi

1) Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya

2) Keluarga ibu dan suaminya menemani dan menjaga bayinya

3) Ibu merasa cemas dengan keadaan sekarang.


D. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

No Pola Kebiasaan Selama postpartum


1. Nutrisi a. Makan 3 kali sehari
b. Jenis makanan : nasi, Tidak ada perubahan
sayur, lauk-pauk,
buah
c. Minum 7-8 gelas per
2. Eliminasi hari
a. BAB 1-2 kali sehar, Baru 1 kali BAB
konsistensi lunak
b. BAK 4-5 kali sehari 3-4 kali sehari
warna kuning mudah
3. Personal a. Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari
hygiene b. Keramas 3x seminggu Ibu sudah keramas I
kali
c. Sikat gigi 2x sehari Sikat gigi 2x sehari
d. Mengganti pakaian Mengganti pakaian
dalam tiap kali basah dalam tiap kali basah
atau lembab
4. Istitahat / Tidur malam 7-8 jam Pada istirahat dan
tidur tidur ibu terganggu
karena merawat
bayinya

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum membaik

2. Kesadaran komposmentis

3. TTV :

a. TD : 100/80 mmHg

b. N : 82 x/i

c. S : 36,5o C

d. P : 20 x/i
4. Pemeriksaan head to toe

a. Kepala

Inspeksi : rambut lurus, panjang dan bersih

Palpasi : rambut tidak rontok, tidak ada benjolan/masa

b. Wajah

Inspeksi : tampak agak pucat

Palpasi : tidak ada oedema dan nyeri tekan

c. Mata

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah

mudah, sclera tidak icterus.

d. Hidung

Inspeksi : lubang hidung bsimetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada polip

e. Gigi dan mulut

Inspeksi : bibir merah mudah, mulut dan lidah tampak

bersih, tidak ada caries.

f. Telinga

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serum,kanalis

bersih

g. Leher

Inspeksi : simetris kiri dan kanan


Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena

jugularis, dan pembuluh limfe.

h. Payudara

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

hyperpigmentas pada daerah areola mamame

dan nampak tegang

Palpasi : tidak ada benjolan atau masa, ada nyeri tekan,

colostrum keluar apabila putting susu di

pencet dan teraba tegang

i. Abdomen

Inspeksi : tampak triae albicans dan linea nigra

Palpasi : kontraksi uterus baik (teraba bulat dan keras),

TFU 2 jari dibawah pusat

j. Vagina dan vulva

Inspeksi : tampak pengeluaran lochia sangionalenta,

tampak jahitan perineum jelujur cut gut, tidak

ada oedema dan varises.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada perineum

k. Ekstermitas

1) Atas

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada oedema

2) Bawah
Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada oedema, tidak ada varices pada

tungkai

Perkusi : reflex patella kiri dan kanan (+/+).

F. Pemeriksaan Penunjang

1. HB : 11,7 gr % (normal 12-14 gr %)

2. Albumin : negative (-)

3. Reduksi : negative (-)

STANDAR II IDENTIFIKASI DIAGNOSA

Diagnose : postpartum hari ketiga

Ds :

1. Ibu melahirkan 20 maret 2019, pukul 01.25 wita

2. Nyeri pada payudara dirasakan sejak 2 hari setelah

postpartum, dengan frekuensi hilang timbul

3. Ibu merasa cemas.

Do :

1. Kontraksi uterus baik, teraba bulat dank eras

2. TFU 2 jari di bawah pusat

3. Tampak pengeluaran lochia sangionalenta


Analisa dan interprestasi data

a. Setelah bayi dan plasenta dilahirkan, dimana alat-alat uterus akan

berkontraksi sehingga dapat menutupi pembuluh darah pada dinding

uterus, infolusio uteri baik sehingga TFU 2 jari bawah pusat (uterus

mengecil normal 1 cm setiap hari npostpartum).

b. Adanya lochiarubra merupakan pengeluaran secret yang berasal dari

cavum uteri dan vagina berupa sisa-sisa selaput ketuban-ketuban, sel-

sel desi dua, verniks casiosa, lanugo dan mekoniumyang terjadi pada

hari 1-3, sedangkan lochia sangionalenta warnanya kuning berisi

darah lender ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

Masalah actual : Bendungan ASI

Ds :

1) Ibu mengeluh nyeri pada payudara, terutama jika tertekan,

sifat keluhan menetap

2) Sejak bayi dilahirkan ibu jarang membersihkan ASI karena

produksi ASI yang masih kurang sehingga di berikan susu

formula.

3) Ibu merasa cemas

Do :

1) Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg


Nadi : 80 x/i

Pernapasan : 24 x/i

Suhu : 36,5o C

2) Ekspresi wajah ibu tampak meringis menahan sakit

terutama jika payudara di tekan

3) Payudara tampak tegang

4) Suhu pada payudara agak hangat, saat areola di pencet

keluar ASI.

Analisa dan Interprestasi Data

a. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusui dengan baik,

kemudian apabila kelenjar tidak di kosongkan dengan sempurna

akan terjadi pembendungan ASI.

b. Kekewatiran yang dirasakan karena payudara yang bengkak akibat

kurangnya pengeluaran ASI penuh yang akan menyebabkan

payudara tegang dan nyeri.

Masalah Potensial : potensial terjadinya Mastitis

Ds :

1) Ibu mengeluh nyeri payudara terutama pada saat menyusui

2) Ibu mengeluh ASInya kurang lancar

Do :

1) Ekspresi wajah ibu meringis menahan nyeri

2) Payudara nampak bengkak keras dan panas


Analisa dan Interpretasi Data

a. Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada

mammae, terutama pada primipara, tanda-tandanya adalah : rasa

panas disertai kenaikan suhu, merasa lesu dan tidak ada nafsu

makan.

STANDAR III INTERVENSI/ PERENCANAAN

Diagnosa : postpartum hari ke tiga

Masalah actual : bendungan ASI

Masalah Potensial : antisipasi terjadinya mastitis

Tujuan :

a. Masa nifas berlangsung normal

b. Tidakl terjadi mastitis

c. Bendungan ASI dapat teratasi

Kriteria :

a. Tanda-Tanda Vital dalam batas normal

Tekanan Darah : 100/70 – 120/80 mmHg

Nadi : 70-80x/i

Pernapasan : 22-24x/i

Suhu : 36-37o C

b. Involusio uterus berlangsung normal, TFU 1 cm/ hari


c. Tidak ada tanda-tanda mastitis

Intervensi tanggal 22 maret 2019 pukul 13.00 wita

1. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum ibu serta

mempermudah dalam memberikan tindakan

selanjutnya.

2. Observasi TFU dan pengeluaran lochia

Rasional : untuk mengetahui apakah masa nifas berlangsung

normal atau tidak

3. Ajarkan cara yang baik merawat payudara

Rasional : untuk kebersihan payudara dan dapat memperlancar

peredaran darah sehingga bisa lebih lancer.

4. Jelaskan manfaat dan pentingnya menyusui sesering mungkin

Rasional : untuk merangsang hypofise posterior mengeluarkan

prolactin yang merangsang keluarnya ASI yang

bermanfaat untuk memperat tali kasih saying antara

ibu dan anak.

5. Ajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar

Rasional : menjaga kenyamanan ibu dan bayi saat menyusui

6. Memberikan FE tentang

a. Nutrisi
Rasioanl : dengan makan makanan yang bergizi maka ketuban

zat-zat yang di perlukan oleh tubuh dapat terpenuhi

sehingga membantu proses laktasi

b. Istirahat yang cukup

Rasional : dapat mengurangi beban kerja jantung dan

menghemat energy sehingga tubuh kembali sehat

dan bugar.

c. Tentang seks

Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan mengerti kepada ibu

bisa berhubungan lagi dengan suaminya.

d. Personal hygiene

Rasional : memberi rasa nyaman pada ibu dan mencegah

terjadinya infeksi

e. Tentang KB

Rasional : agar ibu dapat mengetahui kapan ibu bisa ke KB

dan apa manfaat KB.

STANDAR IV IMPLEMENTASI

Tanggal 22 maret 2019, pukul 07.00 wita

1. Mengobservasi TTV

Hasil :

a. TD : 120/80 mmHg

b. N : 80x/i
c. P : 24x/i

d. S : 36,5o C

2. Mengobservasi TFU / hari

Hasil :

a. 2 jari bawah pusat

b. Pengeluaran lochia sangionalenta

3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara

Hasil : ibu bersedia melakukannya.

4. Menjelaskan manfaat dan pentingnya menyusui sesering mungkin

a. Bayi mendapatkan nutrisi banyak

b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

c. Meningkatkan kecerdasan anak

d. Dasar perkembangan kepribadian anak

e. Lebih ekonomis dan higienis

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya.

5. Mengajarkan Ibu cara menyusui yang baik dan benar

a. Duduk dengan posisi tegak dan santai

b. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi

dibaringkan di atas pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada

pada lipatan siku bagian dalam lengan kiri

c. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan ibu jari menekan

bagian atas areola dan sentuhan ke mulut bayi dengan putting

susu.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

6. Memberi FE tentang

a. Nutrisi

Dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi protein seperti

kacang-kacangan, tempe, ikan serta minum susu

b. Istirahat yang cukup

Minimal tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam, atau

istirahat apabila Ibu merasa keelahan.

c. Personal hygiene

Mengganti softek atau pakaian dalam setiap kali basah dan

mencuci vagina dengan air hangat.

d. Seks

Dapat berhubungan dengan suami apabila sudah tidak ada lagi

pengeluaran lochia dan vagina sudah pulih.

e. KB

Menggunakan KB suntik, pil atau AKDR, sesuai keinginan ibu

dengan pengetahuan yang jelas.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.


STANDAR V EVALUASI

Tanggal 22 maret 2019, pukul 09.40 wita

1. Postpartum hari ke – IV berlangsung normal di tandai dengan

a. Keadaan umum membaik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/i

P : 20x/i

S : 36,5o C

c. TFU : 2 jari bawah pusat

d. Kontraksi uterus baik teraba bundar dank eras

e. Pengeluaran lochia sangionalenta

2. Bendungan ASI

a. Ibu mengatakan nyeri berkurang setelah masase dan

pemeriksaan putting.

b. Payudara teraba agak lembek

c. ASI agak lancer

d. Suhu tubuh 36,5o C

3. Tidak ada mastitis

Tida ada tanda-tanda mastitis yaitu, suhu meningkat, payudara

merah, bengkak dan nyeri.


BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

POST PARTUM

(SOAP)

No. Register : 062882

Tanggal Partus : 20 maret 2019, pukul 01.25 wita

Tanggal Pengkajian : 22 maret 2019, pukul 10.05 wita

Nama Pengkaji : Stefania Agata Robi

A. Identitas istri / suami

Nama : Ny “N” / Tn “A”

Umur : 23 tahun / 25 tahun

Nikah / lamanya : 1x/ ± 2 tahun

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Buruh harian

Alamat : Jln. Muh Yamin lorong 09. Kota Makassar.

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 20 maret 2019, pukul 01.25 wita

2. Masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir


3. Ibu mengeluh nyeri pada payudara, terutamajika di tekan.

4. Sejak bayinya di lahirkan, ibu jarang memberikan ASI karena

produksi ASI yang masih kurang sehingga di berikan susu formula

5. Bayinya kuat mengisap tapi kadang menangis setelah menyusui

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum membaik

2. TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/i

P : 20x/i

S : 37,5o C

3. Ekspresi wajah Ibu tampak meringis menahan sakit, terutama jika

payudara di tekan

4. Pada pemeriksaan fisik

a. Payudara : teraba hangat dan tegang, colostrum keluar bila

putting susu di pencet, putting menonjol dan hyperpigmentasi

pada daerah areola mammae

b. Abdomen : tamapk linea nigra dan striaeblivide

c. Genetalia : pengeluaran lochia sanguilenta, tampak jahitan cut

gat tingkat I
Analisa (A)

Diagnose : Postpartum hari ketiga

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya mastitis

Masalah actual : Bendungan ASI

Penatalaksanaan (P)

Implementasi pada tanggal 23 maret 2019, pukul 10.45 wita

1. Mengobservasi TTV

Hasil

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

P : 20 x/i

S : 36,5o C

2. Mengobservasi TFU /hari

Hasil : TFU 2 jari bawah pusat

3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara

Hasil : ibu bersedia melakukannya

4. Menjelaskan manfaat dan pentingnya menyusui sesering mungkin

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

6. Memberikan HE tentang
a. Nutrisi

b. Istirahat yang cukup

c. Persnonal hygiene
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

HARI KE-II PADA NY “S”

(SOAP)

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 20 maret 2019, jam 01.25 wita

2. Ibu mengatan ASI keluar banyak apabila di pencet

3. Ibu mengatakan bayinya masih malas menetek

4. Ibu meras bahagia dengan kelahiran bayinya

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum membaik dan kesadaran komposmentis

2. TFU 3 jari bawah pusat

3. Kontraksi uterus baik

4. ASI (+) ketika areola mammae di pencet

5. Putting susu berbentuk

Analisa (A)

Diagnosa : Postpartum hari ke II

1. Observasi TTV

Hasil :

TD : 120/80 mmHg

N : 82 x/i

P : 24 /i

S : 36,5o C

2. Observasi TFU, kontraksi dan pengeluaran lochia


Hasil :

a. TFU 3 jari bawah pusat

b. Kontraksi uterus baik

c. Lochia rubra

3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi

Hasil : ibu bersedia

4. Jelaskan manfaat dan pentingnya menyusui sesering mungkin

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

5. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

6. Berikan He tentang

a. Makanan bergizi

b. Istirahat yang cukup

c. Personal hygiene

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

7. Anjurkan ibu untuk mengompres air hangat dan dingin secara

bergantian

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya


Penatalaksanaan (P)

Implementasi tanggal 23 maret 2019, pukul 10.00 wita

1. Mengobsevasi tanda-tanda vital normal

TD : 120/80 mmHg

N : 82 x/i

P : 24 x/i

S : 36,5o C

2. Mengobservasi TFU

3. Ibu mengerti tentang cara perawatan payudara

4. Ibu mengerti tentang manfaat dan pentingnya menyusui

5. Ibu mengerti tentang cara menyusui yang baik dan benar

6. Ibu mengerti tentang HE


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara konsep dan

hasil asuhan kebidanan pada manajemen Asuhan Kebidanan pad Ny. “N”

postpartum dengan Bendungan ASI di puskesmas Mamajang tanggal 22 s.d. 23

Maret tahun 2019.

Untuk memudahakan pembahasan ini, penulis akan membahas

berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 5 langkah yaitu

sebagai berikut :

4.1. Langkah I. Pengkajian dan Analisa Data

Pada tahap ini penulis mendapatkan data yang sesuai antara

tinjauan pustaka dengan kasus yang di alami oleh Ny. “N” di puskesmas

Mamajang. Dalam penyajian Ny. “N” di awali dengan pengumpulan

data yang meliputi : data biologis, psikologi, sosial dan spiritual. Data

tersebut diperoleh dari berbagai sumber baik dari klien, keluarga dan

petugas kesehatan (dokter dan bidan) yang menangani klien selama di

puskesmas.

Dalam pengumpulan informasi dari klien, respond an sikap klien

yang terbuka dan mengerti serta mau menerima asuhan kebidanan yang

diberikan.

Berdasarkan tinjauan teori maupun data, kenyataan kasus tersebut,

maka dapat dirumuskan diagnose/masalah actual dan masalah potensial.


4.2. Langkah II. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Adapun diagnose/masalah actual yang dapat diidentifikasi pada

Ny. “N” dengan bendungan ASI adalah sebagai berikut : kecemasan

Masalah /diagnose ditegakkan dengan terlebih dahulu menganalisa

data yang telah diperoleh dengan mengacupada teori yang ada, sehingga

pada tahap ini. Penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kenyataan yang ada.

Adapun masalah potensial yang ditemukan oleh penulisan adalah

antisipasi terjadinya mastitis.

Dalam kasus ini tidak dilaksanakan tindakan segera atau

emergency, oleh karena itu tidak ada diagnosa/masalah yang berakibat

fatal, apabila tindakan ini dilakukan, akan tetapi beberapa tindakan

dilakukan hanya melanjutkan intervensi dan tindakan yang ada.

4.3. Langkah III. Menyusun Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Perencanaan adalah suatu proses penyusunan rencana tindakan

berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi diagnose

dan masalah-masalah yang lain mungkin terjadi, namun terlebih dahulu

harus dirumuskan tujuan yang dicapai beserta ktiteria keberhasilan yang

telah disepakati bersama klien dan keluarga. Untuk memperjelas rencana

tindakan yang telah disusun, maka penulis menguraikan sebagai berikur:

4.3.1. Mengobservasi TTV

4.3.2. Mengeobservasi TFU / hari


4.3.3. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara

4.3.4. Menjelaskan manfaat dan pentingnya menyusui sesering

mungkin

4.3.5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar

4.3.6. Memberi He tentang

Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena asuhan

yang diberikan sesuai teori. Langkah-langkah ini ditentukan

oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau

diagnose yang telah diidentifikasi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari

kondisi pasien atau dari setiapmasalah yang berkaitan, tetapi

juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita

tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati,

dkk. 2010).

4.4. Langhah IV. TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Langkah ini merupakan pelaksaan rencana asuhan penyuluhan

pada klien dan keluarga. Mengarahkan dan melaksanakan rencana

asuhan secara efesien dan aman (Ambarwati, dkk. 2010).

Tindakan yang telah direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya

dengan baik di Puskesmas Mamajang pada tanggal 22 s.d 23 Maret 2019

Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, penulis tidak

menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan


penerimaan yang baik dari klien dan keluarga serta dukungan,

bimbingan dan arahan dari pembibing di lahan praktek.

4.5. Langkah V. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

Tinjauan teori dalam langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan diagnose.

Pada tahap akhir proses manajemen asuhan kebidanan ini adalah

melaksanakan evaluasi yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan

asuhan yang diberikan kepada klien dengan berpedoman pada masalah

dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi setelah

perawatan dari tanggal 22 maret 2019, pukul 09.40 wita :

4.5.1. Post partum hari ke- IV berlangsung normal di tandai dengan

a. Keadaan umum baik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/i

P : 20x/i

S : 36,5o C

c. TFU : 2 jari bawah pusat

d. Kontraksi uterus baik teraba bundar dank eras

e. Pengeluaran lochia sangionalenta


5. Bendungan ASI

a. Ibu mengatakan nyeri berkurang setelah di lakukan masase dan

pemeriksaan putting

b. Payudara teraba agak lembek

c. ASI agak lancer

d. Suhu tubuh yakni 36,5o C

6. Tidak ada mastitis

Tidak ada tanda-tanda mastitis yaitu suhu meningkat, payudara

merah, bengkak dan nyeri

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

dari asuhan yang diberikan tercapai. Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB IV

PENUTUP

Setelah peneliti membahas dan menguraikan kasus Asuhan Kebidanan

Patologi Post Partum hari ke-3 pada Ny :N” dengan masalah Bendungan ASI

di Puskesmas Mamajang tanggal 22 s.d. 23 maret 2019, maka peneliti menarik

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1. KESIMPULAN

Setelah Asuhan kebidanan Patologi PostPartum hari ke-3 pada Ny “N”

Dengan masalah bendungan ASI Di Puskesmas Mamajang Tanggal 22 s.d.

23 maret 2019. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpuan

sebagai berikut:

5.1.1. Dapat melaksanakan pengkajian dengan analisa data pada Ny “N”

dengan bendungan ASI di Puskesmas Mamajang penulis telah

melaksanakan pengkajian dengan baik dan lancer. Pengkajian

terebut didapatkan dari pengumpulan data yaitu dari data subjektif

dan objektif pasien serta melakukan analisa berdasarkan data-data

yang di dapatkan.

5.1.2. Dapat menemukan diagnose/masalah actual yang dialami oleh ny

“N” adalah bendungan aSI

5.1.3. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “N”

dengan Bendungan ASI di Puskesmas Mamajang dengan


memberikan perawatan payudara dan Healt Edukasi pada ibu

tentang perawatan payudara

5.1.4. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “N”

dengan Bendungan ASI di puskesmas Mamajang sesuai denganm

rencana yang telah disusun yautu dengan melakukan perawatan

payudara dan Healt Eduksi.

5.1.5. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan

Bendungan ASI di Puskesmas mamajang pada tanggal 22 maret

2019 dengan hasil tidak terjadi bendungan ASI

5.1.6. Dapat mengdokumentasikan semua asuhan kebidanan pada Ny “N”

no RM 062882dengan Bendungan ASI di puskesmas Mamajang

pada tanggal 22 maret 2019 Bendungan ASI teratasi

5.2. SARAN

5.2.1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agara institusi lebih melengkapi sumber-sumber buku

perpustakaan sebagai bahan informasi dan referensi yang penting

dalam mendung pembuatan Laporan Tugas Akhir.

5.2.2. Bagi Lahan Praktek

Diharapak pihak lahan praktek bisa lebih meningkatkan mutu

pelayanan secara komprehensif berdasarakn kewenangan bidan

dalam memberikan pelayanan asuhan kepada ibu nifas


5.2.3. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Nifas

Diharapkan untuk lebih mengerti lagi dalam perawatan masa nifas,

meningkatkan frekuensi kunjungan masa nifas untuk mendeteksi

dini adanya tanda bahaya atau penyulit pada masa nifas , sehingga

bila ada komplikasi daoat diatasi dengan segera.

Anda mungkin juga menyukai