Anda di halaman 1dari 18

1.

Data angka kesakitan lanjut usia pada tahun 2017, 2018 dan 2019 sebagai
berikut :
a. Pada tahun 2017 :
Kondisi fisik lansia yang lemah rentan mengalami keluhan kesehatan.
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami
penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena
penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak
mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Hasil
Susenas 2017 menunjukkan hampir separuh lansia mengalami keluhan
kesehatan dalam sebulan terakhir. Keluhan kesehatan yang dialami lansia
disinyalir dipengaruhi oleh latar belakang lansia, khususnya faktor umur.
Terlihat pada Tabel 4.1 semakin bertambah umur semakin besar persentase
lansia yang mengalami keluhan kesehatan.
Adapun yang dimaksud kondisi sakit adalah keluhan kesehatan yang
mengganggu kegiatan sehari-hari sehingga tidak dapat melakukan kegiatan
secara normal sebagaimana biasanya. Persentase lansia yang sakit disebut
juga morbidity rate/angka kesakitan lansia. Angka kesakitan merupakan salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan.
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut Kondisi Kesehatan
Sebulan Terakhir,2017

Mengalami Keluhan
Karakteristik Sakit
Kesehatan

(1) (2) (3)

Tipe Daerah

Perkotaan 47,70 24,74

Perdesaan 50,11 28,66

Jenis Kelamin

1
Laki-laki 48,13 27,03

Perempuan 49,62 26,43

Kelompok Umur

Lansia Muda (60-69) 46,17 24,61

Lansia Madya (70-79) 53,29 29,89

Lansia Tua (80+) 54,50 31,59

Kelompok Pengeluaran

40% terbawah 47,57 26,70

40% menengah 50,81 27,78

20% teratas 48,37 24,83

Total 48,91 26,72

Sumber : BPS, Susenas Kor 2017

Angka kesakitan lansia tahun 2017 sebesar 26,72 persen. Artinya, dari
100 lansia terdapat sekitar 27 lansia yang sakit. Dalam tiga tahun terakhir,
angka kesakitan lansia terus menurun. Akan tetapi, penurunannya relatif tidak
terlalu besar. Dibandingkan tahun 2015, angka kesakitan lansia turun sekitar
dua persen.
Gambar 4.1 Angka Kesakitan Penduduk Lansia, 2015-2017

Secara geografis, angka kesakitan lansia bervariasi antar provinsi. Angka


kesakitan tertinggi yaitu di Provinsi Aceh dimana lebih dari sepertiga lansia

2
sakit dalam sebulan terakhir. Sedangkan provinsi dengan angka kesakitan
terendah adalah Maluku (20,49 persen).
Waktu yang diperlukan seseorang untuk sembuh dari sakitnya bervariasi,
tergantung tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh. Kemunduran
fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh pada lansia memakan waktu
yang tidak sebentar untuk proses penyembuhan. Berdasarkan Susenas
2017, dalam sebulan terakhir rata-rata lansia sakit selama lebih dari
seminggu (sekitar 8 hari).

b. Pada tahun 2018 :


Seiring dengan bertambahnya usia, maka menurunnya fungsi organ tubuh
karena proses degeneratif tidak dapat dihindari, khususnya pada lansia. Hal
ini akan menyebabkan tubuh mereka lebih rentan terhadap penyakit tertentu,
baik menular maupun tidak menular yang terdeteksi melalui keluhan
kesehatan.Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang
sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala,
maupun karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau
keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan
terganggunya aktivitas sehari-hari. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa separuh
lansia Indonesia mengalami keluhan kesehatan dan persentasenya semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya umur lansia.
Gambar 4.1 Angka Kesakitan Penduduk Lansia, 2015-2018

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut


Kondisi Kesehatan, 2018

3
Mengalami Keluhan
Karakteristik KesehatanMengalami Sakit

(1) (2) (3)


Total 51,28 25,99
Tipe Daerah
Perkotaan 50,84 24,12
Perdesaan 51,76 27,98
Jenis Kelamin
Laki-Laki 50,16 25,91
Perempuan 52,30 26,06
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69) 48,69 23,60
Lansia Madya (70-79) 55,25 29,12
Lansia Tua (80+) 57,45 33,32
Kelompok Pengeluaran
Rumah Tangga
40% terbawah 50.93 26.83
40% menengah 52.51 26.16
20% teratas 49.69 23.62
Status Disabilitas
Non Disabilitas 48.54 22.30
Disabilitas 65.84 45.58
Sumber: BPS, Susenas 2018

Sementara itu, sakit adalah keluhan kesehatan yang mengganggu


kegiatan sehari-hari sehingga tidak dapat melakukan kegiatan secara normal
sebagaimana biasanya. Persentase lansia yang sakit disebut juga morbidity
rate/angka kesakitan lansia. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan.
Angka kesakitan lansia tahun 2018 sebesar 25,99 persen. Artinya, dari
100 lansia terdapat 25 sampai 26 lansia yang sakit. Dalam empat tahun
terakhir, angka kesakitan lansia terus menurun. Akan tetapi, penurunannya
relatif tidak terlalu besar. Dibandingkan tahun 2015, angka kesakitan lansia
turun tidak lebih dari tiga persen.

c. Pada tahun 2019 :

4
Proses penuaan yang terjadi akan berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, terutama kesehatan. Penduduk lansia secara biologis akan
mengalami proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
fisik. Hal ini dapat menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap penyakit
tertentu, yang terdeteksi melalui keluhan kesehatan. Konsep dan definisi
keluhan kesehatan yang digunakan dalam Susenas adalah keadaan
seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena
gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare,
pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis,
kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Akan tetapi terjadinya
keluhan kesehatan dan jenis keluhan yang dialami oleh penduduk dapat
menggambarkan tingkat/derajat kesehatan secara kasar.
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut Kondisi Kesehatan, 2019
Karakteristik Mengalami Keluhan Kesehatan Mengalami Sakit

(1) (2) (3)

Total 51,08 26,20

Tipe Daerah

Perkotaan 49,92 23,93

Perdesaan 52,39 28,73

Jenis Kelamin

Laki-Laki 49,74 26 ,08

Perempuan 52,31 26,30

Kelompok Umur

Lansia Muda (60-69) 48,75 23,83

Lansia Madya (70-79) 54,85 29,69

Lansia Tua (80+) 56,31 32,59

Kelompok Pengeluaran

40% terbawah 50,49 26,92

5
40% menengah 52,63 27,03

20% teratas 49,41 22,86

Status Disabilitas

Disabilitas 66,19 45,10

Non Disabilitas 48,53 23,00

Sumber: BPS, Susenas Maret 2019

Separuh lansia Indonesia mengalami keluhan kesehatan dan


persentasenya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur
lansia. Bila dilihat menurut jenis kelamin, keluhan kesehatan pada lansia
perempuan (52,31 persen) lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan
lansia laki-laki (49,74 persen). Selanjutnya, lansia yang mengalami disabilitas
lebih banyak yang mengalami keluhan kesehatan dibandingkan lansia yang
tidak mengalami disabilitas.
Sementara itu, kondisi sakit adalah keluhan kesehatan yang mengganggu
kegiatan sehari-hari sehingga tidak dapat melakukan kegiatan secara normal
sebagaimana biasanya. Persentase lansia yang sakit disebut juga morbidity
rate/angka kesakitan lansia. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan. Semakin tinggi angka
kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin buruk.
Sebaliknya, semakin rendah angka kesakitan, derajat kesehatan penduduk
akan semakin baik.
Gambar 4.1 Angka Kesakitan Penduduk Lansia, 2015-2019
Sumber: BPS, Susenas Maret 2015 - 2019

Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2019 sebesar 26,20 persen.


Artinya, terdapat 26 sampai 27 lansia yang sakit dari 100 lansia. Angka
kesakitan lansia daerah perkotaan (23,93 persen) lebih rendah dibandingkan

6
lansia daerah perdesaan (28,73 persen). Hal ini menunjukkan bahwa derajat
kesehatan lansia di perkotaan relatif lebih baik dibandingkan derajat
kesehatan lansia di perdesaan. Dalam lima tahun terakhir, angka kesakitan
penduduk lansia cenderung turun meskipun penurunannya relatif tidak terlalu
besar. Penurunan tersebut menunjukkan indikasi derajat kesehatan
masyarakat yang semakin baik.

2. Membuat promosi kesehatan berdasarkan lingkup promosi kesehatan :


Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene di lansia
a. Definisi
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa ahli :
- Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau
perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005)
- Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
(dalam Astutiningsih, 2006).

- Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan

7
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
- Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)
- Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 ).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap
orang selalu berusaha supayapersonal hygienenya dipelihara dan
ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar
seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena
kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


- Citra tubuh

8
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra
tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis.
Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
- Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,
kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.
- Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,
sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social
yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.

- Pengetahuan

9
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk
memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit
atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran
praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi
resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan
yang perlu.
- Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang
penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini
biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
- Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan
untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih
produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi)
menurut pilihan pribadi.
- kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut)
atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

c. Tipe personal hygiene

10
- Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna
makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak,
dibagian belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan
ditutup oleh bibir. Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan
yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan
keras yang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam
lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka
makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah
berperan sebagai pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat
dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap.
Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu
juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang
(Soenarko, 1984: 28).
Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi
juga perlu perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak
kecil. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang
cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan
yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan
mulut.
Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan
gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada
waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka
plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-
benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas
(Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan
berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut.

11
- Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan
ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna.
Warna rambut setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada
didalamnaya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada
disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23). Rambut merupakan pelindung bagi
kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan
sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi,
kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih
rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan bersih dan sehat.
Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat
akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan
berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian
rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung
minyak. Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian
makapencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian
rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua
kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak
mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta
tidak berketombedan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit
kepala meliputi sebagai berikut:
 Pola kebersihan diri klien normal
 Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
 Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
 Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
 Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

12
- Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan
bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar
yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelahdalam
dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan
tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai
pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit
yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak
terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik
sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia
berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling
utama bagi kulit, yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan
kulitdilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu
saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakankeharusan yang
mendasar (Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu
bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur
(fleksibel)

- Kesehatan Telinga

13
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga
dan daun telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari
tiga buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat
alatkeseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput(Depdikbud,
1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga
berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar.
Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna
sebagai alatkeseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan
dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu
bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.
- Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri
dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung
dari kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul
(Depdikbud, 1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari,
alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22).
Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan
maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku
yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan
ditularkan kebagian tubuh yang lain.
- Kesehatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air.
Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat
menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari
pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari
washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika
klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah

14
dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab
atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan
sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena
dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus
sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata  tidak
dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang
diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan
pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter.  Tindakan pencegahan
harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat
meyebabkan cedera kornea.
- Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene
harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata
yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran
yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai
yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan
kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

d. Jenis personal hygiene

15
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu
pelaksanaannyadibagi menjadi empat yaitu:
- Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur,
untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak
mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan atau
makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti
mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
- Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan
sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,
membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
- Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siangdimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani
banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari.
Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur,
dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien.

- Perawatan menjelang tidur

16
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur
agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan
kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.

e. Tujuan Personal Hygiene


- Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati
dan bakteri.
- Menghilangkan bau badan yang berlebihan.
- Memelihara integritas permukaan kulit.
- Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah.
- Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien.
- Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit
klien.
- Meningkatkan percaya diri seseorang.
- Menciptakan keindahan.
- Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

f. Dampak yang sering ditimbulkan


 Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yangsering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan
membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan
fisik pada kuku.
 Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial.

17
g. Daftar Pustaka
Bouwhuizen, M, 2018.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta
Aziz Alimul Hidayat , 2017. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
EGC : Jakarta
Murti, Sari. 2020. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-
Lingkungan. Diakses tanggal 6 Maret 2012, Puku 12.15

18

Anda mungkin juga menyukai