Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan dengan Penyakit Kronik

(Peran perawat dan fungsi perawat paliatif care)


Guna Memenuhi Tugas Keperawatan Menjelang Ajal

Di susun Oleh Kelompok 2


VERA SYAHRINISYA

SRI RAHMAYUDI FADRUS

MUTHIA MUCHIZAH HASANAH

BELLA OKASARI

NURKHOIROH JANNAH

NUR ANNIZA RAHMAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Menjelang Ajal dan Paliatif dengan Judul “askep dengan Penyakit Kronik”. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Bangkinang, 20 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN DIARE

A. Definisi Penyakit Kronis................................................................................

B. Jenis-jenis Penyakit Kronis............................................................................

C. Pathofisiologis Berbagai Jenis Penyakit.........................................................

D. Pendekatan Psikologis....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi sehari-hari selama


lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam
setahun atau (pada saat terdiagnosis) cenderung mengalami perawatan di rumah sakit
secara berulang.
Dalam Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta telah di sepakati bahwa
keperawatan adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang di
dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural
dan spiritual yang di dasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia”. Dalam hal ini
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi sehat dan sakit yang mencakup
seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang diberikan berupa bantuian-bantuan
kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan
serta kurangnya kemampuan dan atau kemauan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah ini adalah:
1. Apakah yang di maksud dengan penyakit kronik?
2. Bagaimana pendekatan psikologis dalam penyakit kronik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu penyakit kronik.


2. Untuk mengetahui macam/ jenis penyakit kronik.
3. Untuk mengetahui pathofisiologi berbagai penyakit kronik.
4. Untuk mengetahui pendekatan psikologis dalam penyakit kronik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Kronis

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung


lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap, dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan Karbina, 2009).
Kondisi kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan
yang berhubungan dengan gejala, gangguan, ataupun ketidakmampuan dan
membutuhkan manajemen pengobatan dan perawatan dalam waktu yang lama.
Penyakit kronis adalah penyakit yang mempunyai karakteristik yaitu suatu
penyakit yang bertahap-tahap, mempunyai perjalanan penyakit yang cukup lama, dan
sering tidak dapat di sembuhkan (Blesky, 2010)

B. Macam atau Jenis Penyakit Kronis

Menurut Christensen et al. (2009) ada beberapa jenis penyakit kronis yaitu,
seperti di bawah ini:
a. Lived with illnesses
Pada kategori ini individu di haruskan beradaptasi dan mempelajari kondisi
penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami kehidupan yang
mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes, asma,
arthritis dan epilepsy.
b. Mortal illnesses
Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan individu yang
menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit dan ancaman
kematian. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit
kardiovaskular
c. At risk illnesses
Kategori penyakit ini sangat berbedadari dua kategori sebelumnya. Pada
kategori ini tidak di tekankan pada penyakitnya, tatapi pada resiko penyakitnya.
Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi dan penyakit yang
berhubungan dengan hereditas

5
C. Pathofisiologi Berbagai Penyakit Kronis

Menurut Smeltzer & Bare (2010), terdapat 9 fase yang umumnya dilalui oleh
pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi kronik :
a. Pre trajectory phase
Fase dimana seseorang berisiko untuk mengalami kondisi kronis yang
berkembang dari situasi atau penyakit yang dialaminya. Perkembangan kondisi
ini dapat terjadi akibat faktor genetik ataupun gaya hidup yang dapat memicu
perkembangan kondisi jatuh ke kondisi kronis
b. Trajectory phase
Karakteristik pada fase ini adalah terjadinya onset atau awal mula munculnya
gejala, gangguan ataupun ketidakmampuan yang berhubungan dengan kondisi
kronis. Sejak diagnosa ditegakkan, kondisi ketidakpastian akan kehidupan mulai
dirasakan pasien.
c. Stable phase
Pada fase ini, individu gejala dan ketidakmampuan telah tampak dan dapat di
manajemen dengan baik. Meskipun dalam kondisi ini pasien telah dapat
memanajemen kondisinya dengan baik, tetapi dibutuhkan peran perawat untuk
memberikan reinforcement positif.
d. Unstable phase
Pada fase ktidakstabilan, kondisi gejala penyakit, perkembangan komplikasi,
aktifitas harian pasien terganggu karena kondisi tidak terkontrol.
e. Acute phase
Pada fase akut, kondisi penyakit kronis pasien dapat tiba-tiba mengalami
serangan mendadak yang berisiko mengalami kondisi kegawatan. Sehingga
terkadang dapat membuat pasien dan keluarga panik dan cemas.
f. Chrisis phase
Karakteristik kondisi ini adalah kondisi pasien jatuh kedalam kondisi yang
mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan dan pengobatan
kegawatdaruratan.
g. Comeback phase
Pada Fase ini pasien kembali dari fase akut dan krisis. Proses belajar dan
menerima kondisi gangguan dan ketidakmampuan yang dialami perlu mendapat
dukungan oleh keluarga dan perawat.

6
h. Downward phase
Karakteristik kondisi ini adalah adanya penurunan kondisi pasien terhadap
penyakit yang dialaminya.
i. Dying phase
Merupakan fase persiapan kematian dengan tenang yang harus diterima oleh
keluarga dan pasien. Pada kondisi ini perawat memiliki tugas untuk membantu
pasien menghadapi kematian dengan tenang dan baik, dan mendukung keluarga
untuk dapat menerima kematian pasien

D. Pendekatan Psikologis

Perubahan positif dan negative membuat pasien harus adaptasi terhadap


kondisinya dan dapat menimbulkan stress tersendiri. Stress ini berubungan dengan
ancaman yang di gambarkan oleh individu mengenai penyakitnya. Beberapa ancaman
yang terkadang dirasakan oleh pasien:
a. Ancaman untuk kehidupan dan kebaikan kondisi fisik
b. Ancaman terhadap integritas tubuh dan kenyamanan sebagai akibat dari penyakit
dan ketidakmampuan, baik itu akibat prosedur diagnostik ataupun pengobatan
dan perawatan
c. Ancaman untuk kemandirian
d. Ancaman untuk konsep diri dan peran diri
e. Ancaman untuk tujuan hidup dan rencana masa depan
f. Ancaman untuk hubungan dengan keluarga, teman dan relasi
g. Ancaman Ancaman terhadap kemampuan yang dimiliki
h. Ancaman untuk ekonomi

Masalah ini dipengaruhi oleh mekanisme koping individu dalam menghadapi


masalah. Mekanisme koping merupakan kemampuan individu untuk dapat
menghadapi stress, masalah, perubahan yang terjadi didalam kehidupannya (Heru,
2009).

Peran perawat dalam masalah psikososial pada klien dengan penyakit kronis
dalam ,memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan penyakit kronis,
perawat memegang peranan sangat penting, pengenalan, penerimaan, pengertian dan
respon klien, keluarga, lingkungan terhadap penyakit kronis tersebut mempengaruhi

7
sensitifitas perawat dalam mengenali kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien dan
selanjutnya dapat menentukan intervensi keperawatan yang tepat.

1. Peran perawat pada klien penyakit kronis


Tanggung jawab yang utama adalah mengerti perasaan duka dan proses berduka
2. Peran perawat pada keluarga
Keluarga perlu diberikan infomasi, kapan, bagaimana, kemana keluarga mencari
pertolongan, sehingga keluarga merasa beban yang di pikulnya terbagi. Mengajak
keluarga untuk terlibat dan bekerjasama dengan tim kesehatan yang lainnya.
(Heru, 2009)

E. Konsep Dasar Teoritis Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit Kronis


Asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronis meliputi proses keperawatan
dari pengkajian, diagnosa dan perencanaan (Purwaningsih dan kartina, 2009).
1.         Pengkajian
a.         Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1)        Respon emosi klien terhadap diagnosa
2)        Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3)        Upaya klien dalam mengatasi situasi
4)        Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
5)        Persepsi dan harapan klien
6)        Kemampuan mengingat masa lalu 
b.        Pengkajian terhadap keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1)        Respon keluarga terhadap klien
2)        Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
3)        Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4)        Kapasitas dan system pendukung yang ada
5)        Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6)        Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang
terjadi
c.         Pengkajian terhadap lingkungan
1)        Sumber daya yang ada
2)        Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3)        Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4)        Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja

8
  

2.         Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditimbulkan dari proses pengkajian klien
dengan penyakit kronis adalah (Purwaningsih dan kartina, 2009) : 
a.         Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan
perubahan
b.        Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan
mengekspresikan perasaan
c.         Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami
d.        Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan ketidakmampuan dan
ketidak pedulian karena stress
e.         Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan
f.         Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang di hargai

  

10
 

9
F. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS
1.        KASUS
Ny. N berumur 42 tahun, seorang ibu rumah tangga, di rawat di rumah sakit umum daerah
dengan diagnosa medis Diabetes Miletus, dan sudah dirawat selama 3 bulan. Sebelumnya
klien juga pernah di rawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama, namun tidak
separah yang sekarang. Dari hasil pengkajian, klien mengatakan tidak menyangka
penyakitnya bertambah parah, klien juga malu dengan keluarga dan teman-temannya
karena kondisi tubuh yang sekarang, merasa tidak berguna lagi untuk keluarganya (suami
dan anak-anaknya), klien merasa ingin mati saja, klien mengatakan tidak nyaman berada
di dekat orang lain karena takut tidak diterima, dan lebih senang jika sendiri, klien juga
takut tidak diterima oleh keluarga terdekatnya, klien sulit untuk tidur karena merasa
cemas dengan keluarganya di rumah. Dari hasil observasi, tampak luka gangren pada kaki
kiri klien sudah mengalami nekrotik yang membuat klien sulit untuk beraktivitas dan
semakin parah, dan sudah mulai mengeluarkan bau tidak sedap, klien tampak menyendiri
dan hanya mau berkomunikasi dengan perawat yang merawatnya, klien pun tampak tidak
merawat kebersihan diri, dan keluarga klien hanya sesekali menjenguk klien. Pengkajian
keluarga, respon keluarga seperti tidak peduli dengan keadaan klien, keluarga
menyerahkan penuh prosedur perawatan kepada rumah sakit, keluarga terdekat klien
(suami) mengatakan sudah pasrah dengan kondisi yang dialami klien. Klien tampak
bernafsu untuk makan, setiap makanan yang di saji kan selalu di habiskan, BB klien 70
kg.
2.        PENGKAJIAN
a.         Pengkajian Pola Gordon
1)        Persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan
           Klien mengatakan kurang mengetahui semua tentang penyakitnya
           Klien tampak pasrah dengan penyakitnya, dan hanya mengikuti prosedur
keperawatan rumah sakit
2)        Pola nutrisi metabolic
           Nafsu makan klien meningkat.
           Peningkatan berat badan 5 kg
           
Klien dilarang mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung gula

3)        Pola eliminasi
           Klien sering BAK
           Karakteristik warna urine klien kuning, baunya khas.
4)        Pola aktivitas dan latihan
           Klien tidak nyeri/sesak nafas saat beraktivitas
           Klien merasa lemah, dan merasa sakit pada kakinya saat beraktivitas sehari-hari

10
5)        Pola tidur dan istirahat
           Klien mengalami gangguan pola tidur, karena cemas dan takut, dan klien juga
merasa depresi.
6)        Pola kognitif/perseptual
           Terjadi penurunan pada fungsi penglihatan, daya ingat klien masih bagus, dan klien
tanggap terhadap semua pertanyaan yang diajukan, hanya klien banyak menunduk dan
kontak mata klien tidak baik.
7)        Pola persepsi diri/konsep diri
           Klien merasa sedih dan lebih banyak murung
           Klien menjadi depresi
           Klien tampak pasrah dan hanya berserah pada prosedur keperawatan rumah sakit
8)        Pola peran/hubungan
           Tidak ada upaya yang berarti dari klien untuk mengatasi masalahnya
           Klien seorang ibu rumah tangga
           Interaksi kliendengan orang terdekatnya (suami dan anak-anak) kurang baik, dan
orang terdekat klien pun hanya sesekali menjenguk klien.
9)        Pola seksualitas/reproduksi
           Selama klien sakit, klien jarang berhubungan intim dengan suaminya, dan klien
merasa malu.
           Terjadi perubahan perhatian dari keluarga terdekat terutama suami dan anak-
anaknya
10)    Pola koping/toleransi stress
       
Jika klien mengalami stress, klien berbagi dengan suaminya namun lebih sering untuk
memendam masalahnya.

11)    Pola nilai/kepercayaan
           Klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap shalat tepat pada waktunya
3.         DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Harga diri rendah kronik Setelah dilakukan       Identifikasi         Dengan cara
berhubungan dengan tindakan keperawatan kemampuan dan aspek mendiskusikan
persepsi kurang di hargai selama 2x24 jam, positif yang masih bahwa klien masih
yang ditandai dengan : harga diri klien dimiliki klien. memiliki sejumlah
DS : meningkat dengan KH kemampuan dan
-       Klien mengatakan : aspek positif untuk
merasa tidak berguna-        Klien mulai merasa meningkatkan rasa
lagi diterima oleh percaya diri klien.

11
-       Klien juga malu dengan lingkungannya         Menghilangkan rasa
keluarga dan teman--        Rasa malu klien malu dan takut tidak
temannya mulai menghilang        Beri pujian yang diterima lingkungan.
-       Klien merasa ingin mati-        Klien mulai mudah realistik/nyata dan        Meyakinkan klien
saja bergaul hindarkan penilaian bahwa dirinya dapat
-       Klien takut tidak negatif. diterima oleh
diterima oleh orang- keluargnya dan tidak
orang terdekatnya        Yakinkan bahwa perlu takut dan malu.
DO : keluarga mendukung
-       Klien tampak sulit setiap aktifitas.
bergaul
-       Bicara klien lambat dan
nada suara lemah
2 Isolasi sosial 13        Bina hubungan saling        Rasa saling pecaya
 
berhubungan dengan percaya telah terbina,
gangguan kondisi Setelah dilakukan mempermudah
kesehatan yang ditandai tindakan keperawatan perawat untuk
selama 2x24 jam,
dengan : mengkaji dan
klien mulia bisa
DS : bergaul dengan KH : mendapatkan
-       Klien mengatakan tidak-        Klien mulai merasa informasi dari klien
nyaman jika berada nyaman jika berada         Cara-cara dan
didekat orang lain, didekat orang lain contoh yang
karena kondisinya-        Klien bisa melakukan       Latih klien cara-cara merupakan
sekarang tindakan di luar kamar berinteraksi dengan pembelajaran yang
-       Lebih senang sendiri -        Klien bisa bergaul orang lain secara efesien untuk klien
DO : tanpa rasa malu dan bertahap memulai untuk
-       Klien banyak diam dan takut berani bergaul
kurang mau berbicara dengan orang lain
-       Klien tampak sedih,         Dukungan keluarga
ekspresi datar dan sangat berarti untuk
dangkal kesembuhan klien,
       Diskusikan dengan dengan interaksi
keluarga pentingnya yang baik dapat
interaksi klien dengan menunjukkan rasa
keluarga terdekat perhatian
        Untuk membuat
klien mampu
berinteraksi dengan
       Libatkan klien dalam baik, perlu bertahap

12
terapi kelompok secara dan perlahan.
bertahap Dengan terapi
kelompok
memungkinkan klien
bisa berinteraski.

3 Kecemasan yang Setlah dilakukan      Kaji tingkat   Untuk mengetahui


meningkat berhubungan tindakan selama 2x24 kecemasan klien dari kecemasan klien
dengan ketidakmampuan jam, ansietas klien ttv, nafsu makan, 
mengekspresikan berkurang dengan 
      Beri dorongan pada
perasaan yang ditandai KH :
klien untuk
dengan KH : -        Klien mampu
mengungkapkan   Agar klien tenang
DS : menunjukkan koping
pikiran dan perasaan dan
-        Klien merasa takut yang baik
      Berikan menerimakondisi
penyakitnya tidak bisa-        Klien mampu
penyuluhankepada kesehatannya
disembuhkan mengungkapkan
keluargadan ajak untuk sekarang
-        Klien juga perasaan dan bisa
bersama sama
mengkhawatirkan bertukar pikirang dan     Dukungan keluarga
memotivasi klien
keluarganya dirumah perasaan merupakan perhatian
DO : yang bisa
-        Klien tampak tidak bisa memotivasi klien
untuk tidur untuk sembuh
-        Klien tampak lemah dan
lesu akibat kurang tidur
4 Gangguan citra Setelah           Kaji secra verbal dan     Data awal untuk
dilakukan
tubuhberhubungan perawatan selama nonverbal respon klien menentukan
dengan dampak penyakit 2x24 jam, body image terhadap tubuhnya intervensi yang tepat
yang dialami yang di klien teratasi dengan           Libatkan dan
untuk klien
tandai dengan : KH :
jelaskan kliententang     Apabila lkien tahu
DS : -        Body image klien
pengobatan, perawatan tentang pengobatan,
-        Klien mengatakan malu positif
kemajuan dan perawatan kemajuan
dengan keadaanya-        Mendeskripsikan prognosis penyakit dan prognosis
sekarang factual perubahan
penyakit, akan
-        Klien mengatakan tidak fungsi tubuh membuat klien
menyangka penyakitnya -        
sedikit tenang. Dan
15
bertambah parah mampu menentukan
 
DO : intervensi yang tepat

13
-        Perubahan aktual pada 15 untuknya
 
fungsi
  Untuk membantu
-        Luka gangren klien Mempertahankan           Fasilitasi kontak
klien agar dapat
bertambah parah dan interaksi sosial dengan individu lain
bersosialisasi dengan
mulai mengeluarkan bau dalam kelompok kecil
oaring lain.
tidak sedap
5 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan          Bantu klien untuk           Agar kebutuhan
personal Hygine tindakan keperawatan personal hygine sesuai kebersihan terpenuhi
berhubungan dengan selama 2x24 jam, kebutuhan yang di secara baik
ketidakmampuan dan personal hygiene klien anjurkan
    Melatih klien untuk
ketidak pedulian karena terpenuhi dengan
          Dukung kemandirian mandiri dan mampu
stress yang ditandai KH :
untuk melakukan melakukan personal
dengan KH : -        Klien mengatakan
personal hygine jika hygiene sendiri
DS : merasa segar dan
memungkinkan
-        Klien mengatakan tidak nyaman
          Agar klien sadar
mampu untuk-        Klien mampu           Berikan penjelasan
akan pentingnya
membersihkan diri menjaga kebersihan kepadaklien akan
kebersihan diri dan
secara maksimal dirinya pentingnya kebersihan
mampu menjaga
-        Klien mengatakan tidak-        Tidak tercium lagi diri baik secara
kebersihan dirinya
peduli mau mandi atau bau tidak sedap kesehatan, agama
sendiri.
tidak, yang dia pikirkan-        maupun sosial
hanya penyakitnya 16
 
-        Klien mengatakan tidak
mengetahui cara 10
merawat luka dengan  
baik dan benar, hanya
Klien tampak bersih
menunggu perawat saja mulai dari pakaian
yang melakukannya
DO :
-        Mulai tercium bau tidak
sedap dari tubuh dan
luka klien
-        Klien tampak tidak
menjaga kebersihan diri.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit kronis adalah penyakit yang mempunyai karakteristik yaitu suatu


penyakit yang bertahap-tahap, mempunyai perjalanan penyakit yang cukup lama, dan
sering tidak dapat di sembuhkan. Ada beberapa jenis penyakit kronis yaitu, Lived
with illnesses, Mortal illnesses, At risk illnesses. Dan ada 9 fase yang umumnya
dilalui oleh pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi kronik yaitu pre trajectory
phase, trajectory phase, stable phase, unstable phase, acute phase, chrisis phase,
comeback phase, downward phase, dying phase.

B. SARAN
15
Sebagai calon perawat profesional, alangkah lebih baik nya jika dalam
memberikan asuhan keperawatan menggunakan teknik teknik komonikasi secara
benar dan bijaksana sehingga terciptalah generasi generasi penerus yang
berkualitas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Belsky, R.B. 2010. Infancy, Childhood & Adolescence. New Baskerville : York Graphic
Service Inc
Christensen, P.J & Janet W. Kenney 2009, Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual
edisi 4. Jakarta: EGC.
Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Hal : 45-47.

Di muat dalam:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/78b8ae893e64b1ef02093820eb4d4297.pdf

http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/09/askep-pada-klien-penyakit-kronis.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai