Disusun oleh :
Nama : M. Abdi Yulianto
Prodi : D3 Keperawatan
NIM : 202002010079
A. Latar Belakang
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga,
dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi
proses penyakit kronis dan terminal? Peran perawat sangat komprehensif dalam
menangani pasien karena peran perawat adalah membimbing rohani pasien yang
merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992), karena pada dasarnya
setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual (Basic spiritual needs, Dadang
Hawari, 1999).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan
WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur
dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan
dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual pasien. Karena
peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan perawat
dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan Sabda
Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan,
sehingga perawat dapat bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap
melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran
spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat
tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang mengalami penyakit terminal
dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis
spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”. 2 Pasien terminal biasanya mengalami rasa
depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam
fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual dapat meningkatkan semangat
hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri
pasien untuk menghadapi alam yang kekal. Oleh karena itu penulis membuat makalah
asuhan keperawatan asuhan klien dengan penyakit kronis dan terminal, agar nantinya
perawat juga memberikan perhatian khusus untuk masalah ini, dan permasalahan
tidak memjadi suatu aspek yang terabaikan seperti saat ini.
Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah
akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien
tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan
spiritual dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan
sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam yang
kekal. Oleh karena itu penulis membuat makalah asuhan keperawatan asuhan klien
dengan penyakit kronis dan terminal, agar nantinya perawat juga memberikan
perhatian khusus untuk masalah ini, dan permasalahan tidak memjadi suatu aspek
yang terabaikan seperti saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang sesuai yaitu :
1. Apa definisi penyakit kronis dan terminal?
2. Apa penyebab penyakit kronis dan terminal?
3. Apa saja jenis penyakit kronis dan terminal?
4. Bagaimana sifat penyakit kronis?
5. Apa dampak dari penyakit kronis?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyakit kronis?
7. Apa saja Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis?
8. Bagaimana Penatalaksanaan penyakit kronis dan terminal?
9. Bagaimana tahapan asuhan keperawatan penyakit kronis dan terminal?
10. Bagaimana Bantuan yang dapat diberikan saat berduka?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui
1. Definisi penyakit kronis dan terminal
2. Penyebab penyakit kronis dan terminal
3. Penis penyakit kronis dan terminal
4. Sifat penyakit kronis
5. Dampak dari penyakit kronis
6. Faktor yang mempengaruhi penyakit kronis
7. Perilaku klien dengan penyakit kronis
8. Penatalaksanaan penyakit kronis dan terminal
9. Tahapan asuhan keperawatan penyakit kronis dan terminal
10. Bantuan yang dapat diberikan saat berduka
D. Manfaat penulisan
Bagi penulis
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis
2. Bahan pembelajaran dan evaluasi
Bagi masyarakat
1. Menambah kewaspadaan masyarakat
2. Membuka pemikiran dan pengetahuan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh
suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Ross, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999)
a. Pendidikan kesehatan
Menjelaskan kepada klien tentang perjalanan penyakitnya dan keterbatasan
pengobatan. Pendidikan kesehatan harus langsung pada penderita dan keluarganya
dan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Melibatkan keluarga
Dukungan pada keluarga dan petunjuk penatalaksanaan sangat penting. Keluarga
harus dibantu agar tidak melakukan sikap yang berlebihan terhadap anak, seperti
terlalu melindungi, terlalu khawatir dan memberikan perhatian berlebihan.
d. Melibatkan pasien
Bila klien dilibatkan dalam penatalaksaan penyakitnya, maka mereka akan lebih patuh
dan bertanggungjawab.
j. Pembatasan
Bila kepatuhan atau perilaku yang menjadi masalah, remaja harus dibuat disiplin, dan
tim yang merawat serta keluarganya harus setuju dan mendukung.
Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan
perasaan-perasaannya.
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien
untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak
masuk akal.
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu
duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal dari
pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-
temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu
dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
1. Pengkajian
a. Pengkajian terhadap klien
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
1) Respon emosi klien terhadap diagnosa
2) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3) Upaya klien dalam mengatasi situasi
4) Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
5) Persepsi dan harapan klien
6) Kemampuan mengingat masa lalu
b. Pengkajian terhadap keluarga
2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditimbulkan dari proses pengkajian klien
dengan penyakit kronis adalah (Purwaningsih dan kartina, 2009) :
a. Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan
perubahan
b. Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan
mengekspresikan perasaan
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami
d. Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan ketidakmampuan
dan ketidak pedulian karena stress
e. Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan
f. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang di hargai
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan penyakit
yang sama
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
4) Head To Toe
4) Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama
sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. Respon klien dalam
kondisi kroni sansgat tergantung kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga
dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda.
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien kronis.
Orang yang telah lama hidup sendiri, menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai
kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa
kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-
orang yang dicintai.
Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan,
kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup, merespon
terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu terjadi. Perhatian
utama pasien dengan penyakit kronis sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada
kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan
psikologis yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.
Jadi tugas perawat untuk dapat lebih memahami dan memberi perawatan yang sesuai
dengan kondisi pasien. Perawat juga harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang
baik pada klien yang mengalami penyakit kronis.
B. Saran
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi kronis, tujuannya untuk
dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam
hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.
Ketika merawat klien dengan penyakit kronis, tanggung jawab perawat harus
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.
DAFTAR PUSTAKA