Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KONFLIK

Konflik adalah perbedaan


pandangan atau ide antara
seseorang dengan orang lain.

Littlefield (1995) menganjurkan


bahwa konflik dapat sebagai
suatu kejadian atau sebagai
proses.

Konflik sebagai suatu kejadian


krn adanya ketidaksepakatan
antara 2 orang atau lebih.
Sebagai suatu proses, konflik
ditunjukkan dalam beberapa
tindakan dari 2 orang atau
kelompok dimana masing-
masing mencoba menghalangi
tujuan orang lain.
Manajemen Konflik merupakan
suatu peristiwa alamiah yang
dapat terjadi didalam proses
administrasi dan manajemen
dan dapat diselesaikan dengan
baik apabila pimpinan dapat
mengidentifikasi penyebab,
akibat, tipe konflik dan
menentukan cara untuk
mengatasi konflik.

Sumber konflik dlm


organisasi ( Huber, 1996)
 Kedudukan structural :
Manajer, pemberi asuhan
terampil, negosiater,
penasehat
 Komunikasi salah persepsi
 Tujuan dan system nilai
individu maupun organisasi
 Alokasi SDM
 Sikap dan tingkah laku
 Ketidakjelasan peran

Penyebab Konflik :
Kebutuhan Dasar Manusia
tidak terpenuhi, timbul
frustasi, tidak puas atau rasa
bersalah. Faktor dasar
timbulnya konflik antara
individu dengan kelompok
juga didukung adanya factor
pencetus seperti menolak
bekerjasama, kompetisi tidak
sehat, menguasai atau
mendominasi.
Mengandalkan bantuan orang
lain
Peran yang tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan
hubungan yang sangat dekat
Perbedaan pandangan.
Akibat konflik :
 Konflik berlanjut dapat
mengakibatkan rusaknya
kesatuan unit kerja.
 Konflik interpersonal ringan
dapat menimbulkan motivasi
kerja yang positif atau negatif
tergantung pada level dan
lamanya konflik terjadi.
 Secara umum konflik dapat
menimbulkan situasi yang
tidak menyenangkan atau
kecemburuan.

Tahapan konflik :
Pemimpin harus tahu/mengenal
dengan baik tahap dan
perkembangan konflik. Setiap
situasi konflik dinamis dan
berubah-ubah setiap saat.
Konflik merupakan suatu
siklus :
 Tahap I : konflik laten akibat
ditimbulkan oleh kondisi
sebelumnya, terlalu sering
mengadakan perubahan
 Tahap II : menyadari adanya
konflik dengan rasa
permusuhan disampaikan
secara verbal atau perilaku.
 Tahap III : konflik yang
dirasakan termasuk
emosional seperti
permusuhan, ketakutan,
ketidakpercayaan, marah
 Tahap IV : konflik yang
diperlihatkan dalam perilaku
seperti menarik diri atau
menghindar dari upaya
penyelesaian konflik,
kompetisi, debat individu
secara tidak sadar belajar
mengatasi konflik
 Tahap V : pemecahan konflik
sehingga masing-masing
puas (win-win solution)
 Tahap VI : akibat konflik bila
tidak dapat ditangani dengan
baik akan berakibat fatal,
terjadi konflik total dan rasa
bermusuhan yang dalam.

Tipe konflik :
 Langsung yaitu konflik
yang terjadi secara langsung
disebabkan perbedaan
pandangan atau gangguan
hubungan interpersonal. Hal
ini lebih mudah dikontrol
melalui intervensi
interpersonal.
 Tidak langsung yaitu
perbedaan pandangan
individu dan organisasi,
sering ditampilkan dengan
sering tidak masuk kerja
tanpa kabar atau tidak tepat
waktu.

Peningkatan kesadaran diri,


training sensitifitas, training
asertif dapat meningkatkan
kemampuan pimpinan
keperawatan dalam mengatasi
perilaku konflik.

Peran manajer dalam organisasi


adalah menciptakan
lingkungan kerja yang
menggunakan konflik secara
konstruktif yang mengarahkan
kepada peningkatan dan
perkembangan produktifitas.

Kategori konflik :
 Konflik personal : yang
terjadi didalam individu, ini
terjadi pada konflik nilai atau
kebutuhan
 Konflik interpersonal :
konflik antara 2 orang atau
lebih yang mempunyai
system nilai tujuan dan
keyakinan yang tidak
cocok.
 Konflik intergroup : konflik
yang terjadi antara 2 atau
lebih kelompok atau
departemen
Strategi pemecahan konflik :
 Kompromi atau
negosiasi
 Kompetisi untuk
kemajuan
 Menenangkan
 Menghindari dan
kolaborasi

Anda mungkin juga menyukai