Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya yang ada. Diantara beberapa jenis kanker,
kanker payudara adalah jenis kanker yang paling berbahaya dan paling sering terjadi. Kanker
payudara sangat berbahaya dikarenakan kanker jenis ini menyerang organ reproduksi luar
yaitu payudara dan dapat menyerbar ke bagian tubuh lain.

Kanker payudara juga dapat menyebabkan kematian. Kanker payudara yang dapat
menyebabkan kematian adalah kanker payudara stadium IV. Pada kanker payudara stadium
IV seseorang sudah menderita kanker payudara yang sangat parah atau bahkan tidak memiliki
harapan hidup (terminal). Kondisi terminal pada penderita kanker payudara stadium IV tidak
dapat dihindari dan ini pasti akan dialami oleh setiap penderita yang akan menjelang ajal.

Pada kondisi terminal perubahan utama yang terjadi adalah perubahan psikologis yang
menyertai pasien. Perubahan psikologis tersebut biasanya mengarah ke arah yang lebih buruk
dan membuat pasien menjadi tidak koperatif. Disini peran perawat sangat dibutuhkan dan
menjadi hal yang penting, peran perawat disini dibutuhkan untuk membuat klien merasa lebih
nyaman dan mampu membuat klien menjadi tenang pada saat menjelang ajal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar kanker payudara?


2. Bagaimana patofisiologi kanker payudara?
3. Bagaimana askep pasa pasien yang mengalami penyakit terminal kanker payudara?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memberi wawasan kepada pembaca mengenai
segala sesuatu tentang kanker payudara, pasien terminal, dan asuhan keperawatan pasien
terminal kanker payudara stadium IV. Makalah ini juga dimaksudkan untuk membagi
pengetahuan kepada pembaca agar terjadi peningkatan pengetahuan pada diri pembaca dan
diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan terjadi pula peningkatan status
kesehatan masyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kondisi Penyakit Terminal

Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit / sakit
yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian.
Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik, psikologis,
dan sosial yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda.
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal.

Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal, tujuannya
untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat terakhir
dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan
damai.Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup,
merespon terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu terjadi.
Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada
kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan
psikologis yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.

Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita
penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap
penderitaan. Sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal
yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang lain
beranggapan takut akan perpisahan, dikucilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami
penderitaan sepanjang hidup.

Death and Dying “Kematian dan Proses Menuju Kematian” adalah sebuah fenomena
yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam kehidupannya. Kematian memang
sebuah rahasia Tuhan, akan tetapi proses menuju kematian adalah sebuah fenomena yang
dapat didiskusikan, bahkan lingkungan dapat memberikan proses pembelajaran yang benar
untuk menjalani proses menuju kematian yang lebih baik.

Proses menuju kematian (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi
kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian
(death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Dying dan death merupakan dua istilah
yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih kearah
suatu proses, sedangkan death merupakan akhir dari hidup.

Kematian atau ajal (death) adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam
organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik
karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan.

2
Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan. Istilah lain yang sering
digunakan adalah meninggal, wafat, tewas, atau mati.

2.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak
normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk
benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang
bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak.
Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang
menyerupai kantong. Sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.

Diantara semua jenis kanker, kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang
paling sering terjadi. Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara
terdapat. Kanker payudara bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

Pada kasus kanker payudara terdapat benjolan kanker yang apabila tidak dibuang atau
terkontrol sel kanker tersebut bisa menyebar lewat aliran darah maupun sistem getah bening,
sering kali sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari kumpulannya dan menyebar
ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di
tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru.
Proses ini disebut metastasis. Metastasis bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak
maupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru,
hati, kulit, dan bawah kulit.

Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya.


Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal di sekitarnya,
terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara
penderita akan membesar tidak seperti biasanya. Kanker payudara biasanya dimulai pada sel
di lobules, kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu, saluran
yang menghubungkan lobulus ke papila mamaria.

2.3 Etiologi

Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara pasti karena sifatnya yang
multifaktoral. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat memunculkan resiko kanker
payudara, faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Usia

Seperti pada kebanyakan jenis kanker pada umumnya, insidensi menurut usia naik
sejalan dengan bertambahnya usia. Usia diatas 30 tahun atau diatas 35 tahun. Sekitar

3
60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan
pada wanita berusia diatas 75 tahun.

2. Tinggi badan

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) yang ada pada sel tubuh dan dikhawatirkan diantaranya
berubah ke arah sel ganas.

3. Faktor genetik (keturunan)

Seseorang yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara memiliki
risiko 2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih
besar apabila keluarga tersebut menderita kanker bilateral atau pramenopause.

4. Hormon

Tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan kanker payudara.


Oleh sebab itu kanker payudara lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan hormon. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita
terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal pada kehamilan juga
meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami
kerusakan dan menyebabkan kanker.

5. Pernah menderita penyakit payudara lainnya

Penyakit lain pada payudara dapat mengakibatkan resiko kanker payudara


dikarenakan dengan adanya penyakit pada payudara, berarti payudara tersebut telah
terganggu. Komplikasi yang terburuk dari hal ini adalah kanker payudara. Selain itu
seseorang yang payudaranya pernah ditangani mempunyai resiko yang lebih tinggi
untuk menderita kanker payudara.

6. Menarke dini

Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun. Semakin dini menarke berarti semakin besar resiko menderita kanker
payudara. Hal ini dikarenakan semakin cepat orang tersebut menstruasi itu berarti
menandakan pertumubuhan sel yang ada di dalam tubuh orang tersebut lebih cepat,
dan dikhawatirkan sel yang tumbuh dan beregenarasi dengan cepat tersebut akan
berubah ke arah sel ganas atau kanker.

7. Pernah mengalami radiasi di daerah dada

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada) dapat meningkatkan


resiko kanker payudara, terutama pada masa anak-anak resiko menderita kanker
payudara dikarenakan radiasi dapat menjadi lebih tinggi.

4
2.4 Patofisiologi

Transformasi sel – sel kanker dibentuk dari sel – sel normal dalam suatu proses yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi
suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan
dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari, tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan trehadap suatu
karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.

Pada tahap promosi suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi oleh
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang
peka dan suatu karsinogen). Setelah suatu sel mengalami transformasi selanjutnya pada sel
tersebut akan terjadi mutasi gen. Dengan terjadinya mutasi gen tersebut maka sel-sel yang
ada di payudara menjadi terus berkembangbiak dan bertambah banyak secara tidak
terkendali. Sel-sel yang terus berkembang biak itupun kemudian menginfiltrasi jaringan
sekitar dikarenakan jumlahnya yang semakin banyak. sambil menginfiltrasi, sel-sel inipun
merusak jaringan sekitar yang ada di payudara. Diantara sel-sel yang menginfiltrasi tersebut
terdapat juga neoplasma ganas yang mengenai payudara. Apabila neoplasma ganas ini telah
menyerang payudara maka selanjutnya yang terjadi adalah kanker payudara.

Pada kanker payudara terdapat tiga keadaan yang terjadi yaitu obstruksi sirkulasi,
infiltrasi ke pembuluh limfe, dan peningkatan kebutuhan jaringan. Pada obstruksi sirkulasi
keadaan yang selanjutnya terjadi adalah hipoksia pada sel kanker yang terjadi karena sel-sel
yang ada pada tubuh tersebut tidak mendapat asupan oksigen yang seharusnya didapatkan
dari darah, hal ini dikarenakan adanya obstruksi tersebut. Setelah terjadi hipoksia maka
selanjutnya munculah jaringan nekrosis yang dapat menyebabkan perubahan pada payudara.

Pada infiltrasi ke pembuluh limfe, keadaan yang terjadi adalah adanya bendungan
pada limfe setempat yang menyebabkan edema di sekitar tumor. Dengan adanya edema
tersebut maka akan muncul benjolan yang dapat terlihat dengan jelas, benjolan ini dinamai
peau d’orange. Peau d’orange adalah tanda kanker payudara yang berupa gambaran seperti
kulit jeruk karena metastasis sel tumor pada saluran limfe kulit. Munculnya peau d’orange ini
tentunya menyebabkan gangguan integritas kulit.

Pada keadaan peningkatan kebutuhan jaringan terjadilah hipermetabolik jaringan yang


dikarenakan pada saat kanker payudara terjadi kebutuhan tubuh tubuh akan nutrisi tentunya
akan meningkat, dan apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka akan timbul gangguan
kebutuhan nutrisi yang dapat dilihat atau dimanifestasikan dari penurunan massa otot dan
massa tubuh penderita kanker payudara.

5
2.5 Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang terdapat pada penderita kanker payudara ialah:

1. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri


2. Keluar cairan abnormal dari puting susu yang dapat berupa nanah, darah, dan cairan
encer
3. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit sekitar payudara
4. Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara
5. Adanya benjolan atau massa di ketiak yang menyebabkan perubahan ukuran atau
bentuk payudara
6. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik
7. Terasa gatal dan disertai pembengkakan salah satu payudara
8. Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama
9. Rasa tidak enak dan tegang
10. Areola tertarik ke dalam (retraksi areola)
11. Pembengkakan lokal di daerah sekitar payudara
12. Konsistensi payudara yang keras dan padat
13. Pada stadium lanjut, bisa timbul nyer itulang, penurunan berat badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi kulit.

2.6 Asuhan Keperawatan Pasien Terminal Kanker Payudara Stadium 4

1. Pengkajian

Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang:

a) Identitas pasien

Identitas yang kita kaji disini ialah identitas pasien dan identitas penanggung jawab.
Identitas pasien berisi tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan,
pekerjaan, status, suku bangsa, nomor rekam medis, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, diagnosa medis. Selain identitas pasien hal yang perlu dikaji ialah
identitas penanggung jawab pasien. Identitas penanggung jawab setidaknya berisi
tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien.
Identitas penanggung jawab perlu untuk dikaji untuk mendapatkan kemudahan baik
terhadap perawat maupun pasien.

b) Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang

Saat ini klien menderita kanker payudara stadium IV dan hampir tidak memiliki
harapan untuk hidup. Pada saat ini tumor sudah meluas dalam payudara dan melekat
pada kulit atau dinding dada dan juga sudah disertai dengan kelenjar getah bening
aksila supra-klavikula. Selain itu pada kondisi ini metastasis kanker sudah sangat jauh
dan sel-sel kanker sudah sangat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker

6
tersebut menyerang bagian tubuh lainnya yaitu tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, dan
kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher.

 Riwayat penyakit dahulu

Hal yang perlu dikaji ialah apakah klien memiliki penyakit payudara lainnya sebelum
ia menderita kanker payudara ataupun penyakit lain pada payudara yang dapat
mengakibatkan resiko kanker payudara. dikarenakan dengan adanya penyakit pada
payudara, berarti payudara tersebut telah terganggu. Komplikasi yang terburuk dari
hal ini adalah kanker payudara. Selain itu seseorang yang payudaranya pernah
ditangani mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara.
Selain penyakit payudara terdahulu hal lain yang perlu dikaji ialah siklus menstruasi
klien dan kapan kehamilan atau melahirkan anak pertama. Pada siklus menstruasi
yang perlu dikaji disini ialah kapan menstruasi pertama dialami oleh klien dan kapan
klien mengalami menopause (pada klien yang berusia lanjut). Selain tu perlu juga
dikaji kapankah klien mengalami kehamilan atau melahirkan anak pertama.

 Riwayat penyakit keluarga


Kaji apakah klien memiliki keluarga yang menderita kanker payudara sebelumnya.
Hal ini perlu dilakukan karena salah satu faktor resiko kanker payudara adalah faktor
genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
memiliki risiko 2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Kemungkinan
ini lebih besar apabila keluarga tersebut menderita kanker bilateral atau
pramenopause.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan Head to Toe dan hasil yang didapat
pada pemeriksaan ini adalah:
 Faktor fisik

Pada kondisi terminal atau menjelang ajal klien dihadapkan pada berbagai masalah
pada fisik. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan pada penglihatan,
pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital, mobilisasi, nyeri.

 Faktor psikologi

Perubahan psikologi tentunya akan dihadapi oleh klien terminal. Perawat harus peka
dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa mengenali
ekspresi wajah yang ditunjukan apakah sedih, depresi, atau marah. Problem
psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan,
kehilangan harga diri dan harapan. Disini peran perawat sangat diperlukan sebagai
pendamping bagi klien.

 Faktor Sosial

Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal, karena
pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung, tidak ingin

7
berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan
keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali
tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien dapat memberikan dukungan sosial bisa
dari teman dekat, kerabat/keluarga terdekat untuk selalu menemani klien.

 Faktor Spiritual

Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian, bagaimana
sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin mendekatkan diri
pada Tuhan ataukah semakin menolak dan tidak menerima keadaannya. Perawat juga
harus mengetahui apakah pasien memerlukan bantuan dari pemuka agama untuk
membimbing klien.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat muncul pada pasien terminal kanker payudara stadium IV:

1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian.


2. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit yang diderita.
3. Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal.

3. Rencana Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi NIC


NOC

1. Ansietas berhubungan  Pasien dapat  Berikan informasi


dengan ancaman mengurangi rasa tentang prognosis
kematian. cemasnya. secara akurat.
 Pasien  Jelaskan pengobatan,
menunjukkan tujuan dan efek
mampu untuk samping. Bantu klien
beradaptasi mempersiapkan diri
dalam dalam pengobatan.
pengobatan.  Catat koping yang
tidak efektif seperti
kurang interaksi
sosial, ketidak
berdayaan.

2. Keputusasaan  Keputusasaan  Berikan harapan yang


berhubungan dengan klien berkurang. terbaik bagi klien
penyakit yang diderita.  Klien tetap  Berikan motivasi
menjaga kepada klien yang
keyakinan yang bersifat membangun.
dimilikinya  Damping klien dalam
mengenai menghadapi
penyakitnya. kondisinya.

8
3. Depresi berhubungan  Klien mampu  Bantu klien
dengan kesedihan mengungkapkan mengungkapkan
tentang dirinya dalam perasaan yang perasaan sedih, marah
keadaan terminal. membuatnya yang membuat
depresi. depresi.
 Depresi klien  Berikan simpati pada
berkurang. klien
 Terjadi  Bantu klien
perubahan sikap mengidentifikasi
pada klien dari sumber koping.
menutup diri  Gunakan sentuhan
menjadi terbuka ketika klien
menunjukkan sikap
depresi.

9
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Pada
kanker payudara stadium IV sel-sel kanker sudah sangat parah dan sel kanker telah
menyerang anggota tubuh lain. Pada kondisi ini pasien sudah tidak mungkin disembuhkan
lagi atau tidak memiliki harapan untuk hidup (terminal). Pasien yang sedang dalam kondisi
terminal membutuhkan perawatan yang lebih bersifat memperbaiki dan membangun
psikologis pasien, hal ini dikarenakan pasien yang sedang dalam kondisi terminal cenderung
memiliki perasaan maupun perilaku yang berubah dari biasanya. Disini peran perawat sangat
dibutuhkan dalam membangun psikologis dan membimbing pasien menuju sikap dan
penerimaan yang lebih baik.

2.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu perawatan keluarga pasien yang
mengalami penyakit terminal yaitu kanker payudara. Dan diharapkan bagi seorang perawat
mampu memahami dan menguasi konsep dan asuhan keperawatan pasien terminal terhadap
kanker payudara stadium IV.

10
DAFTAR PUSTAKA

De jong, syamsuhadi. Ilmu bedah. EGC. Jakarta. 2005

Hidayat, Azis Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

Wahyuningsih dan subekti. 2005. Pedoman perawatan pasien. Jakarta :EGC

11

Anda mungkin juga menyukai