Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS

Disusun Oleh :

1. Adimas Anung Anggara (1901002)


2. Ayu Siti Khotijah (1901012)
3. Enita Azizah (1901021)
4. Ervina Kurniawati (1901022)
5. Lutfiyanti Eka P (1901031)
6. Muhammad Riza A (1901032)
7. Risa Nur Hidayah (1901042)
8. Rizki Astuti (1901043)
9. Tri Muslifah (1901050)
10. Yulia Dwi Cahyani (1901053)
11. Hakim (1901055)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Pasien Dengan Penyakit Kronis" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keluarga. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan pasien
penyakit kronis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina selaku guru Mata Pelajaran


Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 21 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

TINJAUAN TEORI...................................................................................................................6

A. Definisi Penyakit Kronik.................................................................................................6

B. Macam-Macam Penyakit Kronik....................................................................................6

C. Sifat Penyakit Krnoik......................................................................................................7

D. Dampak Penyakit Kronik terhadap Pasien......................................................................7

E. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik.......................................................................8

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik.......................................................9

G. Asuhan Keperawatan Klien dan Keluarga..................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang

Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk
hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali
harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur harapan
hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-
penyakit kronis seperti penyakit diabetes militus, penyakit cordpulmonaldeases,
penyakit arthritis.

Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses
pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat
akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum,
penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian.

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada
stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun
juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang
dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif
atau palliative care.

Dalam perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan Asuhan


Keperawatan pada Pasien kronis untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi
penyakit kronis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Penyakit Kronik?

2. Apa saja macam-macam Penyakit Kronik?

3. Apa saja sifat dari Penyakit Kronik?

4. Apa dampak Penyakit Kronik pada Pasien?

5. Apa saja respon pasien terhadap Penyakit Kronik?

6. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyakit Kronik?

7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Penyakit Kronik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Penyakit Kronik

2. Untuk mengetahui macam-macam Penyakit Kronik

3. Untuk mengetahui sifat Penyakit Kronik

4. Untuk mengetahui dampak apa saja yang menyebabkan Penyakit Kronik pada
pasien

5. Untuk mengetahui respon pasien terhadap Penyakit Kronik’

6. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi Penyakit Kronik

7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Penyakit Kronik


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Penyakit Kronik


Penyakit kronis menurut World Health Organization (WHO) merupakan
penyakit dengan durasi panjang yang pada umumnya berkembang secara lambat dan
merupakan akibat faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku. Secara global,
regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (World Health Organization,
2018).
Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau
bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. Orang
yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi
dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena
berbagai macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis
(Sarafino, 2016).

B. Macam-Macam Penyakit Kronik


Berbagai jenis penyakit kronis diantaranya adalah :
a. Penyakit gagal jantung
b. Penyakit kanker
c. Diabetes Melitus
d. HIV/AID
e. TB paru
f. Asma
g. Demam berdarah
h. Stroke
i. Hipertensi
(Mansjoer A dkk, 2014)

C. Sifat Penyakit Krnoik

Menurut Wristht Le (2015) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa


sifat diantaranya adalah :

1. Progresif
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh
penyakit jantung.
2. Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada
individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.
3. Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu  dengan kondisi yang
sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis

D. Dampak Penyakit Kronik terhadap Pasien

Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya
(Purwaningsih dan kartina, 2019) adalah :

1. Dampak Psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
a. Klien menjadi pasif
b. Tergantung
c. Kekanak-kanakan
d. Merasa tidak nyaman
e. Bingung
f. Merasa menderita
2. Dampak Somatic
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan
penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM
adanya Trias P
a. Dampak terhadap gangguan seksual
b. Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan
perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual).
c. Dampak gangguan aktivitas
d. Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social
dapat terganggu baik secara total maupun sebagian.

E. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik


Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-
Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. (Lestari, 2016).
1. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa
takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
2. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui
berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
3. Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan  situasi yang dinikmati sehari-hari bersama
keluarga dan kelompoknya
4. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti
panas, nyeri, dll
5. Kehilangan fungsi fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal
harus dibantu melalui hemodialisa
6. Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien
mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien
sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional
7. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan
fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image), peran serta
identitasnya. Hal ini dapat  akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri
rendah
8. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
9. Klien menarik diri dari lingkungan
Hubungan sosial klien dapat terganggu sebagian maupun yang total.  Contohnya
hubungan terganggu sebagian, klien masih berhubungan dengan lingkungan
sekitar, tetapi klien malu-malu dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan orang
secara berkelompok. Apabila terganggu total, klien sudah tidak ingin berinteraksi
lagi dengan lingkungan sekitar, klien hanya ingin menyendiri (menarik diri dari
lingkungan).

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik


a. Persepsi klien terhadap situasi
b. Beratnya penyakit
c. Tersedianya support social
d. Temperamen dan kepribadian
e. Sikap dan tindakan lingkungan
f. Tersedianya fasilitas kesehatan
(Lestari, 2016).

G. Asuhan Keperawatan Klien dan Keluarga dengan Hipertensi


1. Pengkajian
A. Data keluarga
1. Nama kk : Tn P
2. Umur kk : 60 Tahun
3. Alamat kk : Klaten
4. Pekerjaan kk : Swasta
5. Komposisi keluarga

No Nama L/p Hub dg Umur Tk. Status imunisasi Ket


kk Pend Bcg Dpt Polio Hepatitis Campak
123 123
1 Tn P L Kepala 62 Th Sarjana Ya Ya Ya - Ya Hipertensi
keluarga

2 Ny L P Istri 60 Th Sarjana Ya Ya Ya - Ya Sehat


3 An T L Anak 24 Th Sarjana Ya Ya Ya - Ya Sehat
4 An Y P Anak 20 Th SMA Ya Ya Ya - Ya Sehat

Genogram

keterangan :

: laki-laki : perempuan meninggal


: laki-laki meninggal : perempuan
: garis keturunan : tinggal satu rumah
: pasien

keterangan : Tn P tinggal bersama Ny L dan kedua anaknya dalam satu rumah.


Ny L mengatakan bahwa suaminya memiliki riwayat penyakit hipertensi
6. Tipe keluarga
Keluarga Tn P adalah keluarga inti (the nuclar family). terdiri dari Tn P
berusia 61 Tahun, dan istrinya bernama Ny L berusia 60 Tahun serta dengan
kedua anaknya bernama An T dan An Y yang masih bersekolah.
7. Latar belakang budaya
Keluarga Tn P adalah suku jawa dan berkewarganegaraan indonesia. Keluarga
Tn P telah puluhan tahun tinggal didesa senden. Tetangga sekitar keluarga Tn
P juga merupakan suku jawa dan mayoritas beragama islam sehingga banyak
melakukan kegiatan keagamaan bersama seperti pengajian rutin dan sholat
berjamaah dimasjid setiap harinya keluarga Tn P selalu menggunakan bahasa
jawa sebagai bahasa percakapan sehari-hari baik dengan keluarga maupun
dengan masyarakat sekitar.
8. Identitas religius
Tn A dan keluarganya beragama muslim. Tn P selalu mengatakan pada semua
anggota keluarganya agar selalu melakukan kewajiban mereka terhadap Allah
SWT yaitu selalu beribadah dengan taat. Tn P mengatakan tidak ada hal yang
lebih penting dimiliki oleh setiap manusia selain Iman dan agamanya ,
menurut Tn P agama dan imannyalah yang akan menjadi penolong dia dan
keluarganya baik di dunia dan di akhirat nanti
9. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn P adalah keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, Tn P
menggantungkan sumber penghasian mereka dari bekerja sebagai buruh harian
lepas. Tn P mengatakan bahwa penghasilannya harus cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn P mengatakan jarang pergi liburan dengan keluarga karena tidak
mempunyai waktu dan biaya yang lebih, untuk hiburan setiap hari keluarga Tn
P hanya menonton televisi di rumah serta mengobrol dengan keluarganya
ataupun dengan tetangga sekitar rumahnya.

B. RIWAYAT TERHADAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah remaja dengan anak laki-laki
yang berusia 24 sedangkan anak perempuan berusia 10 tahun. menurut
friedman (2012) adalah mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan, mempertahankan keakraban anggota keluarga dan saling
merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,dan
melakukan life review , mempertahankan penataan yang memuaskan
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi bagi keluarga. Tn P
mengatakan akan lebih bahagia apabila anak-anaknya semua sudah lulus
sekolah dan mendapatkan pekerjaan yang baik serta dekat dengan orangtua.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn P terutama Tn P menderita hipertensi yang bukan
merupakan penyakit keturunan dari keluarga. Saat menderita hipertensi Tn A
belum pernah dirawat dirumahsakit. Tn P kalau menderita hipertensi pada
bulan desember 2021. pada saat dikaji tekanan darah Tn A 150/80, N: 80x/m,
S: 36C, RR: 20x/m. Tn P dan keluarganya belum pernah dirawat dirumah sakit
serta belum pernah sakit yang cukup serius. Keluarga Tn P berkata kurang
menegtahui tentang hipertensi dan cara perawatannya selain itu keluarga tidak
mengetahui tanda dan gejala dari penyakit yang diderita, Tn P tidak
mengatahui faktor yang mempengaruhi kesehatan yang dialaminya saat sakit.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dari hasil pengkajian yang didapatkan bahwa keluarga dari Tn P tidak pernah
mengalami penyakit hiertensi. Tn P mengeluh sakit kepala dan badan terasa
lemas akhirnya diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat, Tn P pernah
mengkonsumsi obat setiap harinya akan tetapi sekarang Tn P hanya
meminumnya saat ia merasa tekanan darahnya tinggi karena ia merasa bosan
meminum obat. setelah dilakukan pemeriksaan ulang Tn P untuk memeriksa
tekanan darah dan Tn P mendapatkan terapi obat yang harus diminum setiap
hari supaya cepat sembuh. maka pasien akan minum obat secara teratur lagi
selain itu Tn P juga senang minum kopi setiap hari, suka merokok dan makan-
makanan seperti daun pepaya dan daun singkong

C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Tn P dan Ny L sudah memiliki rumah sendiri. Rumah Tn P bangunan
permanen dengan 3 kamar, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu 1 ruang keluarga, 1
dapur atap genting dan lantainya sudah ubin. Rumahnya memiliki fentilasi
yang baik, sumber air keluarga adalah sumur dengan kondisi yang bersih dan
tidak berbau. jarak kamar mandi dengan sumur ±2 meter.
Denah Rumah

kamar kamar kamar dapur


Ruang tamu Ruang keluarga

kamar mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tetangga dan komunitas disekitar rumah Tn P adalah desa dengan rumah
penduduk yang cukup dekat antara satu rumah dengan rumah yang lain.
Masyarakat ditempat tinggal Tn P sebagian besar adalah orang jawa yang
secara turun temurun telah tinggal didesa tersebut. Masyarakatnya masih
menganut budaya jawa yang kental terbukti dengan masih adanya tradisi
yasinann dan kenduri setiap tanggal tertentu atau memperingati hari tertentu.
Jalan di desa tempat tinggal keluarga Tn P sudah beraspal rapi dan cukup lebar
dijalan utama lalu mengecil disetiap gang, desa tempat tinggal Tn P dan
keluarga terletak dekat dari perkotaan, maupun kecamatan, di desanya juga
terdapat toko kelontong untuk membeli kebutuhan sehari-hari, fasilitas
pendidikan yang tersedia di daerah Tn P ada TK, SD dan SMK yang jaraknya
cukup dekat dengan desa Tn P serta jarak dengan fasilitas pelayanan kesehatan
kecamatan ngawen berupa puskesmas yang berada kurang lebih 2,3 km, dan
Klinik desa jaraknya sekitar 4,9 km dari rumah Tn A.
3. Mobilitas geografis keluarga
Setiap hari dalam melakukan mobilitas, keluarga Tn P memiliki sebuah sepeda
motor yang dapat digunakan untuk pergi berangkat bekerja dan ke tempat
lainnya. Keluarga Tn P tinggal dan menetap sejak puluhan tahun yang lalu dan
tidak pernah pindah dari desa mereka.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat;
Tn P mengatakan interaksi mereka dengan tetangga sekitar bagus dan berjalan
dengan baik, Ny L masih mengikuti berbagai kegiatan di desanya, seperti
kerja bakti, kegiatan sosial, arisan ibu-ibu RT dll. Tn P juga aktif mengikuti
kegiatan seperti kumpulan bapak-bapak, gotong royong, dll, anak-anak Tn P
juga mengikuti kegiatan didesa sepeti mengikuti kegiatan karang taruna
didesanya.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn P memiliki kartu KIS yang dapat digunakan berobat di pelayanan
kesehatan seperti puskesmas. An T bertugas mengantar orang tuanya berobat
jika sakit. Tetapi Tn P mengatakan jika dirinya sakit Tn P lebih sering istirahat
dan tidak kepelayanan kesehatan.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Dalam keseharian komunikasi antar anggota keluarga mengunakan bahasa
jawa dengan menggunakan sistem komunikasi terbuka. Keluarga Tn P bila
memiliki masalah apapun selalu dibicarakan dengan anak-anaknya sehingga
dapat mencari solusi untuk masalahnya secara bersama-sama. Cara
musyawarah tersebut dirasakan efektif sejak dulu oleh Tn P karena jika
terdapat masalah dan semakin banyak yang membantu mencari solusi maka
masalah akan lebih cepat selesai
2. Strukur kekuatan keluarga
Tn P menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga yang lain dalam keadaan
sehat semua.
3. Struktur peran (Formal dan Informal)
a) Peran formal
Tn P berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari
nafkah Tn P adalah pengambil keputusan pertama dalam keluarga selain
itu juga bertugas untuk menjaga serta melindungi keluarganya. Ny L
bertuga sebagai ibu rumah tangga, memasak makanan dan menjaga kedua
anaknya, dan kedua anaknya bertugas untuk belajar agar mendapatkan
nilai yang baik dan dapat membanggakan kedua orang tuanya.
b) Peran informal
Tn P berperan sebagai warga bermasyarakat sehingga Tn P mengikuti
kegiatan yang ada didesanya dan ikut serta dalam kegiatan didesa.
c) Analisa model peran
Tn P merupakan rol model bagi keluarganya dalam hal menjadi kepala
keluarga dan pemimpin keluarga Tn P adalah rol model dalam hal keuletan
dan pantang menyerah An.T dan An.Y mengatakan bahwa dirinya
menghormati Tn.P dan Ny.L karena kesabarannya dalam mendidik mereka
sejak kecil. mauun menjadi kepala keluarga dan bekerja tanpa melupakan
tugasnya sebagai seorang ayah.
4. Nilai dan Norma keluarga
Dalam keluarga terdiri dari satu agama dan tidak ada nilai-nilai tertentu dan
nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan karena merupakan keluarga
kesehatan merupakan hal yang penting.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, saling
memperhatikan dan membantu satu sama lain. keluarga tidak membedakan
kasih sayang diantara anggota keluarganya.
2. Fungsi sosial
keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumah rumah atau jika
ada tetangga yang datang kerumah. interaksi keluarga klien kedua Tn P dan
Ny L dengan kedua anaknya terjalin sangat baik dan terlihat harmonis. dalam
mengambil keeutusan Tn P memiliki peran besar namun selalu adil kepada
keluarganya. Tn P dan Ny L aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti
gotong royong, kegiatan sosial, arisan ibu-ibu Rt dll.
3. Fungsi perawatan keluarga
Menurut Tn P keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap
kesehatan Tn P mendukung untuk berobat ke puskesmas secara teratur dan
anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang memberatkan
sakitnya misal jangan terlalu lelah.

F. STRESS, KOPING dan ADATASI KELUARGA


1. Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek :
Tn P mengatakan dirinya menderita hipertensi dan merasa bingung apa
yang harus dilakukan agar tekanan darahnya normal kembali.
b) Stresor jangka panjang:
Tn P mengatakan merasa kebingungan dan kecemasan terhadap kondisi
kesehatannya Pasien cemas dengan hipertensi
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Tn P dan Ny L mengatakan setiap masalah yang datang akan mereka
hadapi dengan hati yang dingin dan ikhlas. Mereka sadar jika usia mereka
tidak lagi muda, sehingga jika segala masalah dipikir terlalu berat, mereka
bisa saja sakit dan malah menyusahkan anak-anak mereka. Mereka
menyerahkan semua masalah pada Allah SWT. Dan membicarakan setiap
masalah dengan anak-anak mereka. keluarga selalu memeriksakan anggota
keluarga ke puskesmas jika ada yang sakit.
d) Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah yang sedang dihadapi oleh setiap anggota keluarga,
maka anggota keluarga yang lain akan membantu mencari solusi dari
masalahnya dengan cara bermusyawarah, sehingga semua diselesaikan
secara bersama-sama, mereka juga mengatakan bahwa menyerahkan
semua masalah saat sholat pada Allah juga merupakan cara terbaik karena
mereka percaya Allah tidak akan menguji mereka melebihi batas
kemampuan mereka
e) Strategi adaptasi disfungsional
jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn P menyampaikan atau
membicarakan dengan anggota keluarganya selama masalah masih bisa
diselesaikan secara baik tidak perlu harus menyelesaikannya dengan
kekerasan.

I. PEMERIKSAAN FISIK

No Nama Umr TTV Kepala Leher Dada Abdomen Ekstrimitas

1 Tn P 62 TD : Bentuk Tidak ada I: I : Tidak Tidak ada


thn 150/80 mesochepal, nyeri telan, Simetris, terlihat edema
N: 80x/m rambut tidak ada bersih, tdk adanya ekstremetas,
S: 36C kurang bersih pembesaran ada luka, luka, warna kedua tangan
RR: dgn kelenjar pengemba kulit sawo simetris,
20x/m. pertumbuhan tyroid, tidak ngan dada matang, tdk kuku jari
merata ada simetris, ada tangan kaki
dominan peningkatan tdk ada peningkatan panjang dan
uban putih, JVP , leher oedema/ volume kotor
konjungtiva tampak tumor perut bagian pergerakan
tidak anemis, bersih P : Tidak tertentu tangan dan
sklera tidak ada nyeri A: kaki sesuai
ikterik, tidak tekan Peristaltic anatomis
ada gangguan P : bunyi usus 18 tubuh, semua
pendengaran, paru sonor x/mnt jari-jari
tidak ada A :vesikul P :Tympani lengkap,
gangguan er tidak P : Tidak kekuatan otot
penglihatan , ada suara ada nyeri 5 5
mukosa bibir tambahan tekan
5 5
agak kering
2 Ny L 60 TD : Mesochepal, Tidak ada I: I : Tidak Tidak ada
110/ 80 rambut bersih nyeri telan, Simetris, terlihat edema
mmHg berdistribusi tidak ada bersih, tdk adanya lesi, ekstremetas
merata pembesaran ada lesi, warna kulit atas maupun
S : 36C berwarna kelenjar oedema sawo bawah,
hitam, tyroid,tidak P : Tidak matang simetris,
N : 92 x/ konjungtiva ada ada nyeri A :Peristalti semua jari-
mnt tidak anemis, peningkatan tekan c usus jari lengkap,
sklera tidak JVP P : bunyi 17x/mnt kekuatan otot
RR : 20 ikterik, tidak paru sonor P: 5 5
x/ mnt ada gangguan A :vesikul Tympani
5 5
pendengaran, er tidak P : Tidak
tidak ada ada suara ada nyeri
gangguan tambahan tekan
penglihatan

3. An T 24 th TD : Mesochepal, Tidak ada I: I : Tidak Tidak ada


120/ 80 rambut bersih nyeri telan, Simetris, terlihat edema
mmHg berdistribusi tidak ada bersih, tdk adanya lesi, ekstremetas
merata pembesaran ada lesi, warna kulit atas maupun
S: berwarna kelenjar oedema sawo bawah,
37,2’C hitam, tyroid,tidak P : Tidak matang simetris,
konjungtiva ada ada nyeri A :Peristalti semua jari-
N : 92 x/ tidak anemis, peningkatan tekan c usus jari lengkap,
mnt sklera tidak JVP P : bunyi 17x/mnt kekuatan otot
ikterik, tidak paru sonor P: 5 5
RR : 20 ada gangguan A :vesikul Tympani
x/ mnt 5 5
pendengaran, er tidak P : Tidak
tidak ada ada suara ada nyeri
gangguan tambahan tekan
penglihatan
4 An C 20 th TD : Mesochepal, Tidak ada I: I : Tidak Tidak ada
120/ 80 rambut bersih nyeri telan, Simetris, terlihat edema
mmHg berdistribusi tidak ada bersih, tdk adanya lesi, ekstremetas
S: merata pembesaran ada lesi, warna kulit atas maupun
36,5’C berwarna kelenjar oedema sawo bawah,
N : 92 x/ hitam, tyroid,tidak P : Tidak matang simetris,
mnt konjungtiva ada ada nyeri A: semua jari-
RR : 20 tidak anemis, peningkatan tekan Peristaltic jari lengkap,
x/ mnt sklera tidak JVP P : bunyi usus kekuatan otot
ikterik, tidak paru sonor 17x/mnt 5 5
ada gangguan A :vesikul P :Tympani
5 5
pendengaran, er tidak P : Tidak
tidak ada ada suara ada nyeri
gangguan tambahan tekan
penglihatan

G. Harapan keluarga
Keluarga mengatakan senang ada mahasiswa yang melakukan kunjungan
langsung ke keluarga Tn P sehingga meningkatkan pengetahuan tentang
penyakitnya, dapat meningkatkan pola hidup sehat agar Tn P dapat sembuh dari
penyakitnya, paling tidak dapat mengontrol makanannya.

II. Analisa data

No Data Masalah
1 Ds : Defisit pengetahuan
- Keluarga Tn P berkata kurang mengetahui tentang keluarga tentang
hipertensi dan cara perawatannya. hipertensi
- keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala dari
penyakit yang diderita
- Tn P tidak mengatahui faktor yang mempengaruhi
kesehatan yang dialaminya saat sakit.

Do :
- TD : 150/80 mmHg
- S : 36 C
- RR : 20x/m
- N : 80x/m
- pasien tamak memegangi bagian tengkuknya
2 Ds : Menejemen kesehatan
- Tn P mengatakan pernah mengkonsumsi obat setiap keluarga tidak efektif
harinya akan tetapi sekarang Tn P hanya meminumnya
saat ia merasa tekanan darahnya tinggi karena ia merasa
bosan meminum obat.
- Tn P mengatakan masih sering minum kopi setiap hari
dan merokok
- Tn P suka makan-makanan seperti daun pepaya dan
daun singkong.
Do :
- pasien kooperatif dan konsentrasi

III. Diagnosa keperawatan


1) Defisit pengetahuan keluarga tentang hipertensi
2) Menejemen kesehatan keluarga tidak efektif

H. SCHORING
1) Defisit pengetahuan keluarga tentang hipertensi

NO KRITERIA PERHITUNGAN BOBOT PEMBENARAN


1 Sifat masalah 2/3x1 = 2/3 2/3 - pasien tidak
mengetahui faktor
yang mempengarui
kesehatan yang
dialami saat sakit
- keluarga Tn P kurang
mengetahui tentang
hipertensi dan cara
penanganannya
2 Kemungkinan masalah 1/2x1 = 1 1 - keluarga menerima
untuk di ubah informasi dengan
respon yang sangat
baik
3 Potensial untuk dicegah 2/3x1 = 2/3 2/3 - keluarga mempunyai
KIS yang digunakan
untuk berobat
kedokter tanpa harus
mengeluarkan biaya
4 Menonjolnya masalah 1/2x1 = 1 1 - keluarga tidak
mengetahuinya
Total 2 4/6

2) Menejemen kesehatan keluarga tidak efektif

NO KRITERIA PERHITUNGAN BOBOT PEMBENARAN


1 Sifat masalah 2/3x1 = 2/3 2/3 - Tn P masih sering
meminm kopi setiap
hari dan merokok
- suka makan-makanan
seperti daun pepaya
dan daun singkong.
2 Kemungkinan masalah 1/2x1 = 1 1 - terdapat anggota
untuk di ubah keluarga yang bisa
mengantarkan untuk
berobat
3 Potensial untuk dicegah 2/3x1 = 2/3 2/3 - faktor yang dapat
dicegah adalah
dengan merubah gaya
hidup. karena gaya
hidup moderen yang
cenderung
mengkonsumsi
makanan instan.
4 Menonjolnya masalah 2/3x1 = 2/3 2/3 - Tn P pernah
mengkonsumsi obat
setiap harinya akan
tetapi sekarang Tn P
hanya meminumnya
saat ia merasa tekanan
darahnya tinggi
karena ia merasa
bosan meminum obat
Total 1 2/3

I. Perencanaan

Tanggal/no Diagnosa keperawatan Tujuan Perencanaan


keluarga
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan Edukasi kesehatan (I.12383)
keluarga tentang rumah selama 1 hari Observasi
hipertensi diharapkan keluarga mampu 1. Identifikasi kesiapan dan
memberikan perawatan kemampuan menerima
kesehatan pada tn a dengan informasi
kriteria hasil: tingkat 2. Identifikasi faktor-faktor
pengetahuan (L.12111) yang dapat meningkatkan
1. Perilaku sesuai anjuran dan menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan
2. Organisasi minat dalam sehat
belajar meningkat Terapetik
3. Perilaku sesuai 1. Sediakan materi dan
pengetahuan meningkat pendidikan kesehatan
4. Pertanyaan tentang 2. Jadwalkan pendidikan
masalah yang dihadapi kesehatan sesuai
menurun kesepakatan
5. Persepsi yang keliru 3. Berikan kesempatan untuk
terhadap masalah bertanya
menurun Edukasi
6. Perilaku membaik 1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempenaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku bersih dan
sehat
3. Ajarkan setrategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Menejemen kesehatan Setelah dilakukan kunjungan Dukungan koping keluarga
keluarga tidak efektif rumah selama 1 hari (I. 09260)
diharapkan keluarga mampu Observasi
memberikan perawatan 1. Identifikasi respon
kesehatan pada tn a dengan emosional terhadap kondisi
kriteria hasil: menejemen saat ini
kesehatan keluarga (L.12105) 2. Identifikasi beban prognosis
1. Kemampuan secara psikologis
menjelaskan masalah 3. Identifikasi kesesuaian
kesehatan yang antara harapan
dialami meningkat pasien,keluarga, dan tenaga
2. Aktivitas keluarga kesehatan
mengatasi masalah Terapetik
kesehatan tepat 1. Dengarkan masalah,
meningkat perasaan, dan pertanyaan
3. Tindakan untuk keluarga
mengurangi faktor 2. Diskusikan rencana medis
resiko meningkat dan perawatan
3. Hargai dan dukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan
4. Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar anggota
keluarga
Edukasi
1. Informasikan kemajuan
pasien secara berkala
2. Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
1. Rujuk untuk terapi keluarga
jika perlu

2. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Fasilitas Yankes No.Register

Nama Perawat yang Mengkaji Nama


Penanggungjawab/KK
Nama Alamat
Individu/Keluarga/Kelompok
Penyakit/Masalah Kesehatan
Tgl/ Diagnosis Implementasi Evaluasi Ttd
No Keperawatan Pera
wat
12 1. Memperkenalkan diri S:
pada keluarga - Keluarga mengatakan
2. Menjelaskan tujuan senang dan mau
3. Membina hubungan menerima mahasiswa
saling percaya - Klien dan keluarga
4. Melakukan pengkajian mengatakan bersedia
keluarga dan keadaa dilakukan pengkajian
rumah dan pemeriksaan fisik
5. Melakukan pemeriksaan O:
fisik - Klien dan keluarga
6. Membuat kontrak waktu kooperatif
untuk pertemuan A:
selanjutnya - Masalah belum teratasi
P:
Edukasi kesehatan (I.12383)
Observasi
1. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
2. Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
peningkatan kesehatan
Menejemen Edukasi kesehatan (I.12383) S:
kesehatan Observasi - Klien dan keluarga
keluarga tidak 1. Mengidentifikasi mengatakan besedia
efektif kesiapan dan untuk menerima
kemampuan informasi
menerima informasi
2. Mengidentifikasi O:
faktor-faktor yang - Klien dan keluarga
dapat meningkatkan kooperatif
dan menurunkan
motivasi dalam A :
peningkatan - lanjutkan Intervensi

kesehatan Keluarga Manajemen


Kesehatan Keluarga
P:
Terapetik
1. Sediakan materi dan
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempenaruhi kesehatan
Kolaborasi
- Ajarkan setrategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan
Kesehatan
Terapetik S:
1. Menyediakan materi  Keluarga mengatakan
dan pendidikan semakin paham
kesehatan mengenai Hipertensi
2. Menjadwalkan  Keluarga mengatakan
pendidikan kesehatan sudah tau penyebab
sesuai kesepakatan Hipertensi
3. Memerikan  Keluarga mengatakan
kesempatan untuk paham dan mengerti
bertanya tentang bagaimana cara
Edukasi menjaga supaya
1. Menjelaskan faktor hipertensi parah dengan
resiko yang dapat melakukan hidup dan
mempenaruhi pola makan yang sehat
kesehatan O:
Kolaborasi  Kemampuan
1. Mengajarkan setrategi menjelaskan masalah
yang dapat digunakan kesehatan yang dialami
untuk meningkatkan cukup meningkat
Kesehatan  Aktivitas keluarga
mengatasi masalah
kesehatan cukup
meningkat
A:
- Keluarga mandiri
mengenal masalah
kesehatan, pertahankan
intervensi
P:
Kolaborasi
- Ajarkan setrategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan
Kesehatan
Menejemen Dukungan koping keluarga S:
kesehatan (I. 09260) - Keluarga mengatakan
keluarga tidak Observasi ada keinginan untuk
efektif 1. Mengidentifikasi memberi dukungan
respon emosional kepada keluarga yang
terhadap kondisi saat sakit supaya hipeertensi
ini dapat terkontrol dan
2. Mengidentifikasi tidak sering kambuh
beban prognosis
secara psikologis O:
3. Mengidentifikasi - Klien dan keluarga
kesesuaian antara kooperatif
harapan A:
pasien,keluarga, dan - Menejemen kesehatan
tenaga kesehatan keluarga tidak efektif
belum teratasi lanjutkan
intervensi keluarga
P:
Terapetik
1. Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga
2. Diskusikan rencana
medis dan perawatan
3. Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang digunakan
4. Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien
dan keluarga atau antar
anggota keluarga
Edukasi
1. Informasikan kemajuan
pasien secara berkala
2. Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
1. Rujuk untuk terapi
keluarga jika perlu

Menejemen Terapetik S:
kesehatan 1. Mendengarkan - Keluarga maengatakan
keluarga tidak masalah, perasaan, mau untuk mendudkung
efektif dan pertanyaan pasien untuk perawatan
keluarga hipertensi
2. Mendiskusikan - Klien dan keluarga
rencana medis dan mengatakan akan
perawatan mengunjungi
3. Menghargai dan puskesmas terdekat
dukung mekanisme untuk memantau
koping adaptif yang hipertensi dan
digunakan mengikuti senam
Edukasi hipertensi
1. Menginformasikan O:
kemajuan pasien - Terdapat puskesmat
secara berkala daerah di dekat rumah
2. Menginformasikan pasien
fasilitas perawatan - Keluarga mempunya
kesehatan yang BPJS untuk menunjang
tersedia pemeriksaan di
Kolaborasi puskesmas
Merujuk untuk terapi - Aktivitas keluarga
keluarga jika perlu mengatasi masalah
kesehatan tepat cukup
meningkat
A : Menejemen kesehatan
keluarga tidak efektif teratasi

P : pertahankan intervensi
Terapetik
1. Mendiskusikan rencana
medis dan perawatan
2. Menghargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang digunakan
Edukasi
1. Menginformasikan
kemajuan pasien secara
berkala
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, R., Sari, C. W. M., & Kurniawan, T. (2020). Persepsi Peserta Prolanis Tentang

Kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Di UPT Layanan


Kesehatan

Universitas Padjadjaran. 4(2), 103-113.

Astuti, I. S. W., Isdyarsa, A., & Komariah, C. J. I. (2018). Korelasi Program Pengelolaan

Penyakit Kronis Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Terhadap Kualitas

Hidup Pasien Di Unej Medical Center. 14(1), 1-10.

Citra Aji Parama. Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC. Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,

Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC

Lestari NLI. Analisis Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis Pada Puskesmas

Di Kabupaten Tabanan Tahun 2016 Bali: Universitas Udayana: 2016.

Nursalam. (2015). Metodologi ilmu keperawatan, edisi 4, Jakarta: Salemba Medika. 

Sri wahyuni, nurul. 2016. Dokumentasi keperawatan. Ponorogo: UNMUH. Ponorogo Press.

Anda mungkin juga menyukai