Anda di halaman 1dari 16

MACAM-MACAM PENYAKIT KRONIS

DAN PENYAKIT TERMINAL

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

DOSEN MATA KULIAH : NS. MAHANTA QARIBI, M. KEP

Kelompok 1 :
Lia Fatma

Putra Oetami

Juhandri

Khairul Lazi

Yeni Resha

Yulianti Yusti

Oktavia

Novia Marsita

Nur Amelia

Jumiati

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MEDIKA SEURAMOE BARAT
MEULABOH
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan
KaruniaNya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“Macam-Macam Penyakit Kronis dan Penyakit Terminal”.
Makalah ini berisikan tentang Latar Belakang, rumusan masalah, tujuan juga manfaat
yang nantinya diharapkan Makalah ini memberikan informasi kepada kita semua tentang
Penyakit Kronis dan Penyakit Terminal.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata “sempurna”, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi ksempurnaan
Makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca khususnya, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiin.

Aceh Barat, 30 Mai 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan ...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
A. Pengertian Penyakit Kronis ................................................................. 6
B. Penyebab Penyakit Kronis ................................................................... 6
C. Sifat Penyakit Kronis ............................................................................ 6
D. Dampak Penyakit Kronis Terhadap pasien ...................................... 7
E. Jenis-Jenis Penyakit Kronis ................................................................. 7
F. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronis .......................................... 8
G. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis............................................ 9
H. Pengertian Penyakit Terminal............................................................. 9
I. Jenis-Jenis Penyakit Terminal............................................................. 10
J. Manifestasi Klinis .................................................................................. 10
K. Tahap Berduka ...................................................................................... 10
L. Tipe-Tipe Perjalanan Kematian.......................................................... 11
M.Tanda-Tanda Kematian Klinis Secara Tradisional ......................... 11
N. Macam Tingkat Kesadaran Terhadap Kematian ............................ 12
O. Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka .................... 12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14


A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses
penyakit kronis dan terminal?
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat
adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA,
1992), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual (Basic
spiritual needs, Dadang Hawari, 1999).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang
menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan
spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya sesuai dengan
Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang terakhir sangat menentukan, sehingga
perawat dapat bertindak sebagai fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang
terbaik seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali
diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien
terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakitkejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan
perhatian khusus”. Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan
marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien
tersebut selalu berada di samping perawat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual
dapat meningkatkan semangat hidup klien yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat
mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi alam yang kekal.

3
Oleh karena itu penulis membuat makalah asuhan keperawatan asuhan klien dengan
penyakit kronis dan terminal, agar nantinya perawat juga memberikan perhatian khusus untuk
masalah ini, dan permasalahan tidak memjadi suatu aspek yang terabaikan seperti saat ini.

4
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan penyakit kronis dan Penyakit Terminal?
2. Apa penyebab dari penyakit kronis dan Penyakit Terminal?
3. Sifat Penyakit Kronik dan Penyakit Terminal
4. Dampak Penyakit Kronik Terhadap Klien dan Penyakit Terminal
5. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik dan Penyakit Terminal
6. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis dan Penyakit Terminal

B. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian penyakit kronis Penyakit Terminal
2. Menjelaskan penyebab dari timbulnya penyakit kronis Penyakit Terminal
3. Menjelaskan Sifat Penyakit Kronik Penyakit Terminal
4. Menjelaskan Dampak Penyakit Kronik Terhadap Klien Penyakit Terminal
5. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik Penyakit Terminal
6. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis Penyakit Terminal

5
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Penyakit Kronis


Penyakit kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka
panjang, sebagian dari penatalaksanaan ini mencakup belajar untuk hidup dengan gejala
kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi segala bentuk perubahan identitas yang di
akibatkan oleh penyakit.

B. Penyebab Penyakit Kronis


Penyakit kronis dapat di derita oleh semua kalangan maupun kelompok usia, tingkat
sosial,ekonomi dan budaya. Kemajuan dalm teknologi perawatan dan farmakologi telah
memperpanjang rentan kehidupan tanpa harus menyembuhkan penyebab penyakit kronis yang
mendasari. Peningkatan dalam metode skrining dan diagnosa memungkinkan deteksi dini
penyakit, sementara kondisi tersebut masih dapat di obati, dengan demikian juga meningkatkan
umur panjang. Meskipun merupakan penyakit infeksi AIDS merupakan penyakit kronis karna
perkembangan dan penggunaan medikasi baru untuk mengobati infeksi opotunistik.
Meskipun teknologi dapat menyelamatkan hidup, teknologi juga dapat mengakibatkan
masalah masalah kronis yang hampir sama melemahkannya seperti yang di rancang untuk
menyembuhkannnya. Sebagai contoh teknologisangat meningkatkan angka bertahan hidup bayi
bayi yang sangat premature namun pada saat yang sama teknologi tersebut juga membuat
mereka rentanterhadap komplikasi seperti ketergantungan terhadap ventilator dan kebutaan.

C. Sifat penyakit Kronis


Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa
sifat diantaranya adalah :
1. Progresi
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit jantung.
2. Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada individu.
Contoh penyakit diabetes mellitus.
3. Kambuh

6
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama atau
berbeda. Contoh penyakit arthritis

D. Dampak Penyakit Kronis Terhadap Pasien


Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya
(Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
1. Dampak Psikologis
Dampak ini dapat dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
1) Klien menjadi pasif
2) Tergantung
3) Kekanak-kanakan
4) Merasa tidak nyaman
5) Bingung
2. Dampak Somatik
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya.
Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya.
3. Dampak terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik (kerusakan organ) dan perubahan secara
psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual)
4. Dampak gangguan aktifitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu
baik secara total maupun sebagian.

E. Jenis-Jenis Penyakit Kronis


a.Gagal Jantung
b. Stroke
c.Diabetes
d. Hipertensi
e.Gagal ginjal kronis
f. Penyakit Alzheimer
g. Aritmia
h. Kanker
i. Penyakit arteri coroner
j. Depresi
7
k. Glukoma
l. Goat
m. Osteoarthritis
n. Osteoporosis

F. Respon Klien Terhadap Penyakit Kronis


Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-
Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. (Purwaningsih dan kartina, 2009)
a. Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut , cemas
dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
b. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai
perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
c. Kehilangan situasi
Klen merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga kelompoknya
d. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas, nyeri,
dll.
e. Kehilangan fungsi fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal ginjal harus
dibantu melalui hemodialisa
f. Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami
kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak
dapat berpikir secara rasional
g. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi sehingga
klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini
dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri rendah
h. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

8
G. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang
dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009), yaitu:
 Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke
dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-
olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit
yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera
sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa
penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk
mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body
image).
 Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang
umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada
dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang
telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan memberikan
reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi
cemas pada individu dengan penyakit kanker.
 Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang
lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami
depresi.

H. Pengertian Penyakit Terminal


Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi
individu (Kubler-Rosa, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1999).

9
I. Jenis-Jenis Penyakit Terminal
Beberapa jenis penyakit terminal :

1) Penyakit-penyakit kanker

2) Penyakit-penyakit infeksi

3) Congestif Renal Falure (CRF)

4) Stroke Multiple Sklerosis

5) Akibat kecelakaan fatal

6) AIDS

J. Manifestasi Klinis

a. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dariujung kaki dan


ujung jari.
b. Aktivitas dari GI berkurang.

c. Reflek mulai menghilang.

d. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama padakaki dan tangan
dan ujung-ujung ekstremitas.
e. Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.

f. Denyut nadi tidak teratur dan lemah.

g. Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.

h. Penglihatan mulai kabur.

i. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.

j. Klien tidak sadarkan diri

K. Tahap Berduka

Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat


terjadi pada pasien dengan penyakit terminal:
1) Denial (pengingkaran)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima
10
informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya.
2) Anger (Marah)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal.
3) Bergaining ( tawar-menawar )

Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu untuk hidup.
4) Depetion (depresi)
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.ia sangat
sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga dan teman-
teman.
5) Acceptance (penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia akan
meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum
terselesaikan.

L. Tipe-Tipe Perjalanan Kematian


Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu:

a) Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanyaperubahan yang cepat
dari fase akut ke kronik.

b) Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadipada kondisi
penyakit yang kronik.

c) Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada
pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.

d) Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasiendengan sakit
kronik dan telah berjalan lama.

M. Tanda-Tanda Kematian Klinis Secara Tradisional

Tanda-tanda klinis kematian dapat dilihat melalui perubahan- perubahan nadi, respirasi
dan tekanan darah. Pada tahun 1968, World Medical Assembly, menetapkan beberapa
petunjuk tentang indikasi kematian,yaitu:
1) Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
2) Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.

11
3) Tidak ada reflek.
4) Gambaran mendatar pada EKG.

N. Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap


Kematian
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 tipe:

1) Closed Awareness/Tidak Mengerti.

Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan tentang
diagnosa dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal ini sangat
menyulitkan karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dan
keluarganya. Perawat sering kal dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan langsung,
kapan sembuh, kapan pulang, dan sebagainya.

2) Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi.


Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segala sesuatu
yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya.

3) Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka.

Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang
menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir. Keadaan
ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam merencanakan
saat- saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal tersebut.

O. Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka

Bantuan terpenting berupa emosional.

a. Pada Fase Denial


Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara
mananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.

b. Pada Fase Marah


Biasansya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya yang
marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih me rupakan hal
yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan
12
lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat
dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta
meneruskan asuhansehingga membantu pasien dalam menumbuhkan rasa aman.

c. Pada Fase Menawar


Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut
yang tidak masuk akal.

d. Pada Fase Depresi


Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamatireaksi-reaksi non verbal
dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.

e. Pada Fase Penerimaan

Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan
teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya
dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu
untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dapat di simpulkan bahwa teknologi juga mempengaruhi terhadap terjangkitnya
penyakit kronis, kenapa? Karna teknologi juga dapat mengakibatkan masalah masalah kronis
yang hampir sama melemahkannya seperti yang di rancang untuk menyembuhkannnya. Sebagai
cintoh teknologi sangat meningkatkan angka bertahan hidup bayi bayi yang sangat premature
namun pada saat yang sama teknologi tersebut juga membuat mereka rentan terhadap
komplikasi seperti ketergantungan terhadap ventilator dan kebutaan.

B. SARAN
Sebagai perawat profesional, alangkah lebih baik nya jika dalam memberikan asuhan
keperawatan menggunakan teknik teknik komonikasi secara benar dan bijaksana sehingga
terciptalah generasi generasi penerus yang berkualitas.

1
DAFTAR PUSTAKA

Anita Tjie, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Dian Al Mira. 2012. Makalah Penyakit Kronis.


http://dianalmira.blogspot.ca/2012/12/makalah-penyakit-kronis.html. diaksespada
hari rabu, 19 Desember 2012
Kusumawati, Farida dan Hartono, Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika

Tekek Ngambang. 2013. Askep Klien Penyakit Terminal.


http://thinkgoodone.blogspot.ca/2012/09/askep-klien-penyakit-terminal.html. diakses
pada tanggal 17 Juli 2013.

Anda mungkin juga menyukai