Pada awalnya para ahli berpendapat bahwa penyembuhan luka diabetes akan sangat
baik bila luka dibiarkan tetap kering . Mereka berpikir bahwa infeksi bakteri dapat
dicegah apabila seluruh cairan yang keluar dari luka diabetes terserap oleh
pembalutnya. Akibatnya sebagian besar luka diabetes dibalut oleh bahan kapas pada
kondisi kering. Penelitian yang dilakukan Winter (1962) tentang keadaan lingkungan
yang optimal untuk penyembuhan luka diabetes menjadi dasar diketahuinya konsep
“Moist Wound Healing” (Morrison, 2004).
Penggunaan dan pemilihan produk-produk perawatan luka diabetes yang kurang sesuai
akan menyebabkan proses inflamasi yang memanjang dan kurangnya suplai oksigen di
tempat luka diabetes. Hal-hal tersebut akan memperpanjang waktu penyembuhan luka
diabetes . Luka yang lama sembuh disertai dengan penurunan daya tahan tubuh pasien
membuat luka semakin rentan untuk terpajan mikroorganisme yang menyebabkan
infeksi (Morrison, 2004).
Untuk itu dikembangkan suatu metode perawatan luka diabetes dengan cara
mempertahankan isolasi lingkungan luka agar tetap lembab dengan menggunakan
balutan penahan kelembaban, yang dikenal dengan moist wound healing. Metode ini
secara klinis memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel
epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko timbulnya jaringan parut dan
lain-lain, disamping beberapa keunggulan metode ini dibandingkan dengan kondisi luka
yang kering adalah meningkatkan epitelisasi 30- 50%, meningkatkan sintesa kolagen
sebanyak 50%, rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali lebih cepat serta
dapat mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka (Tarigan, 2007).
Luka tidak diijinkan mengering, yang mengakibatkan penyembuhan luka terus menerus
24 jam sehari, balutan ini mendukung lingkungan yang lembab.
Kelebihan eksudat akan dipindah. Eksudat diserap ke dalam balutan primer dan
sekunder
Kontak antara luka dan cairan luka tetap terjaga. Berarti pasien bisa
mendapatkankeuntungan dari keseimbangan normal. Faktor penyembuhan selama
setiap fasepenyembuhan luka.
Meningkatkan penyembuhan lebih cepat dengan tingkat infeksi yang lebih rendah.
Lukanya dilindungi oleh balutan yang kuat yang mana mencegah infeksi dari luar.
Lebih nyaman untuk pasien daripada dressing tradisional. Menjaga ujung saraf
terhidrasidalam luka mengurangi rasa sakit.
Perubahan perban lebih sedikit diperlukan. Pembalutan bisa dibiarkan di luka selama 3
sampai 5 hari tergantung kondisi luka.
Bekas luka berkurang dan lebih baik. Serat kolagen berkoordinasi lebih lurus.
Penurunan biaya untuk perawatan luka total. Penurunan jumlah balutan, kebutuhan
obatpenenang dan menurunkan total biaya bahan perban.
Jenis balutan
Balutan luka kini harus disesuaikan dengan anatomi atau penampakan luka. Hal ini
dilakukan karena setiap luka memiliki perbedaan karakteristik. Ada luka yang memiliki
nanah (pus) yang banyak, ada luka yang kemerahan, kehitaman (nekrotik), infeksi, dll.
Pemilihan balutan/dressing yang tepat akan menunjang proses penyembuhan luka.
Pencegahan Infeksi
Selalu untuk mencuci tangan sebelum membantu perawatan luka. Lepaskan cincin, jam
tangan dan basuh tangan anda sebelum perawatan luka dengan sabun sekitar 30 menit.
Lalu gunakan sarung tangan steril. Menjaga hygine dari tangan selama perawatan
merupakan salah satu hal yang esensial dalam pencegahan infeksi. Perlu diperhatikan
tanda-tanda infeksi pada luka anda yaitu kemerahan dan bengkak pada area sekitar
luka, demam, dan peningkatan rasa nyeri. Jika anda menemukan kondisi tersebut pada
luka anda, segera hubungi dokter atay petugas medis terdekat.
Mencuci Luka
Normal Saline (NACL) merupakan cairan terbaik untuk perawatan luka. Cairan NACL di
berikan pada area luka. Jangan mengalirkan cairan telalu kencang pada luka. Karena
dapat menyebabkan cairan NACL akan melepas sel sehat disekitar luka.
Pemenuhan Nutrisi
Luka tekan dapat terjadi pada pasien yang kurang gerak. Baik ditempat tidur ataupun di
kursi roda. Jika anda memiliki pasien dengan riwayat bed rest yang lama, perhatikan
secara berkala luka pada area punggung, area sekitar tulang, bokong dll.
Perawatan Luka diabetes dimana memerlukan waktu yang cukup panjang dalam
perawatannya seringkali banyak menguras pikiran, tenaga ataupun kantong anda.
Ditambah anda sebagai pasien, diharuskan datang ataupun kontrol ke klinik perawatan
luka setiap minggunya atau bahkan 2-3 kali perawatan dalam seminggu. Belum lagi
ditambah anda harus menunggu antrian atau datang lebih pagi agar mendapatkan
nomor antrian pertama. Apalagi macetnya jalanan menuju klinik atau pelayanan
kesehatan, juga sulitnya transportasi menuju klinik yang tak sembarangan bakal
menambah kepusingan-kepusingan yang justru akan memperlama proses penyembuhan
luka anda.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Penyuluhan : Mahasiswa
Setelah dilakukan penyuluhan ,sasaran mampu memahami tentang perawatan kaki yang
baik dan benar.
Menyebutkan tanda dan gejala infeksi pada luka dengan benar tanpa melihat
catatan/leaflet.
Perawatan luka adalah suatu teknik dalam membersihkan luka yang diakibatkkan
oleh penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dengan tujuan untuk mencegah infeksi
luka, melancarkan peredaran darah sekitar dan mempercepat proses penyembuhan
luka.
Penyebab Infeksi
- Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati didalam luka
- Luka terbuka dan kotor
- Gizi Buruk
- Daya tahan tubuh yang lemah
- Mobilisasi terbatas atau kurang gerak
Persiapan alat :
a) Kapas
b) Kassa seteril
c) Cairan infus NaCl 0,9 % atau air matang yang masih hangat
d) Plester
e) Gunting
f) Kantong plastik
g) Handuk lembut
h) Gunting kuku
Langkah – Langkah:
1) Atur posisi senyaman mungkin
3) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya mencuci tangan terlebih
dahulu dengan sabun.
4) Buka plester/ perban (dengan alkohol atau menggunakan Minyak kayu putih)
6) Bersihkan luka :
Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau kapas lembab yang
telah dibasahi air matang yang masih hangat.
Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi NaCl 0,9%
atau air matang yang masih hangat.
Tutup luka yang telah dikompres kassa NaCl 0,9% atau air matang dengan kassa kering.
Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban menggunakan perban
gulung.
7) Jika ingin memotong kuku kaki atau kuku tangan pasien : kaki direndam dahulu
dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit dan di keringkan dengan handuk lembut.
Potonglah kuku dengan lurus kemudian potong pinggiran kuku. Kikir pinggir-pinggir kuku
dengan halus. Hindari memotong kuku terlalu dalam.
8) Jangan berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki , baik di dalam rumah ataupun
di luar rumah. Pakailah alas kaki sepatu atau sandal yang pas dan bahan yang lembut
sesuai ukuran kaki dan nyaman untuk dipakai, sebelum memakai sepatu : periksa bagian
dalam sepatu dari adanya batu-batuan kecil atau benda lainnya yang mungkin bisa
mengiritasi kulit.
9) Perlu diperhatikan : jangan memakai sepatu tanpa kaos kaki. Kaos kaki harus dari
bahan yang lembut dan dapat menyerap keringat. Jaga agar kaki selalu hangat dan
kering. Pakai sepatu yang lembut sehingga memungkinkan kulit kaki untuk bernafas.