Anda di halaman 1dari 17

PERUBAHAN SPIRITUAL PADA LANSIA

KELOMPOK 4

Irni Savera (1814401121)


Syerina Aprilia (1814401129)
Erwin (1814401143)
PENGERTIAN
• 1. PENGERTIAN

• Spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian


tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya
tanpa memandang suku atau asal usul. Kebutuhan
dasar tersebut meliputi kebutuhan fisiologis
keamanan dan keselamatan, cinta kasih, dihargaidan
aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan sebuah
tahapan spiritual seseorang, dimana berlimpah
dengan kreativitas , intuisi, keceriaan, suka cita,
kasih saying, kedamaian, toleransi, kerendahan hati
serta memiliki tujuan hidup yang jelas.
ASPEK SPIRITUAL MELIPUTI 3
KOMPONEN DASAR YAITU:
KARAKTERISTIK SPIRITUAL

• Terdapat beberapa karakteristik Spiritual yang


meliputi:
1. Hubungan dengan diri sendiri
2. Hubungan dengan orang lain
3. Hubungan dengan alam
4. Hubungan dengan Tuhan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Spiritual
1. TAHAP PERKEMBANGAN
2. PERANAN KELUARGA PENTING DALAM
PERKEMBANGAN SEPRITUAL INDIVIDU
3. LATAR BELAKANG ENTIK DAN BUDAYA
4. PENGALAMAN HIDUP SEBELUMNYA
5. KERISIS DAN PERUBAHAN
6. TERPISAH DARI IKATAN SEPRITUAL
7. ISU MORAL TERKAIT DENGAN TERAPI
KEBUTUHAN SPIRITUAL LANSIA
• Kebutuhan spiritual pada lansia tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah faktor usia yang sudah
mulai renta dan kondisi tidak aktif karena sudah tidak bekerja.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan spiritual lansia adalah dengan melibatkan peran
keluarga sebagai orang terdekat, diharapkan keluarga mampu
untuk mencurahkan segala perhatiannya bagi kesejahteraan
lansia, khususnya kesejahteraan spiritual mereka. Kebutuhan
spiritual pada usia lanjut adalah kebutuhan untuk memenuhi
kenyamanan, mempertahankan fungsi tubuh dan membantu
untuk menghadapi kematian dengan tenang dan damai.
Lingkup asuhannya berupa preventif dan caring. Preventif
merupakan upaya yang dilakukan dengan mengadakan
penyegaran dan pengajian.
RELIGIOSITAS

Religiositas adalah “derajat dan jenis ekspresi


dan partisipasi religious dari lansia”. Sejumlah
indicator religiositas telah ditentukan dari
penelitian: kehadiran di tempat ibadah,
berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan,
mengetahui tentang ibadah dan teologi,
beribadah, membaca itab suci, dan melakukan
kebaktian
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL

Kesejahteraan spiritual meyerap dan mengikat


bagian-bagian komponen seseorang untuk menjadi
makhluk yang utuh. Hal tersebut mencakup aspek-
aspek artkepuasan spitual. Perkembangan White
House Conference on aging 1971, NICA. Pada
tahun 1972, mendefinisikan kesejahteraan spiritual
sebagai “penguatan hidup dalam suatu hubungan
dengan tuhan diri sendiri, komunitas dan lingkungan
yang memelihara dan menghargai keutuhan.
INTEGRITAS

Kebutuhan untuk memandang seseorang dari


perspektif holistic yang tidak hanya berfokus pada
penyakit tertentu merupakan hal yang sangat penting
karena lansia mengalami kehilangan berbagai aspek
kesehatanyya, miliknya, kemampuannya, dan
perannya. Kehilangan fungsi tubuh dan kapasitas
mental sering tidak diseimbangkan oleh pencapaian
sosial dan spiritual.
• Kehilangan Versus Harapan
• Konsep kehilangan masuk kedalam proses penuaan,
sejalan dengan penurunan kumulatif dalam hal mental,
fisik, dan sosial.
• Kehilangan adalah satu kata yang paling
menyimpulkan masalah-masalah usia tua, yang
meliputi kehilangan pekerjaan, waktu, harga diri,
martabat pribadi, kesehatan fisik, kontak sosial, peran,
pendapatan, barang, ketajaman mental, energi, dan
kehilangan kehidupan itu sendiri yang tidak dapat
• Harapan adalah karakteristik esensial dari tahapan
intregitas Erickson yang terakhir. Harapan, sebagai pola
integral yang terpenting seumur hidup, bertindak
sebagai pengstabil fungsional pada usia tua. Pada
lansia, konsep kehilangan akan sangat merusak jika
menyebabkan kehilangan arti hidup. Kehilangan arti
dan tujuan, dan oleh karena itu kehilangan harapan,
merupakan kehilangan yang terakhir dalam kehidupan-
kehidupan kematian dihindari.
• Peran Keperawatan dalam Spiritualitas

• Peran keperawatan dalam meningkatakan spiritualitas


lansia harus sangat bersifat individual, berikut ini
beberapa kategori yang banyak terdapat pada lansia.
• 1. Pengkaji
• 2. Teman
• 3. Advokat
• 4. Pemberi Asuhan
• 5. Manajer Kasus
• 6. Peneliti
• Ekspresi Kebutuhan Spiritual Adaptif Dan Maladaptif

Kebutuhan Perilaku Adaptif Perilaku Adaptif


Rasa percaya
• Percaya pada diri sendiri ⚫Tidak nyaman dengan
kesadaran diri.
dan kesabaran. ⚫Mulai tertipu.
• Menerima bahwa yang lain ⚫Tidak mampu utnuk
terbuka dengan orang lain.
akan mampu memenuhi ⚫Merasakan bahwa orang
kebutuhan. dan tempat tentang yang
aman.
• Percaya pada kehidupan ⚫Mengarapkan orang tidak
awalau terasa berat. berbuat baik dan tidak
tegantung.
• Keterbukaan terhadap ⚫Ingin kebutuhan terpenuhi
Tuhan. segara, tidak bisa menunggu.
⚫Tidak terbuka kepada
Tuhan.
⚫Takut terhadap maksud
tuhan.
Kemampuan memberi maaf ⚫Menerima diri dan orang ⚫Merasakan penyesalan
lain dapat berbuat salah. sebagai suatu hubungan.

⚫Tidak mendakwadan ⚫Merasa tuhan sebagai


berprasangka buruk. penghubung.

⚫Memandang penyesalan ⚫Tidak mampu menerima


sebagai sesuatu yang nyata. diri sendiri.

⚫Memaafkan diri sendiri. ⚫Menyalahkan diri dan


orang lain.
⚫Memberi maaf orang lain
⚫Merasa bahwa maaf
⚫Menerima pengampunan hanya diberikan bedasarkan
dari Tuhan. perilaku.

⚫Pandangan yang reaslistis


terhadap masa lalu.
Keyakinan ⚫ Ketergantungan dengan ⚫Merasa ambivalen dengan
anugrah tuhan. Tuhan.
⚫Termotivasi utuk tumbuh. ⚫Tidak percaya dengan
⚫Mampu puas dengan kekuasaan tuhan.
menjelaskan kehidupan ⚫Takut kematian dan
setelah kematian. kehidupan setelah mati.
⚫Mengekspresikan ⚫Merasa terisolasi dengan
kebutuhan spiritual. kepercayaan masyarakat.
⚫Merasa pahit, frustasi dan
marah dengan Tuhan, nilai,
keyakinan, dan tujuan hidup
yang tidak jelas.
⚫Konflik nilai.
⚫Tidak punya komitmen.

Kebutuhan dan keterikatan ⚫Mengekspresikan perasaan ⚫Takut untuk tergantung


dicintai oleh orang lain dan orang lain.
Tuhan. ⚫Menolak kerja sama dengan
⚫Mampu menetrima bantuan. tenaga kesehatan.
⚫Menerima diri sendiri. ⚫Cemas berpisah dengan
⚫Mencari kebaikan dari orang keluarga.
lain. ⚫Menolak diri, angkuh atau
mementingkan diri.
⚫Tidak percaya bahwa diri
dicintai tuhan, tidak
mempunyai rasa cinta
dengn tuhan.
⚫Merasa tergantung,
hunungan bersifat magic
dengan Tuhan.
⚫Merasa jauh dengan
Tuhan.
Kreativitas dan harapan ⚫Minta info tentang kondisi. ⚫Mengekspresikan rasa takut
⚫Bicara kondisi secara kehilangan kendali.
realistik. ⚫Ekspresi kebosanan.
⚫Menggunakan waktu secara ⚫Tidak mempunyai visi
konstruktif. alternatif.
⚫Mencari cara untuk ⚫Takut terhadap terapi.
mengekspresikan diri. ⚫Putus asa.
⚫Mencari kenyamanan batin ⚫Tidakl dapat
darpada fisik. menolong/menerima diri.
⚫Mengekspreikan harapan ⚫Tidak dapat menikmati
tentang masa depan. apapun menunda keputusan.
Arti dan tujuan ⚫Mengeksprikan ⚫Ekspresikan tidak ada
kepuasan hidup. alasan utnuk bertahan
⚫Menjalankan hidup.
kehidupan sesuai dengan ⚫Tidak dapat menerima
sistem nilai. arti penderitaan yang
⚫Menggunakan dialami.
penderitaan sebagi cara ⚫Mempertanyakan arti
untuk memahami diri kehidupan.
sendiri. ⚫Betanya tujuan
⚫Mengekspreikan arti penyesalan.
kehidupan/kematian. ⚫Penyalahguaan
⚫Mengekspreikan oabat/alkohol.
komitmen dan orentrasi ⚫Bercanda tentang hidup
hidup. setelah kematian.

bersyukur ⚫Merasa bersyukur. ⚫Mencemaskan yang lalu


⚫Merasakan anugrah dari dan akan datang.
tuhan. ⚫Berorientasi pada
⚫Merasa harmonis dan pencapaian/produktifitas.
utuh. ⚫Berpusat pada
penyesalan.
⚫Perfeksionis
⚫Mencoba lebih keras.

Anda mungkin juga menyukai