Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan

keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan

masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat

dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat

kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan

pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of

prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

kualitas sumber daya manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan

yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan

ditingkatkan serta dilindungi dari ancaman yang merugikan. Derajat

kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan termasuk keadaan

pemukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolah, tempat umum, air, udara,

tekhnologi, keadaan social, pendidikan dan ekonomi, sedangkan perilaku

tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan

keluarga dan gaya hidup. Pelayanan kesehatan mencakup sarana kesehatan,

program kesehatan, dan tenaga kesehatan (Mubarak, 2005).

1
Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan konstribusi penting

dalam peningkatan derajat kesehatan adalah keperawatan yang berwenang

memberikan asuhan keperawatan pada komunitas. Komunitas dipandang

sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerja sama

yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Asuhan keperawatan komunitas

bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat serta

peran serta masyarakat dalam melakukan upaya preventif, promotif dan

mempertahankan kesehatanya. Praktik dilaksanakan secara komprehensif dan

umum, tidak hanya terbatas pada usia kelompok tertentu atau diagnosa

tertentu. Tanggung jawab yang dominan adalah terhadap komunitas secara

keseluruhan dan pelayanan deberikan secara langsung, berkelanjutan dan

tidak episodik yang ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok

maupun masyarakat (Mahyuddin, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada

masyarakat dengan pendekatan pada resiko tinggi melalui peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak kuratif dan rehabillatif.

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah dengan pengkajian, analisis

data dan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dalam perawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh-

tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam tahap

pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat

2
benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan

keperawatan yang diberikan (Anderson & Mc Farlane, 2000).

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya, pertama pelayanan

keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan

kelompok dalam konteks komunitas, kedua perhatian langsung terhadap

kesehatan seluruh masyarakat (Health General community) dan

mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat

dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Dan selanjutnya

secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dialami, menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut, merumuskan serta memecahkan, menanggulangi masalah kesehatan

yang dihadapi, mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka

hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara

kesehatan secara mandiri (Mubarak, 2005).

Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi

merupakan tahapan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi

profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam

melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan

tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan masalah

kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial, menjalankan fungsi

advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil

3
penelitian terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan komunitas.

Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada

kebijakan dan program pemerintah tentang kesehatan masyarakat,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kerjasama dengan lintas

program dan sektoral.

Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi

menggunakan konsep Neuman. Pengkajian terdiri dari dua bagian utama

yaitu inti komunitas (core) dan delapan sub sistem yang melingkupinya, baik

garis pertahanan maupun resistensi, stressor maupun derajat reaksi. Core atau

inti menggambarkan masyarakat yang membentuk komunitas. Yang termasuk

kedalam core adalah demografi, nilai dan kepercayaan serta sejarah dari

masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi

oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini

terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan

rekreasi (McFarlane, 1998).

Hasil pengumpulan data melalui metode whienshield survey, observasi,

wawancara dengan kepala lingkungan dan masyarakat serta pengambilan data

sekunder melalui fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, puskesmas

pembantu, dan kegiatan Posyandu. Didapatkan masalah kesehatan terkait

yaitu ; bayi, balita dan toddler, anak usia sekolah, dewasa, lansia.

Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan selanjutnya dilakukan

pengkajian dengan membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk questioner

4
yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan disebarkan kepada

masyarakat Nagari Kambang Jorong Anak Aia Kota Bukittinggi, kemudian

data yang telah terkumpul diolah untuk menentukan masalah kesehatan yang

ada dimasyarakat, dari masalah tersebut disusun diagnosa, merencanakan

intervensi keperawatan untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan dan mengevaluasinya bersama-sama perencanan,

implementasi dan evaluasi keperawatan komunitas.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dan

keluaraga di Lingkungan Nagari Kambang Jorong Anak Aia Kota

Bukittinggi Tahun 2020. Melalui pendekatan Proses keperawatan

komunitas dengan menggunakan teori Community as partner.

2. Tujuan Khusus

Setelah praktek keperawatan komunitas dan keluarga, mahasiswa

diharapkan mampu:

a. Mengkaji masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat Lingkungan

Nagari Kambang Jorong Anak Aia Kota Bukittinggi Tahun 2020.

b. Menyusun diagnosa keperawatan komunitas di Nagari Kambang

Jorong Anak Aia Kota Bukittinggi Tahun 2020.

c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas di Lingkungan Nagari

Kambang Jorong Anak Aia Kota Bukittinggi Tahun 2020 yang sudah

disepakati oleh masyarakat berdasarkan evidence based.

5
d. Melakukan implementasi keperawatan komunitas di Lingkungan

Nagari Kambang Jorong Anak Aia Kota Bukittinggi Tahun 2020.

e. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan

terhadap masyarakat di Lingkungan Nagari Kambang Jorong Anak Aia

Kota Bukittinggi Tahun 2020.

f. Menyusun rencana tindak lanjut untuk program-program dan kegiatan

yang telah dilakukan di Lingkungan Nagari Kambang Jorong Anak

Aia Kota Bukittinggi Tahun 2020.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) adalah dalah

pelayanan kesehatan pokok berdasarkan kepada metode dan teknologi

praktis, ilmiah, dan social yang dapat diterima secara umum, baik oleh

individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka

sepenuhnya, serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan Negara

untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat

untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self

determination) (Mubarak dan Cahyatin, 2009).

Sasaran pelayanan kesehatan Utama adalah individu, keluarga atau

kelompok dan masyarakat dengan focus upaya kesehatan primer,

sekunder, dan tersier.strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah

memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri

dalam memelihara kesehatan. Dengan demikian diharapkan yang tadinya

tidak mau, tidak tahu dan tidak mampu akan mendiri dalam menangani

masalah kesehatannya sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal dapat tercapai.

Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) adalah

pemeliharaan kesehatan, pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan,

pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawab

perawat dalam Pealayan Kesehatan Utama adalah :

7
1.      Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2.      Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3.      Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri

pada masyarakat.

4.      Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan

kesehatan dan kepada masyarakat.

5.      Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.

Sasaran  PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan

masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan

derajat kesehatan yang optimal.

Strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi

masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam

memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama Pelayanan Kesehatan

Utama yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah

masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak

termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi

yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit

endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan

penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.

Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama

berorientasi pada distribusi pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan

masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau

8
fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada

pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan

Kesehatan Utama meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah

kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta

pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,

pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan

pengadaan air bersih.

Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas

adalah untuk melaksanakan  kesehatan  masyarakat, mengatur jenjang

tingkat pelayanan kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan

keluarga), tingkat masyarakat (pimpinan atau  tokoh), tingkat rujukan

pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan kerja sama

lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat.

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan perorangan.

Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam Pelayanan Kesehatan

Utama diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan Pelayanan Kesehatan Utama

diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan melayani

status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.

B. Keperawatan komunitas dan kesehatan masyarakat

Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnyaa dalah

pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara

konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan

pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok berisiko

9
tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui

peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di

semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan

klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

kualitas sumber daya manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan

yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan

ditingkatkan serta dilindungi dari ancaman yang merugikan. Derajat

kesehatan dipengaruhi oleh banyak factor yaitu: lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan termasuk keadaan

pemukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolah, tempat umum, air,

udara, tekhnologi, keadaan social, pendidikan dan ekonomi, sedangkan

perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan,

kebersihan keluarga dan gaya hidup. Pelayanan kesehatan mencakup

sarana kesehatan, program kesehatan, dan tenaga kesehatan (Mubarak,

2005).

Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan konstribusi

penting dalam peningkatan derajat kesehatan adalah keperawatan yang

berwenang memberikan asuhan keperawatan pada komunitas. Komunitas

dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu

kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Asuhan

10
keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam melakukan

upaya preventif, promotif dan mempertahankan kesehatanya. Praktik

dilaksanakan secara komprehensif dan umum, tidak hanya terbatas pada

usia kelompok tertentu atau diagnose tertentu. Tanggung jawab yang

dominan adalah terhadap komunitas secara keseluruhan dan pelayanan

deberikan secara langsung, berkelanjutan dan tidak episodik yang

ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok maupun masyarakat

(Mahyuddin, 2009).

C. Prinsip perawatan kesehatan masyarakat

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan

beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan

manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang

dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan

bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan

lintas sektoral (Riyadi, 2007).

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan

intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,

11
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan

(Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau

kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan

upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas

komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005)

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan

dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan

klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat

(Riyadi, 2007).

a. Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat

pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan

dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien

(Riyadi, 2007).

b. Keluarga sebagai klien

12
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik

secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam

lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan

dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow

yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan

mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

c. Masyarakat sebagai klien

Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem

adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh

suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan

dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan.

2) Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari

kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem

yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan

13
kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam

melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan

status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif

model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial,

aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan

pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka

penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian

masyarakat dengan model pengembangan masyarakat

(community development.

3) Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua

pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan

saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi

klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan

inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi

pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan .

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak

terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis

hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini

memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam

mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan

untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat.

4) Pemberdayaan (Empowerment)

14
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana

sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga

membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara

lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan

kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,

keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang

mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran

ini terdiri dari :

a) Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan

menuju kemandirian pasien/klien.

b) Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri

15
c) Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi

yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

d) Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk

kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat

komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang

komunitas sebagai klien

D. Konsep Keperawatan Komunitas

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah

tertentu,memiliki nilai nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta

berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin,

2009)

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari

keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi

buruk,ibu hamil resiko tinggi,usialanjut,penderita penyakit menular.

Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang

16
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan

(Ratih Dwi Ariani, 2015)

mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai

tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari

populasi denganmengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang

sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang

dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok

tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat

episodik.(Effendi & Makhfudli, 2010

Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan

komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan

kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan

peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan

maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau

masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan

untuk masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan

kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan

acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam

kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model keperawatan

dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari

Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk

mengatasi masalah kesehatan.

17
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget

pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi

yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan

untuk melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer,

sekunder dan tersier.

1.      Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan

primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko

terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan

pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan

kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2.      Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa

dini, intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat

keparahan atau keseriusan penyakit.

3.      Pencegahan Tersier

Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan

kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi

sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat

18
proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat

berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah

sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi

satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,

sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem

pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis

pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk

melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat

mempengaruhi komunitas.

Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang

yang membentuk masyarakat Secara lebih rinci sasaran ini terdiri dari tiga

tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.

1.      Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan

(ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal

dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik

secara fisik, mental dan sosial. Dalam praktek keperawatan komunitas,

perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang

mempunyai masalah kesehatan tertentu (misal TBC, ibu hamil, dan

lain-lain) dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan

pemecahan masalah kesehatan individu.

19
2.      Tingkat keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang

bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut

a.       Mengenal masalah kesehatan.

b.      Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.

c.       Memberikan perawatan pada anggota keluarga.

d.      Memodifikasi lingkungan yang sehat.

e.       Memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia untuk mengatasi

masalah kesehatan keluarga.

3.      Tingkat komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini

diberikan untuk kelompok berisiko atau masyarakat wilayah binaan.

Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan

dengan memandang komunitas sebagai klien.

E. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider )

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji

masalah skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan

20
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan

mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor )

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan

di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan

perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang

diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari

dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk

membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk

meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual.

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan

contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara

hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau

tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat

menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam

masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak

21
klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang

terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan

melindungi hak-hak klien

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung

jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan

informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan

(Informed Concent ) atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit

dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak

petugas kesehatan

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat

sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya.

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan

dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan

dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya

membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan

kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan

keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.

22
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan

tindakan yang akan dilaksanakan

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang

telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah

sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah

mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan

yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui

kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan

pengumpulan data.

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain

mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua

anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari

banyak profesional

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change

Agent and Leader )

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat

23
perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney

mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan

klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan

dan membimibing klien melalui fase-fase ini

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community

Care Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan

keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan

pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau

pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan

bagian dari peran perawat komunitas

F. Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada

masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga

dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau)

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan

24
care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat

terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra

dalam pemberian pelayanan keperawatan.

Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan

menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh

dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas.

Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui

pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan

kebijaksanaan pemerintah.

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat

menang-gulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara

berkesi-nambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode

proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai

berikut :

1.      Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane

(1985) yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi,

populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan,

faktor-faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan,

keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan

kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan rekreasi.

25
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data

statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama

dan aparat pemerintah.

2.      Analisa data dan diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian

dianalisa untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan

seberapa berat yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya

dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke

(1987), yang terdiri dari :

a.       Masalah sehat -  sakit

b.      Karakteristik populasi

c.       Karakteristik lingkungan

3.      Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga

aspek, yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan

kesehatan dan kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama

dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam

memecahkan masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk

menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan

pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk membuat

perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan

pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial

(social planning), pendekatan social action, namun yang dominan

adalah dengan pendekatan locality development yang berarti

26
mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber

dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)

dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi

masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi

mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah

kesehatannya sendiri.

4.      Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi

berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc.

Forlane, 1985).

a.       Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum

terjadi sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b.      Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk

menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga

memperpendek masa sakit dan tingkat keparahan.

c.       Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki

lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan

menghambat proses penyakit juga mengembalikan individu ke

27
fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk

pencapaian tujuan dengan cara :

1)      Aktifitas atau kegiatan program

2)      Pembentukkan kelompok dasawisma

5.      Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat

terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi

masukan (input), pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan

fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :

a.       Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b.      Perkembangan proses apakah sesuai dengan perencanaan,

bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas

dan jumlah peserta.

c.       Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya.

d.      Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau

masyarakat puas.

e.       Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan

intervensi

Untuk mengimplementasikan  konsep keperawatan komunitas yang

telah dipelajari.

28
BAB III
APLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI JORONG ANAK AIA


KENAGARIAN KEMBANG KECAMATAN IV KOTO KABUPATEN
AGAM

A. PENGKAJIAN
I. Inti Komunitas
a. Sejarah

Data :

Nagari Kembang merupakan sebuah kenagarian yang berada di

kecamatan IV Koto Kabupaten Agam yang terdiri dari 8 jorong, yaitu

jorong Gadang, Jorong Jauah, Jorong Surau Aua, Jorong Tigo, Jorong

Mangkudu, Jorong Karambatan, Jorong Lareh dan Jorong Anak Aia.

Jorong Anak Aia merupakan sebuah jorong yang berada didaerah

perlintasan dengan pemukiman yang padat. Merupakan jalan umum yang

ramai dilalui kendaraan. Batas wilayah utara berbatasan dengan jorong

Gadang, bagian timur berbatasan dengan jorong Jauah, bagian barat

berbatasan dengan jorong Andaleh, dan selatan berbatasan dengan jorong

Aua.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu lansia yang

merupakan penduduk asli di Jorong Anak Aia, jorong ini awalnya hanya

ditempati oleh warga asli minang, namun seiring dengan perkembangan

zaman dan industri banyak penduduk dari luar yang datang dari berbagi

suku dan daerah dan memilih bekerja sertan tinggal di Jorong Anak Aia.

29
Dan sekarang penduduk yang menetap diwilayah Jorong Anak Aia

tersebut lebih banyak penduduk pendatang yang berstatus keluarga dan

memiliki status rumah sewa. Suku masyarakat juga beragam mulai dari

suku minang, jawa dan melayu.

Analisa :

Jorong Anak Aia merupakan sebuah jorong yang ditempati oleh

masyarakat dari berbagai suku dan daerah dan lebih banyak dihuni oleh

penduduk pendatang yang tinggal dan bekerja di Jorong Anak Aia.

Masyarakat jorong Anak Aia merupakan masyarakat yang sudah maju

dan mengikuti perkembangan zaman yang dapat dilihat dari

perkembangan pemukiman, pekerjaan masyarakat yang sudah maju dan

daerah perlintasan yang dilalui oleh banyak kendaraan dan transportasi

yang digunakan.

b. Demografi dan Etnik

Data :

Jorong Anak Aia merupakan sebuah jorong yang berada di nagari

kembang. Nagari Kembang terdiri dari 8 jorong, yaitu jorong Gadang,

Jorong Jauah, Jorong Surau Aua, Jorong Tigo, Jorong Mangkudu, Jorong

Karambatan, Jorong Lareh dan Jorong Anak Aia.

Wilayah jorong Anak Aia berada didaerah perlintasan dengan

pemukiman yang padat yang di tempati oleh berbagai masyarakat dari

berbagai suku dan daerah yakni suku minang, jawa dan melayu. Batas

wilayah utara berbatasan dengan jorong Gadang, bagian timur berbatasan

dengan jorong Jauah, bagian barat berbatasan dengan jorong Andaleh,

30
dan selatan berbatasan dengan jorong Aua.

Gambar 3.1 Peta wilayah jorong Anak Aia Nagarai Kembang

Berdasarkan hasil laporan wensei survey jumlah penduduk di

Jorong Anak Aia berdasarkan data tahun 2020 adalah 706 jiwa

penduduk, dengan rincian didapatkan 337 rentang umur 19-54 tahun, 170

rentang umur >54 tahun, 140 rentang umur 13-18 tahun, 30 rentang umur

6-12 tahun dan 29 rentang umur 0-5 tahun. Jumlah penduduk jenis

kelamin laki-laki sebanyak 419 orang dan jenis kelamin perempuan

sebanyak 287 orang.

Gambar 3.2 Data jumlah penduduk Jorong Anak Aia Tahun 2020

berdasrkan jenis kelamin

Laki-laki
Permpuan

31
Gambar 3.3 Data jumlah penduduk Jorong Anak Aia Tahun 2020

berdasrkan rentang usia

400

350

300

250

200

150

100

50

0
0-5 Tahun 6-12 Tahun 13-18 Tahun 19-54 Tahun > 54 Tahun

Berdasarkan hasil survey ke beberapa rumah warga tampak

beberapa lansia yang tinggal sendirian, ada lansia yang tinggal dengan

pasangan,dan ada yang tinggal dengan anak dan cucunya. Beberapa

rumah tampak ada keluarga dengan keluarga utuh dan ada yang berstatus

sebagai single parent.

Analisa :

Masyarakat jorong Anak Aia umumnya tinggal dengan status

rumah sewa, dan ada beberapa yang tinggal dengan status kepemilikan

tanah dan rumah sendiri. Populasi masyarakat di Jorong Anak Aia yaitu

Non Homogen artinya di jorong Anak Aia ditempati oleh masyarakat

dengan berbagai suku, status, pekerjaan, dan penghasilan yang berbeda-

beda. Tampak berbagai jenis kesenian tradisonal di Jorong Anak Aia

seperti adat upacara perkawinan yang bertemakan suku minang, jawa dan

32
melayu sperti randai, kuda lumping dan dll.

Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga Jorong Anak Aia

meliputi: pengajian rutin ibu-ibu setiap hari Kamis, Pengajian rutin

Bapak-Bapak setiap hari Minggu, kegiatan PKK Ibu-ibu setiap sabtu 1

kali seminggu, namun belum ada kegiatan keremajaan dikarenakan

kurangnya partisipasi remaja untuk berkegiatan dan banyak yang

memilih menghabiskan waktu untuk kepentingan sendiri.

Saat observasi banyak ditemukan remaja, yang berkumpul-kumpul

diluar rumah saat kondisi Pandemi Corona 19. Anak-anak juga banyak

yang bermain dan bersepeda disekitar rumah dan dekat dengan jalanan.

Wilayah Jorong Anak Aia termasuk wilayah yang sering dijadikan

remaja saat sore hari untuk balapan liar.

Populasi lansia di Jorong Anak Aia tampak cukup tinggi yaitu

sebanyak 170 lansia. Walaupun angka kesakitan dan kematian tertinggi

berada pada lansia. Angka kesakitan pada lansia umunya pada lansia

yang tinggal sendirian dan dengan pasangan, karena tidak adanya

perhatian dari keluarga tentang kesehatan lansia.

c. Vital Statistik

Data :

Berdasarkan data puskesmas, angka kematian terbanyak berada

diusia lansia dengan penyebab faktor penuaan. Angka kesakitan tertinggi

berada di penyakit Asam Urat, baik itu diusia dewasa maupun lansia,

selanjutnya DM dan terakhir Gastritis.

33
Gambar 3.4 Data jumlah presentase penyakit tertinggi di Jorong Anak

Aia Tahun 2020

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Asam Urat Diabetes Mellitus Gastritis

Berdasarkan data yang ditemukan bahwasanya angka kematian

lebih di dominasi oleh lansia yang mana adanya proses penuaan sehingga

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh. Diikuti juga oleh kondisi

penyebab penyakit-penyakit lainnya yakni Asam urat, Diabetes Mellitus,

dan Gastritis. Hal-hal yang dialami tersebut disebabkan karena

kebanyakan warga kurang melakukan aktifitas fisik dan pola makan yang

tidak baik.

Analisa :

Berdasarkan data yang ditemukan bahwasanya angka kematian

lebih di dominasi oleh lansia yang mana adanya proses penuaan sehingga

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh. Tingginya angka

kesakitan dan kematian pada lansia disebabkan oleh faktor penyakit

Asam urat, hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik pada

lansia, dan penyakit Diabetes Mellitus dan Gastritis yang disebabkan

oleh pola makan yang tidak baik.

34
Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan kebanyakan

lansia di Jorong Anak Aia mengeluhkan nyeri sendi dan asam urat setiap

kali dilakukannya Posyandu Lansia. Beberapa lainnya mengeluhkan

masalah pada gula darah.

d. Nilai dan Keyakinan

Data:

Pada umumnya masyarakat Jorong Anak Aia berpegang teguh

dengan nilai dan norma adat Minangkabau, dan agama yang di anut

mayoritas beragama islam. Jorong Anak Aia memiliki berbagai fasilitas

umum terdiri dari Masjid, sebuah taman kanak-kanak, sebuah taman

pendidikan alqur’an, sebuah balai RW, dan dua lokasi pemakaman

umum. Masyarakat sering melakukan pengajian di masjid secara rutin 1

kali sebulan, namun saat kondisi saat ini kegiatan dihentikan untuk

sementara waktu, namun sebelum terjadinya covid19 setiap kegiatan

keagamaan selalu ada seperti pengajian rutin ibu-ibu setiap hari Kamis,

Pengajian rutin Bapak-Bapak setiap hari Minggu, kegiatan PKK Ibu-ibu

setiap sabtu 1 kali seminggu, namun belum ada kegiatan keremajaan dan

diwilayah jorong anak aia ini terdapat sebuah taman pendidikan Al

Qur'an.

Di Jorong Anak Aia tidak tampak adanya peninggalan sejarah,

namun masyarakat selalu menghargai tempat-tempat yang dipercaya

memiliki nilai mistik seperti tempat pemakaman umum dan tempat-

tempat suci lainnya. Jika ada anggota masyarakat yang meninggal selalu

diadakan pengajian 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan 100 hari.

35
Analisa :

Jadi nilai dan keyakinan di daerah jorong anak aia adalah umunya

masyarakat beragama islam. Didaerah tersebut terdapat mushola dan

masjid dan untuk peninggalan sejarah bisa dikategorikan dalam Taman

pendidikan Al Qur’an yang ada diwilayah tersebut. Beberapa kegiatan

keagamaan juga diadakan rutin oleh masyarakat seperti pengajian dan

peringatan hari-hari penting islam.

II. Subsistem
a. Lingkungan

Data:

Diwilayah jorong Anak Aia terdapat sebuah pabrik pengolahan

batu Dolmit. Selain itu ditemukan juga banyak mobil truc beraktifitas

keluar masuk pabrik. Jorong Anak Aia memiliki berbagai fasilitas umum

terdiri dari Masjid, sebuah taman kanak-kanak, sebuah taman pendidikan

alqur’an, sebuah balai RW, dan dua lokasi pemakaman umum.

Diwilayah Jorong Anak Aia tidak terlihat adanya tempat

pembuangan sampah yang tersedia, sehingga ada beberapa tempat yang

terlihat tumpukan sampah warga. Hasil observasi juga ditemukan sampah

plastik yang berserakan dijalan dan di got. Bila hari hujan lebat, air got

selalu melimpah karena got sudah dipenuhi dengan sampah. Ada juga

yang membuang sampahnya dengan cara dibakar dibelakang rumah.

Tipe rumah di daerah ini bervariasi yaitu terdiri dari tipe permanen,

semi permanen maupun non permanen atau terbuat dari kayu. Kondisi

lantai rumah ada yang menggunakan ubin, keramik, dan ada pula yang

36
terbuat dari semen. Saat observasi kondisi rumah di Jorong Anak Aia

tampak juga ditemukan beberapa rumah yang memiliki kandang ternak

seperti ayam dan bebek yang rata-rata berjarak 1-2 meter dari samping

rumah. Beberapa wilayah termasuk pemukimam padat, banyak rumah

yang berdempetan karena wilayah jorong banyak memiliki rumah petak.

sehingga banyak rumah yang tidak terkena sinar matahari atau tidak

masuk sinar matahari. Saat observasi semua rumah sudah memiliki

ventilasi yang cukup, walaupun masih ada beberapa rumah petak yang

belum memiliki ventilasi yang sesuai dengan luas rumah, dan jendela

rumah juga banyak yang tidak dibuka karena alasan masyarakat takut

masuk debu yang di hasilkan dari pabrik batu dolmit ke dalam rumah

mereka. Beberapa rumah memiliki halaman yang luas namun banyak

halaman rumah yang belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya

ditanami dengan bunga-bunga saja.

Kualitas udara dibeberapa wilayah kadang/ diwaktu-waktu tertentu

dipenuhi banyak dilalui kendaraan yang mempengaruhi buruknya

kualitas udara di Jorong Anak Aia. Namun masyarakat tidak banyak

mengeluhkan kondisi udara karena sudah terbiasa menghirup udara

pabrik.

Kondisi air umumnya masyarakat menggunakan air yang berasal

dari sumur gali, dengan kondisi air tidak berbau, tidak berasa dan tidak

berwarna yang digunakan untuk minum, memasak, mencuci dan mandi,

walaupun ada beberapa warga yang mengkonsumsi air galon. Sebagian

warga masih menggunakan wc cemplung karna beberapa ada yang

37
memiliki kolam ikan d rumah yang juga sebagai lahan pelihara ikan.

Tingkat Masalah Pada Lingkungan


100%
80%
60%
40%
20% Tingkat Masalah Pada
0% Lingkungan
h it ga 19 aja rnak kan Fisik
ba olm to id- m a
iL m D an ov R e Te a M itas
tu m C n g l v
Ba ana emi la an Po Akti
h t d a ka and
u r n
ar pa Pa
n
Ke
K
eng rpa
P te
m
lu
be

Analisa :

Berdasarkan kondisi lingkungan tampak kurangnya pemeliharaan

kesehatan lingkungan oleh masyarakat yang dibuktikan dengan

banyaknya tumpukan sampah di got dan sampah yang berserakan

dijalanan. Kawasan yang tidak memiliki tempat sampah dan masyarakat

lebih memilih menumpukkan sampah dari satu tempat dan ditempat

lainnya membuat lingkungan menjadi kumuh dan berpotensi akan

terjadinya banjir suatu saat nanti saat hujan lebat dan saluran air akan

tertup oleh tumpukan sampah. Hal ini nantinya juga akan menimbulkan

beberapa penyakit di kemudian hari yakni diare, DBD terutama bagi

anak-anak yang imunitas tubuh masih rentan terhadap penyakit.

Diwilayah Jorong Anak Aia masih ditemukan beberapa rumah

yang memiliki kandang ternak seperti ayam dan bebek yang rata-rata

berjarak 1-2 meter dari samping rumah, seharusnya jarak minimal

kandang ternak dengan rumah kira-kira 10 meter dari rumah hal tersebut

38
agar tidak terjadi pencemaran sumber-sumber lain seperti selokan, irigasi

dan udara. Apabila jika kondisi tidak memungkinkan, seharusnya dibuat

barrier (tembok pembatas) antara kandang ternak dengan rumah.

Beberapa rumah di Jorong panca memiliki halaman di depan rumah,

seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman herbal dan

tanaman hias. Selain dapat membuat udara jadi lebih segar dan terhindar

dari polusi udara juga dapat meredakan stress. Dengan udara yang bersih

dapat menjaga kesehatan dan bebas dari penyakit pernafasan.

Beberapa rumah juga tampak tidak memenuhi standar kesehatan

karena tidak adanya ventilasi rumah dan jendela rumah yang sering

ditutup. Cahaya matahari yang tidak masuk ke dalam rumah hal ini dapat

mengakibatkan rumah tersebut menjadi lembab dan tidak sehat sehingga

dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, jika rumah lembab sehingga

dapat memicu berkembangnya bakteri dan kuman.Oleh karena itu,

cahaya matahari ini memiliki manfaat yaitu dapat membunuh kuman dan

bakteri berbahaya dan dapat meningkatkan kualitas udara dalam

ruangan.Untuk itu masyarakat seharusnya membuat ventilasi di rumah

dan membuka jendela rumah agar ada cahaya matahari yang masuk ke

dalam rumah.

39
ANDALEH
JORONG

GADANG
JORONG
Gambar 3.5 Gambar Denah Wilayah Jorong Anak Aia

PUSKESMAS
TAMAN KANAK
PEMAKAMAN

- KANAK
UMUM

MESJID
BALAI RW
POSYANDU LANSIA
PEMAKAMAN

TPQ
UMUM
GADANG
JORONG

JORONG
JAUAH

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Data :

Di Jorong Anak Aia terdapat satu puskesmas yang jaraknya tidak

terlalu jauh dengan rumah warga, namun kondisi pandemi saat ini

masyarakat takut untuk pergi kepelayanan kesehatan, bila sakit,

masyarakat lebih banyak yang membeli obat diwarung untuk mengurangi

gejala seperti batuk, pilek dan demam. Di Jorong Anak Aia hanya

memiliki satu posyandu balita dan lansia. Biasanya kegiatan posyandu

40
dilaksanakan rutin 1 kali sebulan, namun, dalam kondisi saat ini

posyandu tidak dapat berjalan seperti biasa dan pelayanan hanya

dilaksanakan di puskesmas saja. Berdasarkan data puskesmas, angka

kematian terbanyak berada diusia lansia. Dengan penyebab faktor

penuaan.Angka kesakitan tertinggi berada di penyakit Asam Urat, baik

itu diusia dewasa maupun lansia, selanjutnya DM dan terakhir Gastritis.

Kegiatan sosial yang dilakukan meliputi pengajian rutin ibu-ibu

setiap hari Kamis, Pengajian rutin Bapak-Bapak setiap hari Minggu,

kegiatan PKK Ibu-ibu setiap sabtu 1 kali seminggu, namun belum ada

kegiatan keremajaan. Masyarakat sering melakukan pengajian di masjid

secara rutin 1 kali sebulan, namun saat kondisi saat ini kegiatan

dihentikan untuk sementara waktu. Hasil Observasi, tidak tampak adanya

kegiatan politik yang ada di Jorong Anak Aia. Biasanya warga Jorong

Anak Aia berkumpul dalam suatu kegiatan seperti diskusi antar

pemimpin wilayah, selalu di kantor nagari, atau dimesjid untuk

mengadakan pengajian masyarakat. Namun kondisi saat ini masyarakat

jarang melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang

untuk berkumpul dalam satu tempat.

41
Pelayanan Kesehatan dan Sosial
100%
80%
60%
40%
20% Pelayanan Kesehatan
dan Sosial
0%
u u k an bu
and - Ib apa aja -I
s y u B u
Po Ib - em Ib
ti n p ak Ker K K
Ru Ba an n
P
ja ia
n ti n
giat ia ta
Ru Ke g
eng ia n Ke
P aj
e ng
P

Analisa:

Dari data dapat dilihat bahwa masyarakat jorong Anak Aia memilki

akses yang terjangkau dengan pelayanan kesehatan seperti adanya

puskesmas, namun hanya ada 1 buah posyandu lansia. Pada kondisi

pandemic saat ini masyarakat enggan untuk berobat ke puskesmas,

karena takut dengan penularan virus korona. Hal ini sangat berdampak

pada kesehatan masyarakat dimana ada warga yang memilki riwayat

penyakit tertentu dan mereka hanya mengkonsumsi obat2 yang di beli di

warung tanpa resep dokter. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan

masyarakat dimana seharusnya masyarakat yang memiliki riwayat

penyakit yang harus ditangani dengan serius menjadi tidak terkontrol.

Begitu juga dengan tidak diadakanya posyandu lansia, ini juga menjadi

masalah dimana seharusnya satu kali dalam seminggu ada pengecekan

terhadap lansia maupun balita,yang sekarang tidak ada sama sekali

berdampak pada peningkatan kesehatan lansia dan balita.

42
Terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan di Jorong Anak Aia

karena hanya memiliki 1 buah Posyandu Lansia dan tidak ada Posyandu

bagi balita sehingga para ibu hamil dan Balita harus memeriksakan

kondisi kesehatan ke Puskesmas. Akibatnya mengurangi minat

masyarakat untuk ke pelayanan kesehatan karena tidak tersedianya

fasilitas yang mencukupi.

c. Ekonomi

Data:

Jorong Anak Aia berada didaerah perlintasan dengan pemukiman

yang padat. Penduduk yang menetap diwilayah Jorong Anak Aia tersebut

lebih banyak penduduk pendatang yang berstatus keluarga dan memiliki

status rumah sewa. Mata pencaharian masyarakat di Jorong Anak Aia ada

yang PNS, swasta wirausaha, petani dan buruh. Berdasarkan hasil

observasi, diwilayah jorong Anak Aia terdapat juga sebuah pabrik

pengolahan batu Dolmit, dan beberapa warga ada yang memiliki kedai-

kedai yang menjual barang-barang harian dirumah mereka. Selain itu

ditemukan juga banyak mobil truc beraktifitas keluar masuk pabrik.

Tipe rumah di daerah ini bervariasi yaitu terdiri dari tipe permanen,

semi permanen maupun non permanen atau terbuat dari kayu.Kondisi

lantai rumah ada yang menggunakan ubin, keramik, dan ada pula yang

terbuat dari semen. Saat observasi juga ditemukan beberapa rumah yang

memiliki kandang ternak seperti ayam dan bebek. Sebagian warga ada

yang memiliki kolam ikan d rumah yang juga sebagai lahan pelihara

ikan. Transportasi yang digunakan warga meliputi mobil pribadi,

43
angkutan umum, sepeda motor.

Analisa:

Berdasarkan data yang ditemukan bahwasanya ekonomi

masyarakat nagari kembang belum termasuk ekonomi yang tinggi

dikarenakan tidak semua masyarakat berpenghasilan tetap. Penghasilan

yang minim menyebabkan pola hidup masyarakat juga akan minim dan

seadanya saja sesuai dengan kebutuhan. Dan sebaliknya jika penghasilan

masyarakat tinggi maka kondisi pola hidup masyarakat juga baik.

Kondisi ekonomi masyarakat juga mempengaruhi pada segi gaya hidup

serta pola hidup masyarakat yang berpengaruh pada kondisi kesehatan.

Kondisi pemukiman yang padat dapat menjadi pilihan masyarakat juga

dalam mengurangi beban ekonomi keluarga berbeda dengan kondisi

perumahan yang jarang – jarang yang mana rumahnya bukn lah kondisi

yang hanya rumah petak saja.

Dari data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa ekonomi

masyarakat jorong panca tergolong tinggi dan menengah karena ada yang

berprofesi sebagai PNS, swasta, wirausaha, petani dan buruh. Ada

masyarakat yang memiliki usaha keci seperti pabrik batu bata, ada

beberapa masyarakat yang memiliki kedai dan ada pula masyarakat

tingkat pendidikan masyarakat juga tinggi hal ini terlihat dari masyarakat

yang rata-rata lulus tingkat SLTA/SMA , ada kecenderungan semakin

tinggi ekonomi semakin tinggi tingkat pendidikan anak .

Baiknya tingkat perekonomian masyarakat ini dapat dilihat dari

keadaan rumah yang sudah permanen, walaupun banyak dengan status

44
rumah sewa, transportasi yang digunakan sudah baik dan juga alat

komunikasi yang digunakan oleh masyarakat, karena umunya masyarakat

sudah memiliki handphone, televisi dan juga internet.

d. Transportasi dan Keamanan

Data :

Transportasi yang digunakan warga meliputi mobil pribadi,

angkutan umum, sepeda motor.Wilayah jorong Panca berada didaerah

perkotaan dengan pemukiman yang padat. Dilalui oleh jalan umum yang

ramai dilalui kendaraan ada beberapa wilayah yang perumahannya

berada dekat dengan jalan umum yang ramai dilewati oleh mobil dan

sepeda motor, kondisi jalan cukup bagus, Anak-anak juga banyak yang

bermain dan bersepeda disekitar rumah dan dekat dengan jalanan. Untuk

penyandang disabilitas dapat berjalan-jalan disekitar lingkungan.

Layanan yang terdapat pada jorong panca terdapat polsek yang berada di

dekat pinggir jalan.

Wilayah Jorong Anak Aia memiliki pos kampling yang aktif

.Wilayah Jorong Anak Aia termasuk wilayah yang aman, dari tindak

kejahatan. Menurut masyarakat jorong Panca, wilayah mereka

merupakan daerah aman. Pelayanan masyarakat yang tersedia yaitu

adanya sebuah kantor polisi yang letaknya tidak jauh dari Jorong Anak

Aia. Tindakan kriminal di Jorong Anak Aia jarang terjadi, hanya saja

karena kondisi jalanan umum yang ramai dan banyak digunakan oleh

remaja untuk balapan liar, rawan terjadinya kecelakaan di daerah

tersebut.

45
Fasilitas Umum
100%
80%
60%
40%
20% Fasilitas Umum
0%
jid ak TP
A um RW
as an
M - K Um
alai
k an B
ana am
K ak
an em
am i P
T as
k
Lo
2

Analisa :

Berdasarkan data yang didapatkan bahwasanya kawasan Jorong

Anak Aia belum belum masuk dalam kategori aman dalam keselamatan

lalu lintas, ditemukannya kondisi yang cukup ramai dari lalu lalang

kendaraan, balapan liar yang dilakukan oleh para remaja serta anak-anak

setempat yang belum mengerti tentang keselamatan diri. Hal ini juga

seharusnya didukung oleh pemantauan orang tua mereka dalam hal

bermain serta berkendara bagi anak-anak yang belum cukup usia.

Tingkat ukur kenyamanan warga dapat dilihat dari keamanan

tempat tinggal, dengan begitu warga setempat akan merasa tentram

dalam berdomisili di kawasan tersebut san itu juga yang dirasakan oleh

warga Jorong Anak Aia.

e. Politik dan Pemerintahan

Data :

Pemerintah Nagari Kembang terdiri dari Wali Nagari dan

Perangkat Nagari.Perangkat Nagari terdiri dari Sekretaris Nagari dan

46
perangkat lainnya. Sekretaris Nagari diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang

memenuhi persyaratan.Wali Nagari dipilih langsung oleh warga

masyarakat nagari.Masa Jabatan Wali Nagari adalah 4 (empat) tahun

terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih hanya 1 (satu) kali

masa jabatan berikutnya.

Berdasarkan data yang ditemukan,pemilihan wali nagari didaerah

tersebut dilakukandengan dipilih langsung oleh warga masyarakat nagari

itu sendiri. Hasil Observasi, tidak tampak adanya kegiatan politik yang

ada di Jorong Anak Aia. Biasanya warga Jorong Anak Aia berkumpul

dalam suatu kegiatan seperti diskusi antar pemimpin wilayah, selalu di

kantor nagari, atau dimesjid untuk mengadakan pengajian masyarakat

dan mayoritas sudah memiliki televisi, handphone dan internet. Namun

kondisi Pandemi Corona 19 saat ini masyarakat jarang melakukan

kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk berkumpul dalam

satu tempat.

Analisa :

Dari data yang ditemukan, warga masyarkat saat kondisi normal

(sebelum pandemic covid19) masyarakat sudah memanfaatkan fasilitas

umum perkumpulan di kantor, tempat keagamaan untuk pengajian.

Namun adanya kondisi pandemic saat ini masyarakat mematuhi perturan

dan lebih memanfaatkan kegiatan dirumah dengan banyak media

informasi yang digunakan masyarakat seperti televisi, serta gadget.

Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama terlihat dari pemilihan

kepala pemerintahan.

47
f. Komunikasi

Data :

Jorong Anak Aia memiliki berbagai fasilitas umum terdiri dari

Masjid, sebuah taman kanak-kanak, sebuah taman pendidikan alqur’an,

sebuah balai RW, dan dua lokasi pemakaman umum. Kegiatan rutin yang

dilakukan oleh warga Jorong Anak Aia meliputi: pengajian rutin ibu-ibu

setiap hari Kamis, Pengajian rutin Bapak-Bapak setiap hari Minggu,

kegiatan PKK Ibu-ibu setiap sabtu 1 kali seminggu, namun belum ada

kegiatan keremajaan. Wilayah jorong Anak Aia terdapat beberapa tempat

ibadah seperti mushola dan masjid.

Masyarakat sering melakukan pengajian di masjid secara rutin 1

kali sebulan, namun saat kondisi saat ini kegiatan dihentikan untuk

sementara waktu.Wilayah jorong Anak Aia terdapat beberapa tempat

ibadah seperti mushola dan masjid. Berdasarkan hasil wawancara,

mayoritas masyarakat beragama islam. Masyarakat sering melakukan

pengajian di masjid secara rutin 1 kali sebulan, namun saat kondisi saat

ini kegiatan dihentikan untuk sementara waktu.

Saat observasi banyak ditemukan remaja, yang berkumpul-kumpul

diluar rumah saat kondisi Pandemi Corona 19. Biasanya warga Jorong

Anak Aia berkumpul dalam suatu kegiatan seperti diskusi antar

pemimpin wilayah, selalu di kantor nagari, atau dimesjid untuk

mengadakan pengajian masyarakat dan mayoritas sudah memiliki

televisi, handphone dan internet. Namun kondisi saat ini masyarakat

jarang melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang

48
untuk berkumpul dalam satu tempat.

Analisa :

Dari data yang ditemukan, masyarakat lebih memanfaatkan media

komunikasi via gadget yang mana saat ini kondisi pandemic sehingga

masyarakat tidak lagi berkomunikaai face to face.

g. Pendidikan

Data:

Jorong Anak Aia memiliki sebuah taman kanak-kanak, dan taman

pendidikan alqur’an. Tingkat pendidikan warga beragam, mulai dari

pendidikan tinggi sampai tidak tamat sekolah.Tingkat pendidikan yang

terbanyak yaitu tamat SLTA/MA dan terendah adalah tidak tamat

sekolah. Hasil observasi diwilayah Jorong Panca terdapat 1 sekolah dasar

yang letaknya dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Jorong Panca.

Kondisi sekolah saat ini tidak lagi aktif disebabkan adanya keputusan

pemerintah untuk melakukan proses belajar mengajar dirumah (SFH).

Dilhat dari status pekerjaan masyarakat yang bekerja sebagai PNS, dapat

disimpulkan bahwa banyak masyarakat yang dengan pendidikan tinggi.

Gambar 3.6 Data tingkat Pendidikan di Jorong Anak Aia


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
SD SMP SMA/SLTA PERGURUAN
TINGGI

49
Hasil wawancara dengan pihak sekolah, UKS yang dimiliki

sekolah belum berjalan aktif.Dan tidak adanya tenaga ahli seperti tenaga

kesehatan atau perawat dalam menangani hal kesehatan siswa. Isu yang

terjadi mengenai pendidikan adalah adanya masyarakat yang putus

sekolah atau tidak tamat sekolah. Ada beberapa anak yang putus sekolah

dikarenakan anak tersebut tidak mau sekolah dan terdapat masalah

ekonomi pada keluarganya.Pada sekolah tersebut terdapat kegiatan

ekstrakurikuler seperti halnya pengembangan bakat olahraga dan

seni.Pada kegiatan ekstrakurikuler ini dimanfaatkan oleh peserta didik

dalam pengembangan bakatnya.

Analisa:

Berdasarkan data yang ditemukan bahwasanya tingkat pendidikan

masyarkat di Jorong Anak Aia terbanyak tamat SLTA/MA, yang lulusan

perguruan tinggi hanyalah sedikit dan bahkan sebagian masyarakat tidak

tamat sekolah. Dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat maka, pola

hidup juga berpengaruh yakni bagaimana masyarakat bersikap dalam

segi pengaturan kesehatan, dan keterampilan dalam menjaga lingkungan.

Sekolah di Jorong Anak Aia belum dapat aktif untuk menjalankan

UKS sehingga pendidikan kesehatan menjadi sedikit didapatkan siswa-

siswa terkhususnya kesehatan usia anak sekolah menuju usia remaja

50
awal. Bahkan, dalam kondisi pandemic ini juga seharusnya sekolah dapat

memberikan pendidikan kesehatan terkait hal-hal yang harus

diperhatikan bagi anak-anak untuk menjaga kesehatannya di saat masa

pandemic ini.Selain itu juga, sekolah juga harus menyediakan fasilitas

kesehatan jika sekolah akan mengadakan proses belajar kembali di

sekolah.

Selain kurang aktifnya UKS, sekolah di Jorong Panca juga tidak

memiliki perpustakaan. Kurangnya fasilitas pendidikan tersebut dapat

menimbulkan rendahnya ilmu pengetahuan yang akan didapatkan oleh

anak usia sekolah.

h. Rekreasi

Data:

Saat observasi tampak anak-anak juga banyak yang bermain dan

bersepeda disekitar rumah dan dekat dengan jalanan dan juga terdapat

sebuah taman kanak-kanak yang juga dijadikan sebagai tempat rekreasi

ketika sekolah.

Anak – anak membutuhkan tempat rekreasi yang tidak hanya

berfokus dengan bermain saja, tapi juga mempunyai aspek positif dibalik

itu, seperti taman kanak – kanak dimana tidak hanya bermain dengan

fasilitas disana tapi juga punya aspek positif yaitu bersosialisasi dengan

teman seumur dan edukasi juga saat bersosialisasi.

Disamping taman kanak – kanak yang memang seharusnya ada

sebagai dasar pendidikan untuk anak – anak, tempat rekreasi di suatu

Jorong juga harus diciptakan untuk anak – anak, misalnya tempat anak

51
bisa berkreasi seperti dibuatkan tempat khusus seni dimana anak – anak

bisa menyalurkan ide mereka, atau ada fasilitas taman bermain selain

taman bermain yang terdapat di dalam taman kanak – kanak.

Saat observasi tampak anak-anak juga banyak yang bermain dan

bersepeda disekitar rumah dan dekat dengan jalanan dan juga terdapat

sebuah taman kanak-kanak yang juga dijadikan sebagai tempat rekreasi

ketika sekolah.

Anak – anak membutuhkan tempat rekreasi yang tidak hanya

berfokus dengan bermain saja, tapi juga mempunyai aspek positif dibalik

itu, seperti taman kanak – kanak dimana tidak hanya bermain dengan

fasilitas disana tapi juga punya aspek positif yaitu bersosialisasi dengan

teman seumur dan edukasi juga saat bersosialisasi.

Saat observasi banyak di temukan anak usia sekolah bermain di

luar rumah saat kondisi PSBB saat ini, dan juga bermain sepeda disekitar

rumah yg dekat dengan jalanan, tempat yang dapat di manfaatkan oleh

anak anak untuk bermain adalah lapangan yang luas, yang bisa di pakai

untuk bermain sepeda, bermain layang layang dan ada juga lapangan

volly yg di buat mandiri untuk kegiatan bermain saat sore hari yg bisa

dimanfaatkan oleh warga sekitar. Didaerah tersebut tidak terdapat

fasilitas rekreasi.

Analisa:

Dalam kondisi PSBB seharusnya anak-anak tidaklah

memanfaatkan arena permainan yang mana dapat menyebabkan anak-

52
anak terkontaminasi terhadap covid19. Arena permainan yang

dimanfaatkan anak-anak ialah arena umum dan menjadi kawasan sensitif

terhadapat kontaminasi covid19.

III. Persepsi

a. Warga Masyarakat

Data:

Menurut warga jorong Anak AIa, masyarakatnya ramah-ramah,

untuk bergotong royong, biasanya dilakukan oleh masing-masing warga

di rumahnya masing-masing. Masyarakat biasanya menganggap

kerukunan dan keharmonisan merupakan kekuatan masyarakat. Di

daerah tersebut menganggap terdapat masalah yang di temui oleh

masyarakat setempat yaitu masalah lingkungan yang dimana

dilungkungan tersebut tidak terdapat pembuangan sampah dan selokan

air yang tersumbat.

Saat ini warga begitu cemas dengan wabah pandemic covid-19 ini,

cemas akan kondisi anak-anak yang belum begitu patuh dengan

kebersihan dirinya, cemas dengan penularan virus. Cemas dengan

kondisi masyarakat yang rentan terhadap virus tersebut seperti lansia,

anak-anak, dan warga yang menderita penyakit-penyakit kronik yang

merasa takut untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan saat

ini.

Analisa :

53
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat banyak yang

mengeluh dengan kondisi covid-19 saat ini karena berdampak pada

perekonomian masyarakat, pendapatan masyarakat mengalami

penurunan karena diliburkan ari tempat kerja karena mengikuti anjuran

pemerintah untuk tetap di rumah. Masyarakat juga mengeluhkan lelah

dan bosan karena berada di rumah.

b. Persepsi Perawat

Data:

Berdasarkan data puskesmas, angka kematian terbanyak berada

diusia lansia. Dengan penyebab faktor penuaan.Angka kesakitan tertinggi

berada di penyakit Asam Urat, baik itu diusia dewasa maupun lansia,

selanjutnya DM dan terakhir Gastritis dikarenakan masyarakat sulit

merubah pola makan. Keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan

membuat warga sulit untuk memeriksakan kesehatannya. Fasilitas

pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh warga Jorong Anak Aia hanya 1

buah Posyandu Lansia akibatnya meningkatnya angka kesakitan dan

kematian pada lansia lansia.

Berdasarkan beberapa data, dapat di temukan masalah apa saja

yang akan terjadi yaitu masalah pernafasan karena diwilayah jorong

Anak Aia terdapat juga sebuah pabrik pengolahan batu Dolmit, dan

ditemukan juga banyak mobil truc beraktifitas keluar masuk pabrik.

Kualitas udara dibeberapa wilayah kadang / diwaktu-waktu tertentu

54
dipenuhi oleh asap produksi batu dolmit, dan beberapa wilayah

merupakan jalan umum yang banyak dilalui kendaraan.

Tampak ada beberapa warga yang membuang sampahnya dengan

cara dibakar dibelakang rumah. Namun ada juga sampah yag berserakan

di got dan beberapa tempat ada terlihat tumpukan sampah warga bila hari

hujan lebat, air got selalu melimpah karena got sudah dipenuhi dengan

sampah karena tidak tersedia tempat pembuangan sampah.

Masalah demam berdarah dan diare karena ada beberapa warga

yang mengkonsumsi air galon. Air minum isi ulang atau air galon bisa

memberikan dampak kesehatan yang kurang baik bagi tubuh karena air

tersebut ternyata cukup rentan mendapatkan pencemaran dari kuman atau

bakteri. Sebagian warga masih menggunakan wc cemplung karena

beberapa ada yang memiliki kolam ikan di rumah yang juga sebagai

lahan pelihara ikan.

Analisa :

Ditengah wabah covid-19 saat ini tampak masih banyak

masyarakat yang berada di luar rumah tanpa memperhatikan protokol

kesehatan, yakni tidak menggunakan masker dan menjaga jarak, tidak

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan karena takut tertular virus

korona.

Kondisi lingkungan yang kumuh akan meningkatkan

perkembangan penyakit seperti DBD, diare dan ISPA.

DATA FOKUS

55
1. Dari diagram didapatkan bahwa masalah kesehatan yang ada di jorong
Anak Aia yaitu penyakit Asam Urat 85%, baik itu diusia dewasa
maupun lansia, selanjutnya DM 73% dan terakhir Gastritis 60%
2. Dari diagram didapatkan bahwa 100% jorong anak aia yang
mengalami penyakit tersebut hanya mengkonsumsi obat warung dan
jarang memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Dari diagram didapatkan 89% warga tidak melakukan aktivitas fisik
dan pola makan yang tidak baik
4. Dari diagram didapatkan 93% tidak memiliki TPA
5. Dari diagram didapatkan 80% polusi udara disebabkan oleh pabrik
batu dolmit
6. Dari diagram didapatkan 73% masyarakat memiliki kandang ternak
dirumah
7. Dari diagram didapatkan 100% masyarakat mengatakan posyandu
tidak berjalan
8. Dari diagram didapatkan 10% kegiatan diberhentikan termasuk
kegiatan posyandu karena pandemic Covid 19
9. Dari diagram didapatkan 0,5% masyarakat belum terpapa pergi ke
fasilitas kesehatan
10. Dari diagram didapatkan hampir 10% masyarakat yang cemas dengan
penularan virus covid 19
11. Dari diagram didapatkan bahwa 0% atau tidak ada kegiatan
keremajaan di Jorong Anak Aia
12. Dari diagram didapatkan bahwa 60% kenakalan remaja, seperti
remaja saat sore hari sering balapan liar, beberapa anak usia sekolah
yang masih dibawah umur yang sudah mengendarai sepeda motor
dijalanan, remaja yang berkegiatan di luar rumah saat pendem karena
tidak adanya kegiatan di sekolah

Hasil wawancara dan observasi :


1. Jendela rumah banyak yang tidak dibuka
2. Masyarakat enggan untuk pergi kepelayanan kesehatan, bila sakit,
masyarakat lebih banyak yang membeli obat diwarung untuk
mengurangi gejala seperti batuk, pilek dan demam.
3. Kegiatan Posyandu lansia tidak berjalan
4. Kegiatan olah raga untuk ramaja, dewasa dan lansia tidak terlihat
5. Pabrik batu dolmit terletak dipemukiman warga
6. Tidak menggunakan masker saat melakukan kegiatan diluar rumah
7. Sampah plastik berserakan dijalan dan di got.
8. Got tampak dipenuhi sampah
9. Angka kesakitan tertinggi berada di penyakit Asam Urat, DM dan
Gastritis.
10. Penuaan menjadi angka kematian paling tinggi
11. Terdapat sebuah pabrik pengolahan batu Dolmit.
12. Tampak banyak mobil truc beraktifitas keluar masuk pabrik
13. Pemukiman yang padat
14. Tampak beberapa lansia yang tinggal seniri

56
15. Tampak ada keluarga dengan keluarga utuh dan ada yang berstatus
sebagai single parent.
16. Angka kesakitan dan kematian tertinggi berada pada lansia.
17. Terdapat disetiap halaman rumah hanya menanam bunga an hanya
sedikit tanaman yang bermanfaat
18. Dalam kondisi pandemi saat ini tampak masyarakat takut untuk pergi
kepelayanan kesehatan, bila sakit, masyarakat lebih banyak yang
membeli obat diwarung untuk mengurangi gejala seperti batuk, pilek
dan demam.
19. Tampak beberapa remaja yang melakukan balap liar di jalanan umum
20. Tidak tampak adanya kegiatan keremajaan.
21. Banyak ditemukan remaja, yang berkumpul-kumpul diluar rumah saat
kondisi Pandemi Corona 19.
22. Tampak anak-anak dan remaja di bawah umur banyak yang
mengendarai sepeda motor dijalanan

ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan
1 a. Dari diagram didapatkan bahwa masalah Perilaku Kesehatan
kesehatan yang ada di jorong Anak Aia Cenderung Beresiko
yaitu penyakit Asam Urat 85%, baik itu (00188)
diusia dewasa maupun lansia, selanjutnya
DM 73% dan terakhir Gastritis 60%
b. Dari diagram didapatkan bahwa 100%
jorong anak aia yang mengalami penyakit
tersebut hanya mengkonsumsi obat
warung dan jarang memeriksakan
kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Hasil wawancara dan observasi :


a. Jendela rumah banyak yang tidak dibuka
b. Masyarakat enggan untuk pergi
kepelayanan kesehatan, bila sakit,
masyarakat lebih banyak yang membeli
obat diwarung untuk mengurangi gejala
seperti batuk, pilek dan demam.
c. Kegiatan Posyandu lansia tidak berjalan
d. Kegiatan olah raga untuk ramaja, dewasa
dan lansia tidak terlihat
e. Pabrik batu dolmit terletak dipemukiman
warga
f. Tidak menggunakan masker saat
melakukan kegiatan diluar rumah

57
2 a. Dari diagram didapatkan 89% warga tidak Defisiensi Kesehatan
melakukan aktivitas fisik dan pola makan Komunitas
yang tidak baik
b. Dari diagram didapatkan 93% tidak
memiliki TPA
c. Dari diagram didapatkan 80% polusi udara
disebabkan oleh pabrik batu dolmit
d. Dari diagram didapatkan 73% masyarakat
memiliki kandang ternak dirumah

Hasil wawancara dan observasi :


a. Sampah plastik berserakan dijalan dan di
got.
b. Got tampak dipenuhi sampah
c. Angka kesakitan tertinggi berada di
penyakit Asam Urat, DM dan Gastritis.
d. Penuaan menjadi angka kematian paling
tinggi
e. Terdapat sebuah pabrik pengolahan batu
Dolmit.
f. Tampak banyak mobil truc beraktifitas
keluar masuk pabrik
g. Pemukiman yang padat
3 b. Dari diagram didapatkan 10% kegiatan Koping Komunitas
diberhentikan termasuk kegiatan posyandu Tidak Efektif
karena pandemic Covid 19
c. Dari diagram didapatkan 0,5% masyarakat
belum terpapa pergi ke fasilitas kesehatan
d. Dari diagram didapatkan hampir 10%
masyarakat yang cemas dengan penularan
virus covid 19

Hasil wawancara dan observasi :


a. Tampak beberapa lansia yang tinggal
seniri
b. Tampak ada keluarga dengan keluarga
utuh dan ada yang berstatus sebagai single
parent.
c. Angka kesakitan dan kematian tertinggi
berada pada lansia.
d. Terdapat disetiap halaman rumah hanya
menanam bunga an hanya sedikit tanaman
yang bermanfaat
e. Dalam kondisi pandemi saat ini tampak
masyarakat takut untuk pergi kepelayanan
kesehatan, bila sakit, masyarakat lebih
banyak yang membeli obat diwarung
untuk mengurangi gejala seperti batuk,

58
pilek dan demam.
4 a. Dari diagram didapatkan bahwa 0% atau Prilaku kesehatan
tidak ada kegiatan keremajaan di Jorong cenderung beresiko
Anak Aia pada remaja
b. Dari diagram didapatkan bahwa 60%
kenakalan remaja, seperti remaja saat sore
hari sering balapan liar, beberapa anak
usia sekolah yang masih dibawah umur
yang sudah mengendarai sepeda motor
dijalanan, remaja yang berkegiatan di luar
rumah saat pendem karena tidak adanya
kegiatan di sekolah

Hasil wawancara dan observasi :


a. Tampak beberapa remaja yang melakukan
balap liar di jalanan umum
b. Tidak tampak adanya kegiatan
keremajaan.
c. banyak ditemukan remaja, yang
berkumpul-kumpul diluar rumah saat
kondisi Pandemi Corona 19.
d. Tampak anak-anak dan remaja di bawah
umur banyak yang mengendarai sepeda
motor dijalanan

PRIORITAS MASALAH

Dx Dx Dx Dx
Masalah Kesehatan
1 2 3 4
1. Kesadaran masyarakat akan masalah
1 3 2 1
2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan
2 2 3 2
masalah
3. Ketersediaan pihak terkait terhadap
2 2 2 2
penyelesaian masalah
4. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan
2 2 1 1
masalah
5. Beratnya konsekuensi bila masalah tidak
3 3 2 3
terselesaikan
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan
2 3 3 3
resolusi yang dapat dicapai
TOTAL SKOR 12 15 13 12

Skor:

59
1. Ringan

2. Sedang

3. Berat

Dalam penyelesaian masalah tidak semua masalah dapat di pecahkan

sekaligus, karena kompleksnya masalah dan terbatasnya sumber daya yang

tersedia.Untuk itu di pilih suatu masalah yang di anggap penting untuk di

atas sebagai prioritas masalah

Kriteria Prioritas Masalah:

1. Kesadaran masyarakat akan masalah sampah di lingkungan tempat

tinggal, tidak ada lagi lahan membuat tempat sampah,sebagian warga

penduduk bekerja membuat batu dolmit yang mana asap akan

mengganggu kegiatan dan terdapatnya kandang ayam yang dekat

dengan rumah. (Defesiensi kesehatan komunitas).

Kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan terutama di lingkungan

tempat tinggalnya dengan tidak membuka jendela takut akan wabah

penyakit pandemi dengan situasi saat ini dan padatnya penduduk tempat

tinggal warga (koping komunikasi tidak efektif)

Kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan yang akan

menyebabkan penyakit hipertensi dengan kurangnya memperhatikan

pola makan yang tepat serta latihan fisik yang kurang (Perilaku

kesehatan cendrung beresiko)

60
2. Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah masih kurang

dengan di buktikan pada saat sakit warga takit pergi ke pelayanan

kesehatan mereka hanya pergi ke warung untuk membeli obat,

penanganan sampah masih sangat minim karna kebanyakan warga

membuang sampah ke got yang mana nantinya akan menyebabkan

banjir dengan tidka memperhatikan efek lanjutnya bagi keaehatan

masyarakat lainnya,masyarakat enggan membuka jendela karna debu di

lingkungan luar mereka tidak memikirkan efek dari tidak terjadinya

pertukaran udara di dalam rumah.

3. Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah

dengan memberikan penyuluhan akan sampah, tentang pemukiman

penduduk, pengolahan sampah yang baik, pola makan yang baik dan

benar. Promosi kesehatan.

4. Ketersediaan pihak terhadap solusi masalah terdapat banyak elemen

dalam penyelesaian masalah terutama dari pribadi masyarakat sendiri,

anggota masyarakat, serta pihak terkait yang terdapat di lingkungan

masyarakat itu sendiri.

5. Konsekuensi jika masalah tidak teratasi akan memperberat masalah

sendiri jika tidak di tangani secara cepat. Perlu adanya tindakan yang

cepat dari warga setempat dalam penanganan masalah ini supaya tidak

akan memperberat maupun menambah masalah baru.

6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dcapai.

Masalah yang muncul harus ditangani dengan cepat den tepat agar tidak

timbulnya masalah yang lebih besar.

61
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

2. Defisiensi Kesehatan Komunitas

3. Koping komunitas tidak efektif

4. Prilaku kesehatan cenderung beresiko pada remaja.

62
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NURSING CARE PLAN COMMUNITY


Jorong Anak Aia Nagari Kembang

DIAGNOSA NOC NIC


DATA
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
a. Dari diagram didapatkan Prevensi Primer Prevensi Primer
bahwa masalah kesehatan 00188 Perilaku kesehatan
1634 Perilaku promkes 4350 Manajemen perilaku
yang ada di jorong Anak cenderung beresiko
1803 Pengetahuan perilaku 5510 Pendidikan pasien :
Aia yaitu penyakit Asam
kesehatan pendidikan kesehatan
Urat 85%, baik itu diusia
1823 Pengetahuan promosi 1400 Manajamen nyeri
dewasa maupun lansia,
kesehatan
selanjutnya DM 73% dan
1855 Pengetahuan gaya hidup
terakhir Gastritis 60%
sehat
b. Dari diagram didapatkan
bahwa 100% jorong anak
aia yang mengalami
penyakit tersebut hanya
mengkonsumsi obat warung Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
dan jarang memeriksakan 1910 Keamanan lingkungan 0224 Terapi latihan : mobilitas
kesehatan ke fasilitas rumah Peningkatan latihan :
pelayanan kesehatan. 0201 latihan kekuatan

Hasil wawancara dan


Prevensi Tersier Prevensi Tersier

63
observasi: 1504 Dukungan 5616 Manajamen obat
a. Jendela rumah banyak yang
tidak dibuka
b. Masyarakat enggan untuk
pergi kepelayanan
kesehatan, bila sakit,
masyarakat lebih banyak
yang membeli obat
diwarung untuk mengurangi
gejala seperti batuk, pilek
dan demam.
c. Kegiatan Posyandu lansia
tidak berjalan
d. Kegiatan olah raga untuk
ramaja, dewasa dan lansia
tidak terlihat
e. Pabrik batu dolmit terletak
dipemukiman warga
f. Tidak menggunakan masker
saat melakukan kegiatan
diluar rumah
a. Dari diagram didapatkan 00215 Defesiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
89% warga tidak Kesehatan 2700 Kompetensi Masyarakat 5510 Pendidikan pasien
melakukan aktivitas fisik Komunitas Derajat Kesehatan 4350 Manajemen lingkungan
dan pola makan yang tidak 2701 Masyarakat komunitas
baik 7970 Monitoring kebijakan
b. Dari diagram didapatkan kesehatan
93% tidak memiliki TPA

64
c. Dari diagram didapatkan
80% polusi udara Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
disebabkan oleh pabrik batu 2808 Efektivitas program 6520 Skrining kesehatan
dolmit masyarakat
d. Dari diagram didapatkan Prevensi Tersier
73% masyarakat memiliki Prevensi Tersier 8100 Rujukan
kandang ternak dirumah 2808 Program efektivitas
komunitas
Hasil wawancara dan 1634 Perilaku pemeriksaan
observasi: kesehatan pribadi
a. Sampah plastik berserakan
dijalan dan di got.
b. Got tampak dipenuhi
sampah
c. Angka kesakitan tertinggi
berada di penyakit Asam
Urat, DM dan Gastritis.
d. Penuaan menjadi angka
kematian paling tinggi
e. Terdapat sebuah pabrik
pengolahan batu Dolmit.
f. Tampak banyak mobil truc
beraktifitas keluar masuk
pabrik
g. Pemukiman yang padat
a. Dari diagram didapatkan Koping Komunitas Prevensi Primer Prevensi Primer
100% masyarakat tidak efektif 1602 Perilaku promosi 6710 Promosi kesehatan
mengatakan posyandu tidak kesehatan 6486 Manajamen lingkungan :

65
berjalan keselamatan ”
b. Dari diagram didapatkan 2700 Kompetensi Masyarakat 4350 Pengembangan program
10% kegiatan diberhentikan Derajat Kesehatan
termasuk kegiatan 2701 Masyarakat 7970 Monitoring kebijakan
posyandu karena pandemic kesehatan
Covid 19
c. Dari diagram didapatkan Prevensi Sekunder
0,5% masyarakat belum 2808 Efektivitas program Prevensi Sekunder
terpapa pergi ke fasilitas masyarakat 6652 Surveilans:
kesehatan 1931 Keamanan,kesehatan serta 8820 Komunitas
d. Dari diagram didapatkan perawatan lingkungan
hampir 10% masyarakat 2802 Kontrol terhadap Prevensi Tersier
yang cemas dengan kelompok beresiko 6520 Rujukan
penularan virus covid 19 komunitas : penyakit
menular : Covid-19
Hasil wawancara dan
observasi : Prevensi Tersier 8100
a. Tampak beberapa lansia 2808 Program efektivitas
yang tinggal seniri komunitas
b. Tampak ada keluarga 1634 Perilaku pemeriksaan
dengan keluarga utuh dan kesehatan pribadi
ada yang berstatus sebagai
single parent.
c. Angka kesakitan dan
kematian tertinggi berada
pada lansia.
d. Terdapat disetiap halaman
rumah hanya menanam

66
bunga an hanya sedikit
tanaman yang bermanfaat
e. Dalam kondisi pandemi saat
ini tampak masyarakat takut
untuk pergi kepelayanan
kesehatan, bila sakit,
masyarakat lebih banyak
yang membeli obat
diwarung untuk mengurangi
gejala seperti batuk, pilek
dan demam.
a. Dari diagram didapatkan 00185 Perilaku kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer
bahwa 0% atau tidak ada cenderung beresiko 1632 Perilaku patuh : aktivitas 4350 Manajemen perilaku
kegiatan keremajaan di pada remaja yang disarankan 4360 Memodifikasi perilaku
Jorong Anak Aia 1805 Pengetahuan perilaku 5510 Pendidikan kesehatan
b. Dari diagram didapatkan kesehatan 5515 Peningkatan kesadaran
bahwa 60% kenakalan 1855 Pengetahuan gaya hidup kesehatan
remaja, seperti remaja saat sehat
sore hari sering balapan Prevensi Sekunder
liar, beberapa anak usia Prevensi Sekunder 4470 Terapi perilaku
sekolah yang masih 1910 Keamanan lingkungan 4490 Bantuan modifikasi diri
dibawah umur yang sudah rumah
mengendarai sepeda motor 1908 Deteksi resiko Prevensi Tersier
dijalanan, remaja yang 1902 Kontrol resiko 8700 Pengembangan kesehatan
berkegiatan di luar rumah masyarakat
saat pendem karena tidak
adanya kegiatan di sekolah Prevensi Tersier
1504 Dukungan sosial

67
Hasil wawancara dan
observasi:
a. Tampak beberapa remaja
yang melakukan balap liar
di jalanan umum
b. Tidak tampak adanya
kegiatan keremajaan.
c. banyak ditemukan remaja,
yang berkumpul-kumpul
diluar rumah saat kondisi
Pandemi Corona 19.
d. Tampak anak-anak dan
remaja di bawah umur
banyak yang mengendarai
sepeda motor dijalanan

D. PLAN OF ACTION (POA)

68
FORMAT RENCANA KERJA (POA)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Waktu Penanggung
Diagnosa Metode dan Sumber
No Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran dan Jawab
Keperawatan Media Dana
Tempat
1 Prilaku Setelah dilakukan 1. Manajamen Preventif 06 – 08 Metode: Mahasiswa Mahasiswa
Kesehatan tindakan prilaku primer : Juli 2020 Ceramah dan Univ. Fort de
Cenderung Keperawataan a. Pendidikan Masyarakat Pukul diskusi Kock
beresiko diharapakan kesehatan yang tidak 10.00 1. Mulia Ulfa
masyarakat tentang Asam menderita WIB, Media : 2. Oktaviani
dapat : urat dan DM asam urat dan Di Jorong Leaflet, LCD, Sherly,
1. Kepatuhan b. Memfasilitasi DM Anak Air dan laptop 3. Yolla
prilaku pembelajaran Maidii
2. Kepatuhan dengan Preventif 4. Hardiyanti
prilaku : diet masyarakat sekunder: 5. Ulfah
3. Prilaku promosi dengan Orang dengan Rahmi
kesehatan melakukan Asam urat dan 6. Mardianis
4. Pencarian penyuluhan DM 7. Afis
prilaku sehat c. Pengajaran Febrian
5. Partisipasi kelompok 8. Ulfa Nakia
dalam masyarakat 9. Angga
keputusan tentang Pratama
perawatan pembuatan
kesehatan tanaman toga
6. Control resiko d. Pengajaran
7. Keamanan dan prosedur/tinda
kesehatan serta kan cara

69
perawatan membuat obat
herbal untuk
penyakit asam
urat dan DM
2. Terapi Prilaku
a. Terapi
aktivitas
dengan
mengajarkan
senam lansia
b. Modifikasi
perilaku
3. Mengajarkan
manajamen nyeri
4. Pemberian terapi
komplementer
5. Pengajaran:
pemberian obat
2 Defisiensi Setelah dilakukan Manajamen Prevensi 07 - 08 Metode : Mahasiswa Mahasiswa
Kesehatan tindakan lingkungan : primer : Juli 2020 ceramah dan Univ. Fort De
Komunitas Keperawataan Komunitas Seluruh Pukul diskusi Kock
diharapakan 1. Menentukan masyarakat 15.00 1. Yuni
masyarakat tujuan dalam jorong Anak WIB, Media : Kartika
dapat : manajemen Aia Halaman Leaflet, LCD, 2. Dila
1. Kebersihan lingkungan yang rumah dan laptop Gusnita
lingkungan nyaman jorong 3. Nurul Adha
2. Control bau- 2. Menyediakan Anak Aia 4. Febri Ami
bauan lingkungan yang dan 5. Dini

70
nyaman dan Linkungan Marsya
bersih sekitar Yuni
3. Menentukan jorong 6. Erna
sumber dari Anak Aia Permata
ketidaknyamana Sary
n yang 7. Nanda
mengganggu Novradayan
4. Melakukan ti
promosi
kesehatan
tentang PHBS
dan pengelolaan
sampah
5. Melakukan
penyuluhan
kesehatan
tentang rumah
sehat
6. Melakukan
kegiatan gotong
royong
7. Mengajarkan
cara
memisahkan
sampah organik
dan anorganik
8. Penyediaan
tempat sampah

71
organik dan
anorganik
9. Merencanakan
pembuatan
tempat
penampungan
sampah/ bank
sampah bersama
perangkat
jorong
3. Koping Setelah dilakukan Pendidikan Masyarakat 09 Juli Metode : Mahasiswa Mahasiswa
Komunitas tindakan kesehatan Jorong Anak 2020 ceramah dan dan jorong Univ. Fort De
tidak efektif Keperawataan 1. Menentukan Aia Pukul diskusi Kock
diharapakan kelompok yang 10.00 1. Ulfa
masyarakat akan WIB, di Media : Nikmatiyah
dapat : mendapatkan jorong Leaflet, LCD, 2. Siska
1. Prilaku yang manfaat besar Anak Aia dan laptop Wulandari
meningkat kan dari pendidikan 3. Manoza
kesehatan kesehatan Hevina
2. Tentukan
pengetahuan
kesehatan dan
gaya hidup
prilaku saat ini
Pada individu
dan kelompok
sasaran
3. Melakukan

72
pendidikan
kesehatan Covid
19,OTG, ODP,
PDP dan Positif
covid 19
4. Melakukan
promosi
kesehatan
tentang cara
mencegah covid
19 dengan cuci
tangan dan cara
menggunakan
masker yang
benar
5. Membuat
tempat cuci
tangan di tempat
umum
6. Melakukan
penyemprotan
desinfektan di
tempat-tempat
umum
4 Perilaku Berkurangnya Manajamen prilaku Anak-anak, 10 - 11 Metode : Mahasiswa Mahasiswa
kesehatan prilaku beresiko 1. Pendidikan remaja, dan Juli 2020 ceramah dan Univ. Fort De
cenderung pada anak usia kesehatan orang tua Pukul diskusi Kock
beresiko pada sekolah dan tentang Jorong Anak 10.00 1. Satya

73
remaja meningkatnyaefe kenakalan Aia WIB Di Pratiwi
ktifitas remaja Mesjid 2. Siti Zulie
pemeliharaan 2. Memfasilitasi Jorong
kesehatan pembelajaran Anak Aia
1. Pengetahuan : 3. Pengajaran
prilaku sehat kelompok
2. Pengetahuan : dengan
gaya hidup mengadakan
sehat kegiatan karang
taruna seperti
olahraga dan
remaja mesjid
Terapi Prilaku
1. Terapi aktivitas
2. Modifikasi
prilaku

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi

74
1 Senin 10.00 Perilaku kesehatan 1. Memberikan pendidikan kesehatan S : Masyarakat mengatakan
06 Juli 2020 WIB cenderung beresiko tentang Asam urat dan DM mengerti setelah diberikan
2. Mengajarkan prosedur/tindakan cara pendidkan kesehatan mengenai
membuat obat herbal untuk penyakit asam urat dan DM dan cara
asam urat dan DM pembuatan obat herbal untuk
asam urat dan DM
O : Masyarakat tampak
memahami materi yang diajarkan
mengenai asam urat dan DM
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 Selasa 10.00 Perilaku kesehatan 1. Mengajarakan kelompok masyarakat S : Masyarakat mengatakan lebih
07 Juli 2020 WIB cenderung beresiko tentang pembuatan tanaman toga memahami pentingnya pembuatan
2. Modifikasi perilaku tanaman TOGA, dan memahami
3. Mengajarkan manajamen nyeri bagaimana cara manajemen nyeri
4. Pemberian terapi komplementer O : Masyarakat tampak
5. Pengajaran: pemberian obat berpartisipasi dalam kegiatan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan, untuk
tanaman TOGA dilanjutkan dalam
kegiatan jangka panjang
3 Selasa 15.00 Defisiensi Kesehatan 1. Memberikan penyuluhan tentang S : Masyarakat mengatakan
07 Juli 2020 WIB Komunitas pentingnya menjaga lingkungan dan mengerti setelah diberikan
pengolahan sampah. pendidikan kesehatan mengenai
2. Mendiskusikan faktor utama PHBS dan pengolahan sampah
penyebab ketidaknyamanan O : MAsyarakat tampak paham
lingkungan mengenai PHBS dan pengolahan

75
3. Memberikan penyuluhan mengenai sampah
PHBS dan pengolahan sampah A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 Rabu 10.00 Perilaku kesehatan 1. Terapi aktivitas dengan mengajarkan S : Masyarakat mengatakan
08 Juli 2020 WIB cenderung beresiko senam lansia bahwa tubuh terasa lebih segar
setelah dilakukan senam lansia
O : Masyarakat tampak ikut dalam
kegiatan senam lansia
A : Masalah sudah teratasi
P : Kegiatan senam lansia
dimasukan kedalam kegiatan rutin
jangka panjang di Jorong
5 Rabu 15.00 Defisiensi Kesehatan 1. Mengajarkan tindakan PHBS (mis. S : Masyarakat mengaatakan
08 Juli 2020 WIB Komunitas Mencuci tangan dengan sabun, memahami bagaimana cara cuci
aktivitas fisik) tangan pakai sabun dengan penar
2. Mengajarkan cara pengolahan sampah dan cara pengolahan sampah
organik dan anorganik organik dan anorganik
3. Membagikan sticker tentang cara O : Masyarakat terlihat bisa
pemisahan sampah organik dan mendemontrasikan bagaimana
anorganik. cara cuci tangan pakai sabun
4. Mendiskusikan dengan perangkat dengan benar, serta paham
jorong untuk pembuatan bank sampah bagaimana cara memisahkan
sampah organik dan anorganik.
Dipilihnya kader yang
bertanggung jawab dalam
pengolahan sampah
A : Masalah sudah teratasi
sebagian

76
P : Intervensi dilanjutkan menjadi
kegiatan rutin jangka panjang
Jorong
6 Kamis 09 Juli 10.00 Koping komunitas 1. Memberikan pendidikan kesehatan S : Masyarakat mengatakat
2020 WIB tidak efektif tentang pentingnya menjaga kesehatan menegerti setelah diberikan
dimasa pandemic COVID-19 pendidikan kesehatan mengenai
2. Memberikan pendidikan kesehatan COVID-19
mengenai COVID-19 O : Masyarakat tampak mengerti
3. Mengajarkan cuci tangan pakai sabun tentang materi yang disampaikan
yang benar dan pemakaian masker A : Masalah sudah teratasi
sebagian
P : Intervensi dihentikan
7 Kamis 14.00 Koping komunitas 1. Mengajak masyarakat untuk S : Masyarakat mengatakan setuju
09 Juli 2020 WIB tidak efektif menyediakan tempat cuci tangan dan dan ikut berpartisipasi dalam
sabun didepan rumah masing – kegiatan penyediaan tempat cuci
masing dan tempat ibadah seperti tangan dan pembuatan desinfektan
masjid serta tempat umum sekitar O : Masyarakat tampak ikut serta
lingkungan masyarakat dalam pembuatan tempat cuci
2. Mengajarkan kepada masyarakat tangan untuk umum.
dalam pembuatan desinfektan Tampak adanya kegiatan
3. Melakukan penyemprotan penyemprotan desinfektan di
menggunakan desinfektan di Jorong wilayah Jorong Anak Aia
A : Intervensi sudah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan menjadi
kegiatan rutin jangka panjang
Jorong
8 Jum’at 10.00 Prilaku kesehatan 1. Melakukan pendidikan kesehatan S : Anak – anak dan remaja
10 Juli 2020 WIB cenderung beresiko kepada anak – anak dan remaja Jorong Jorong Anak Aia mengatakan

77
pada remaja Anak Aia mengenai kenakalan remaja mengerti setelah diberikan
2. Mendikusikan untuk mengadakan pendidikan kesehatan mengenai
kegiatan bersama anak – anak dan kenakalan remaja
remaja di Jorong Anak Aia O : Anak – anak dan remaja
3. Membuat kelompok remaja / karang tampak paham mengenai materi
taruna dan perangkatnya di Jorong yang disampaikan
Anak Aia Tampak adanya pembuatan
organisasi karang taruna serta
pemilihan perangkatnya di Jorong
Anak Aia
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
9 Sabtu 06.00 Prilaku kesehatan 1. Mengadakan kegiatan olahraga S : Partisipan mengatakan senang
11 Juli 2020 WIB cenderung beresiko bersama dan merasa lebih baik setelah
pada remaja dilakukan kegiatan olahraga
bersama
O : Tampak anak – anak dan
remaja ikut berpartisipasi dalam
kegiatan olahraga bersama
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan menjadi
kegiatan rutin jangka panjang
Jorong
10 Sabtu 10.00 Prilaku kesehatan 1. Mengadakan perpustakaan sederhana S : Partisipan mengatakan
11 Juli 2020 WIB cenderung beresiko di Jorong Anak Aia dengan fasilitas merasakan manfaat dari kegiatan
pada remaja buku yang tidak terpakai dari yang diadakan
masyarakat O : Tampak anak – anak dan
remaja serta masyarakat sekitar

78
ikut berpartisipasi dalam kegiatan
A : Masalaha sudah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan menjadi
kegiatan rutin jangka panjang
Jorong

79
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas ini sesuai dengan hasil

implementasi yang berhasil kami laksanakan, maka di ketahui hal-hal sebagai berikut:

A. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko

Pada tanggal 06 juli 2020 telah dilaksanakan implementasi dari masalah

keperawatan perilaku kesehatan cendeerung berisiko diantaranya ada Memberikan

pendidikan kesehatan tentang Asam urat dan DM,Mengajarkan prosedur/tindakan

cara membuat obat herbal untuk penyakit asam urat dan DM. Pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan mempunyai kelebihan dan kelemahan sehingga

mempunyai dampak terhadap evaluasi dan rencana tindak lanjut dari implementasi

tersebut.

Kelebihan yang didapatkan oleh mahasiswa melalui kegiatan ini adalah

masyarakat wilayah di jorong anak aia yang memiliki kesadaran untuk

memeriksakan kesehatannya, warga yang memiliki keingintahuan tentang

penyakit Asam Urat dan diabetes mellitus, peran pokjakes yang sangat membantu

dalam kegiatan ini serta warga yang sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini.

Sementara itu, kelemahan yang didapati saat melakukan implementasi adalah

kurang kondusifnya suasana saat melakukan penyuluhan dikarenakan masyarakat

yang terus berdatangan dan ada yang keluar masuk, belum adanya posbindu di

80
wilayah Di jorong anak aia yang dapat digunakan untuk mengukur kadar gula

darah, senam diabetes dan kegiatan lainnya.

Evaluasi yang dinilai setelah 1 minggu kegiatan implementasi didapatkan

bahwa masyarakat rata-rata telah mengetahui tentang penyakit degeneratif,

kemudian respon masyarakat yang meminta kapan diadakan cek kesehatan gratis

kembali. Belum adanya perencanaan dari puskesmas terkait dengan pembuatan

posbindu di wilayah Di jorong anak aia. Untuk itu, kami mempunyai rencana

tindak lanjut dengan mengharapkan peran serta ketua RT, RW, Kepala Desa dan

juga petugas puskesmas untuk menyediakan fasilitas posbindu agar masyarakat

dapat mengontrol kesehatannya dan juga berperan aktif untuk menciptakan

keluarga dan lingkungan masyarakat yang sehat.

B. Defisiensi Kesehatan Komunitas

Pada tanggal 07 Juli 2020 telah dilaksanakan implementasi dari masalah

keperawatan Defisiensi Kesehatan Komunitas diantaranya ada Mengajarkan

tindakan PHBS (Seperti, .Mencuci tangan dengan sabun, dan aktivitas fisik)

Mengajarkan cara pengolahan sampah organik dan anorganik Membagikan

sticker tentang cara pemisahan sampah organik dan anorganik.Mendiskusikan

dengan perangkat jorong untuk pembuatan bank sampah. Pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan mempunyai kelebihan dan kelemahan sehingga mempunyai

dampak terhadap evaluasi dan rencana tindak lanjut dari implementasi tersebut.

Kelebihan yang didapatkan mahasiswa saat melaksanakan implementasi

pengolahan sampah ini adalah tokoh masyarakat yang memiliki kesadaran untuk

81
membersihkan lingkungan dan mengatasi masalah sampah di sekitar Di Jorong

Anak Aia. Ketua RW dan RT yang sangat mendukung kegiatan gotong royong

dan pengolahan sampah. Warga dan pemuda di wilayah Desa Di jorong anak aia

yang ikut serta dalam kegiatan. Sementara itu, kelemahan yang didapati saat

melakukan implementasi ini adalah tidak tersedianya TPS terdekat di Di Jorong

Anak Aia, masih sedikitnya kesadaran warga untuk membersihkan lingkungan,

sebagian warga menanggulangi sampah dengan ditumpuk dan dibakar.

Sedangkan, kelebihan yang didapatkan oleh mahasiswa melalui kegiatan ini

adalah banyaknya ibu-ibu yang membawa bayi dan balitnya ke posyandu untuk di

timbang, antusiasnya warga wilayah Di Jorong Anak Aia mengenai akibat

anaknya tidak imunisasi serta petugas puskesmas pembantu yang langsung ikut

dalam melakukan imunisasi pada bayi dan balita. Sementara itu, kelemahan yang

didapati saat melakukan implementasi ini adalah suasana yang tidak kondusif

karena banyak anak-anak yang membunyikan mainan, jadwal posyandu yang ada

hanya 1x dalam sebulan, dan tidak adanya kegiatan posyandu saat pandemic

Covid-19.

Evaluasi yang dinilai setelah 1 minggu kegiatan implementasi, didapatkan

lahan kosong yang awalnya tertimbun sampah sudah mulai dipenuhi rumput

hijau, masih ada warga yang membakar sampah di belakang rumah. Untuk itu,

kami mempunyai rencana tindak lanjut dengan mengadakan gotong royong

bersama di wilayah Di Jorong Anak Aia minimal 1 bulan sekali, menyediakan

TPS agar warga tidak terus membakar sampah dan menerapkan pengelolaan

sampah seperti menjadi pot tanaman,kompos, dll.

82
Sedangkan, setelah 1 minggu kegiatan implementasi didapatkan bahwa

adanya peningkatan 2 orang bayi dan balita yang dibawa ke posyandu untuk

diimunisasi. Untuk itu kami mempunyai rencana tindak lanjut dimana kader dapat

menambah anggota untuk menambah jadwal posyandu di wilayah Di jorong anak

aia agar menjadi optimal untuk melihat kondisi kesehatan, serta tumbuh dan

kembang anak

C. Koping komunitas tidak efektip

Pada tanggal 08 juli 2020 telah dilaksanakan implementasi dari masalah

keperawatan Koping komunitas tidak efektip Memberikan pendidikan kesehatan

tentang pentingnya menjaga kesehatan dimasa pandemic COVID-19,

Memberikan pendidikan kesehatan mengenai COVID-19, Mengajarkan cuci

tangan pakai sabun yang benar dan pemakaian masker. Pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan mempunyai kelebihan dan kelemahan sehingga mempunyai

dampak terhadap evaluasi dan rencana tindak lanjut dari implementasi tersebut.

Kelebihan yang didapatkan oleh mahasiswa melalui kegiatan ini adalah

masyarakat wilayah Dijorong anak Aia yang memiliki kesadaran untuk

memeriksakan kesehatannya, warga yang memiliki keingintahuan tentang

penyakit Covid-19, peran pokjakes yang sangat membantu dalam kegiatan ini

serta warga yang sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Sementara itu,

kelemahan yang didapati saat melakukan implementasi adalah kurang

kondusifnya suasana saat melakukan penyuluhan dikarenakan masyarakat yang

83
terus berdatangan dan ada yang keluar masuk, adanya masyarakat yang tidak

mematuhi protocol kesehatan dengan tidak menggunakan masker.

Evaluasi yang dinilai setelah 1 minggu kegiatan implementasi didapatkan

bahwa masyarakat rata-rata telah mengetahui tentang penyakit Covid-19,

kemudian respon masyarakat yang dapat mematuhi protocol kesehatan. Belum

adanya perencanaan dari puskesmas terkait dengan sangsi yang tidak memetahi

protocol kesehatan di wilayah Di jorong anak aia. Untuk itu, kami mempunyai

rencana tindak lanjut dengan mengharapkan peran serta ketua RT, RW, Ketua

Jorong dan juga petugas puskesmas untuk memberikan sangsi agar masyarakat

dapat mematuhi protocol kesehatan dan juga berperan aktif untuk meningkatakan

kesadaran dalam menjaga kesehatan nya dengan cuci tangan, dan memakai

masker saat keluar rumah, serta berjaga jarak saat berada ditempat yang ramai.

84
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan di lingkungan Jorong

Anak Aia dengan masalah kesehatan lingkungan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Hasil pengkajian terhadap masalah keperawatan komunitas di Jorong Anak

Aia yaitu kesadaran masyarakat akan masalah sampah di lingkungan tempat

tinggal, motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah masih kurang,

kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah,

ketersediaan pihak terhadap solusi masalah dan konsekuensi jika masalah

tidak teratasi.

b. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan sesuai dengan diagnosa keperawatan

teoritis yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko, defisiensi kesehatan

komunitas, koping komunitas tidak efektif, dan perilaku kesehatan cendrung

beresiko pada remaja.

c. Rumusan intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai rumusan

intervensi teoritis yaitu : dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang

penyakit dan obatnya, melakukan penyuluhan kesehatan tentang rumah sehat,

melakukan gotong royong dan mengajarkan tentang perilaku hidup bersih dan

sehat, memberikan terapi prilaku dengan senam lansia dan pengajaran tentang

obat-obatan herbal.

85
d. Implementasi keperawatan yang diberikan seluruhnya sesuai dengan

intervensi yang sudah disusun secara teori.

e. Evaluasi asuhan keperawatan pada masyarakat menunjukkan bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan telah memberikan dampak positif bagi kondisi

kesehatan lingkungan masyarakat yaitu masyarakat terlihat lebih

mementingkan kesehatan dan kebersihan diri sendiri dan lingkungannya.

f. Pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat jorong anak aia

dilakukan selama + 1 minggu. Masyarakat sudah memahami permasalahan

yang sedang dihadapi dan sudah mengetahui penanganan yang diperlukan

dalam menjaga kesehatan dan lingkungannya.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Disarankan kepada para peneliti yang tertarik untuk meneliti masalah

ketidakefektifan manajemen kesehatan komunitas agar dapat meneliti lebih

lanjut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat

terhadap kebersihan dan kesehatan diri sendiri lingkungannya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil implementasi ini disarakan untuk digunakan sebagai data penunjang

untuk penelitian selanjutnya, dan digunakan dapat menjadi salah satu ide

dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. Selain itu, disarankan kepada

peniliti agar dapat meneliti lebih lanjut mengenai tindakan keperawatan

komunitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesedaran masyarakat

akan kebersihan dan kesehatan.

86
87

Anda mungkin juga menyukai