Anda di halaman 1dari 21

Pemeriksaan Fisik dan

Diagnostik pada klien dengan


HIV/AIDS
RUSMAYADI,S.KEP.,NERS.,MPH
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dan Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS)
 Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yang menjadi wabah
internasional sejak pertama kehadirannya (Arriza, Dewi, Dkk, 2011).
 Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh (Kemenkes, 2015).
 Laporan perkembangan HIV AIDS dari Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit atau Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI pada tanggal 18 Mei 2016 menyebutkan
bahwa di Indonesia dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016 jumlah HIV yang
dilaporkan sebanyak 7.146 orang dan AIDS sebanyak 305 orang. Rasio perbandingan antara
laki-laki dan perempuan yaitu 2:1 (Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Kriteria untuk definisi kasus AIDS

 Semua pasien yang terinfeksi oleh HIV dengan :


1. Hitungan sel T CD4+ <200/Unit
2. Hitungan sel T CD4+ <14% sel T total, tanpa memandang kategori klinis, simtomatik atau asimtomatik

 Adanya infeksi-infeksi oportunistik terkait HIV, seperti :


1. Kondidiasis bronkus, trakea, atau paru
2. Kondidiasis esofagus
3. Kanker serviks, invasif
4. Koksidioidomikosis, diseminata atau ekstraparu
5. Kriptokokus, ekstraparu
6. Kriptosporidiosis, usus kronik (lama sakit lebih dari 1 bulan)
7. Penyakit sitomegalovirus (selain di hati,limpa, atau kelenjer getah bening)
8. Retnitis sitomegalovirus (disertai hilangnya penglihatan)\
9. Ensafalopati, terkait HIV
10. Harpes simpleks; ulkus (-ulkus kronik lebijh dari 1 bulan; atau bronkitis, pneumonitis, esofagitis
Penyebab HIV/AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human


Immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus pada manusia yang
termasuk dalam keluarga lentivirus (termasuk pula virus imunodefisinsi
pada kucing, virus imunodefisiensi pada kera, visna virus pada domba, dan
virus anemia infeksiosa pada kuda). Dua bentuk HIV yang berbeda secara
genetik, tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang
telah berhasil diisolasi dari penderita AIDS. Sebagian besar retrovirus, viron
HIV-1 berbentuk sferis dan mengandung inti berbentuk kerucut yang padat
elektron dan dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran se
penjamu (Robbins dkk, 2011)
HIV Menular melalui 6 Cara Penularan

 Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS


 Ibu pada bayinya
 Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
 Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
 Alat-alat untuk menoreh kulit
 Menggunakan jarum suntik secara bergantian (Nursalam dan Kurniawati,
2011)
Pengkajian pada pasien HIV AIDS

 Identitas Klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, No. MR
 Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan utama sesak
nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada pasien HIV AIDS yaitu, demam yang berkepanjangan
(lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus, penurunan
berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan
disebabkan oleh jamur Candida Albicans, pembengkakan kelenjer getah bening diseluruh tubuh,
munculnya Harpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.
Next….

 Riwayat kesehatan sekarang


Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV AIDS adalah : pasien
akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien yang memiliki manifestasi
respiratori, batuk-batuk, nyeri dada dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan
diare serta penurunan berat badan drastis.
 Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat
penggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas atau berhubungan seks dengan
penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh penderita HIV/AIDS.
Next…..

 Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit HIV/AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang tua
yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut juga dilakukan pada
riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja di tempat
hiburan malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

1. Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat


Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami perubahan atau
gangguan pada personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti
pakaian, BAB dan BAK dikarenakan kondisi tubuh yang lemah,
pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan pasien biasanya
cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

2. Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan
mengalami penurunan BB yang cukup drastis dalam waktu
singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
3. Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus
berdarah.
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

4. Pola Istirahat dan tidur


Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur mengalami gangguan karena adanya
gejala seperi demam dan keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh
perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
5. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami perubahan. Ada beberapa orang
tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang menarik diri
dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karena depresi terkait penyakitnya ataupun
karena kondisi tubuh yang lemah.
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

6. Pola presepsi dan konsep diri


Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas, depresi,
dan stres.
7. Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan, dan
gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya
ingat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam respon verbal. Gangguan
kognitif lain yang terganggu yaitu bisa mengalami halusinasi.
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

8. Pola hubungan peran


Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan
interpersonal yaitu pasien merasa malu atau harga diri rendah.
9. Pola penanggulangan stres
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah dan depresi karena penyakit
yang dideritanya. Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit, yang kronik, perasaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu
menggunakan mekanisme koping yang kontruksif dan adaptif.
Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

10. Pola reproduksi seksual


Pada pasaaien HIV AIDS pola reproduksi seksualitas nya terganggu karena penyebab
utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan berubah, karena mereka
menggap hal menimpa mereka sebagai balasan akan perbuatan mereka. Adanya
perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh mempengaruhi nilai dan
kepercayaan pasien dalam kehidupan pasien, dan agama merupakan hal penting dalam
hidup pasien.
Pemeriksaan Fisik

 Gambaran Umum :
ditemukan pasien tampak lemah.
 Kesadaran pasien :
Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
 Vital sign :
TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
Pernafasan :Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan meningkat Suhu :Biasanya ditemukan Suhu tubuh
menigkat karena demam.
 Berat Badan:
Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB) TB : Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi
badan tetap)
 Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
Pemeriksaan Fisik

 Mata :
Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil terganggu,
 Hidung :
Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
 Gigi dan Mulut:
Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.
 Leher :
kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus neoformans), biasanya ada
pembesaran kelenjer getah bening,
 Jantung :
Biasanya tidak ditemukan kelainan
 Paru-paru :
Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pasien AIDS yang disertai
dengan TB, Napas pendek (cusmaul), sesak nafas (dipsnea).
 Abdomen :
Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif
 Kulit :
Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda lesi (lesi sarkoma kaposi).
 Ekstremitas :
Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin
Muncul
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru obstruksi kronis
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan neorologis, ansietas, nyeri, keletihan
 Diare berhubungan dengan infeksi
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif,
kehilangan berlebihan melalui diare, berat badan ekstrem, faktor yang mempengaruhi kebutuhan
status cairan: hipermetabolik,
 Ketidak seimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan diare
 Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare, muntah
Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin
Muncul
 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis, ketidak
mampuan menelan.
 Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera;bilogis
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera; biologis
 Hipertermi berhubungan dengan penyakit, peningkatan laju metabolism
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status cairan, perubahan pigmentasi, perubahan
turgor, kondisi ketidak seimbangan nutrisi, penurunan imunologis
 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi, perubahan turgor kulit,
kondisi ketidak seimbangan nutrisi, faktor imunologi
 Resiko infeksi berhubungan dengan, imunosupresi, malnutrisi, kerusakan integritas kulit.
 Keletihan berhubungan dengan status penyakit, peningkatan kelelahan fisik, malnutrisi, ansitas, depresi, stres
Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin
Muncul

 Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit


 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkaiit
penyakit
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik
 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan
citra tubuh
 Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, gangguan harga
diri. (Nanda Internasional, 2014)

Anda mungkin juga menyukai