Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASEIN DENGAN HIV AIDS

Agustina Lestari
HIV 01
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu

Aids
penyakit mematikan di dunia yang menjadi wabah
internasional sejak pertama kehadirannya (Arriza, Dewi,
Dkk, 2011).

Penyakit ini merupakan penyakit menular yang


02 disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang
sistem kekebalan tubuh (Kemenkes, 2015).

Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita


03 mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain (Kemenkes, 2015).
•Orang yang terinfeksi HIV atau mengidap
AIDS biasa disebut dengan ODHA.
•Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) beresiko
mengalami Infeksi Oportunistik atau IO.
•Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang
terjadi karena menurunnya kekebalan
tubuh seseorang akibat virus HIV.
•Infeksi ini umumnya menyerang ODHA
dengan HIV stadium lanjut.
Penurunan imunitas membuat ODHA rentan
terkena penyakit penyerta, diantaranya:
- Tuberkulosis - Harpes simplex
- Taksoplasmosis - Herpes zooster
- Diare - Limfadenopati
- Kandidiasis generalisata
- Dermatitis persisten.
- PCP atau
pneumonia
pneumocystis
Penyakit HIV AIDS juga memunculkan berbagai
masalah psikologis seperti ketakutan,
keputusasaan yang disertai dengan prasangka
buruk dan diskriminasi dari orang lain, yang
kemudian dapat menimbulkan tekanan
psikologis (Green Setyowati 2004 dalam Arriza,
Dkk. 2013).

Menurut Nursalam (2011) jika ditambah dengan


stres psikososial-spiritual yang
berkepanjangan pada pasien Poltekkes
Kemenkes Padang terinfeksi HIV, maka akan
mempercepat terjadinya AIDS, bahkan
meningkatkan angka kematian.
Menurut Nursalam dan Kurniawati
(2011) virus HIV menular melalui
enam cara penularan yaitu:
Hubungan seksual dengan pengidap
01
HIV/AIDS

02 Ibu pada bayinya

Darah dan produk darah yang tercemar


03
HIV/AIDS.

Darah dan produk darah yang tercemar


04 HIV/AIDS.

Pemakaian alat kesehatan yang tidak


05
02 steril

06 Alat-alat yang menoreh luka

07 Menggunakan jarum suntik secara


bergantian
HIV tidak menular melalui peralatan
makan, pakaian, handuk, sapu tangan,
hidup serumah dengan penderita
HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan
sosial yang lain.
Menurut Robbins, Dkk (2011) Perjalanan infeksi HIV paling baik
dipahami dengan menggunakan kaidah saling memengaruhi
antara HIV dan sistem imun:
01 fase akut (tahap awal)  Secara klinis, hal yang secara khas
merupakan penyakit yang sembuh sendiri, ditandai dengan gejala
nonspesifik yaitu nyeri tenggorokan, mialgia, demam, ruam, dan
kadang-kadang meningitis aseptik.

02 fase kronis (tahap menengah)  tahap penahanan relatif virus,


replikasi virus berlanjut hingga beberapa tahun, mengalami infeksi
oportunistik “ringan”

03 fase krisis (tahap akhir)  kehancuran pertahanan penjamu,


penyakit klinis nyata : demam lebih dari 1 bulan, mudah lelah,
penurunan berat badan, dan diare, sel CD4+ menurun dibawah 500
sel/μL.
Respon Tubuh Terhadap Perubahan
Fisiologis
Menurut Burnner dan Suddarth (2013)
Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar
luas dan pada dasarnya dapat mengenai
setiap sistem organ.

Penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV


dan penyakit AIDS terjadi akibat infeksi,
malignasi dan atau efek langsung HIV pada
jaringan tubuh.
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:

1. Respiratori
Pneumonia Pneumocytis Carinii (PCP) adalah
yang paling sering ditemukan pada penderita
Aids
• Nafas pendek
• Sesak nafas (dispnea)
• Batuk-batuk
• Nyeri dada
• demam
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:
2.Gastrointerstinal
• Hilangnya selera makan
• Mual
• Vomitus
• Kandisiasis oral dan esofagus
• Diare kronis
• Penurunan berat badan yang nyata (lebih dari 10% berat badan)
• gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
• ekskoriasis kulit perianal
• kelemahan dan ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan
yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:
3. Kanker
Sarkoma Kaposi yaitu kelainan malignasi yang
berkaitan dengan HIV yang paling sering ditemukan
merupakan penyakit yang melibatkan lapisan
endotel pembuluh darah dan limfe. Lesi Kutaneus
dapat timbul pada setiap bagian tubuh biasanya
bewarna merah mudah kecoklatan hingga ungu
gelap. Lesi dapat datar atau menonjol dan
dikelilingi oleh ekimosis (bercak-bercak
perdarahan) serta edema.
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:
4. Neurologik
• Ensefalopati HIV disebut juga sebagai kompleks demensia
AIDS. Hiv ditemukan dengan jumlah yang besar dalam otak
maupun cairan serebrospinal pasien-pasien ADC (AIDS
dementia complex).
• Manifestasi dini mencangkup gangguan daya ingat, sakit
kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresif, pelambatan
psikomotorik, apatis dan ataksia.
• Stadium lanjut mencangkup gangguan kognitif global
kelambatan dalam respon verbal, gagguan afektif seperti
pandangan yang kosong, hiperrefleksi paraparesis spastik,
psikologis, halusiansi, tremor, inkontenensia, serangan kejang,
mutisme dan kematian.
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:
• Meningitis kriptokokus ditandai dengan gejala seperti
demam/panas, sakit kepala, keadaan tidak enak badan
(melaise), kaku kuduk, mual, vormitus, perubahan
status mental, dan kejang-kenjang.
• Kelemahan neurologik lainnya berupa neuropati perifer
yang berhubungan dengan HIV diperkirakan
merupakan kelainan demielinisasi dengan disertai rasa
nyeri serta patirasa pada ekstremitas, kelemahan,
penurunan rekfleks tendon yang dalam, hipotensi
ortostatik dan impontensi.
Manifestasi klinis dan akibat infeksi HIV berat
yang paling sering ditemukan sbb:

5. Struktur integumen
• harpes zoster
• harpes simpleks
• Moloskum kontagiosum
• Dermatitis seboreika
• dermatitis atropik (ekzema atau
psoriasis)
Penatalaksanaan
• Obat-obat untuk infeksi yang berhubungan dengan HIV
infeksi.
• Penatalaksanaan Diare Kronik
• Penatalaksanaan Sindrom Pelisutan
• Penanganan keganasan
• Terapi Antiretrovirus
• Inhibitor Protase
• Perawatan pendukung
• Terapi nutrisi
• Konseling dan VCT pada pasien HIV
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian pada pasien HIV AIDS meliputi :
1. Pengkajian
• Identitas Klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir,
jenis kelamin, status kawin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa
medis, No. MR
• Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi
respiratori ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan
utama lainnya ditemui pada pasien HIV AIDS yaitu, demam
yang berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih
dari satu bulan berulang maupun terus menerus, penurunan
berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan,
infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur
Candida Albicans, pembengkakan kelenjer getah bening
diseluruh tubuh, munculnya Harpes zoster berulang dan
bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.
•Riwayat kesehatan sekarang

Dapat ditemukan keluhan yang biasanya


disampaikan pasien HIV AIDS adalah : pasien
akan mengeluhkan napas sesak (dispnea)
bagi pasien yang memiliki manifestasi
respiratori, batuk-batuk, nyeri dada dan
demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan
diare serta penurunan berat badan drastis.
•Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pasien pernah dirawat karena


penyakit yang sama. Adanya riwayat
penggunaan narkotika suntik, hubungan seks
bebas atau berhubungan seks dengan
penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh
penderita HIV/AIDS.
•Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya


anggota keluarga yang menderita penyakit
HIV/AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang
tua yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut
juga dilakukan pada riwayat pekerjaan keluarga,
adanya keluarga bekerja di tempat hiburan
malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks
Komersial).
2.Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
• Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami
perubahan atau gangguan pada personal
hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti
pakaian, BAB dan BAK dikarenakan kondisi
tubuh yang lemah, pasien kesulitan melakukan
kegiatan tersebut dan pasien biasanya
cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
•Pola Nutrisi

Biasanya pasien dengan HIV/AIDS


mengalami penurunan nafsu makan, mual,
muntah, nyeri menelan, dan juga pasien
akan mengalami penurunan BB yang
cukup drastis dalam waktu singkat
(terkadang lebih dari 10% BB).
• Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer,
disertai mucus berdarah.

• Pola Istirahat dan tidur


Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan
tidur mengalami gangguan karena adanya gejala
seperi demam dan keringat pada malam hari yang
berulang. Selain itu juga didukung oleh perasaan
cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
•Pola aktivitas dan latihan

Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan


latihan mengalami perubahan. Ada beberapa
orang tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti
bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang
menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun
lingkungan kerja, karena depresi terkait
penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang
lemah.
• Pola presepsi dan konsep diri
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami
perasaan marah, cemas, depresi, dan stres.

• Pola sensori kognitif


Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami
penurunan pengecapan, dan gangguan
penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami
penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi,
kesulitan dalam respon verbal. Gangguan kognitif
lain yang terganggu yaitu bisa mengalami
halusinasi.
•Pola hubungan peran

Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi


perubahan peran yang dapat mengganggu
hubungan interpersonal yaitu pasien merasa
malu atau harga diri rendah.
• Pola penanggulangan stres

Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan


mengalami cemas, gelisah dan depresi karena
penyakit yang dideritanya. Lamanya waktu perawatan,
perjalanan penyakit, yang kronik, perasaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi
psikologis yang negatif berupa marah, kecemasan,
mudah tersinggung dan lain-lain, dapat menyebabkan
penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang kontruksif dan adaptif.
•Pola reproduksi seksual

Pada pasaaien HIV AIDS pola reproduksi


seksualitas nya terganggu karena penyebab
utama penularan penyakit adalah melalui
hubungan seksual.
• Pola tata nilai dan kepercayaan

Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien


awal nya akan berubah, karena mereka menggap
hal menimpa mereka sebagai balasan akan
perbuatan mereka. Adanya perubahan status
kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
mempengaruhi nilai dan kepercayaan pasien dalam
kehidupan pasien, dan agama merupakan hal
penting dalam hidup pasien.
3.Pemeriksaan Fisik

• Gambaran Umum  ditemukan pasien


tampak lemah.
• Kesadaran pasien  Compos mentis
cooperatif, sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaran, apatis, samnolen,
stupor bahkan coma.
•Vital sign
- TD  Biasanya ditemukan dalam batas
normal
- Nadi  Terkadang ditemukan frekuensi nadi
meningkat
- Pernafasan  Biasanya ditemukan frekuensi
pernafasan meningkat
- Suhu  Biasanya ditemukan Suhu tubuh
meningkat karena demam
• BB : Biasanya mengalami penurunan (bahkan
hingga 10% BB)
• TB : Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi
badan tetap)
• Kepala  Biasanya ditemukan kulit kepala kering
karena dermatitis seboreika
• Mata  Biasanya ditemukan konjungtiva anemis,
sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil
terganggu
• Hidung  Biasanya ditemukan adanya
pernafasan cuping hidung
• Gigi dan Mulut  Biasanya ditemukan ulserasi
dan adanya bercak-bercak putih seperti krim
yang menunjukkan kandidiasis
• Leher  kaku kuduk ( penyebab kelainan
neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus
neoformans), biasanya ada pembesaran
kelenjer getah bening
• Jantung  Biasanya tidak ditemukan kelainan
• Paru-paru  Biasanya terdapat yeri dada,
terdapat retraksi dinding dada pada pasien AIDS
yang disertai dengan TB, Napas pendek
(cusmaul), sesak nafas (dipsnea)
• Abdomen  Biasanya terdengar bising usus
yang Hiperaktif
•Kulit  Biasanya ditemukan turgor
kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda
lesi (lesi sarkoma kaposi)

•Ekstremitas  Biasanya terjadi


kelemahan otot, tonus otot menurun,
akral dingin
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:
Menurut Nanda Internasional 2014 :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penyakit paru obstruksi kronis
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan
neorologis, ansietas, nyeri, keletihan
c. Diare berhubungan dengan infeksi
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan volume cairan aktif, kehilangan berlebihan melalui
diare, berat badan ekstrem, faktor yang mempengaruhi kebutuhan
status cairan: hipermetabolik
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:
f. Ketidak seimbangan cairan elektrolit berhubungan
dengan diare
g. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan diare, muntah
h. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan faktor biologis, ketidak
mampuan menelan
i. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera;bilogis
j. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera; biologis
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:
k. Hipertermi berhubungan dengan penyakit, peningkatan laju
metabolisme
l. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
cairan, perubahan pigmentasi, perubahan turgor, kondisi ketidak
seimbangan nutrisi, penurunan imunologis
m. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
pigmentasi, perubahan turgor kulit, kondisi ketidak seimbangan
nutrisi, faktor imunologi
n. Resiko infeksi berhubungan dengan, imunosupresi, malnutrisi,
kerusakan integritas kulit
o. Keletihan berhubungan dengan status penyakit, peningkatan
kelelahan fisik, malnutrisi, ansitas, depresi, stres
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:
p. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit
q. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
terkaiit penyakit
r. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik
s. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan
gangguan citra tubuh
t. Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, gangguan
harga diri
Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 
Manajemen jalan nafas, Fisioterapi Dada,
Terapi oksigen, monitor pernafasan.
b. Ketidakefektifan pola nafas  manajemen
jalan nafas, pemberian obat, terapi
oksigen, monitor pernafasan, monitor TTV
c. Diare  Manajemen saluran cerna,
manajemen diare, pemasangan infus,
terapi intravena
d. Kekurangan volume cairan dan Resiko
kekurangan volume cairan  Manajemen
cairan, monitor cairan
Intervensi Keperawatan
f. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh  Manajemen nutrisi,
terapi nutrisi, pemberian nutrisi total
parenteral (TPN)
g. Nyeri kronis dan Nyeri Akut  Pemberian
analgetik, Manajemen nyeri, monitor TTV
h. Resiko kerusakan integritas kulit 
Pemberian obat kulit, pengecekan kulit
i. Harga diri rendah  Peningkatan citra
tubuh, peningkatan koping, peningkatan
harga diri
j. Ansietas  Bimbingan antisipatif,
pengurangan kecemasan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai