Disusun Oleh :
Kelompok 3
Niken Maftukha (2211040022)
Berliana Pangestu (2211040049)
Ni’matul Khoeriyah (2211040070)
Ghandis Wulandari S (2211040007)
1. Kandidiasis oral
2. Sarcoma Kaposi
Sarcoma Kaposi yaitu kelainaan malignitas yang berkaitan dengan HIV yang
sering ditemukan , merupakan penyakit yang melibatkan lapisan endotil pembuluh
darah dan limfe.
3. Ensefalopati
Ensefalopati adalah istilah umum untuk penyakit yang memengaruhi fungsi atau
struktur dari otak.
4. Neuropati
Neuropati adalah istilah yang digunakan untuk gejala gangguan atau penyakit
pada saraf di tubuh.
5. Diare
Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar
dengan kondisi tinja encer atau cair
6. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati.
Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol,
7. Terapi AZT
Obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat
replikasi HIV dengan menghambat enzim pembalik traskriptase
8. Ribavirin
Ribavirin merupakan agen antiviral yang diindikasikan pada pengobatan infeksi
Hepatitis C
C. Step III
1. Apakah yang dimaksud dengan HIV ?
2. Apa saja tanda gejala seseorang terkena HIV ?
3. Apakah riwayat TB Paru memiliki peran pendukung seseorang terserang
HIV?
4. Bagaimana cara penularan HIV ?
5. Bagaimana cara menetukan seseorang terkena HIV ? (Elisa Test)
6. Bagaimana cara mengurangi kemungkinan penyebaran HIV antar
manusia ?
7. Apakah riwayat TB paru mempengaruhi proses penanganan seseorang
dengan HIV ?
8. Bagaimana cara mengatasi masalah pandangan mata kabur dan nyeri pada
kedua mata, batuk berdahak, keringat malam, sariawan dan nafsu makan
menurun ?
9. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi dari HIV ?
D. Step IV : Pemecahan dan Analisis Masalah
1. Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus pada manusia yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang
relatif lama dapat menyebabkan AIDS. Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah jenis virus yang tergolong familia retrovirus, sel sel darah
putih yang diserang oleh HIV pada penderita yang terinfeksi adalah sel-sel
limfosit T (CD4) yang berfungsi dalam sistem imun (kekebalan) tubuh.
HIV memperbanyak diri dalam sel limfosit yang diinfeksinya dan merusak
sel-sel tersebut, sehingga mengakibatkan sistem imun terganggu dan daya
tahan tubuh berangsur-angsur menurun ( Daili, F.S. , 2009)
2. Etiolog
HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang mengandungvirus HIV
yaitu melalui hubungan seksual, baik hubungan homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkotika, tranfusi komponen
darah, dan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dilahirkannya
(Putri, 2016).
Menurut Irwan (2017) penularan HIV dapat terjadi dengan cara
sebagai berikut :
a. Berhubungan Seksual
1) Donor darah, pada donor darah sendiri risikonya sangat tinggi lebih
dari 90% jika darah yang didapatkan dari pendonor dengan positif
HIV.
2) Pemakaian jarum suntuk secara bergantian yang tidak steril dengan
seseorang yang mengidap HIV.
c. Ibu hamil
Pengidap HIV saat melahirkan atau pun setelah melahirkan yaitu
saat menyusui. Sekitar 25-40% terdapat 0,1% dari total kasus sedunia.
BKKN (2007) menegaskan bahwa HIV/AIDS tidak dapat
menular melalui aktifitas seperti :
1) Berjabat tangan
2) Makan bersama
4) Bergantian pakaian
7) Gigitan nyamuk
8) Batuk/bersin
9) Duduk bersama
3. Manifestasi Klinis
a. Gejala mayor
2) Dermatitis generalisata
4) Kandidias orofaringeal
6) Limfadenopati generalisata
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans (sel imun) adalah
sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan
protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen
grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan
meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga
dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi
virus dan sel yang terinfeksi.
Menurunnya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah
secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan
menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4
dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
b. Sosial Kuktural
DS :
a) Pasien mengatakan keluarganya selalu memperhatikan
kesehatannya
b) Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai hubungan baik
dengan keluarga dan teman-temannya.
DO :
a) Selama pasien sakit, keluarga membantu aktivitas pasien
c) Pada saat dilakukan pengkajian pasien kurang kooperatif
c. Psikologis
DS :
a) Pasien merasa cemas dengan penyakit yang diderita sekarang,
pasien merasa adanya perubahan gaya hidup dan peran baik dalam
keluarga
DO :
a) Pasien tampak kurang nyaman dengan keadaan yang diderita
sekarang
d. Spiritual (FICA)
1. F (falth/Belief/Keyakinan)
DS :
a) Pasien mengatakan yakin dengan Tuhan, karena Tuhan memberi
cobaan pada hamba-Nya yang kuat
DO :
a) Pasien tampak sedih
2. I (Impertanie and fluence)
DS :
a) Pasien mengatakan merasa sedih dan lelah tetapi keluarganya
selalu mensupport dan mengingatkan bahwa Tuhan memberi sakit
agar senantiasa pasien memperhatiakn kesehatannya
DO :
a) Pasien tampak sedih
3. C (Community)
DS :
a) Pasien mengatakan saat sebelum sakit menjalankan ibadah secara
maksimal, tetapi saat sakit pasien melakukan ibadahnya tidak
maksimal dan terkadang sambil duduk
DO :
a) Pasien berbaring dan terkadang duduk
4. A (Address)
DS :
Pasien percaya dengan pelayanan RS ini yang membantu merawat
pasien dengan baik
DO : -
Jadi kesimpulannya, pasien merasa percaya dengan Tuhan, karena
Tuhan memberikan pasien sakit.
5) Analisa Masalah
Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi
23 Nov DS : Perfusi Perifer Penurunan
2022 - Klien mengatakan lemas Tidak Efektif HB
DO :
- Klien terlihat pucat
- Klien terlihat berbaring
ditempat tidur
- Akral teraba dingin
- Warna kulit terlihat pucat
HB : 6,7
CD4 : 43
6) Diagnosa Keperawatan
Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Hb
7) NCP (Nursing Care Planing) / Intervensi
No Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawata
n
1. 23 Perfusi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi - Untuk mengetahui
November Perifer selama 2x24 jam O: perkembangan
2022 Tidak diharapkan perfusi perifer - Periksa sirkulasi perifer (warna kulit, perfusi perifer
Efektif b.d dapat teratasi dengan suhu) - Untuk memenuhi
Penurunan kriteri hasil : T: kebutuhan darah
HB - Berikan transfusi darah pasien
Perfusi Perifer - Agar klien dapat
Indikator A T E: diberi penangan
Warna Kulit 2 4 - Ajarkan Diit adekuat segera jika terjadi
Pucat - Informasikan tanda dan gejala darurat tanda dan gejala
yang harus dilaporkan (rasa sakit yang yang tidak
1. Meningkat tidak hilang saat istirahat, luka tidak diinginkan
2. Cukup meningkat sembuh, hilangnya rasa)
3. Sedang K:
4. Cukup menurun - Kolaborasi pemberian obat sesuai
5. Menurun dengan anjuran dokter
Indikator A T
Akral 2 4
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik