Anda di halaman 1dari 13

HIV AIDS

Disusun oleh:
 
 
Elfany Azis Kandora 183145105068
Yetrina Titin 183145105066
Wahyuni hamdani 183145105089
Indah Aulia 183145105072
Ahmad Rifai 183145105073
KONSEP DASAR MEDIS

Pengertian
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah
virus pada manusia yang menyerang system kekebalan
tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS
sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul
secara kompleks dalam waktu relatif lama karena
penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan
oleh infeksi HIV
Etiologi

Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali
ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus
baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
AIDS dapat menyerang semua golongan umu, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko
tinggi adalah:
Lelaki homoseksual atau biseks.
Orang yang ketagian obat intravena
Partner seks dari penderita AIDS
Penerima darah atau produk darah (transfusi).
Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat ditularkan melalui:


a. Hubungan seksual (resiko 0,1 – 1%)
b. Darah :
Transfuse darah yang mengandung HIV (resiko 90 – 98)
Transfuse jarum yang mengandung HIV (resiko 0,3)
Terpapar mukosa yang mengandung HIV (resiko 0,09)
c. Transmisi dari ibu ke anak:
Selama kehamilan
Saat persalinan
Air susu ibu
Manifestasi Klinis
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang
ditemui pada penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan, batuk-
batuk, sariawan dan nyeri   menelan, badan menjadi kurus
sekali, diare, sesak napas, pembesaran  kelenjar getah bening,
kesadaran menurun, penurunan ketajaman penglihatan,
bercak ungu kehitaman di kulit.
Pembagian Stadium :
a. Stadium pertama : HIV
b. Stadium kedua : Asimptomatik ( tanpa gejala )
c. Stadium ketiga : Pembesaran kelenjar limfe secara menetap
dan merata ( pesistent Generalized Lynphadenopaty )
d. Stadium keempat : AIDS
Patofisiologi
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS
diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar
50% orang yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5
tahun pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan
mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel target
dalam waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka
waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel,
dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik
virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel,
virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta
melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru
kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Perjalanan HIV / AIDS di bagi dalam 2 fase :
a. Fase infeksi awal
b. Fase infeksi lanjut
Patogenesis
a. Penularan dan Masuknya Virus
HIV dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinalis, semen,
air mata, sekresi vagian atau serviks, urin, ASI, dan air liur
b. Perlekatan Virus
Virion HIV matang memiliki bentuk hamper bulat. Selubung
luarnya, atau kapsul viral, terdiri dari lemak lapis-ganda yang
mengandung banyak tonjolan protein.
c. Replikasi Virus
Setelah terjadi fusi sel-virus, RNA virus masuk ke bagian tengah
sitoplasma limfosit CD4+. Setelah nukleokapsid dilepas, maka
terjadi transkripsi terbalik (reverse transcription) dari satu untai-
tunggal RNA menjadi DNA salinan (cDNA) untai-ganda virus.
Integrase HIV membantu insersi cDNA virus ke dalam inti sel
pejamu.
Komplikasi
    Adapun komplikasi kien dengan HIV/AIDS (Arif Mansjoer, 2000 ) antara lain:
a.  Pneumonia pneumocystis (PCP)
b.  Tuberculosis (TBC)
c.   Esofagitis
d.  Diare
e.  Toksoplasmositis
f.   Leukoensefalopati multifocal prigesif
g.  Sarcoma Kaposi
h.  Kanker getah bening
i.   Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV)
 
Pencegahan
Dengan mengetahui cara penularan HIV/AIDS dan sampai saat ini belum ada
obat yang mampu memusnahkan HIV/AIDS maka lebih mudah melakukan
pencegahannya.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif
Mansjoer, 2000) adalah
a.  Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan
kanker yang terkait dengan AIDS.
b.  Telusuri perilaku berisiko yang memungkinkan
penularan.
c.   Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi
oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan
kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.
d.  Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot
total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen
PenatalaksanaanMedis
a.  Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV), maka terapinya yaitu (Endah Istiqomah :
2009) :
1)  Pengendalian Infeksi Opurtunistik
2)  Terapi AZT (Azidotimidin)
3)  Terapi Antiviral Baru
4)  Vaksin dan Rekonstruksi Virus
5)  Diet
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kasus 
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal
23 Mei 2017 hingga 29 Mei 2017 di IRNA Non Bedah
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
partisipan Tn.A dirawat di bangsal pria. Prevelansi
pasien HIV AIDS di ruang penyakit dalam pria RSUP
Dr. M. Djamil Padang pada bulan November 2016
sampai Januari 2017 terdapat 41 kasus. Peneliti telah
melakukan pengkajian dan observasi kepada
partisipan yaitu Tn.U
Pengkajian
Hasil penelitian di dapatkan partisipan Tn.U
berumur 50 tahun dirawat dengan diagnosa medis
Diare kronik, IO dengan TB Paru, condidiasis oral,
dan anemia ringan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
factor biologis

INTERVENSI
Intervensi keperawatan diagnosa ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis antara lain,
menajemen nutrisi
monitor nutrisi
terapi nutrisi
pemberian nutrisi total parenteral imunologis antara lain, pengecekan kulit,
pemberian obat
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan
berdasarkan dari rencana atau intervensi
keperawatan yang dibuat, tujuan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi
keperawatan agar kriteria hasil dapat tercapai.

Evaluasi Keperawatan 
Evaluasi dilakukan setiap hari selama 5 hari

Anda mungkin juga menyukai