Anda di halaman 1dari 13

DELEGASI & SUPERVISI

Program Studi Sarjana Keperawatan


Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Universitas Megarezky

1
DEFINISI
Pendelegasian >>> getting work done through others
menggerakkan kinerja dari
seorang guna mencapai tujuan
organisasi.

Mengapa ada Pendelegasian ???


Seringkali banyak pekerjaan harus diselesaikan
oleh seseorang, dalam situasi ini pendelegasian
sering menjadi pilihan utama guna mencapai
produktifitas.

2
BEBERAPA KESALAHAN DALAM
PENDELEGASIAN
1. Underdelegating.
 Sering seorang manajer berasumsi salah bahwa
pendelegasian dapat diinterpretasikan sebagai
kekurangan kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas secara baik dan sempurna.
 Penyebab yang sering sehubungan dengan
underdelegating ialah manajer senang memiliki
banyak tugas dan kurang percaya kepada
bawahannya, sebab manajer yakin bahwa ia
membutuhkan pengalaman atau dia dapat
mengerjakan dengan cepat dan lebih baik dari
pada orang lain.
3
 Pendelegasian juga memberikan tantangan
kepada bawahan untuk merasakan
keberhasilan dan peningkatan kinerja,
meningkatnya kepuasan bawahan dan dapat
bekerjasama dengan manajer atau staf
lainnya.

4
2. Overdelegating
 Pekerjaan dirasakan oleh manajer sebagai
beban oleh karena itu perlu didelegasikan
kepada bawahan.
 Banyak manajer melakukan overdelegating
sebab manajer kurang waktunya untuk
mengerjakan hal-hal yang penting untuk
organisasi.
 Manajer seharusnya berhati-hati untuk tidak
overdelegating, karena dapat menyebabkan
pekerjaan bawahan berlebihan dan
menyebabkan kelelahan, yang pada akhirnya
hanya akan menurunkan produktifitas kerja
bawahan.
5
3. Improperly Delegating
 Improperly delegating adalah kesalahan
pendelegasian baik yang terkait dengan waktu,
orang-orang atau karena alasan tertentu, termasuk
juga dalam hal pendelegasian tugas-tugas dan
tanggung jawab.
 Membuat keputusan pendelegasian tanpa
memberikan informasi yang adekuat juga
merupakan salah satu contoh improperly delegating.
 Pendelegasian yang tidak lengkap juga terjadi disaat
membagi permasalahan dan tugas-tugas pada salah
satu bagian. Disaat hal ini terjadi, pemecahan
masalah pada tingkat middle-management hanya
melihat bagian dari masalah dan mengambil
tindakan dasarkan informasi yang tidak
jelas/sempurna.

6
SUPERVISI
 Prajudi Atmosudiro (1982)
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.

 Swansburg (1999)
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
 
 Thora Kron (1987)

Supervisi keperawatan adalah merencanakan, mengarahkan,


membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap
perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
7
 Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan,
tetapi juga bersama para perawat bagaimana
memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung.
 Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan
diperlakukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-
ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
perbaikan proses keperawatan.

suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk


membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
8
TUJUAN SUPERVISI
 Mengorientasikan staf dan pelaksana
keperawatan
 melatih staf dan pelaksana keperawatan
 Memberikan arahan dalam pelaksanaan
tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan
pelaksana asuhan keperawatan.
 Memberikan layanan kemampuan staf dan
pelaksanaan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

9
FUNGSI SUPERVISI
 untuk mengatur dan mengorganisir proses
pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah
disepakati.
 menilai dalam memperbaiki faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
 Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong
kearah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
 Membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mengajak untuk diikutsertakan
(sharing).
10
PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI
 Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
 Kegiatan yang direncanakan secara matang
 Bersifat edukatif, supporting dan informal.
 Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan
keperawatan
 Membentuk suatu kerjasama yang demoktratis antara
supervisor dan staf serta pelaksana keperawatan.
 Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
 Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat
mengembangkan kelebihan masing-masing
 Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri
disesuaikan dengan kebutuhan.
 Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
11
CARA SUPERVISI
1. Langsung ;
 Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung. Pada supervisi modern
diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah.

2. Tidak langsung :
 Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis
maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung
kejadian dilapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.
12
TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai