Disusun Oleh :
Kelompok 3
Niken Maftukha (2211040022)
Berliana Pangestu (2211040049)
Ni’matul Khoeriyah (2211040070)
Ghandis Wulandari S (2211040007)
a. Berhubungan Seksual
1) Donor darah, pada donor darah sendiri risikonya sangat tinggi lebih
dari 90% jika darah yang didapatkan dari pendonor dengan positif
HIV.
2) Pemakaian jarum suntuk secara bergantian yang tidak steril dengan
seseorang yang mengidap HIV.
c. Ibu hamil
Pengidap HIV saat melahirkan atau pun setelah melahirkan yaitu
saat menyusui. Sekitar 25-40% terdapat 0,1% dari total kasus sedunia.
BKKN (2007) menegaskan bahwa HIV/AIDS tidak dapat
menular melalui aktifitas seperti :
1) Berjabat tangan
2) Makan bersama
4) Bergantian pakaian
7) Gigitan nyamuk
8) Batuk/bersin
9) Duduk bersama
3. Manifestasi Klinis
a. Gejala mayor
2) Dermatitis generalisata
4) Kandidias orofaringeal
6) Limfadenopati generalisata
5) Analisa Masalah
Tgl/ Data Fokus Problem Etiologi
Jam
23 Nov DS : Ganggua TB Paru
2022 n
Pasien mengatakan memiliki keluhan
Pertukara
batuk dan berdahak n Gas
Pasien mengatakan memiliki riwayat
penyakit TB paru, sudah mulai berobat
sejak tanggal 5 september 2014
Pasien mengatakan memiliki riwayat
penglihatan mata sering kabur
DO :
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan, dada
pasien tampak simetris, frekuensi
pernafasan 20 x/menit.
Palpasi : Tidak ada massa atau benjolan
pada dada
Perkusi : Terdengar sonor
Auskultasi : Terdapat suara nafas
tambahan ronchi
DO :
Hb : 6.7 g/Dl
Inspeksi : CRT <2 detik
Palpasi : Ictus cordis teraba, akral dingin
Perkusi : Batas atas bawah, kanan dan
kiri bunyi sonor
Auskultasi : Bunyi jantung lup dup
DO :
Mulut pasien tampak terdapat sariawan
Mukosa tampak kering
IAPP
Inspeksi : Simetris, kulit sawo matang
Auskultasi : BU : 17 x/menit
Perkusi : Tidak terdapat bunyi timpani
Palpasi : Tidak terdapat benjolan ataupun
massa pada perut kanan dan ada nyeri
tekan
6) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola Nafas b.d TB Paru (Sekret)
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan HB
3. Risiko Defisit Nutrisi b.d HIV/AIDS
4. Ansietas b.d HIV/AIDS
7) NCP (Nursing Care Planing) / Intervensi
No Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. 23 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi - Untuk mengeluarkan sputum
November Pertukaran Gas selama 2x24 jam diharapkan Gangguan Monitor kemampuan batuk - Untuk menegtahui efektivitas
2022 b.d TB Paru Pertukaran Gas dapat berkurang dengan efektif fisioterapi dada
(Sekret) kriteri hasil : Monitor adanya produksi - Upaya untuk mengeluarkan
Indikator A T sputum sputum
Pasien 2 4 Lakukan fisioterapi dada
mengatakan Terdapat Sekret (Effectiveness of a chest
batuk banyak berkurang
physiotherapy care map in
dengan sekret
dahak hospitalized patients (T
Pasien 2 4
Sereearuno, 2020)).
mengatakan Penglihatan Penglihatan
penglihatan kabur Fokus
kabur
(Penglihatan
kabur)
Terdapat 2 4
bunyi napas Bunyi Bunyi
tambahan Ronchi Ronchi
Ronchi terdengar berkurang
(Bunyi naafs
tambahan)
2. 23 Perfusi Perifer Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi - Untuk memantau nadi perifer,
November Tidak Efektif selama 2x24 jam diharapkan perfusi Periksa sirkulasi perifer warna, suhu, akral, turgor
2022 b.d Penurunan perifer dapat teratasi dengan kriteri hasil : (nadi perifer, warna, suhu, - Agar HB meningkat
HB akral, turgor) - Untuk mengetahui konsentrasi
Perfusi Perifer Berikan terapi transfusi hemoglobin
Indikator A T darah 3 kolf
Warna Kulit 2 4 (Post-transfusion
pasien terlihat Warna Warna
Pucat (warna kulit kulit hemoglobin values and
kulit) pucat normal patient blood managemen
sawo
matang (Moerman, 2019))
Akral pasien 2 4 Pantau nilai hemoglobin
dingin Akral Akral
dingin hangat
Turgor kulit 2 4
berkurang turgor Turgor
kulit kulit
buruk baik
3. 23 Risiko Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi - Mencegah terjadinya alergi
November Nutrisi b.d selama 2x24 jam diharapkan Risiko defisit Identifikasi alergi dan - Meningkatkan kebersihan dan
2022 HIV/AIDS nutrisi dapat teratasi dengan kriteri hasil : intoleransi makanan kesehatan
Status Nutrisi Lakukan oral hygiene - Mencegah terjadinya konstipasi
Indikator A T sebelum makan - Meningkatkan status nutrisi
Pasien 2 5 (Oral health & HIV/AIDS
mengatakan Sariawan Tidak (Gennaro et al, 2008)).
memiliki sariawan Berikan makanan tinggi
sariawan serat untuk mencegah
Pasien 2 4 konstipasi
mengatakan berat BB BB Berikan suplemen makanan,
badannya meurun menurun kembali jika perlu
normal
Pasien 2 4
mengatakan Nafsu Nafsu
nafsu makan makan makan
menurun menurun baik
4. 23 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Relaksasi - Untuk mengetahui tingkan
November HIV/AIDS selama 2x24 jam diharapkan Ansietas Periksa ketegangan otot, kecemasan
2022 berkurang dengan kriteri hasil : frekuensi nadi, tekanan - Meningkatkan kenyamanan
darah, dan suhu - Meningkatkan respon
Risiko Ansietas Ciptakan lingkungan yang - Meningkatkan kenyamanan
Indikator A T tenang - agar pemahaman relaksasi
Pasien 2 4 Gunakan nada suara lembut dapat terpenuhi
mengatakan Tingkat Tingkat dengan irama lambat - meningkatkan kenyamanan
khawatir dan khawatir khawatir Gunakan relaksasi sebagai
cemas karena meningkat menurun penunjang dengan analgetik
penyakitnya atau tnindakan medis lain
(Verbalisasi Jelaskan secara rinci
khawatir akibat intervensi relaksasi yang
kondisi yang dipilih
dihadapi) Anjurkan mengambil posisi
Pasien terlihat 2 4 nyaman
pucat (Pucat) Pucat Tidak Dukungan keluarga
pucat (The importance of the
family : a longitudinal
study of the predictors of
depression in HIV patients
in the south Afrika
(Wouters et al, 2016))
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor adanya produksi sputum
- Lakukan fisioterapi dada
23 Perfusi Perifer Memeriksa sirkulasi S:
November Tidak Efektif perifer (nasi perifer,
Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada daerah
2022 b.d Penurunan warna, suhu, akral,
HB turgor) dada
Memberikan terapi
transfusi darah 3 kolf O:
Memantau nilai
Hb : 6.7 g/Dl
heboglobin
Inspeksi : CRT <2 detik
Palpasi : Ictus cordis teraba, akral dingin
Perkusi : Batas atas bawah, kanan dan kiri bunyi
sonor
A : Masalah teratasi sebagian
Indikator A T H
Warna Kulit 2 4 3
pasien terlihat Warna Warna Pucat
Pucat (warna kulit kulit berkurang
kulit) pucat normal
sawo
matang
Akral pasien 2 4 3
dingin Akral Akral Akral
dingin hangat dingin
menurun
Turgor kulit 2 4 2
berkurang turgor Turgor Turgor
kulit kulit kulit
buruk baik kurang
baik
P : Lanjutkan Intervensi
Periksa sirkulasi perifer (nasi perifer, warna, suhu,
akral, turgor)
Berikan terapi transfusi darah
Pantau nilai heboglobin
Indikator A T H
Pasien 2 5 2
mengatakan Sariawan Tidak Sariawan
memiliki sariawan
sariawan
Pasien 2 4 2
mengatakan berat BB BB BB
badannya meurun menurun kembali menurun
normal
Pasien 2 4 2
mengatakan Nafsu Nafsu Nafsu
nafsu makan makan makan makan
menurun menurun baik menurun
P : Lanjutkan Intervensi
Lakukan oral hygiene sebelum makan
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan suplemen makanan, jika perlu
P : Lanjutkan Intervensi
Hari Ke-2
No Tggl/Jam No Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD
1. 24 Gangguan - Memonitor adanya S:
November Pertukaran produksi sputum
Pasien mengatakan sedikit lebih nyaman setelah
2022 Gas b.d TB - Melakukan fisioterapi
Paru (Sekret) dada melakukan fisioterapi dada
O:
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan, dada pasien
tampak simetris, frekuensi pernafasan 19 x/menit.
Palpasi : Tidak ada massa atau benjolan pada dada
Perkusi : Terdengar sonor
Auskultasi : Terdapat suara nafas tambahan ronchi
Setelah dilakukan fisioterapi dada pasien dapat
mengeluarkan dahak
Indikator A T H
Warna Kulit 2 4 3
pasien terlihat Warna Warna Pucat
Pucat (warna kulit kulit berkurang
kulit) pucat normal
sawo
matang
Akral pasien 2 4 3
dingin Akral Akral Akral
dingin hangat dingin
menurun
Turgor kulit 2 4 2
berkurang turgor Turgor Turgor
kulit kulit kulit
buruk baik kurang
baik
P : Lanjutkan Intervensi
Periksa sirkulasi perifer (nasi perifer, warna, suhu,
akral, turgor)
Berikan terapi transfusi darah
Pantau nilai heboglobin
24 Resiko Defisit Melakukan oral hygiene S:
November Nutrisi b.d sebelum makan
Pasien mengatakan BB turun
2022 HIV/AIDS Memberikan makanan
tinggi serat untuk Pasien mengatakan nafsu makan menurun
mencegah konstipasi
Pasien mengatakan sariawan di mulut
Memberikan suplemen
makanan, jika perlu Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
O:
Mulut pasien tampak terdapat sariawan
Mukosa tampak kering
IAPP
Inspeksi : Simetris, kulit sawo matang
Auskultasi : BU : 17 x/menit
Perkusi : Tidak terdapat bunyi timpani
Palpasi : Tidak terdapat benjolan ataupun massa
pada perut kanan dan ada nyeri tekan
A : Masalah belum teratasi
Indikator A T H
Pasien 2 5 2
mengatakan Sariawan Tidak Sariawan
memiliki sariawan
sariawan
Pasien 2 4 2
mengatakan berat BB BB BB
badannya meurun menurun kembali menurun
normal
Pasien 2 4 2
mengatakan Nafsu Nafsu Nafsu
nafsu makan makan makan makan
menurun menurun baik menurun
P : Lanjutkan Intervensi
Lakukan oral hygiene sebelum makan
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan suplemen makanan, jika perlu
P : Lanjutkan Intervensi
E. STEP V : PENETAPAN LEARNING ISSUE
Peran perawat untuk mengatasi masalah fisiologi dan psikologis pasien HIV
berupa :
a. Kuratif
1. HIV
Effects of antiretroviral therapy in the central nervus system : beyond
viral suppression (Jordan-Scuitto et al, 2021)
Konsentrasi hemoglobin
Post-transfusion hemoglobin values and patient blood managemen
(Moerman, 2019)
2. TB Paru
Bersihan jalan nafas
Effectiveness of a chest physiotherapy care map in hospitalized
patients (T Sereearuno, 2020).
b. Preventif
- Oral health & HIV/AIDS (Gennaro et al, 2008)
c. Supportif
The importance of the family : a longitudinal study of the predictors of
depression in HIV patients in the south Afrika (Wouters et al, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Dafitri, I. A., Medison, I., & Mizarti, D. (2020). Laporan Kasus TB Paru
Koinfeksi HIV/AIDS. Jurnal Kedokteran YARSI, 28(2), 021-031.
Gennaro S, Naidoo S, Berthold P. Oral health & HIV/AIDS. MCN Am J Matern
Child Nurs. (2008). Jan-Feb; 33(1):50-7.doi:
10.1097/01.NMC.0000305658. 32237.7d. PMID: 18158528.
Hidayati Nurul A. (2019). Manajemen HIV/AIDS. Surabaya. Airlangga
University Press.
Jordan-Sciutto KL. Effects of Antiretroviral Therapy in the Central Nervous
System: Beyond Viral Suppression. J Neuroimmune Pharmacol.
(2021). Mar;16(1):71-73. doi: 10.1007/s11481-021-09987-2. Epub
2021 Mar 2. PMID: 33649998; PMCID: PMC8118691.
Moerman J, Vermeulen E, Van Mullem M, Badts AM, Lybeert P, Compernolle
V, Georgsen J. Post-transfusion hemoglobin values and patient blood
management. Acta Clin Belg. (2019). Jun;74(3):164-168. doi:
10.1080/17843286.2018.1475939. Epub 2018 May 17. PMID:
29770734.
Sereearuno T, Rittayamai N, Lawansil S, Thirapatarapong W. Effectiveness of a
chest physiotherapy care map in hospitalized patients. Heart Lung.
(2020). Sep-Oct;49(5):616-621. doi: 10.1016/j.hrtlng.2020.03.014.
Epub 2020 Apr 25. PMID: 32340869.
Setiarto Bimo H et al. (2021). Penanganan Virus HIV/AIDS. Yogyakarta. Budi
Utama
Wouters E, Masquillier C, le Roux Booysen F. The Importance of the Family: A
Longitudinal Study of the Predictors of Depression in HIV Patients in
South Africa. AIDS Behav. (2016). Aug;20(8):1591-602. doi:
10.1007/s10461-016-1294-0. PMID: 26781870.