Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

HEPATITIS DAN HIV

Disusun oleh ;

Panji Wage Kosasih

016.06.0050

Tutor ;

1. Diani Sri Hidayati, M.Si

2. Sabariah S.Pd, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM

ALAZHAR MATARAM

TA. 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) pertama kali diidentifikasi pada tahun


1981 setelah muncul kasus-kasus pneumonia Pneumocystiscarinii dan sarcoma Kaposi
pada laki-laki muda homoseks di berbagai wilayah Amerika Serikat. Sebelumnya kasus
tersebut sangat jarang terjadi, apabila terjadi biasanya disertai penurunan kekebalan
imunitas tubuh.

Kasus pertama di Indonesia dilaporkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan


pada tahun 1987, yaitu pada seorang warga Negara Belanda yang sedang berlibur ke Bali.
Sebenarnya sebelum itu, yaitu pada tahun 1985 telah ditemukan kasus yang gejalanya
sangat sesuai dengan HIV/AIDS dan hasil tes ELISA tiga kali diulang dinyatakan positif.
Tetapi tes Western Blot hasilnya negative, sehinga tidak dilaporkan. Kasus kedua
ditemukan pada bulan Maret 1986 di RS Cipto Mangunkusumo, pada pasien hemofilia.
(Djoerban Z dkk, 2006)

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit


yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanyainfeksi oleh Human
Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV. (Djoerban Z dkk, 2006). Virus ini menyerang manusia dan
menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam
melawan infeksi. Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan
memanfaatkan sel inang.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mempelajari pemeriksaan HIV menggunakan metode stik (rapid test strip)

2. Untuk mempelajari pemeriksaan HbsAg menggunakan metode stik (rapid test strip)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. HIV adalah suatu virus RNA berbentuk sferis
yang termasuk retrovirus dari famili Lentivirus.(Gambar 1). Strukturnya tersusun atas
beberapa lapisan dimana lapisan terluar (envelop) berupa glikoprotein gp120 yang melekat
pada glikoprotein gp41. Selubung glikoprotein ini berafinitas tinggi terhadap molekul CD4
pada permukaan T-helper lymphosit dan monosit atau makrofag. Lapisan kedua di bagian
dalam terdiri dari protein p17. Inti HIV dibentuk oleh protein p24. Di dalam inti ini terdapat
dua rantai RNA dan enzim transkriptase reverse (reverse transcriptase enzyme). ( Merati
TP dkk,2006)

Infeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui mukosa
genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik
yang terkontaminasi atau melalui komponen darah yang terkontaminasi, dan transmisi
vertikal dari ibu ke janin, transfusi darah yang sudah terkontaminasi, tatoatau tindik. CDC
pernah melaporkan adanya penularan HIV pada petugas kesehatan.(Djauzi S dkk, 2002).

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa
awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun
banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang
hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan keracunan, karena
tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya
peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Tanggal : Senin, 24 Juni 2019

Tempat : Laboratorium Terpadu 1

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

 HIV dan HbsAg

- Tabung

-Spuit

-Stik HIV

-Stik HbsAg

-Pipet Tetes

-Centrifuge

-Timer

3.2.2 Bahan

 HIV dan HbsAg

- Darah (serum)

- Alkohol / swab alkohol

- Tissue
3.3 Cara Kerja

a. Letakan stik HIV atau HbsAg pada tempat yang bersih dan datar.

b. Letakan serum didalam tabung, kemudian masukan stik HIV atau HbsAg secara vertikal
pada tabung sampai batas max stik.

c. Tunggu 10-15 menit.

d. Amati hasil ( jika terbentuk 2 garis maka positif, 1 garis negatif).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Hasil Pengamatan Interpretasi

1 HbsAg Negativ

2 HIV Negativ

4.2 Pembahasan

1. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air
susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.

Pada praktikum kali yang kali lakukan yaitu mendeteksi adanya Adanya Human Imuno
Defisiensi Virus pada Serum Pasien.

- Pada praktikum yang kami lakukan, diperoleh 1 garis control maka hasilnya
dikatakan negatif.

- Jika pada praktikum diperoleh 2 garis control makan hasilnya dikatakan positif.

Pemeriksaan antibody HIV dalam serum atau plasma merupakan cara yang
umum yang lebih efisien untuk menentukan apakah seseorang tak terlindungi dari HIV
dan melindungi darah dan elemen-elemen yang dihasilkan darah untuk HIV. Perbedaan
dalam sifat-sifat biologis,aktifitas serologis, dan deretan genom, HIV 1 dan 2 positif
sera dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes serologis dasar HIV.

2. HBsAg (hepatitis B surface antigten) merupakan suatu tahap secara kualitatif yang
menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg
dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada
daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma bereksi dengan
partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,

- Pada praktikum yang kami lakukan, diperoleh 1 garis control maka hasilnya
dikatakan negatif.

- Jika pada praktikum diperoleh 2 garis control makan hasilnya dikatakan


positif.HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan
infeksi virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg
positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg
positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B kronis dengan replikasi rendah.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan
kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Hepatitis
adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Dimana dalam menegakkan diagnosis kedua penyakit tersebut
harus melalui serangkaian pemeriksaan dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan secara
sederhana adalah pemeriksaan menggunakan stik HIV dan pemeriksaan HbsAg dalam
serum darah
DAFTAR PUSTAKA

Merati, Tuti P.Respon Imun Infeksi HIV. In : Sudoyo Aru W: editor. Buku ajar ilmu penyalit
dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI: 2006. Hal
545-6

Mansjoer, Arif M. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). In Triyanti Kuspuji, editor.


Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2000. Hal162-163

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.
Jakarta : EGC

Z. Djoerban, S. Djauri. Infeksi tropical. Hiv aids. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Edisi
IV. Jilid III. Hal. 1803-1807.
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,


Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006

Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS di pelayanan kesehatan dasar. Jakarta:


Balai Penerbit FKUI 2002.

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Lan, Virginia M. Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency


Syndrome (AIDS). In: Hartanto H, editor. Patofisiologi: Konsep Klinis proses-proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta: ECG ‘ 2006. Hal . 224
LAMPIRAN

Mengamati hasil dari pemeriksaan HIV Menyiapkan Darah EDTA


dan HbsAg

Menyiapkan Darah EDTA Mengamati Hasil dari Pemeriksaan


HIV dan HbsAg

Anda mungkin juga menyukai