Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus-kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban. Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita. Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress psikososialspiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2; Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun. Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama. Namun berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya perbedaan respon imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang berpengaruh, dan factor yang diduga sangat berpengaruh adalah stress

. B.
1. 2. 3.

Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari HIV/AIDS ? Bagaimana patofisiologi virus HIV ? Bagaimana manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam penanganan penularan virus HIV/AIDS ?

C. Tujuan
1. 2. Mengetahui pengertian HIV/AIDS serta memahami bahayanya. Mengetahui dan memahami patofisiologi virus HIV.

3. Mengetahui dan mendeskripsikan manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam menangani penularan virus HIV/AIDS.

BAB II PEMBAHASAN BAHAYA HIV/AIDS


A.MEMAHAMI BAHAYA HIV/AIDS 1. HIV/AIDS di Indonesia
Penyakit HIV/AIDS telah menyerang ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia diperkirakan epidemik HIV/AIDS mengalami peningkatan. Diperkirakan terdapat sekitar 12-19 juta orang yang terkena HIV dan 95.000130.000 orang yang tertular HIV.Dari tahun ke tahun ditemukan banyak kasus penderita HIV/AIDS . Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar 170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah 0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka, dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui penggunaan obat terlarang.

2.Asal-usul Penyakit HIV/AIDS


AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. ahun 1884 sampai 1924, di Kinshasa, Afrika Tengah, seorang pemburu membunuh seekor simpanze. Tanpa sengaja, darah hewan tersebut masuk ke dalam tubuh pemburu, kemungkinan lewat luka di bagian tubuh si pemburu. Darah simpanze ternyata mengandung virus HIV. Virus ini sama sekali tidak berbahaya bagi simpanze, tetapi mematikan bagi manusia. Sejak saat itu, virus terus menyebar. (sejarah perkiraan) AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.

3.Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS


1. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.

2. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7) tahun.

3. Tahap ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.

4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.

5. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.

B. MEMAHAMI CARA PENULARAN HIV/AIDS 1. HIV/AIDS DALAM TUBUH MANUSIA


Manusia dengan system kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi infeksi dan bakteri karena adanya sel darah putih (Limfosit) yang berperan sebagai tentara agar tubuh seseorang tetap sehat dan terbebas dari ancaman infeksi. Limfosit bekerja dengan memanggil bala bantuan limfosit lainnya atu dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir benda asing tersebut. Bila seorang telah terinfeksi HIV maka virus menyerang sel darah putih, khususnya yang disebut CD4. Virus kemudian menyerang CD4 dan merusak system genetikanya seh/AIDSingga tubuh tidak lagi memproduksi CD4, melainkan mereplikasi HIV, kemudian virus tersebut merusak CD4. Demikian terus menerus sehingga jumlah CD4 dalam tubuh berkurang, akibatnya system kekebalan tubuh menjadi turun dan tubuh mudah terserang infeksi lainnya.

2. Masa Inkubasi HIV/AIDS


Masa Inkubasi adalah masa dimana setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Ketika mulai masa Inkubasi, jumlah sel Limfosit berkurang sampai setengahnya. Dalam kondisi ini, kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan 9-10 tahun. Tapi, setelah 9-10 tahun, kekebalan tubuh menjadi tidak berfungsi lagi dan penderita menjadi penderita AIDS. Masa Inkubasi akan lebih singkat pada bayi yang baru lahir karena ibunya telah tertular HIV dan gejala-gejala AIDS pada bayi akan muncul setelah 1 tahun terjangkit HIV. Gejala-gejalanya berupa demam, keringat dingin di malam hari, badan lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru.

3. Cara Penularan Virus HIV/AIDS

Lewat cairan darah:

Melalui transfusi darah oleh darah yg sudah tercemar HIV Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar dengan virus HIV, yang dipakai secara bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu, hal ini sering terjadi pada kalangan pengguna Narkotika Suntikan Hiv juga dapat menyebar melalui pemakaian jarum suntik pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, seperti alat tindik, tato, dan alat facial wajah yang telah digunakan pada orang yang telah terinveksi virus hiv tanpa di sterilkan

Lewat cairan sperma dan cairan vagina :

virus HIV juga bisa menular Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) atau tercampurnya cairan sperma dengan darah (untuk hubungan seks lewat anus)

Lewat kelahiran oleh ibu yang terinfeksi HIV :

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu yang terkena virus HIV, dan tentunya melahirkan lewat vagina; kemudian ibu tersebut menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi ini sebesar 35%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu yang positif terinfeksi HIV ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif. Menurut Dr. Jean R. Anderson, HIV juga ditemukan dalam ASI dan penelitian dalam tabung laboratorium menunjukkan HIV mampu untuk menginfeksi sel epitel normal payudara manusia, HIV dapat dideteksi pada lebih dari 50% contoh ASI yang diteliti.

4. Gejala Awal Terinfeksi Virus HIV/AIDS


Gejala HIV AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS. Beberapa orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh demam, sakit kepala, kelelahan, dan kelenjar getah bening membesar di leher. Gejala HIV AIDSbisa jadi salah satu atau lebih dari ini semua biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orang. Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai lebih dari 10 tahun. Selama periode ini, virus terus berkembang biak secara aktif menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan memungkinkan kita untuk melawan bakteri, virus, dan penyebab infeksi lainnya. Virus HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi sebagai pejuang infeksi primer, yang disebut CD4 + atau sel T4. Setelah sistem kekebalan melemah, gejala HIV AIDS akan muncul. Gejala AIDS adalah tahap yang paling maju dari infeksi HIV. Definisi AIDS termasuk semua orang terinfeksi HIV yang memiliki kurang dari 200 CD4 + sel per mikroliter darah. Definisi ini juga mencakup 26 kondisi yang umum pada penyakit HIV lanjut, tetapi jarang terjadi pada orang sehat. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit, dan organisme lainnya. Infeksi oportunistik umum pada orang dengan AIDS.

5. Kelompok Berisisko Tinggi Terkena HIV/AIDS


Orang atau kelompok orang yang beresiko tinggi terkena AIDS. Kelompok yang sangat beresiko tinggi diantaranya adalah para homoseksual dan Heteroseksual yang suka bergonta ganti pasangan, khususnya yang suka jajan (dalam tanda petik "melalui pelacuran"). Di Amerika contohnya penularan AIDS yang disebabkan oleh Virus HIV 56-75% adalah kelompok orang Homoseksual, dan sisanya 26-20% yaitu dari kelompok Heteroseksual. Namun dari berbagi informasi sekarang ini 86% yang beresiko tertular Virus HIV justru dari hubungan Heteroseksual, sisanya dari kelompok Homoseksual dan gara-gara transfusi darah, penggunaan jarum sutik pada pencandu narkoba dan lainnya. Jika dilhat dari kelompok usia, maka yang sangat beresiko tinggi penularan Virud HIV adalah kelompok remja atau anak muda yaitu usia sekitar 13-25 tahun. Karena kelompok usia tersebut pergaulan bebasnya sangat tinggi terlebih di negaranegara yang tidak mengutamakan nilai moral, etik, dan agama. Sebgai contoh di Amerika serikat, katanya 7 dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria melakukan hubungan seksual sebelum umur 20 tahaun atau dibwah 20 tahun. Dan satu dari 6 pelajar wanita yang pergaulannya sangat bebas (sexually active), paling sedikit telah berganti-ganti psangan dengan 4 pria yang berbeda ( wow sangat mengherankan buat saya). Satu lagi, setiap tahunya 1-7 remaja tersebut terkena penyakit kelamin (Veneral Disease). Dan masih banyak lagi penyakit yang disebabakn pergaulan bebas dan seks bebas seperti kecing nanah, sifilis, PHS (Penyakit Hubungan Seksual) atau PMS ( Penyakit Menular Seksual) dan lain-lainnya.

Selain itu permasalahan lain yang berdampak resiko tertular Virus HIV adalah orang yang pergi dari rumah dan bisanya terjadi pada usaia remaja juga yang berusia sekitar 12-17 tahun yang terctat sekarang ini 85% wanita maupun pria yang pergi dari rumah termasuk golongan seksual aktif dan juga termasuk golongan pencadu narkoba atau narkotika. Remaja putri yang pergi dari rumah 34% biasanya hamil dan sangat beresiko tinggi tertular virus HIV.

C. MEMAHAMI CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV/AIDS 1. Pencegahan HIV/AIDS


1. Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV Cara yang paling umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak
dengan darah dari orang yang terinfeksi HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Transmisi dengan darah dapat dengan mudah dihindari melalui tes darah dan menghindari kontak dengan luka jika seseorang positif terinfeksi HIV, jika Anda harus berurusan dengan luka dari pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk memakai pakaian pelindung seperti sarung tangan karet. 2. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV. Jarum tato senjata,, dan pisau cukur adalah alat yang berpaparan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan jarum dan peralatan bedah: * Jangan menggunakan kembali Alat suntik sekali pakai. * Bersihkan dan cuci peralatan bedah sebelum menggunakannya. * Jika Anda ingin tato, pastikan itu dilakukan oleh sebuah toko tato bersih dan sanitasi. * Hindari penggunaan obat-obat terlarang dan zat yang dikendalikan intravena. 3. Gunakan Kondom Cara lain untuk penularan HIV adalah melalui kontak seksual tidak terlindungi. kondom adalah baris pertama pertahanan Anda untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal ini sangat penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya akan mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi menular seksual lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda juga dapat menggunakan kondom polyurethane. Jangan menggunakannya kembali dan pastikan bahwa tidak ada yang rusak di hambatan saat menggunakannya. 4. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim untuk orang dengan banyak pasangan seksual. Jika Anda hanya memiliki satu pasangan seksual, Anda secara dramatis dapat meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau mendapatkan AIDS. Namun itu tidak berarti bahwa Anda dapat berhenti menggunakan kondom, Anda masih harus melakukan seks dilindungi bahkan jika Anda setia pada pasangan seksual Anda.

2. Obat-obat HIV/AIDS
Sampai sekarang belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Obat yang ada sekarang hanya sebagai obat penambah daya tahan tubuh atau memperpanjang umur penderita. Berikut ini obat-obat yang dikenal di dunia kedokteran yang dapat memperpanjang ilmu sampai 2 tahun. 1. AZT (Azidothymidine) Obat ini berfungsi penahan perkembangan virus, namun mengandung efek samping, yaitu kerusakan tulang sumsum dan anemia berat. 2. DDI (Diseoxycitidine) Cara kerja obat ini tidak jauh berbeda dengan AZT, tapi telah diujicobakan tidak menimbulkan efek samping. 3. DDC (Zalcitabine) Seperti AZT dan DDI, obat ini juga dapat menahan perkembangan virus. Lalu para ahli Jepang menemukan obat-obatan HIV/AIDS sebagai berikut. 1. M.HDA (Meiji Humin Deritivize Al-Bumin) Obat ini gabungan Carbadimine Humin dan Succiny Lated Human Al-Bumin yang terkandung dalam darah. Obat ini kabarnya dapat menyingkirkan sel-sel limfosit yang digerogoti oleh HIV dengan tidak membahayakan Limfosit normal. 2. Tachyplesin Adalah cairan kimia yang diambil dari sejenis kepiting Tachyplens tridentotus yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diujicobakan pada tikus dengan hasil yang memuaskan, namun masih mengandung efek samping seperti AZT. Para ahli Inggris juga menemukan ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita HIV/AIDS, yaitu So.221 dan GLQ.223, kedua obat ini masih menimbulkan efek samping seperti AZT.

POLA HIDUP SEHAT


A.PERKEMBANGAN JASMANI
Sejak Lahir, jasmani seseorang terus tumbuh berkembang, baIk dalam bentuk maupun ukuran badan maupun daya kerjanya. Perkembangan ini berjalan terus sampai menjadi dewasa. Akan tetapi perkembangan jiwa seseorang , diantaranya perkembangan kecerdasan tidak berhenti atau dibatasi umur, mungkin masih dapat terus berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing Pertumbuhan jasmani dan kecerdasan seseorang dipengaruhi beberapa faktor atau keadaan sebagai berikut: 1. FAKTOR TURUNAN (WARISAN) Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit. Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857). 2. ILMU WATAK (KARAKTEROLOGI) Karakterologi adalah istilah Belanda, berasal dari kata karakter, yang berarti watak dan logos, yang berarti ilmu. Jadi karkaterologi dapat kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ilmu watak. Kata Belanda karakter, itu berasal dari kata Yunani charassein, yang berarti (mula-mula) coretan, atau gorasan. Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. Jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya. Ini telah lama sekali dikenal oleh manusia. 3. INTELIGENSI (KECERDASAN) inteligensi adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (inteligen). Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK


Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui warisan dari pihak orang tuanyanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Lingkungan (environment) merupakan factor penting di samping hereditas yang menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan relegius. a. Faktor Hereditas Merupakan factor utama yang mempengaruhi perkembangan individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi berupa fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai warisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Pembuahan kembar yang berasal dari satu sel telur disebut identical twins (kembar identik) yang me miliki sifatsifat yang sama, jenis kelamin yang sama. Sedangkan kembar yang berasal bukan dari satu sel telur tetapi dari dua sel telur yang sama kuat yang keduanya dibuahi sperma yang disebut kembar saudara (fraternal twins) yang berbeda jenis kelamin tetapi juga sama. Mengenai proses pembuahan ada dua yaitu proses pembuahan biasa (normal) dan proses pembuahan kembar. b. Faktor Lingkungan Lingkungan perkembangan menurut Urie Bronfren Brenner dan Crouter merupakan berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar orgenisme yang diduga mempengaruhi / atau dipengaruhi oleh perkembangan individu yang terdiri atas fisik dan social. Lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan fenomena fisik/social yang mempengaruhi perkembangan siswa : 1. Lingkungan keluarga Menurut F.G Brown dari segi biologis keluarga diartikan dalam arti luas meliputi semua pihak yang berhubungan darah / keturunan yang dibandingkan dengan marga, sedangkan dalam arti sempit meliputi orang tua dan anak. Sedangkan sudut pandang sosialis dapat dikelompokkan yaitu : fungsi biologis, fungis ekonomis, fungsi pendidikan, fungsi sosialisasi, fungsi 6

protektif, fungsi rekreatif, fungsi agama. 2. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional maupun social. Menurut Hur Lock sekolah merupakan factor penentu bagi perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berfikir maupun cara berperilaku. Sekolah sebagai substansi keluarga dan guru sebagai orang tua. 3. Lingkungan kelompok teman sebaya Mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan kesempatan untuk belajar tentang : Bagaimana interaksi dengan orang lain Mengontrol tingkah laku orang social Mengembangkan keterampilan dan minat sesuai usianya Saling bertukar perasaan dan masalah Peter dan Anna Freud mengemukakan bahwa teman sebaya telah memberikan kesempatan penting untuk memperbaiki bencana kerusakan psikologis semasa anak dan dapat mengembangkan hubugan baru yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya

C.CIRI-CIRI ANAK SEHAT


1. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi badan secara teratur dan proporsional. 2. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya. 3. Tampak aktif atau gesit dan gembira. 4. Mata bersih dan bersinar. 5. Nafsu makan baik. 6. Bibir dan lidah tampak segar. 7. Pernapasan tidak berbau. 8. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering. 9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

D.POLA HIDUP SEHAT


Pola hidup sehat yang kita harapkan yaitu segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Kesehatan bukanlah segala-galanya namun segala-galanya tanpa kesehatan tidak ada artinya. Bahkan sehatan merupakan investasi, hakdankewajibansetiapmanusia. 1. Pola Perilaku Pola perilaku ( behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi dan lingkungan social yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap ( fixed ). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberikan dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam kesehatan, gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada individu saja, tetapi juaga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yangmempengaruhipolaprilakunya.

2 Perubahan Gaya Hidup Berjalan seiring pertumbuhan ekonomi, sosial budaya teknologi yang gejala negatifnya sudah banyak dirasakan saat sekarang ini, seperti kurang gerak secara fisik, perilaku merokok, napza, minuman keras, gizi lebih, kurang sayur, kurang istirahat danlain-lain. 1. Kebiasaan Merokok Sesuai dengan survey Sosial Ekonomi Nasional ( SUSENAS ) 2004, merokok dimulai pada remaja umur 10 tahun, dan pada umur 15 sampai 19 tahun menduduki pada angka 60 % sebagai perokok, 91 % para perokok mempunyai kebiasan merokok dirumah. Pada saat ini terdapat sekurang-kuarangnya 43 juta kaum ibu dan anak-anak yang terpapar asap rokok sebagai peroko pasif yang dapat menjadi factor resiko penyakittidakmenular(PTM)lainya. 2 Kurang Gerak Fisik Perilaku aktivitas fisik kurang gerak secara nasiaonal untuk penduduk umur 15 tahun keatas hanya 9 % saja mereka yang melakukan olahraga untuk kesehatannya. Menurut WHO 43 % penyakit yang ada, ada kaitanya dengan unsurkuranggerak. 3 Pola Makan Tidak Seimbang Pola makan yang tidak seimbang banyak dialami oleh masyarakat kita dan yang paling buruk adanya data kurang serat, kurang sayur dan buah mencapai 99 %. Masalah kegemukan atau obesitas sudah dialami oleh anak-anak yang mencapai11%.

3 Langkah Langkah Mencapai Pola Hidup Sehat Tetap dalam keadaan sehat merupakan dambaan semua orang, agar dalam melaksanakan kegiatan sehari hari untuk bekerja menghidupi diri, keluarga, masyarakatdanbangsa. Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, ada faktor bawaan, faktor didapat dan faktor lingkungan . Ada yang bisa disikapi atau disiasati tapi ada yang harus diterima apa adanya, kalau orang orang yang tinggal dikota harus bersiap untuk menghisup udara yang tercemar polusi, bekerja malam harus mengorbankan tidur malam dan sebagainya. Hidup sehat dan benar itu hanya dengan empat kalimat, yaitu : makan yang pantas, berolahraga dengan teratur, stop rokok dan alcohol, serta mental dan bathin tenang dan seimbang. Dengan empat tersebut menurut sebuah penelitian, penyakit tekanan darah tinggi kerkurang 55 %, stroke dan jantung koroner kerkurang 75 %, diabetes berkurang 50 %, tumor berkurang 35 %, dan usia rata-rata dapat diperpanjang 10 tahun ke atas dari rata-rata usia harapan manusia.

BAB III
PENUTUP Kesimpulan Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) kumpulan gejala penyakit yang terjadi akibat melemahya sistem imun tubuh yang disebabkan oleh Human immunodeficiency virus (HIV). Ada 2 jenis HIV yang sudah teridentifikasi yaitu HIV-1 dan HIV-2. Orang yang terkena penyakit ini biasanya mengeluhkan demam, sakit kepala, kelelahan, keringat dingin pada saat malam hari, dan kesulitan dalam berpikir. Ketika sistem imun tubuh terus melemah akibat infeksi HIV tadi maka akan terjadi infeksi oppurtunistik dalam tubuh sepertiradang paru-paru, infeksi otak, kanker, infeksi bakteri dan jamur yang meluas. Infeksi HIV biasanya didiagnosis dengan tes darah yang mendeteksi antibodi yang merupakan bagian utama yang diserang oleh HIV, jika hasilnya positif dilakukan uji kembali dengan menggunakan uji Western Blot. Pencegahan pada HIV/AIDS ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pencegahan pada kelompok beresiko seperti tidak melakukan sex bebas, tidak menggunakan obat-obatan terlarang terutama yang menggunakan jarum suntik, tidak bergantiganti pasangan dan menggunakan kondom, dan pencegahan yang dilakukan pada penderita HIV/AIDS yaitu melaporpada institusi kesehatan lokal, melakukan pengobatan khusus, penyediaan pelayanan khusus bagi penderita AIDS di rumah sakit, tidak melakukan transfusi darah kepada pasien lain, mengurangi pemberian AZT. Pengobatan terhadap penyakit ini hanya bisa menekan HIV melakukan replikasi yaitu dengan memberikan anti-Retroviral, tetapi tidak menyembuhkan secara sempurna penyakit ini. HIV yang berada dalam tubuh seseorang akan berkembang dalam waktu1-3 bulan, kemudian kemungkinan akan menjadi pengidap AIDS dengan jangka waktu 15 tahun atau lebih. Penderita AIDS akan mengalami infeksi oppurtunistik yang berujung pada kematian.

Saran Kepada pembaca,agar untuk menjuhi HIV/AIDS karena sangat berbahaya bagi kesehatan dan generasi muda.Maka dari itu kepada pembaca agar menjauhi dan melakukan pola hidup sehat yang lebih baik untuk kesehatan tubuh kita karena ,kesehatan sangat mahal harganya bagi tubuh kita. Sekian dari kami,kami ucapkan terima kasih ,dan makalah ini akan lebih sempurna jika Bapak/Ibu guru dan temantman memberikan saran kepada amakalh kami.

Anda mungkin juga menyukai