Role Play ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah HIV
Disusun Oleh:
Kelompok 5, Kelas 4I
2020.
Pasein ( + ) HIV : Rizka Putri Selina (pasangan wanita)
Perawat : Rohmayati
Pada pagi hari disebuah puskesmas ada sepangan suami istri yang datang
untuk mengecek kondisi tubuh mereka yang dikhawatirkan mengidap penyakit
HIV/AIDS.
Rohmayati : “Selamat pagi Bapak Ibu, silahkan duduk, ada yang bisa Saya
bantu?”
Anggi (Bapak): “Selamat pagi Sus, terimakasih. Begini suster, Saya dan istri Saya
ingin mengecek kondisi tubuh kita mengenai penyakit HIV, di
Puskesmas ini apakah bisa Suster?”
Rohmayati : “Baik Saya jelaskan dulu ya Bapak Ibu apa itu CVT.”
Rohmayati : “Baik Saya lanjutkan, dalam metode CVT ini Ibu dan Bapak akan
menjalani beberapa tahapan, yaitu tahapan konseling pra tes, tes
HIV dan tahapan konseling pasca tes. Untuk tahapan konseling pra
tes Bapak dan Ibu akan mendapatkan informasi tentang HIV dan
AIDS, penilaian faktor resiko, mendiskusikan keuntungan dan
kerugian mengetahui status HIV, mempersiapkan untuk klien
untuk mengetahui tes HIV, informasi pengurangan dampak buruk
dan rencana memberitahu pasangan bila hasil tes HIV (+). Pada
tahapan ini apakah ada yang ingin di tanyakan Bapak Ibu?”
Rohmayati : “Baik. Untuk tahapan kedua nanti Ibu dan Bapak akan bertemu
dengan konselor. Nah konselor akan menjelaskan mengenai
pemeriksaan yang bisa dilakukan, dan meminta persetujuan klien
untuk dilakukan tes HIV. Setelah mendapat persetujuan tertulis,
maka tes dapat dilakukan. Bila hasil tes sudah tersedia, hasil tes
akan diberikan secara langsung (tatap muka) oleh konselor. Lanjut
untuk tahapan yang ketiga yaitu tahapan konseling pasca tes.
Setelah Bapak dan Ibu menerima hasil tes, maka Bapak dan Ibu
akan menjalani tahapan post konseling. Apabila hasil tes negatif,
konselor tetap akan memberi pemahaman mengenai pentingnya
menekan risiko HIV/AIDS. Namun, apabila hasil tes positif, maka
konselor akan memberikan dukungan emosional agar penderita
tidak patah semangat. Konselor juga akan memberikan informasi
tentang langkah berikutnya yang dapat diambil, seperti penanganan
dan pengobatan yang perlu dijalani. Bagaimana Bapak dan Ibu
sudah paham apa yang Saya sampaikan?”
Rohmayati : “Baik jika Bapak dan Ibu paham, mari Saya antarkan Bapak dan
Ibu kekonselor kami, mari Pak Bu ikut saya.”
Rohmayati : “Selamat pagi Dokter Nurul, Dokter Dwina. Dokter ada pasien
yang ingin mengecek kondisi tubuhnya apakah mengidap penyakit
HIV/AIDS atau tidak, bolehkah masuk Dok ?”
Rohmayati : “Silahkan duduk Pak Bu. Ibu Bapak perkenalkan ini Dokter
Dwina dan Dokter Nurul yang akan memandu Ibu dan Bapak
dalam melakukan tes mengenai HIV.”
Anggi (Bapak): “Selamat Pagi Dok, Perkenalkan Saya Anggi dan ini istri saya
Rizka. Kami berdua datang ke sini ingin melakukan tes untuk
mendeteksi HIV Dok.”
Nurul : “Selamat pagi Ibu Bapak, baik sebelumnya apakah Bapak dan Ibu
sudah mengetahui apa itu HIV/AIDS ?”
Anggi (Bapak): “Yang Saya ketahui HIV/AIDS adalah penyakit menular yang
dapat menyebabkan kematian Dok.”
Nurul : “Baik, Saya beri pemahaman terlebih dahulu mengenai apasih
HIV/AIDS itu.”
Nurul : “Baik, Saya lanjutkan. Disini ada 2 tipe HIV yaitu HIV-1 dan
HIV-2. Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe.
Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di
antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui
hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika
Barat. Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus,
terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini
disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi
kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi
pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi..”
Nurul : “Baik jika sudah siap, Bapak dan Ibu disini saya akan
memberikan beberapa pertanyaan yang Bapak dan Ibu harus jawab
dengan sejujur jujurnya mengenai kegiatan sebelumnya yang
dicurigai dapat berisiko terpapar virus HIV, seperti pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari, riwayat aktivitas seksual, penggunaan narkoba
suntik, pernah menerima transfusi darah atau transplantasi organ,
memiliki tato dan riwayat penyakit terdahulu, dengan dilampirkan
surat pernyataan dari Bapak dan Ibu dengan format.
Dwina : “Baik, apakah Bapak dan Ibu sudah siap dengan hasil yang akan
saya sampaikan?”
Dwina : “Dari hasil tes dengan metode Rapid Tes yang Bapak dan Ibu
lakukan beberapa waktu lalu, hasilnya menunjukkan bahwa Bapak
dan Ibu positif mengidap HIV. Menunjukkan hasil positif maka
akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan.”
Anggi (Bapak) : “Lalu dengan hasil seperti itu apa yang akan Saya dan istri Saya
lakukan Dok ?”
Dwina : “Dengan hasil tes yang menunjukkan nilai positif, Bapak dan Ibu
dimohon untu menerimanya dengan sabra dan ikhlas, yakin dan
percaya bahwa Bapak dan Ibu dapat pulih normal dengan cara
mengikuti anjuran yang ada. Harus tetap semangat menjalani hidup
kedepannya, melakukan pola hidup yang sehat, jika Bapak dan Ibu
ingin melakukan hubungan seksual sebaiknya menggunakan alat
kontrasepsi atau kondom.”
Anggi (Bapak): “Dokter, bagaimana jika saya lupa meminum obat tersebut,
apakah akan berpengaruh ?”
Dwina : “Bila Bapak atau Ibu melewatkan jadwal konsumsi obat, segera
minum begitu ingat, dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila
dosis yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan Saya.
Saya dapat mengganti resep atau dosis obat sesuai kondisi Bapak
atau Ibu saat itu.”
Anggi (Bapak): “Apakah ada efek sampingnya Dok dengan meminum obat ini ?”
Dwina : “Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV
dalam sehari. Karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping
yang timbul akibat konsumsi obat ini, di antaranya: Diare. mual,
muntah, mulut kering, kerapuhan tulang, kadar gula darah tinggi,
kadar kolesterol abnormal, kerusakan jaringan otot
(rhabdomyolysis), penyakit jantung, pusing, sakit kepala, sulit tidur
dan tubuh terasa lelah.”
Rizka (Ibu) : “Berapa lama kah Saya dan suami Saya menjalani pengobatan ini
Dok ?”
Rizka (Ibu) : “Baik Dokter terimakasih atas bantuannya, saya tidak menyesali
telah melakukan tes tersebut, Saya bersyukur dapat mengetahuinya
saat ini, agar kondisi Saya dapat pulih dengan pengobatan yang
akan Saya lakukan nanti dengan suami Saya.”
Dwina : “Syukur lah jika Bapak dan Ibu dapat berfikir positif seperti ini,
ini dapat membantu percepatan penyembuhan yang akan Bapak
dan Ibu jalani.”
Anggi (Bapak): “Terimakasih Dok atas bantuannya, kami berdua pamit dahulu.
Permisi Dokter.”
Dwina : “Sama – sama Bapak Ibu, semoga lekas sembuh dan harus tetap
semangat.”
~ SELESAI ~