Anda di halaman 1dari 6

ROLEPLAY PERAWATAN PALIATIF

“Praktek Penggambaran Perawatan Paliatif Pada Pasien HIV/AIDS”

Disusun oleh :
Normalitasari Pramesthi 1150019066
Saudia Putri Roy Riyanti 1150019060
Novia Andriani 1150019054

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Disuatu kota disebuah rumah sederhana hidup seorang anak perempuan bernama Novia ia
berumur 17 tahun, hidup bersama ibunya yang bernama ibu Lita. Mereka hanya tinggal berdua,
karena suami dari ibu Lita telah meninggalkan mereka bersama dengan wanita lain. Tetapi
sayangnya hubungan ibu dan anak ini tidak berlangsung harmonis dikarenakan ada
kesalahpahaman.

Waktu telah menunjukkan pukul 2. Ibu Lita seperti biasanya berdiri ditepi jalan dekat pasar
menunggu pelanggannya datang. Tiba-tiba suhu badannya naik, mual muntah, dan kepalanya
terasa sangat sakit. Memang 3 hari belakangan ini ibu Lita merasa tidak enak badan. Bahkan
sejak 3 bulan terakhir, ia mengalami diare yang tak berhenti dan berat badannya berangsur-
angsur mengalami penurunan. Dengan sekuat tenaga mencoba menahan tubuhnya yang semakin
melemah namun ibu Lita jatuh dan tak sadarkan diri. Dengan sigap orang yang berada
disekitarnya membawanya ke Rumah Sakit. Sesampai di Rumah sakit ibu Lita mendapat
penanganan dan dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk mengetahui penyakit yang ia derita.
Dari UGD, ibu Lita dipindahakan keruang perawatan.

Satu jam telah berlalu, perawat Saudia datang keruang perawatan ibu Lita dengan membawa
beberapa hasil tes.
Perawat : “selamat siang ibu. Bagaimana keadaan ibu sekarang ? sudah merasa baikan ?”
Ibu Lita : “sudah agak mendingan sust. Tapi bagaimana saya bisa disini ?”
Perawat : “tadi ada beberapa orang membawa ibu kesini karena ibu pingsan.”
Ibu Lita : “ oh begitu”
Perawat : “Tapi dimana keluarga ibu ? ada yang ingin saya bicarakan dengan keluarga ibu.
Ibu Lita : “saya tidak punya keluarga sust, saya hanya tinggal dengan putri saya.”
Perawat : “lalu dimana putri ibu ?” sambil mencari-cari
Ibu Lita : “dia sedang belajar dirumah. Tapi, apa penyakit saya sust ?”
Perawat : “apa ibu tidak memberitahu anak ibu, jika ibu sedang dirumah sakit ?”
Ibu Lita : “jangan sust. Sebenarnya saya sakit apa sust ?”
Perawat : “(menghela nafas panjang) ibu, sebelumnya ibu harus tabah dan sabar dengan
    keadaan ibu sekarang. Percayalah bu, semua sudah direncanakan sebaik
    mungkin oleh tuhan…
Ibu Lita : “(memotong perkataan perawat ) maksud suster apa ? saya sakit apa ?”
Perawat : “berdasarkan pemeriksaan yang telah ibu lakukan dan amanat dari dokter, ibu
didiagnosa positif terkena HIV/AIDS.”
Ibu Lita : “apa ? tidak mungkin saya mempunyai penyakit seperti itu. Saya masih bisa
bergerak dan saya masih sehat sust.”
Perawat : “tapi berdasarkan pemeriksaan ibu positif HIV/AIDS. Ibu harus menerimanya
    dengan tabah dan sabar. Dan ibu harus menjalani perawatan di rumah
sakit     untuk beberapa hari kedepan.”
Ibu Lita : “tidak mungkin suster !!”
Perawat : “(memegang tangan px) tenanglah bu, ibu harus menerimanya. Semua sudah
    menjadi jalan dari tuhan.”
Ibu Lita : “anak saya, dia tidak boleh tau keadaanku. Aku harus pulang, dia pasti sudah
menungguku” lalu berusaha beranjak dari tempat tidurnya.
Perawat : “(menahan px) ibu mau kemana ? ibu harus menjalani perawatan disini.
  Tenanglah bu. Percayakan semua pada tuhan. Semua akan baik-baik saja
bu.”
Ibu Lita : “tapi siapa yang akan memperhatikan anak saya ? Dia tidak bisa hidup sendiri.
Bagaimana bisa aku bisa meninggalkannya sendiri ?”
Perawat : “tapi, ibu harus menjalani perawatan disini. Kondisi ibu sudah sangat lemah.”
Ibu Lita : “ pergilah sust. Saya ingin sendiri.”
Perawat : “baik bu. Ibu tenangkan diri dulu, jika ada apa-apa ibu bisa panggil saya atau
   perawat lain dengan menekan tombol yang ada didinding.”
Lalu perawat meninggalkan ruangan ibu Lita.
Keesokan harinya, ibu Lita diam dengan tatapan kosong. Seperti orang depresi, kondisinya pun
semakin menurun, suhu badannya naik-turun dan pusing dikepalanya tak kunjung sembuh.
Perawat : “(mendekati px dengan membawa makanan) selamat pagi bu, makan dulu ya
    bu ?”
Ibu Lita : (masih diam tak menjawab dan tak mau memakan makanannya).
Tiba-tiba ibu Lita bertanya..
Ibu Lita : “sust, apakah saya akan mati?”
Perawat : “bu, hidup dan mati sudah diatur oleh tuhan. Percayakan hidup ibu dengan
kehendak tuhan. Yang seharusnya ibu lakukan sekarang adalah lebih
mendekatkan diri kepada sang maha pencipta. Jika ibu mau menjalani
perawatan, insyaAllah kondisi ibu akan kuat dan gejala-gejala yang ibu rasakan
dapat berkurang.”
Ibu Lita : “baik sust. Saya akan menjalani perawatan sesuai dengan saran dokter.”
Perawat : “sekarang ibu makan dan berfikirlah positif untuk hidup ibu yang lebih baik
    lagi.”
Ibu Lita : “baik sust. Saya akan menjalani perawatan sesuai perintah suster.”

Selama 1 bulan ibu Lita menjalani perawatan di rumah sakit. Dia mengikuti semua perawatan
dengan baik dan tertib. Sekarang ibu Lita sudah mau menerima keadaannya, diapun bersemangat
untuk memulihkan keadaannya.

Pada siang hari, Perawat Saudia berjalan menuju ruang perawatan ibu Lita. Keadaan ibu Lita
semakin lemah dan nampak sangat kurus.
Perawat : “(memeriksa TTV) selamat siang ibu. Bagaimana keadaan ibu sekarang ?”
Ibu Lita : “baik sust. Tapi kenapa saya selalu gelisah ya sust ?
Perawat : “(duduk disamping px) maaf bu, ibu islam ?”
Ibu Lita : (mengangguk)
Perawat : “cobalah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah bu. Sholat dan jika sedang
jenuh berdzikir agar hati dan fikiran ibu tenang. Serahkan semua kepada
Allah.”
Ibu Lita : “bagaimana saya akan sholat sust ?”
Perawat : “Ibu bisa bertayamum menggunakan dinding yang ada disamping ibu.”
Ibu Lita : “tidak sust. Saya belum ingin sholat”
Perawat : “baiklah kalau begitu, saya tinggal dulu ya bu?”
Ibu Lita : “iya sus”

Sore hari, Novia berdiri didepan pintu menatap ibunya dari balik pintu. Perawat Saudia yang
melihat Novia dari kejauhan berjalan mendekatinya.
Perawat : “apa kamu tidak mau masuk nak ?”
Novia : “(terkejut dan mengeleng lalu bermaksud pergi, namun lagi-lagi perawat Saudia
menahan tangan Novia)
Perawat : “ikutlah dengan saya sebentar saja.” (membawa Novia menuju taman Rumah
Sakit. Mereka duduk disebuah kursi ditengah taman.)
Perawat : “apa kamu sudah mengetahui keadaan ibumu ?”
Novia : (mengangguk).
Perawat : “lalu apa kamu tidak akan menemui dan menemani ibumu ?”
Novia : “dia tidak membutuhkan saya. Lebih baik suster yang menjaganya”
Perawat : “Bagaimanapun, peran keluarga sangat penting bagi ibu Lita dalam keadaan
seperti ini. Apalagi kamu satu-satunya keluarga yang dekat dengan ibu Lita.
Kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada ibumu sendiri.”
Novia : (terdiam dan mengabaikan)
Perawat : “(menghela nafas) tapi, tidak ada gunanya menyesali perbuatan dimasa lalu.
Yang utama sekarang adalah ibu Lita sangat membutuhkan dukungan dari
kamu.”
Novia : (masih diam).
Perawat : “keadaan ibumu sekarang semakin lemah. Apa kamu tidak merasa sakit jika
melihat ibumu seperti ini ? lupakan semua yang telah terjadi, fokuslah untuk
membahagiakan ibumu. Peluk dia dan berilah kasih sayangmu.”
Novia : “(terharu mendengar perkataan perawat) baiklah. Besok aku akan bertemu
dengannya.”

Keesokan harinya, Perawat mengantar Novia menuju ruang perawatan ibu Lita. Novia berjalan
mendekati ibunya. Lalu mereka saling bertemu dan berbicara. Kemudian ibu Lita memberanikan
dirinya untuk menjelaskan sebab akibat dari apa yang telah/sedang terjadi selama ini kepada
Novia. Kemudia setelah Novia mendengarkan itu, Novia menyesali atas perbuatannya. Mulai
saat itu, Novia mulai luluh dan mau berbaikan dengan ibunya.
Waktu terus berlalu, keadaan ibu Lita semakin memburuk dan mengalami penurunan kesadaran.
Dengan cepat semua perawat dan dokter segera memberi tindakan agar dapat mempertahankan
hidup ibu Lita. Namun, tuhan berkehendak lain. Ibu Lita menghembuskan nafas terakhirnya, dan
meninggal. Akhirnya perawat menyiapkan perawatan jenazah ibu Lita sesuai SOP.
Licensed email: c2941647@drdrb.com Registration code: 10403029cf3644154841651af141e800
Licensed email: c2943297@drdrb.com Registration code: fb9694298253b5154e70d22b3033808

Anda mungkin juga menyukai