Anda di halaman 1dari 14

Asuhan keperawatan hiv / aids

DISUSUN OLEH :
1.Siti Noor Hasanah ( 20181427)
2.Susanti ( 20181428)
3.Tsania Noor Mawarsih ( 20181429 )
4.Ulyana Noor Malihah ( 20181434 )
5.Umi Hanik ( 20181431 )
6.Umi Muarifah ( 20181432 )
7 Umi Sholichah ( 20181433 )
8.Winda Rosa Vira ( 20181435 )
9.Yulius Edo Kridianto ( 20181436 )
10.Ali Rosidi ( 20181442 )
Definisi HIV dan AIDSHIV (Human Immunodeficiency Virus)HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke
dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda
(retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan
rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Cara penularan HIV ada tiga :
1.Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi
penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan
jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan
trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal dan
resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang insertive
2..Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
A.Transfusi darah yang tercemar HIV
B.Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pencandu narkotik suntik.
C.Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil,
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini:
1.Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang
infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2.Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan
muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3.Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh
hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai
Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan
diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4.System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala,
susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung
(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5.System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes
zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami
infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau
psoriasis.
6.Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai
tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita
lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami
peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang
tidak teratur (abnormal).
Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup
120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel
lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer
penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase,
yang akan melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA.
DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Enzim inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV
didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi
dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi,
menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau
fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan
untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius. Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler
makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong.
Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik)
selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum
infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala
infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila
jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
Pemeriksaan penunjang
Tes untuk diagnosa infeksi HIV:
1.ELISA
2.Western blot
3.P24 antigen test
4.Kultur HIV
Tes untuk deteksi gangguan system imun.
1.Hematokrit.
2.LED
3.CD4 limfosit
4.Rasio CD4/CD limfosit
Serum mikroglobulin B2
5.Hemoglobulin
Pengkajian
Identitas pasien.
Nama :Tn. A
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Banten/Indonesia.
Agama : Kristen Katholik
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan/pekerjaan : SMA Makasar
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat : Jl. Garuda
Alasan masuk rumah sakit
1.Alasan dirawat : mencret sejak 1 bulan yang lalu, malam keringat dingin dan kadang demam
serta tubuh terasa lemah.
2.Keluhan utama : Diare tak terkontrol tanpa merasakan sakit perut penyebab tidak diketahui,
dengan faktor yang memperberat adalah bila bergerak dan usaha yang dilakukan adalah
diam.

Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
Pasien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan pilek.
2.Riwayat kesehatan sekarang :
Sejak 12 tahun, yang lalu pasien mengkonsumsi obat putaw dengan cara suntik. Karena
menggunakan obat terlarang akhirnya dikucilkan oleh saudara-saudaranya. Klien memakai
obat karena merasa terpukul akibat ditinggal meninggal ibunya. Sejak 1 bulan yang lalu klin
mencret-mencret 3-5 kali sehari. Sejak 15 hari yang lalu mencretnya makin keras dan tak
terkontrol. Klien tgl 25-04-2020, memeriksakan diri ke UGD RSUD nabire.
3.Riwayat kesehatan keluarga : Kedua orang tua sudah meninggal, tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama atau PMS. Tidak ada penyakit bawaan dalam
keluarga klien.
Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium :
Tanggal 25-04-2020
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
Terapi : tanggal 29-04-2020
- Diet TKTP
- RL 14 X/mnt
- Cotimoxazol : 2 X II tab
- Corosorb : 3 X 1 tab
- Valium : 3 X 1 tab
Analisa Data
Nama: Tn. A
Umur: 37 tahun
No cm : xxxxx
Hari/Tanggal :rabu 29 april 2020
Data Fokus:
Ds :Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan yang lalu, mengatakan menceret 5-7 kali/hari, kadang demam dan
keringat pada malam hari, minum 2-3 gelas/hari
Do :Turgor masih baik, inkontinensia alvi, BAB encer, membran mukosa kering, bising usus meningkat 20 X/menit
Problem:
Risiko defisien volume cairan
Etiologi :
Kehilangan cairan (diare berat)

Hari / tanggal : Rabu 29 april 2020


Data fokus :
Ds :Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, saat menelan sakit, mengatakan tidak bisa menghabiskan porsi
yang disiapkan.
Do :Lemah, 4 hari tidak makan, mulut kotor, lemah, holitosis, lidah ada bercak-bercak keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat,
konjungtiva anemis
Problem :
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Etiologi :
Ketidak mampuan menelan makanan
Problem List
Nama: Tn. A No. CM: Xxxx
Umur: 37 tahun Ruang: Anggrek
Data fokus
1.Ds :Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan yang lalu, mengatakan menceret 5-7 kali/hari, kadang
demam dan keringat pada malam hari, minum 2-3 gelas/hari.
Do :Turgor masih baik, inkontinensia alvi, BAB encer, membran mukosa kering, bising usus meningkat
20 X/menit
Diagnosa keperawatan
Risiko defisien volume cairan b/d kehilangan cairan (diare berat)
Tanggal di temukan
29 04 2020
2. Ds:Pasien mengatakan tidak bisa menelan Sakit
Mengatakan tidak bisa menghabiskan Porsi yg di siapkan
Do:Lemah 4 hari tidak makan Mulut kotor Hilitosis lidah bercak bercak Keputihan
Diagnosa keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan menelan makanan
Tanggal di temukan 29 04 2020
Nursing Care Plan
Nama: Tn. A No. CM: Xxxx
Umur: 37 tahun Ruang: anggrek
No 1
Diagnosa keperawatan
Risiko defisien volume cairan b/d kehilangan cairan (diare berat)
Tujuan noc
Keseimbangan cairan (0601)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi kekurangan cairan dengan kriteria
hasil:
- intake dan output seimbang
- turgor normal
- membran mukosa lembab
- kadar urine normal
- tidak diare
Intervensi nic

Monitor cairan (4130)


Monitor tanda-tanda dehidrasi.
Monitor intake dan ouput
Anjurkan untuk minum peroral
Atur pemberian infus dan eletrolit : RL 20 tetes/menit
.Kolaborasi pemberian antidiare antimikro
Lanjutan nursing care plan
No 2
Diagnosa keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan menelan makanan
Tujuan noc
Ststus nutrisi (1004)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nutrisi pasien tercukupi dengan kriteria hasil:
-pasien bisa makan
-serum albumin dan protein dalam batas normal
-menghabiskan porsi yang disiapkan
-tidak nyeri saat menelan
-mulut bersih.
Intervensi nic
Manajemen nutrisi (1100)
-Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.
-Monitor intake dan ouput.
-Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya
-Anjurkan oral hygiene sebelum makan.
- Anjurkan untuk beri makanan ringan sedikit tapi
- seringTimbang BB
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai