Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS
Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Vera Fitriyana, S.Kep, NS

DISUSUN OLEH :
NAMA : UMI HANIK

NIM : 2018’1431

KELAS. : 2B / Semester 4

PRODI : D3 KEPERAWATAN

YAYASAN ISLAM AL-HIRZA KUDUS

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS

TAHUN AJARAN 2019/2020

Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km. 5 Jepang Kec. Mejobo, Kudus Telp. (0291) 4248657, 4248656 Fax.
(0291) 4248657

www.akperkridahusada.ac.id , Email : akperkridahusada@yahoo.co.id


Contoh kasus

Perawat W ,sebelumnya bertugas diruang maternitas, kemudian dipindahkan


diruang anak . Perawat W tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena tidak
menguasai kompetensi diruang anak sehingga perawat W mengajukan keberatan.
Sebagai kepala ruang anda melihat bahwa perawat W orang yang kompeten terhadap
tugas yang diberikan. Dalam situasi ini, ana mengalami konflik.
Pertanyaan :
Pilih strategi penyelesaian konflik yang sesuai berdasarkan hasil data dan identifikasi
masalah, kemudian susun rencana solusi yang anda tawarkan ?

Jawaban.

Strategi penyelesaian konflik

Smoothing : karena dalam kasus diatas kepala ruangan berupaya untuk mencapai
kebersamaan.

1. Pengkajian
a. Jenis konflik interpersonal : karena dalam kasus diatas kepala ruangan
mengalami konflik dengan perawat W.
b. Perawat W keberatan saat dipindah ke ruangan anak oleh kepala
ruangan karena perawat W tidak menguasai bagaimana melakukan
Asuhan Keperawatan pada anak.
c. Yang terlibat dalam kasus diatas adalah kepala ruangan dan perawat
W.
d. Situasi dapat diubah ketika perawat W tidak keberatan saat dikasih
tugas oleh kepala ruangan.
2. Analisis dan mematikan isu yang berkembang.
a. Perawat W dipindahkan dari ruang bersalin ke ruang anak. Namun,
perawat W tidak menguasai bagaimana melakukan Asuhan
Keperawatan pada anak.
b. Masalah utamanya kepala ruangan memberikan tugas kepada perawat
W tetapi perawat W mengajukan keberatan dikarenakan perawat W
tidak menguasai Asuhan Keperawatan pada anak. Jadi kepala ruangan
tidak berhak menuntut perawat W harus langsung bisa menguasai
Asuhan Keperawatan pada anak .
3. Tujuan
Meminta agar perawat W bisa belajar kepada perawat lain yang lebih
kompeten dalam bidang Asuhan Keperawatan pada anak .
4. Identifikasi
Mengelola perasaan
a. Hindari respon emosional karena sikap setiap orang mempunyai respon
yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
5. Intervensi
a. Perawat W lebih memahami tentang Asuhan Keperawatan pada bayi
baru lahir.
b. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
yaitu metode smoothing.
Yaitu merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi, komponen
emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yamg terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran
intropeksi diri. Strategi bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi untuk konfik
yang besar, misalnya persaingan pelayanan atau hasil produksi, tidak dapat
dipergunakan.
Buat tujuan, strategi dan keterampilan khusus untuk menyelesaikan konflik.
Tujuan :
Masalah perawat W bisa menguasahi dalam penulisan Asuhan Keperawatan
pada anak
Strategi :
a. Mengumpulkan segala informasi tentang masalah yang terjadi sebanyak
mungkin. Mulai dari jumlah perawat yang kompeten dibidang Asuhan
Keperawatan anak , jadwal kerja, dan manajerial rumah sakit.
b. Kepala ruangan meminta kepada perawat yang kompeten dibidang
Asuhan Keperawatan pada anak untuk membantu perawat W yang baru
pindah ruangan.
c. Memilih alternatif lainnya seperti kolaborasi perawat antar ruangan, jadi
jika ada ruangan yang jumlah perawatnya mencukupi bisa dialihkan
keruangan yang kekurangan tenaga.
Keterampilan khusus :
a. Perilakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan suatu masalah
bukan sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada tapi bikan orangnya.
b. Masalah dapat diterima jika disampaikan dengan baik.
c. Tunjukkan ketaatan dan ketekunan jika orang lain sepakat terhadap
pendapat kita.

Anda mungkin juga menyukai