Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Icca Narayani P, Ns,M.Kep

Disusun oleh :
Nama : Enni Puspitawati
Nim : 2018’1380
Tingkat : IIA/ D3 Keperawatan
Semester : 4

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA


KUDUS
2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang kesehatan.
Meskipun banyak kekurangan di dalamnya, dan juga banyak berterima kasih kepada dosen mata
kuliah Manajemen keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai perilaku organisasi . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya, dan
sekiranya dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Demak, 14 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................

DAFTAR ISI ............................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................


B. Rumusan Masalah ........................................
C. Tujuan ...........................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi perilaku...................................................................

B. Definisi organisasi...................................................................

C. Definisi dari perilaku organisasi...................................................................

D. Bagaimana komunikasi dalam organisasi ...................................................................

E. Komponen dari perilaku organisasi...................................................................

F. Faktor –faktor yang berpengeruh dalam perilaku organisasi..........................................

G. Bagaimana pengorganisasian dalam keperawatan


.................................................................

H. Cara pengembangan perilaku organisasi ...................................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ..........................................................................
B. Saran ................................................................................
Daftar Pustaka .........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sangat besar dalam pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Pemimpinlah yang menentukan kemana
organisasi mau dibawa dan bagaimana pergerakan semua elemen yang ada dalam
organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu
tentu bukan perkara mudah, karena ada faktor manusia yang ada dalam organisasi yang
seringkali memunculkan masalah yang rumit dan sulit dipecahkan dibanding masalah-
masalah teknis.

Memahami perilaku individu-individu dalam organisasi bukan pekerjaan yang


mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu adalah unik (berbeda). Setiap individu
menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda dari yang lainnya. Di samping
individu, di dalam organisasi juga ada kelompok. Untuk memahami perilaku kelompok
jauh lebih sulit lagi karena di dalam kelompok itu terdapat banyak individu yang mana
masing-masing individu adalah berbeda. Lalu bagaimana dengan memahami perilaku
organisasi ?. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin untuk
memahami perilaku organisasi. Meski tidak mudah namun hal itu dapat menjadi
pekerjaan yang menantang bagi seorang pemimpin. Untuk lebih memahami hal ini maka
pada bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi perilaku?

2. Apa definisi organisasi?

3. Apa definisi dari perilaku organisasi?

4. Bagaimana komunikasi dalam organisasi ?

5. Komponen dari perilaku organisasi?

6. Faktor –faktor yang berpengeruh dalam perilaku organisasi?

7. Bagaimana pengorganisasian dalam keperawatan ?

8. Apa saja cara pengembangan perilaku organisasi?


C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah “Manajemen Keperawatan“. Ada juga tujuan lain diantaranya
yaitu :

a. Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang pengertian prilaku.

b. Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang perilaku organisasi.

c. Agar pembaca mengetahui bagaimana komunikasi dalam organisasi.

d. pembaca akan mengetahui faktor-faktor penyebab prilaku komunikasi.

e. perawat tahu akan cara pengorganisasian dalam keperawatan.

f. Dan perawat tahu bagaimana cara pengembangan organisasi tersebut.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Perilaku

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,


berfikir, bersikap, bertindak dan lain sebagainya, yang merupakan refleksi dari berbagai
macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi
psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2,
yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif
(dengan tindakan konkrit), Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala
perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo,
1987:1). Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud
bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah
tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.

Teori perilaku menurut Douglas McGregor adalah teori yang menjelaskan bahwa
suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-
orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The
Human Side Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi perusahaan
memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau
teori y. Berikut ini merupaka penjelasan mengenai teori X dan Y.

1. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk


pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi
yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas
jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus
terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan
yang diinginkan perusahaan. Lebih lanjut menurut asumsi teori X dari
McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya, yaitu:
a) Tidak menyukai bekerja

b) Tidak menyukai kemauan ambisi untuk bertanggung jawab, dan


lebih menyukai diarahkan atau diperintah.

c) Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi


masalah-masalah organisasi.

d) Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

e) Harus diawasi secar ketat dan sering dipaksa untuk mencapai


tujuan organisasi.

2. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan
diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki
kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung
jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus
mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Dengan
memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya
bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan
tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi
yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-
orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan
memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan
organisasi.

 Faktor-faktor yang membentuk perilaku :

a) Faktor genetik

b) Faktor lingkungan

c) Faktor pengalaman

d) Faktor pendidikan

Faktor pendidikan dalam organisasi sangat menentukan dalam membentuk perilaku


organisasi.
B. Definisi Organisasi

Istilah organisasi bukanlah hal yang asing bagi kita, karena dari pertama kita
menimbah ilmu pada tingkat pertama kita sudah dikenalkan dengan salah satu organisasi
kesiswaan seperti osis. Dalam masyarakatpun sering kita jumpai yang namai organisasi.
baik organisasi kepemudaan maupun organisasi pemerintahan. tetapi tahukah anda akan
pengertian organisasi itu sendiri ?. banyak para pakar dunia yang memaparkan pengertian
organisasi organisasi, berikut ini pengertian organisasi yang dipaparkan oleh beberapa
ahli :

a. James D mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human,


association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap
bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

b. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

c. Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah sebagai
suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu
pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan
mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari
lingkungannya.

d. Robins,S.P.,(1986), yang menyatakan bahwa, “Organization is a conscionly


coordinated social units, composed of two or more people, that function on a
relatively continuous basis to achieve a common goal or set of goals.” ( Organi-
sasi satuan sosial yang terkordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih
yang berfungsi atas dasar yang relatif kontinu untuk mencapai suatu tujuan atau
serangkaian tujuan bersa-ma). Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
pola aktifitas kerjasama yang di lakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. (Gitosudarmo,I.,1997).

e. Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system


kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.

f. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah


sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection
people, arranged into groups, working together to achieve some common
objectives).

g. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur


pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
tujuan tertentu.

h. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.

Dalam beberapa pengertian organisasi disebutkan haruslah memiliki


tujuan yang akan dicapai, dalam mencapai tujuan tersebut maka sebuah organisasi
akan membentuk karakteristik anggotanya agar sesuai dengan tujuannya tersebut.

Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa sekumpulan orang yang


dapat dikatakan organisasi jika memenuhi empat unsur pokok, yaitu :

1. organisasi merupakan suatu sistem,

2. adanya suatu pola aktivitas,

3. adanya sekelompok orang,

4. adanya tujuan yang telah ditetapkan.

C. Definisi Perilaku Organisasi

Ada banyak definisi yang di kemukakan para ahli perilaku organisasi.


Diantaranya ialah :

Perilaku organisasi (PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan


mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau
bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1989). Elemen-elemen kunci dalam
perilaku organisasi adalah manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi
tersebut beroperasi.
Suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok & struktur
pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk
memperbaiki keefektifan organisasi (Stephan P. Robbins).

Sebuah bidang indisipliner yang ditujukan untuk mempelajari bagaimana cara


seorang individu atau sebuah kelompok cenderung untuk bertindak dalam organisasi
(Richard L. Daft).

Robbins, S.P., (1984 dan 1986) mengemukakan, perilaku dalam perilaku


keorganisasian adalah perilaku manusia atau tindakan, sikap manusia yang dapat di ukur
atau di amati.

Nimran(1996) mengartikan maksud tersebut sebagai “ perilaku organisasi adalah


bidang studi yang menyelediki pengaruh yang di timbulkan oleh individu, kelompok dan
struktur terhadap perilaku manusia di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan peng-
etahuan yang didapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.”

D. Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi

komunikasi dalam organisasi merupakan salah satu persyaratandari keberhasilan


organisasi. ada dua dimensi komunikasi yang lazim terjadi dalam sebuah organisasi yaitu:

1. komunikasi vertikal (antar pemimpin dan bawahan)

2. komunikasi horizontal ( antar bawahan dengan bawahan dan pemimpin


dengan pemimpin)

dari dua dimensi komunikasi ini, biasanya akan didukung oleh tiga sistem
komunikasi yaitu:sistem instruktif.

biasanya berlaku antara pemimpin dan bawahannya. adapun alur


pembicaran yang di gunakan biasanya hanya satu arah saja. adapun sifat dari
materi komunikasi adalah mutlak dimna seorang bawahan yang menjadi
komunikan harus melaksanakan apa saja yang di sampaikan oleh pemimpin
yang dalam hal ini berperan sebagai komunikator.

1. sistem koordinatif

sistem ini dapat di lakukan pada dua level dimensi tersebut.


kelaziman yang berkembang di dalam organisasibiasanya
menggunakan bahasa koordinatif sebagai sistem penghubung antar
organisasi dan intern organisasi. Adapun materi komunikasi yang
biasa di koordinasikan adalah kebijakan-kebijakan yang sifatnya
politis dan taktis.

2. sistem konsultatif

Sama halnya dengan koordinatif, sistem konsultatif juga berlaku


dalam dua level dimensi yang suda di jelaskan di awal. adapun
perbedaannya terletak pada terletak pada materi yang di
komunikasikan. biasanya hal-hal yang di konsultasikan
menyangkut kebijak-kan- kebijakan intrn organisasi antara
bawahan sebagai pelaksana di lapangan yang akan bersinggungan
lansung dengan permasalahan, dengan pimpinan untuk
memberikan dengan permasalahan, dengan pimpinan untuk
memberikan kelonggaran-kelonggaran dan toleransi yang
memungkinkan.

E. Komponen Dalam Organisasi

Komponen penting organisasi meliputi :

1) Tujuan

Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan
berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik
antara lain :

 Tujuan Jangka panjang

 Tujuan Jangka menengah

 Tujuan Jangka pendek

2) Struktur

Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua


komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan efesien.

3) Sistem

Terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :

 Input : SDM keperawatan

 Proses : pendelegasian kepada perawat,perawat sebagai public relation

 Output : mutu pelayanan (SOP,metode,dll)


 feedback : kepuasan pasien

F. faktor – faktor Pengaruh Perilaku Organisasi

Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga
dengan PO. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau
diprediksikan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Beberapa variabel dependen dalam
PO meliputi : produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan
Produktivitas.

Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan


melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah
mugkin.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :

a) Individual

Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai
bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian
dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual,
dan kemampuan.

b) Kelompok

Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik,


kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan
kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.

c) Organisasi

Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan
diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor
manajemen, yang antara lain :

a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan,


pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial.

b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja,


metode kerja.

1. Mangkir
Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar
bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran merugikan
perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk
membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak
memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian,
semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka
semakin berkurang produktivitas kerjanya.

Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes


adalah :

 Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan


terhadap kelompok, norma kelompok kerja, gaya pemimpin,
hubungan antar karyawan, dan kesempatan untuk maju.

 Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja

 Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex


dan family size

 Kepuasan pada situasi kerja

 Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem


insentif, norma kelompok kerja, etika kerja personal dan komitmen
organisasi.

 Motivasi kehadiran

 Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan, tanggung


jawab keluarga, dan problem transportasi.

 Kehadiran karyawan.

2. Turnover / perputaran karyawan

Turnover atau perputaran karyawan adalah pengunduran diri


secara permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu
organisasi.

Beberapa aspek yang bisa dipakai sebagi prediktor dari turnover,


yakni:

o Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External


alternatives.)
Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk
meninggalkan organisasi di saat mereka memiliki tempat
yang menjadi tujuan, maka literatur lebih menekankan pada
persepsi mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor
dari turnover organisasional.

o Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal


alternatives).

Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya


adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan
dan kualitas pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi
bisa digunakan sebagai indeks utilitas dari turnover
disamping persepsi terhadap alternatif eksternal. Karyawan
tidak akan melakukan turnover dari organisasi jika ia
merasa bahwa ia bisa atau mempunyai kesempatan untuk
pindah (internal transfer) ke pekerjaan lain, di organisasi
yang sama yang dianggapnya lebih baik.

o Harga /nilai dari perubahan kerja ( Cost of job change)

Salah satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover


adalah asuransi kesehatan dan benefit-benefit yang didapat
dari organisasi (misal pensiun dan bonus-bonus).
Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan
komitmen kontinuans (continuance commitment), yaitu
kesadaran karyawan bahwa turnover membutuhkan biaya
(Meyer & Allen, 1997) dalam Mueller (2003: hal 4-5).

o Kejadian-kejadian kritis (Critical Events)

Kejadian-kejadian kritis, memberikan kejutan yang cukup


kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang
kembali situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan
nyata. Contoh dari kejadian-kejadian kritis diantaranya
adalah perkawinan, perceraian, sakit atau kematian dari
pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan
pekerjaan seperti diabaikan dalam hal promosi, menerima
tawaran yang lebih menjanjikan atau mendengar tentang
kesempatan kerja yang lain.

Tercakup di dalam kejadian-kejadian kritis adalah :


1. Kejadian yang berulang (continuation
events).

2. Kejadian yang bersifat netral (neutral


events).

3. Kejadian yang tidak berulang


(discontinuation events).

G. Pengorganisasian Dalam Kepewatan

Struktur organisasi formal :

 Lini ® sederhana, terlama

1. Menurut spesialisasi

a) Medical Bedah

b) Ibu & Anak

c) Psikiatri

2. Menurut fungsi

a) Bagian riset / inservice education

b) Pemberi pelayanan keperawatan langsung

 Keuntungan :

a) Jelas, tanggung jawab & wewenang

b) Mudah diatur

c) Informasi cepat berantai sesuai tingkatnya

d) Untuk pegawai baru mudah untuk orientasi

e) Spesialisasi berkembang

 Kekurangan :

1. Spesialisasi :
 Pemisahan tugas

 Pekerjaan monoton

 Komunikasi sulit

2. Struktur Kaku

Perubahan sulit dilaksanakan.

3. Birokrasi pasif dan tergantung pemimpin autokrasi lebih >>> instruksi


dari pelaporan keatas motivasi karena “ancaman”. Punisment sering
digunakan.

4. Kurang koordinasi dan integrasi antar divisi. Komunikasi lateral (-)


komunikasi hanya dilingkungannya.

5. Tendensi menggunakan pengetahuan yang ada.

6. Tendensi berkembangnya birokrasi tanpa kendali

7. Standar evaluasi efektivitas hubungan lini & staf :

 Garis wewenang jelas

 Wewenang staf jelas

 Hubungan fungsional jelas

 Personil konsultasi, nasehat

 Personil service / pelayanan diketahui

 Pelayanan tidak rancu

 Penggunaan staf efektif

Persepsi & Perubahan Diri Yan-Kep pemimpin yang akan datang.

Prinsip :

 Membutuhkan masukan hasil kerja

 Desain organisasi dan struktur dikembangkan kebutuhan


organisasi

 Organisasi formal fleksibel


 Organisasi formal efisien

Dasar penilaian :

 Kepuasan pasien

 Kepuasan keluarga

 Kepuasan staf

 Kepuasan staf ® reward

 Kepuasan pengembangan profesional (karir, pendidikan)

 Kepuasan staf ® organisasi

 Kepuasan manager

 Hubungan dalam komunity

 Organisasi sehat

H. Pengembangan Perilaku Organisasi

Suatu perubahan berencana, suatu usaha menyeluruh, memerlukan dukungan dari


pucuk pimpinan, yang dirancang untuk meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi
melalui penggunaan berbagai tehnik intervensi dengan menerapkan ilmu perilaku.

Mengapa perlu perubahan organisasi keperawatan ?

1. Kekuatan dari luar :

 Biaya meningkat

 Kelangkaan sumber daya

 Kebijakan

 Tingkat pendidikan tenaga kerja

 Kompleksitas pelayanan

 Tuntutan masyarakat

 Globalisasi
2. Kekuatan dari dalam :

 Teknologi semakin meningkat

 Sikap dan perilaku karyawan

 Strategi baru

 Motivasi berubah meningkat

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Perilaku organisasi merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan kelompok serta
pengaruh tiap individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun perilaku interaksi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok dalam organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi.

Pengembangan organisasi adalah Suatu perubahan berencana, suatu usaha menyeluruh,


memerlukan dukungan dari pucuk pimpinan, yang dirancang untuk meningkatkan
efektifitas dan kesehatan organisasi melalui penggunaan berbagai tehnik intervensi
dengan menerapkan ilmu perilaku.

B. Saran
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk lebih
meningkatkan kemampuan, dan mutu dalam penulisan makalah selanjutnya, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan juga dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Keperawatan, untuk lebih memotivasi saya sebagai mahasiswa. Didalam
meningkatkan wawasan dan keilmuan, dalam menyusun makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhamad, Arni, (2002), Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

2. Panuju, Redi, (2001), Komunikasi Organisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

3. Roben, Stepen (alih bahasa Jusuf Udaya), (1995), Teori Organisasi, Penerbit
Aran, Jakarta.

4. Perilaku organisasi Dr.sopiah,M.Pd.,MM. penerbit Andi yogyakarta 2008

5. kepemimpinan islam Aunur Rohim Fakih& IIP Wijayanto. UII Press april 2001
M

6. Sutarto, (1985). Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University: Yogyakarta.


7. Lubis, Hari & Huseini, Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan
Makro. Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai