Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

HIV DAN SLE

Dibuat oleh :

Nama : Adia Anggita Prasila

Kelas : S1 Keperawatan 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

Jl. Rawa Buntu No.10, BSD City – Serpong

Kota Tangerang Selatan


2020

 DEFINISI
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akubat
infeksi HIV. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

 ETIOLOGI

Virus HIV yang termasuk dalam famili retrovirus genus lentivirus


diketemukan oleh Luc Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris
1983), yangmengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati,
sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo
(national Institute of Health, USA 1984) menemukan Virus HTLV-III(Human T
Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut
dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan
International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO member nama resmi
HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan
AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara geneticmaupun
antigenic. HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1. Untuk
memudahkan, kedua virus itu disebut sebagai HIV saja.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali karena seringkali mirip penyakit
ringan sehari-hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat. Kadang-
kadang dalam 6 minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas
berupa demam, rasa letih, sakit sendi, sakit menelan dan pembengkakan kelenjar
getah bening di bawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh
sendiri dan sampai 4-5 tahun mungkin tidak muncul gejala. (1,6,7,8,9)

Pada tahun ke 5 atau 6 tergantung masing-masing penderita, mulai timbul


diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut
danpembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih
lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10%), diare terus-menerus
lebih dari 1 bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus. (1,6,7,8,9)

Tanda-tanda seorang tertular HIV Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang


bisa menandai apakah seseorangtelah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV
sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga
mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa
terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV
positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian
memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut
belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan
karena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 – 6 bulan untuk membentuk antibodi
yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period
(periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai
virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia
sudah bisa menularkan HIV melaluiperilaku yang disebutkan di atas tadi

1. Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah
sampai pada tahapan AIDS adalah:

➢ Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat


➢ Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
➢ Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
2. Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa :
➢ Batuk berkepanjagan (lebih dari satu bulan)
➢ Kelainan kulit dan iritasi (gatal)
➢ Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
 Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah
telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.

 DEFINISI

 SLE ( Systemisc Lupus Erythematosus ) adalah penyakit autoimun dimana organ dan


sel mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissuebinding autoantibody dan
kompleks imun, yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem
organ namun sebabnya belum diketahui secara pasti, dengan perjalanan penyakit yang
mungkin akut dan fulminanatau kronik, terdapat remisi dan eksaserbasi disertai oleh
terdapatnya berbagai macam autoantibody. 

Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda.


Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit
yang menimbulkan kecacatan.
 ETIOLOGI 
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan
peningkatan autoantibody yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan
oleh kombinasi antara factor - faktor genetik, hormonal dan lingkungan (cahaya
matahari, luka bakar termal). Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui, diduga
factor genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE. Sistem
imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan
tubuh sendiri. Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibodi secara
terus menerus. Antibody ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun
sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakkan
multiorgan. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya,
sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan
menyerang sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan
tubuh, sehingga terjadi penyakit menahun.

 Tanda dan gejala SLE 

 Gejala dari penyakit lupus:

- demam

- lelah

- merasa tidak enak badan

- penurunan berat badan

- ruam kulit

- ruam kupu-kupu

- ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari

- sensitif terhadap sinar matahari

- pembengkakan dan nyeri persendian

- pembengkakan kelenjar

- nyeri otot

- mual dan muntah


- nyeri dada pleuritik

- kejang

- psikosa

 Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :

- hematuria (air kemih mengandung darah)

- batuk darah

- mimisan

- gangguan menelan

- bercak kulit

- bintik merah di kulit

- perubahan warna jari tangan bila ditekan

- mati rasa dan kesemutan

- luka di mulut

- kerontokan rambut

- nyeri perut

- gangguan penglihatan

 Pathway HIV
 Pathway SLE
Diagnosa keperawatan dan intervensi HIV

 Intoleransi aktivitas

Definisi = ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Penyebab

1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

2. Tirah baring

3. Lemahan

4. Imobilitas

5. Gaya hidup monoton

Gejala dan tanda mayor

 Subjektif

1. Mengeluh lelah

 Objektif

1. Frekuensi jantung meningkat <20% dari kondisi istirahat

Gejala dan tanda minor

 Subjektif

1. Dispnea saat/setelah aktivitas

2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas

3.merasa lemah

 Objektif

1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat

2. Gambaran EKG Menunjukanaritmia saat/setelah aktivitas

3. Gambaran EKG Menunjukan iskemia

4. Sianosis
Intoleransi aktivitas

Intervensi : manajemen energi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi gangguam fungsi tubuh mengakibatkan kelelahan

2. Monitor kelelahan fisik dan emosional

3. Monitor pola dan jam tidur

4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

 terapeutik

5. Sediakan lingkungan nyaman rendah stimulus (mis, cahaya suara kunjungan)

6. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif

7. Berikan aktivitas distraksi yang menengkan

8. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan

 edukasi

9. Anjurkan tirah barinh

10. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

11. Anjurkan menghubungin perawat jika tanda dan gejalakrlelahan tidak berkurang

12. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

 kolaborasi

13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makan

 Defisit nutrisi

Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan

3. Ketidakmampuanmengabsorbsinutrien

4. Peningkatan kebutuhan metabolisme

5. Faktor ekonomi misal finansial tidak mencukupi

6. faktor psikologis mis stres keenganan untuk makan

Gejala dan tanda mayor

 Subjektif

1. Tidak tersedia

 Objektif

1. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan tanda minor

 Subjektif

1. Cepat kenyang setelah makan

2. Kram/nyeri abdomen

3. Nafsu makan menurun

 Objektif

1. Bising usus hiperaktif

2. Otot pengunyah lemah

3. Otot menelan lemah

4. Membran mukosa pucat

5. Sariawan

7. Rambut rontok berlebihan

8. Diare

Defisit nutrisi

Intervensi : Promosi berat badan


Tindakan

 Observasi :

1.identifikasi kemungkinan penyebab BB berkurang

2. Monitor adanya mual dan muntah

3.Monitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari -hari

4. Monitor berat badan

5. Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum

 Terapeutik

6. Berikan perawatan mulut sebelum memberikan makan, jika perlu

7.sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis. Makanan dengan tekstur
halus, makan makanan yang blendir, makanan cairan yang diberikan melalui NGT
atau gastrostomi, total parenteralnutrition sesuai indikasi)

8. Hidangkan makanan secara menarik

9. Berikan suplemen, jika perlu

10. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang di capai

 Edukasi

11. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau

12. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang di butuhkan

Diagnosa keperawatan dan intervesi SLE

 Gangguan citra tubuh

Definisi
Perubahan persepsi tentang penampilan,Struktur dan fungsi fisik individu.

Penyebab

1.Perubahan struktur/ bentuk tubuh(mis. Amputasi, trauma,luka bakar, obesitas,


jerawat)

2. Perubahan fungsi tubuh(mis. Proses penyakit, ke hamilan, kelumpuhan)

3. Perubahan fungsi kognitif

4. Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai

5. Transisi perkembangan

6. Gangguan psikososial

7. Efektif tindakan / pengobatan(mis. Pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)

Gejala dan tanda mayor

•Subjektif

1. Mengungkapkan Kecacatan/ kehilangan bagian tubuh

•Objektif

1. Kehilangan bagian tubuh

2. Fungsi / struktur tubuh berubah / hilang

Gejala dan tanda Minor

•Subjektif

1. Tidak mau mengungkapkan Kecacatan/kehilangan bagian tubuh

2. Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh

3. Mengungkapkan kehawatiran pada penolakan / reaksi orang lain

4. Mengungkapkan perubahan gaya hidup

•Objektif

1. Menyembunyikan / menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan


2. Menghindari melihat dan / atau menyentuh bagian tubuh

3. Fokus berlebihan pada perubahan tubuh

4. Respon Nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh

5. Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu

6. Hubungan sosial berubah

KONDISI KLINIS TERKAIT

1. Mastektomi

2. Amputasi

3. Jerawat

4. Parut atau luka bakar yang terlihat

5. Obesitas

7. Hiperpigmentasi pada kehamilan.

Intervesi Keperawatan

 Promosi citra tubuh

Definisi

Meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien

Tindakan

• Observasi

1. Dentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan

2. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh

3. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social

4. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

•Terapeutik

6. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya


7. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

8. Diskusikan perubahan akibat pubertas, ke hamilan dan penuaan

9. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis. Luka, penyakit,
pembedahan)

10. Diskusikan cara pengembangkan harapan citra tubuh secara realistis

11. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

•Edukasi

12. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh

13. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

14. Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian,wig, kosmetik)

15. anjurkan mengikuti kelompok pendukung ( mis. Kelompok sebaya)

16. latihan fungsi tubuh yang dimiliki

17. latih peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan)

18. latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok.

• Defisit pengetahuan tentang (spesifikkan)

 Definisi: Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan


topik tertentu.

Penyebab

1. Keterbatasan kognitif

2.gangguan fungsi kognitif

3. Kekeliruan mengikuti anjuran

4. Kurang terpapar informasi

5. Kurang minat dalam belajar

6. Kurang mampu mengingat

7. Ketidak tahunan menemukan sumber informasi


Gejala dan Tanda Mayor

•Subjektif

1. Menanyakan masalah yang di hadapi

•Objektif

1.menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran

2.menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

Gejala dan Tanda Minor

•Subjektif

(Tidak tersedia)

•Objektif

1.menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

2.menunjukkan perilaku berlebihan (mis.apatis,bermusuhan,agitasi,histeria)

Kondisi terkait

1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien

2. Penyakit akur

3. Penyakit kronis

Keterangan

Diagnosis ini dapat dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu :

1. Gaya hidup sehat

2. Keamanan diri

3. Keamanan fisik anak

4. Kehamilan dan persalinan

5. Kesehatan maternal pasca persalinan

6. Kesehatan maternal prekonsepsi

 Defisit pengerahuan
Intervensi: edukasi kesehatan

Definisi:

Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta seha

Tindakan

•Observasi

1.indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2. identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi


perilaku hidup bersih dan sehat

•Terapeutik

3.sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

4.jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

5.berikan kesempatan untuk bertanya

•Edukasi

6.jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

7.ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

8.Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat

Anda mungkin juga menyukai