POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2022-2023 1. Penyakit Endokrin A. Penyakit endokrin dapat dipahami melalui aktivitas metabolik dari hormon yang terlibat, seperti Diabetes Mellitus (DM) yang terjadi karena gangguan produksi hormon insulin.DMmerupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Orang dengan masalah kesehatan ini umumnya mengalami gejala sering haus dan sering buang air kecil, terutama di malam hari. Gejala diabetes lainnya yang menyertai adalah rasa lapar ekstrim, berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas, mudah lelah, penglihatan kabur, dan luka yang lambat sembuh. Beberapa penderita juga rentan mengalami infeksi jamur. B. Penyebab masalah sistem endokrin bisa berbeda-beda tergantung dengan penyakit yang mendasarinya. Pada kasus diabetes, sel-sel tubuh tidak mendukung insulin sebagaimana mestinya. Pankreas juga tidak dapat mengimbangi produksi insulin untuk mengatasi kondisi ini sehingga menyebabkan kadar gula darah yang tinggi. C. Penanganan • Pemeriksaan fisik untuk melihat seperti apa perubahan fisik yang mungkin dialami. • Tes darah untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kadar hormon tertentu. • Tes pencitraan untuk melihat kadar gula darah, adanya peradangan, tumor, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi kelenjar. Pengobatannya sendiri akan tergantung pada gejala dari penyakit yang mendasari. Prosesnya bisa menjadi sangat rumit, karena perubahan dalam satu tingkat hormon dapat menyebabkan gangguan lain. Dokter mungkin menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin untuk menyesuaikan langkah pengobatan. 2. Penyakit Menular Penyakit menular adalah kelainan kesehatan yang disebabkan oleh orgnaisme lain. Seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Memang, banyak organisme lain yang hidup di dalam tubuh manusia. Biasanya, organisme-organisme tersebut tidak berbahaya. Bahkan membantu sistem di dalam tubuh. Ciri dan gejala dari setiap penyakit menular bisa berbeda. Bergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Tapi, demam tinggi dan mudah lelah merupakan dua gejala umum yang bisa ditemui dari infeksi organisme lain. Penyebab penyakit menular : 1. Bakteri ada jenis bakteri jahat. Jenis ini bisa memasuki tubuh lewat mulut, mata, hidung, alat kelamin, atau luka. Kemudian, bisa disebarkan lagi via droplet, cairan tubuh, hingga kontak fisik. Saat bakteri masuk ke dalam sistem tubuh, maka bakteri akan langsung berkembang biak secara cepat. Dalam kasus tertentu, seperti infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan tifus, penyakit muncul saat bakteri mati lalu mengeluarkan racun yang berdampak buruh pada manusia. Ada dua pengobatan sakit akibat infeksi bakteri. Yakni menggunakan antibiotik dan vaksin. 2. Virus Virus adalah fragmen asam nukleat yang dibungus protein. Protein ini, yang berisi virus, memasuki tubuh yang sehat lalu menuju dinding sel. Kemudian, protein tersebut menggunakan sistem repliasi sel (organel) untuk berkembang biak. Saat virus masuk ke dalam sel yang sehat, virus menjadi tidak terlihat oleh antibodi. Sehingga virus lebih leluasa untuk menyebar lewat aliran darah. Dan di antara berbagai jenis penyakit, influenza merupakan salah satu jenis yang diakibatkan serangan virus. Terdapat beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengobati infeksi virus. Bisa dengan mengkonsumsi obat antivirus atau vaksin. 3. Jamur Ada ribuah jamur yang menyebabkan macam-macam penyakit menular. Tapi, secara garis besar, peneliti membagi jamur dalam dua jenis yang paling umum ditemui. Yakni jamur yeast atau khamir dan kapang atau Mold. Perawatan untuk kondisi penyakit menular akibat jamur terdiri dari kombinasi antibiotik dan anti jamur. Cara kerja anti jamur mirip seperti antibiotik -di mana mereka menyerang dan membunuh virus yang bersembunyi pada sel. 4. Parasite Parasit adalah organisme hidup dan menggantungkan hidupnya ke makhluk hidup lain atau disebut inang. Ada banyak sekali dari jenis umum parasit. Seperti malaria yang berukuran 4 mm hingga cacing pita yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter. Pengobatan infeksi parasit bergantung pada jenis parasit yang menginfeksi tubuuh serta tingkat keparahannya. Pada kasus ringan, infeksi parasit bisa pulih sendiri. Sedangkan kasus lain, infeksi parasit memerlukan perawatan dan obat obatan. Biasanya, obat yang digunakan untuk merawat serangan parasit antara lain Albendazole, Ivermection, ,Mebendazole, Nitazoxanide, dan Thiabendazole.
3. Penyakit Toxoplasma, Rubella, Cyto mialovina Herpes (ToRCH), Defisiensi
ferum TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Others (HIV, Sifilis) Rubella, Citomegalovirus, Herpes, dan Simplek adalah infeksi yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin. a. Toxoplasmosis Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Penyakit ini menular dari daging yang terinfeksi, tidak dimasak hingga matang, buah/sayur yang tidak dicuci bersih, tanah dengan feses kucing yang mengandung parasit, hingga melalui infeksi kongenital dari Ibu ke janin melalui plasenta b. Rubella Penyakit Rubella atau dikenal dengan campak jerman, disebabkan oleh virus Rubella. Penyakit rubella ditularkan melalui saluran nafas. Virus ini memberikan dampak berbahaya pada si Kecil karena bersifat teratogenik, yaitu mampu mengganggu perkembangan janin bahkan menghancurkannya. Rubella menyebabkan demam, ruam pada kulit, batuk, nyeri sendi, nyeri kepala, pembersaran kelenjar getah bening di daerah telinga atau belakang kepala. Pada masa kehamilan, virus Rubella bisa menyebabkan keguguran atau sindroma rubella kongenital. Sindroma rubella kongenital terjadi sekitar 25% pada trimester pertama, turun menjadi 1% pada trimester kedua dan keatas. Sindroma rubella kongenitalmenyebabkan pertumbuhan janin yang terhambat, gangguan pendengaran, kelainan jantung, gangguan mata seperti katarak, retinopati, gangguan sistem saraf pusat, pembesaran hati dan limpa, sampai retardasi mental c. CMV (Citomegalovirus) Infeksi citomegalovirus disebabkan oleh citomegalovirus, yang termasuk dalam golongan virus herpes. Infeksi ini menular melalui kontak antar manusia. Gejala dari infeksi CMV adalah demam yang tidak teratur selama tiga minggu atau lebih. Penyakit ini juga dapat menyebabkan keguguran, kebutaan, radang hati, radang paru-paru, bahkan kerusakan otak. d. Herpes Virus Herpes menyebabkan lesipada area genital dan sekitarnya, seperti bokong, anus, dan paha. Virus herpes ditularkan melalui kontak langsung pada hubungan seksual, atau dari Ibu ke janin saat di dalam kandungan maupun saat persalinan. Virus Herpes bisa menular melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal dan menimbulkan kerusakan atau kematian janin. Infeksi neonatal dengan angka mortalitas 60%, dan menyebabkan setengah dari yang hidup menderita cacat bawaan dan kelainan pada mata. Penanganan : 1. Skrining awal adanya tanda-tanda infeksi mulai saat merencanakan kehamilan, seperti pemeriksaan TORCH, HIV, infeksi menular seksual. 2. Lengkapi imunisasi sedini mungkin seperti MMR, Hepatitis B, dan DPT karena beberapa vaksin tidak boleh diberikan saat hamil. 3. Kontrol kandungan secara teratur, baik di bidan, dokter umum, atau dokter spesialis kandungan. 4. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan 5. Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. 6. Melakukan hubungan seksual dan dengan satu pasangan yang aman 7. Segera periksakan ke dokter jika Ibu menemui tanda-tanda infeksi seperti di atas atau memiliki faktor risiko infeksi.
4. Sistema Lupus Erimatosus (SLE) Lupus
adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bekerja dengan keliru. Dalam kondisi normal, sistem imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan infeksi virus atau bakteri. Sedangkan pada pengidap lupus, sistem imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi yang disebabkan oleh lupus bisa menyerang berbagai bagian tubuh, antara lain sel darah dan paru-paru. Penyebab Penyakit Lupus : 1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan sampai parah. Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Timbulnya rasa nyeri dan lelah berkepanjangan merupakan salah satu gejala ringan SLE. Oleh karena itu, pengidap SLE bisa merasa tertekan, depresi, dan cemas, meski hanya mengalami gejala ringan. 2. Discoid Lupus Erythematosus (DLE) DLE pada dasarnya hanya menyerang kulit. Namun, dampak yang ditimbulkan oleh lupus jenis ini mampu menyerang jaringan dan organ tubuh lainnya. DLE umumnya bisa dikendalikan dengan menghindari paparan langsung sinar matahari dan obat obatan. 3. Lupus Akibat Obat Efek samping obat pasti berbeda-beda pada tiap orang. Kira-kira ada lebih dari 100 jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping yang mirip dengan gejala lupus pada orang-orang tertentu. Gejala lupus akibat obat umumnya akan hilang jika berhenti mengonsumsi obat tersebut,sehingga tidak perlu menjalani pengobatan khusus. Namun, jangan lupa untuk selalu berbicara dengan dokter sebelum memutuskan berhenti mengonsumsi obat dengan resep dokter. Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan terjadi lupus, antara lain: 1. Faktor Hormon: a. Usia. Lupus memang bisa menyerang segala usia, tetapi usia 15 sampai 40 tahun merupakan usia yang paling sering didiagnosis penyakit ini. b. Jenis Kelamin. Lupus lebih sering menyerang wanita daripada pria. 2. Faktor Genetik: a. Ras. Gangguan ini lebih rentan terjadi pada orang-orang dengan kulit berwarna, terutama pada ras Asia, Afrika, dan Hispanik. b. Riwayat Keluarga. Seseorang yang memiliki kerabat tingkat pertama atau kedua dengan penyakit lupus akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkannya. 3. Faktor Lingkungan a. Merokok. Peningkatan jumlah kasus dalam beberapa dekade terakhir kemungkinan dapat disebabkan oleh paparan tembakau yang lebih tinggi. b. Paparan Sinar Matahari. Beberapa sumber mengatakan jika pancaran sinar matahari yang terkena tubuh kemungkinan dapat meningkatkan risiko dari lupus. c. Pengobatan. Sekitar 10 persen kasus lupus mungkin terkait dengan obat. d. Infeksi Virus. Hal ini dapat memicu gejala pada orang yang rentan terhadap SLE. Pengobatan dan Pencegahan Lupus Lupus tidak dapat disembuhkan. Pengobatan yang ada sebatas untuk meredakan keluhan, mencegah munculnya gejala, dan menghambat perkembangan penyakit. Metode pengobatannya bisa berupa pemberian obat-obatan, penerapan pola hidup sehat, dan pengelolaan stres dengan cara yang positif. Lupus juga tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena lupus atau mencegah kambuhnya keluhan dan gejala. Contohnya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari pemicu lupus, dan melakukan kontrol kesehatan ke dokter secara berkala