Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERMASUK HIV/AIDS YANG

MENYERTAI KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS

OLEH

NI MADE YENI PRATIWI P07124013025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN

2015
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERMASUK HIV/AIDS YANG
MENYERTAI KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS

A. Penyakit Menular Seksual Pada Ibu Hamil

Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mengidentifikasi 7 penyakit


menular seksual pada ibu hamil. Penyakit menular seksual ditularkan melalui
hubungan seksual, ciuman, melalui transfer darah yang tercemar, dari ibu kepada
janin di dalam kandungan atau saat kelahiran dan kadang ditularkan melalui alat
kesehatan. Penyebab dari penyakit menular seksual bisa karena virus, bakteri,
parasit maupun jamur. Ada 7 jenis infeksi menular seksual pada wanita yaitu
sebagai berikut:

1. Herpes simplex.
Herpes memilikki 2 fase infeksi yaitu infeksi primer dan sekunder.
Pada infeksi primer timbul gejala berupa merinding pada kulit, gatal,
timbul vesikel yang berupa gelembung air yang bergerombol dan biasanya
sakit. Bagian bawah kulit terbentuk eritema (kemerahan). Umumnya
gejala ini akan sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 7-8 hari.
Penyakit ini sendiri dapat ditularkan setelah isi gelembung air tersebut
pecah dalam waktu 3 minggu.
Infeksi sekunder sendiri muncul bila terjadi suatu kondisi tertentu
seperti stress, paparan sinar matahari yang berlebihan, menurunnya sistem
kekebalan tubuh,kelelahan atau perubahan hormon, maka virus di dalam
tubuh akan aktif kembali dan menimbulkan gejala klinis yaitu gejala
prodromal dan sariawan yang diawali dengan lentingan. Fase ini disebut
dengan fase rekurensi. Setelah rekurensi, virus akan kembali ke fase laten
di ujung saraf hingga ada faktor yang mencetuskannya aktif kembali.
Diagnose herpes biasanya didahului dengan demam, malaise
(lemas), sakit kepala dan nyeri otot. Setelah 3-4 hari demam akan turun,
lalu muncullah vesikel. Biasanya dilakukan giemza smear untuk
mendiagnosis penyakit ini.
Pengobatan herpes dilakukan dengan pemberian antivirus. Vesikel
yang terbentuk dibersihkan dengan air, disabuni, kemudian dikeringkan
agar tidak lembab. Baru kemudian diberi bedak agar ketika vesikel pecah,
cairannya tidak mengalir kemana mana.

2. Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata disebabkan oleh virus Human Pappiloma
Virus tipe 6 dan 11.virus ini merupakan cikal bakal terbentuknya kanker
serviks. Ada 2 tipe virus ini yaitu tipe low risk dan high risk(yang
menyebabkan terjadinya kanker serviks). Kondiloma akuminata yang
berukuran cukup besar akan menjadi penyulit dalam persalinan bagi ibu
ibu hamil yang menderitanya. Pengobatan kondiloma akuminata biasanya
berupa pengobatan lokal dan dilakukan eksisi (pengangkatan kondiloma).
Pengobatan ini berlangsung dalam kurun waktu 36 minggu. Pasangan juga
ditanyakan apakah memilikki gejala tersebut atau tidak.

3. Sifilis
Penyakit Sifilis disebabkan oleh suatu bakteri yang bernama Treponema
pallidum. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak
ditangani dengan segera. Sifilis ditularkan melalui kontak langsung
dengan luka sifilis, yang dapat timbul pada alat kelamin eksternal (luar)
dan mulut, serta dalam vagina atau dubur. Infeksi sifilis ada 3 fase yaitu:
a. Fase primer: berupa puple/erosi sampai ulkus yang bersih. Terasa
tidak nyeri yang bahayanya pasien menganggap hal tersebut bukan
gangguan. Lesi primer yang terjadi bisa sembuh sendiri 3-6
minggu tanpa pengobatan.
b. Fase sekunder: biasanya terjadi setelah fase primer dalam kurun
waktu 6 minggu-6 bulan. Gejala berupa demam, malaise,
pembesaran limfe di dekat genitalia (pangkal paha), muncul rush di
seluruh tubuh bahkan sampai ke telapak tangan dan telapak kaki,
muncul kondiloma lata.
c. Fase tersier: menyebar secara sistemik, sampai ke kardiovaskuler
dan saraf hingga menyebabkan penyakit seperti kelainan katup
jantung, meningitis, gumma formation, gromeluronephritis, dan
lain sebagainya.

Sifilis pada masa kehamilan umumnya menyebar pada fase


sekunder, sehingga pada bayi yang ibunya terinfeksi sifilis dapat
terjadi abortus, lahir prematur dan bayi mati dalam kandungan (Intra
Uterine Fetal Death), dan bayi yang lahir bisa memilikki tulang yang
bengkok.

4. Klamidia
Biasanya menyebabkan keputihan (leukore), bening seperti ingus agak
lengket (mucus), nyeri berkemih, nyeri perut bawah, dan ada perdarahan
setelah bersanggama. 50% gejala pada wanita bersifat asimptomatik.
Lebih banyak pada laki laki dengan gejala pengikut gonore.
Pengobatan dengan antibiotic dan obati juga pasangan seksual. Hindari
sanggama selama 7 hari setelah selesai berobat.

5. Gonore
Penyakit ini disebabkan oleh diplokokus. Bisa muncul pada uretra, traktus
genetalia atas dan rectum. Gejalanya biasanya bersifat asimptomatik
berupa keputihan, perdarahan abnormal pada uterus, disuria, agak nyeri di
suprasimpisis, ada purulen discharge pada serviks. Bayi bisa buta jika
dilahirkan dari ibu gonore jika tidak diobati. Cirri cirinya adalah bayi
mengeluarkan nanah pada matanya.
Pengobatan gonore dengan ceftriaxone, quinolones, dan mengobati juga
pasangan seksual.

6. Trichomoniasis
Gejala dari penyakit ini adalah iritasidi vulva, nyeri sanggama, nyeri
kemih, dan pada serviks terdapat bercak bercakmerah seperti stroberi
akibat peradangan. Penyebabnya adalah trichomonas berflagella.
Pengobatan dengan micronidazole dan obati pasangan seksual.
7. HIV/AIDS
AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh virus HIV. Virus
masuk ke dalam sel tubuh dan menggunakan DNA manusia untuk
bereplikasi. Transmisi virus ini lewat kontak seksual, darah, operasi,
tertusuk jaurm, transmisi dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya,
melahirkan pervaginam dan menyusui.
AIDS tidak dapat disembuhkan, namun virus yang bereplikasi
dapat ditekan jumlahnya dengan mengkonsumsi ARV (Anti Retroviral
Virus) dalam dosis dan waktu yang rutin. ARV dapat menekan replikasi
virus sebanyak 500 replikasi/minggu sehingga meningkatkan kualitas dan
harapan hidup pasien.

B. Endokrinologi
1. Diabetes mellitus
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes nomor 4
terbanyak di dunia. Adapun 3 diagnosis dari diabetes mellitus adalah
sebagai berikut:
1) Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu lebih dari atau sama
dengan 200 mg/dL.
2) Tanpa gejala klasik DM + glukosa darah puasa lebih dari atau
sama dengan 126 mg/dL.
3) Tanpa kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO lebih atau sama
dengan 200 mg/Dl.

Gejala klasik diabetes mellitus adalah sering kencing (poliuria), sering


haus (polidipsi), sering makan (polifagi), dan penurunan berat badan yang
tidak jelas diketahui penyebabnya. Gejala lain adalah lemah pada badan,
kesemutan, gatal,mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus
vulvae pada wanita.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau diabetes
mellitus, maka dapat digolongkn menjadi TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Gula Darah Puasa Terganggu).

TGT merupakan glukosa darah 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/Dl.
GDPT merupakan glukosa darah puasa antara 100-125 mg/Dl. TGT atau
GDPT termasuk dalam kelompok pre diabetes.

Klasifikasi etiologis diabetes mellitus:

 tipe 1 merupakan destruksi sel beta. Umumnya menjurus ke


defisiensi insulin absolute.
 Tipe 2 bervariasi, mulai yang terutama dominan resistensi insulin
disertai dengan defisiensi insulin relative sampai yang terutama
defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.
 Tipe lain: defek genetic fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin,
penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, karena obat/zat kimia,
infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetic lain yang
berkaitan dengan diabetes mellitus dan diabetes mellitus pada
kehamilan (diabetes gestasional).

Penatalaksanaan diabetes mellitus ada empat pilar, yaitu sebagai berikut:

1) Education (penyuluhan).
Tidak hanya oleh segenap dokter, tetapi segenap jajaran terkait meliputi
perawat penyuluh, pekerja sosial, ahli gizi, dan lain lain. Prinsipnya,
dukungan positif, hindari kecemasan, informasi bertahap mulai dari yang
sederhana, pengobatan yang sederhana, kompromi dan negosiasi, jangan
memaksakan kehendak, motivasi dan diskusikan hasil pemeriksaan.
2) Meal planning (perencanaan makan).
Makan dengan komposisi yang seimbang berupa karbohidrat (60-70%),
protein (10-15%), dan lemak (20-25%). Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani.
3) Exercise (latihan jasmani).
Dilakukan secara teratur (3-4 kali per minggu) selama 30 menit. Sasaran
75-85% nadi maksimal. Jenis olahraganya berupa senam aerobic, jalan
santai, renang, bersepeda.
4) Hipoglikemic agent (obat berkhasiat hipoglikemik).
Berupa oral agen dan insulin.
Criteria pengendalian diabetes:
Gula darah sedang buruk
Gula darah puasa 100-125 >126
Gula darah 2 jam 149-179 >180
setelah makan
HbA1C 6,5-8 >8

Penyulit:
a) Akut: ketoasidosis diabetik, hiperosmoler non ketotik,
hipoglikemia.
b) Menahun: makroangiopati, mikroangiopati, neuropati.

C. Thyroid disease
1. Thyroid
Kelenjar thyroid adalah salah satu kelenjar terbesar dalam tubuh kita.
Kelenjar ini ditemukan pada leher bagian bawah dengan bentuk seperti kupu-
kupu (didekat Adam’s apple/jakun pada laki-laki) atau dapat kita ketahui saat kita
menelan air liur maka kelenjar thyroid ini akan bergerak keatas. Kelenjar Thyroid
membuat, menyimpan dan mensekresi hormon T3 (triiodothyronin) dan T4
(Thyroxine). Thyroid juga mengakumulasi iodine dari diet yang dimakan (untuk
menghasilkan hormon thyroid). Hormon T3 dan T4 berfungsi mengatur
metabolisme dalam tubuh (mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ dalam
tubuh).

2. Mekanisme kerja Kelenjar Thyroid


Pada awalnya Hypothalamus akan menghasilkan TRH (Thyrotropine
Releasing Hormone) yang akan memacu Kelenjar Pituitari (Hipofise) untuk
menghasilkan TSH (Thyrotropine stimulating hormone), kemudian TSH akan
memacu kelenjar thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4. Jika hormon thyroid
diproduksi dalam jumlah sedikit maka TSH akan meningkat nilainya untuk
memacu agar kelenjar thyroid dapat menghasilkan T3 dan T4 dalam jumlah
cukup. Sebaliknya jika terjadi peningkatan produksi T3 dan T4 maka TSH akan
menurun jumlahnya agar tidak terbentuk T3 dan T4 lagi.
Hypothalamus-----TRH-------->Pituitary Gland-------TSH------>Kelenjar Thyroid-
------> T3 dan T4.

3. Hypothyroid
Hipothyroid adalah suatu keadaan dimana produksi hormon thyroid oleh
kelenjar thyroid tidak mencukupi. Kretinisme adalah salah satu bentuk
hypothyroid. Penyebabnya adalah karena kekurangan iodium, Penyakit
Hashimoto, kekurangan hormon dari hipothalamus dan pituitari, gangguan
autosum (genetik).

Hypothyroid memiliki 3 Type yaitu :


a. Primer (Termasuk tipe yang paling sering muncul ). Gangguan pada kelenjar
thyroid dapat disebabkan karena penyakit Hashimoto (penyakit autoimun)
ataupun penggunaan radioiodine pada terapi hyperthyroid).
b. Sekunder (Terjadi apabila kelenjar pituitari menghasilkan TSH dalam jumlah
yang tidak mencukupi). Gangguan ini dapat disebabkan karena adanya
kerusakan pada kelenjar pituitari (tumor, radiasi atau pembedahan).
c. Tersier (Ketika Hypothalamus gagal memproduksi TRH. Padahal TRH
berfungsi merangsang Kelenjar Pituitari untuk menghasilkan TSH).

Gejala hypothyroid dapat ditemukan yaitu :


a. Otot melemah, lemas, tidak suka udara dingin, depresi, kram otot, nyeri sendi,
pucat, jarang berkeringat, kulit kering, gatal, denyut jantung
lambat(bradicardi), konstipasi(sembelit)
b. Bicara lambat, serak
c. Gangguan siklus menstruasi
d. Suhu tubuh rendah
Gejala Penyertanya yaitu :
a. Gangguan daya ingat
b. Susah berkonsentrasi
c. Kadar gula darah rendah
d. Rambut rontok
e. Anemia
f. Gangguan menelan Nafas pendek dan dangkal
g. Mengantuk
h. Gangguan fungsi ginjal
i. Peningkatan kolesterol serum
j. Penurunan libido
k. Pembesaran payudara pada laki-laki (gynecomasti)

4. Hyperthyroid
Hyperthyroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar thyroid bekerja
berlebihan (overactive) sehingga menghasilkan hormon Thyroid (T3 dan T4)
dalam jumlah berlebihan pula. Hormon Thyroid berfungsi untuk regulasi
metabolisme tubuh dan menjaga fungsi normal sel. Jika hormon ini berlebih maka
akan terjadi overstimulasi metabolisme dan meningkatkan efek sistem saraf
simpatis sehingga menyebabkan peningkatan kecepatan sistem tubuh, termasuk
peningkatan frekuensi denyut jantung, berdebar-debar, tremor(tangan bergetar),
cemas, gangguan pencernaan (diare) dan penurunan berat badan.

Etiologi Hyperthyroid :
a. Biasa
1) Penyakit Graves
2) Nodul tiroid toksik
3) Tiroiditis
b. Tidak biasa
1) Hipertiroidisme neonatal
2) Hipertiroidisme faktisius
3) Sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitari
4) Yodium eksogen
c. Jarang
1) Metastase kanker tiroid
2) Struma ovarii
3) Koriokarsinoma dan mola hidatidosa
4) Dan sebagainya

Gejala Hyperthyroid yaitu :


a. Gejala utama : Penurunan berat badan biasanya disertai dengan peningkatan
nafsu makan,kecemasan, tidak tahan panas, lemas, rambut rontok, aktivitas
berlebih, depresi, sering kencing, tremor, oedema (bengkak) pada kaki dan
berkeringat. Kadang-kadang disertai gejala berdebar, arrhytmia (denyut jantung
tidak teratur), sesak napas, libido menurun, mual, muntah, diare. Hyperthyroid
yang dalam jangka waktu lama tidak diobati dapat menyebabkan osteoporosis.
b. Thyrotoxic crisis merupakan komplikasi hyperthyroid yang jarang terjadi,
dimana kondisi pasien menjadi sangat parah. Gejalanya berupa peningkatan
suhu tubuh sampai 40o C, takikardi (peningkatan denyut jantung), aritmia
(denyut jantung tidak teratur), mual, muntah, diare, dehidrasi (kekurangan
cairan), koma dan kematian.

Dignosis Hyperthyroid yaitu :


Diagnosis ditegakkan dari riwayat gejala yang dialami, pemeriksaan fisik,
USG Thyroid, dan Pemeriksaan Laboratorium (TSH, T3 dan T4). Fungsi Thyroid
yang normal sangat penting untuk kesehatan tubuh menyeluruh.
Kelainan thyroid adalah hal umum (terutama pada wanita) dan sering terjadi tanpa
dapat didiagnosa. Meskipun belum terdapat konsensus internasional, akurasi
pengukuran TSH secara umum merupakan tindakan pertama yang terbaik untuk
mendiagnosis gangguan thyroid.

Terapi Hyperthyroid
a. Obat anti tiroid: PTU (propiltiuurasil), metimazole
b. Yodium radioaktif
c. Operasi
d. Pengobatan tambahan
1) Penyekat beta adrenergic : propranolol
2) Yodium, terutama pada keadaan sebelum operasi dan krisis tiroid

Sumber :
Anonim. 2012. Hipothyroid dan Hiperthyroid.
http://www.pramita.co.id/index.php/19-artikel/bulletin/29-thyroid ( Diakses
tanggal 12 Maret 2015 pukul 11.05 Wita ).

Anda mungkin juga menyukai