Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN

PENYAKIT IMUNOLOGI HIV/AIDS DAN KAITANNYA PADA


KEHAMILAN

DIAJUKAN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

OBSTETRI

SEMESTER II

DOSEN PEMBIMBING

Anis Nur Laili, SSiT., M. Keb

DISUSUN OLEH

Destry Haya Sakina

(P27824319006)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BANGKALAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

2020
DAFTAR ISI

1. DEFINISI...............................................................................................................1
2. ETIOLOGI.............................................................................................................1
3. TANDA DAN GEJALA........................................................................................1
4. PENANGANAN....................................................................................................2
A. PENGOBATAN..............................................................................................2
B. PENCEGAHAN..............................................................................................2
5. KOMPLIKASI.......................................................................................................3
6. HIV/AIDS PADA IBU HAMIL............................................................................3
A. DEFINISI.........................................................................................................3
B. ETIOLOGI.......................................................................................................3
C. TANDA DAN GEJALA.................................................................................4
D. PENANGANAN.............................................................................................5
E. KOMPLIKASI.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8

i
RANGKUMAN

1. Definisi
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sel
darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya
kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndroms) adalah Sekumpulan gejala
yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi
HIV.
2. Etiologi
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus yang
disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang ilmuwan
Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang
penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan
Limphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of
Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic
Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut
dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil
pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO
memberi nama resmi HIV.
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDS umumnya sulit
dibedakan karena bermula dari gejala klinis umum yang didapati pada
penderita penyakit lainnya. Secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rasa lelah dan lesu
b. Berat badan menurun secara drastis
c. Demam yang sering dan berkeringat waktu malam
d. Mencret dan kurang nafsu makan
e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f. Pembengkakan leher dan lipatan paha
g. Radang paru
h. Kanker kulit

1
4. Penanganan
A. Pengobatan
Pengobatan HIV/AIDS dapat dibagi dalam tiga kelompok antara lain:
 Pengobatan Suportif adalah pengobatan untuk meningkatkan keadaan umum
penderita.
 Pengobatan Infeksi Oportunistik Adalah pengobatan yang ditujukan untuk
infeksi oportunistik dan dilakukan secara empiris.
 Pengobatan Antiretroviral (ARV) ARV bekerja langsung menghambat
perkembangbiakan HIV.
B. Pencegahan
 Cara pencegahan melalui kontak seksual
 Absen hubungan seksual
 Berlaku saling setia
 Cegah dengan kondom
 Cara pencegahan melalui darah
 Menerima transfusi darah yang bebas HIV
 ODHA agar tidak mendonorkan darah atau organ tubuh
 Hanya menggunakan jarum suntik/alat tusuk baru atau steril
 Cara pencegahan melalui ibu ke anak
 ODHA mempertimbangkan lagi untuk hamil
 Bagi ODHA yang hamil, hubungi layanan PPTCT
5. Komplikasi
 Komplikasi pada mata
Infeksi okular, yaitu uveitis, keratitis, neuritis optik, konjungtivitis, atrofi opti
kdan korioretinitis. Kelainan mata yang terbanyak adalah uveitis (inflamasiint
raokular) yang dapat terjadi pada semua stadium dan dapat sembuh spontan,n
amun angka kekambuhannya tinggi bila sifilis tidak diobati
 Komplikasi neurologi
Komplikasi ini dapat mengenai susunan saraf tepi dan susunan saraf pusat.
Komplikasi yang dapat mengenai susunan saraf pusat bermanifestasi sebagai

2
demensia terkait HIV (7% dari penderita) dengan gejala seperti gangguan
kognitif,motorik, dan gangguan perilaku
 Kandidiasis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, terdajadi pada
bronkus,trakea, paru-paru
 Kriptokokosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans, infeksi
ini secara luas ditemukan di dunia dan umumya dialami oleh penderita
dengan sistem imun yang rendah
 Tb
Umum dikenal dengan tuberculosis, adalah penyakit umum yang
diderita penderita Aids dan dapat mematikan. hampir semua penderitaHIV/Ai
ds, juga menderita Tb.
 Cytomegalovirus (CMV).
Adalah jenis virusherpesyang menular melalui cairantubuh, seperti air liur,
darah, ASI, semen dan urin. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan pada
mata, sistem pencernaan, paru-paru dan organ tubuh lainnya.
6. HIV/AIDS pada Ibu Hamil
A. Defnisi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sebuah retrovirus yang
memiliki genus lentivirus yang menginfeksi, merusak, atau menggangu
fungsi sel sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem
pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi melemah.
AIDS merupakan tahap infeksi yang terjadi akibat menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
B. Etiologi
 Masih berusia subur, sehingga terdapat resiko penularan infeksi yang terjadi
pada saat kehamilan
 Terinfeksi dari suami atau pasangan yang sudah terinfeksi HIV / AIDS karena
sering berganti-ganti pasangan dan gaya hidup. Penularan ini dapat terjadi
dalam 3 periode:
a. Periode Kehamilan

3
 Mengalami infeksi viral, bakterial, dan parasit (terutama malaria) pada
plasenta selama kehamilan.
 Terinfeksi HIV selama kehamilan, membuat meningkatnya muatan virus pada
saat itu.
 Mempunyai daya tahan tubuh yang menurun.
 Mengalami malnutrisi selama kehamilan yang secara tidak langsung
berkontribusi untuk terjadinya penularan dari ibu ke anak.
b. Periode Persalinan
 Lama robeknya membran.
 Chorioamnionitis akut (disebabkan tidak diterapinya IMS atau infeksi
lainnya).
 Teknik invasif saat melahirkan yang meningkatkan kontak bayi dengan darah
ibu misalnya, episiotomy.
 Anak pertama dalam kelahiran kembar.
c. Periode Post Partum
 Pola pemberian ASI, bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan
kurang berisiko dibanding dengan pemberian campuran.
 Patologi payudara: mastitis, robekan puting susu, perdarahan putting susu dan
infeksi payudara lainnya.
 Lamanya pemberian ASI, makin lama makin besar kemungkinan infeksi.
 Status gizi ibu yang buruk
C. Tanda dan gejala

1. Fase awal

Fase awal biasanya berlangsung dari dua hingga empat minggu setelah
tertular virus HIV. Pada fase ini, ibu hamil mungkin mengalami tanda-
tanda yang meliputi demam, sakit kepala , kelelahan, muncul ruam,
pembengkakan kelenjar getah bening, serta sakit pada tenggorokan.

2. Fase lanjutan

Setelah fase awal di atas, tubuh akan bereaksi terhadap infeksi HIV
yang masuk. Reaksi tersebut akan memunculkan serangkaian tanda-

4
tanda lain yang dialami oleh ibu hamil yang positif HIV. Beberapa
gejala fase lanjutan HIV bisa berupa:

 Batuk kering.
 Demam yang sering kambuh.
 Berkeringat di malam hari.
 Kelelahan yang tidak wajar.
 Penurunan berat badan yang terjadi dengan cepat. Padahal,
ibu hamil seharusnya mengalami kenaikan berat badan.
 Pembengkakan kelenjar getah bening (lymphadenopathy),
terutama di ketiak, paha atau leher.
 Diare yang tidak kunjung membaik dan berlangsung selama
lebih dari seminggu.
 Bintik-bintik putih atau bercak yang abnormal di lidah, di
dalam mulut, atau di tenggorokan.
 Pneumonia (infeksi di kantung udara paru-paru)
 Bercak-bercak abnormal pada kulit atau di bawah kulit, dalam
mulut, hidung atau kelopak mata. Bercak ini bisa berwarna merah,
coklat, merahh muda, atau ungu.
 Ibu hamil  juga mungkin mengalami gangguan neurologis,
seperti kehilangan ingatan, serta penyakit mental seperti kondisi
depresi.

D. Penanganan
A. Intervensi untuk Mencegah Progresifitas Penyakit Pada Ibu Hamil.

Highly active anti-retroviral therapy (HAART) adalah kemoterapi


antivirus yang disarankan oleh WHO untuk ibu hamil sebagai pengobatan
utama HIV selama masa kehamilan.

Obat pilihan pertama yang boleh digunakan untuk ibu hamil adalah
lamivudine (3TC) 150 mg dan zidovudine (ZDV) 250 mg untuk golongan
nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs), nevirapine (NVP) 200

5
mg untuk golongan non-NRTIs (NNRTIs), indinavir 800 mg dan nelfinavir
750 mg untuk golongan protease inhibitors (PI).

Ibu hamil yang terinfeksi HIV dan tidak pernah mendapatkan terapi
ARV, HAART harus dimulai secepat mungkin, termasuk selama trimester
pertama. Pada kasus dimana ibu hamil yang sebelumnya mengkonsumsi
HAART untuk kesehatannya sendiri, harus melakukan konseling mengenai
pemilihan obat yang tepat.
B. Intervensi untuk Mencegah Transmisi Perinatal (PMTCT).
Selain terapi ARV dan profilaksis, pemilihan susu formula
dibandingkan ASI terbukti dapat menurunkan transmisi HIV dari ibu ke anak
dari 15-25% sampai kurang dari 2%.

Persalinan dengan elektif seksio sesaria ternyata juga dapat


menurunkan transmisi perinatal.

C. Tata Laksana Komplikasi Obstetri


HAART dapat meningkatkan resiko lahir prematur. Oleh sebab itu,
pemilihan dan penggunaan terapi ARV yang tepat berperan penting dalam hal
ini. Wanita yang terancam lahir prematur baik dengan atau tanpa PROM
harus melakukan skrining infeksi, khususnya infeksi genital sebelum
persalinan.

Semua ibu hamil, baik yang terinfeksi HIV maupun tidak sangat
memungkinkan untuk menderita anemia. Untuk itu pemeriksaan darah
lengkap wajib dikerjakan.

D. Tata Laksana Persalinan.


Cara persalinan harus ditentukan sebelum umur kehamilan 38 minggu
untuk meminimalkan terjadinya komplikasi persalinan.

Semua ibu hamil dengan HIV positif disarankan untuk melakukan


persalinan dengan seksio sesaria.

6
Persalinan pervaginama yang direncanakan hanya boleh dilakukan
oleh wanita yang mengkonsumsi HAART dengan viral load

E. Tata Laksana Posnatal


Setelah melahirkan, ibu sebaiknya menghindari kontak langsung
dengan bayi. Secara teori, ASI dapat membawa HIV dan dapat meningkatkan
transmisi perinatal. Oleh karena itu, WHO tidak merekomendasikan
pemberian ASI pada ibu dengan HIV positif, meskipun mereka mendapatkan
terapi ARV

Menurut penelitian yang dilakukan di Eropa, semua wanita dengan


HIV positif direkomendasikan untuk mengkonsumsi kabergolin 1 mg oral
dalam 24 jam setelah melahirkan, untuk menekan laktasi.

F. Tata Laksana Neonatus


Semua bayi harus diterapi dengan ARV. Pemberian antibiotik
profilaksis, cotrimoxazole terhadap PCP wajib dilakukan. Tes IgA dan IgM,
kultur darah langsung dan deteksi antigen PCR merupakan serangkaian tes
yang harus dijalankan oleh bayi pada umur 1 hari, 6 minggu dan 12 minggu.
Jika semua tes ini negatif dan bayi tidak mendapat ASI, orang tua
dapat 13 menyatakan bahwa bayi mereka tidak terinfeksi HIV. Konfirmasi
HIV bisa dilakukan lagi saat bayi berumur 18 sampai 24 bulan.

E. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah bayi lahir prematur, premature
rupture of membran (PROM), berat bayi lahir rendah, anemia, restriksi
pertumbuhan intrauterus, kematian perinatal dan endometritis pospartum.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/46231/3/Silva_Dwinta_Junnisa_22010111110097_Lap.KTI_Ba
b2.pdf

https://www.academia.edu/16755308/KEHAMILAN_DENGAN_HIV

file:///C:/Users/TIM%20COM/Downloads/4873-1-7525-1-10-20130301%20(1).pdf

https://www.scribd.com/doc/208359273/Komplikasi-HIV

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2695/BAB%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

file:///C:/Users/TIM%20COM/Downloads/184-613-1-PB%20(2).pdf

https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_249791.pdf

file:///C:/Users/TIM%20COM/Downloads/108-204-1-SM.pdf

https://lib.unnes.ac.id/18775/1/6450408073.pdf

file:///C:/Users/TIM%20COM/Downloads/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60402/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://www.kemkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500008

https://prodikedokteran.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/HIV-AIDS.pdf

file:///C:/Users/TIM%20COM/Downloads/4822-265-9308-1-10-20170619.pdf

Anda mungkin juga menyukai