Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASALAH DAN DETEKSI DINI GANGGUAN KESPRO

OLEH :

SISKA ANJERIYA (131817)

DOSEN PEMBIMBING: JUNAY DARMAWATI, M.Kes.

AKBID AL-SUAIBAH PALEMBANG

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung

dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan

para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam

beraktivitas.

Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan

ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk

bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.

Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta

keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah

keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para

pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan

kodratnya sebagai perempuan.

Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais

tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai

ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.

Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang

mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan.
Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah ini, yaitu “KESEHATAN

REPRODUKSI”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu HIV AIDS

2. Keguguran (Abortus)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).

Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi

juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan

UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik

secara ekonomis maupun sosial.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan

bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.

Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan

dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk

menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.

B. HIV

Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan merusaknya sehingga pada akhirnya tidak dapat

bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. HIV merupakan

penyebab dasar AIDS.


AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau sindrom penurunan kekebalan yang

didapatkan adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya

akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang

memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi

lemah dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman penyakit. Lambat-laun sel darah putih yang

sehat akan berkurang. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhirnya

sangat mudah terserang berbagai penyakit. Pada awalnya penderita HIV positif sering

menampakkan gejala sampai bertahun-tahun(5-10 tahun). Banyak faktor yang mempengaruhi

panjang pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapat menularkan

penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan berkembang menjadi AIDS.

Semakin lama penderita akan semakin lemah dan akhirnya akan berakhir dengan kematian,

karena saat ini belum ditemukan obat untuk mencegah atau menyembuhkan HIV/AIDS.

Gejala Penularan HIV/AIDS

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem

kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi

dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak

HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.[7] HIV mempengaruhi hampir

semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma

Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama

pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat
badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada

tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV,

gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan

sendirinya. Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:

1) Demam

2) Rasa lemah dan lesu

3) Sendi-sendi terasa nyeri

4) Batuk

5) Nyeri tenggorokan

Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul gejala-gejala yang mirip

dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini memang tidak khas, karena dapat juga

terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya

kerusakan pada system kekebalan tubuh yaitu:

1) Demam berkepanjangan

2) Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)

3) Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari

4) Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak

5) Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas

6) Batuk da sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus

7) Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan


Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang penyakit lain, dan

disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain,

bakteri, jamur, atau parasite (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan

tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah

berkembang menjadi penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia

sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini uncul.

Gejala AIDS yang timbul adalah :

1) Radang paru

2) Radang saluran pencernaan

3) Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan

4) Kanker kulit

5) TBC

6) Gangguan susunan saraf

Pencegahan

Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Kemenkes RI untuk pencegahan penyakit

mematikan HIV/AIDS.

1. Hindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual berisiko atau menggunakan narkoba

jarum suntik.

2. Bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, segera lakukan tes HIV.

3. Bila tes HIV negatif, lakukan perilaku aman untuk mencegah tertular HIV.

4. Bila tes HIV positif, jalani hubungan seksual yang aman, menggunakan kondom, serta

menghindari penggunaan jarum suntik bergantian adalah pilihan terbaik.

5. Minum obat ARV sesuai dengan petunjuk dokter agar hidup tetap produktif.
C. Abrotus

abortus buatan, abortus dengan jenis ini merupakan suatu upaya yang disengaja untuk

menghentikan proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu, dimana janin (hasil konsepsi)

yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.

Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :

1. Penyebab secara umum

a. Infeksi akut

- virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis

- Infeksi bakteri, misalnya streptokokus

- Parasit, misalnya malaria

b. Infeksi kronis

- Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

- Tuberkulosis paru aktif.

- Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll

Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

(pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.

2. Alasan Abortus Provokatus

Abortus Provokatus ialah tindakan memperbolehkan pengaborsian dengan syarat-syarat sebagai

berrikut:

a. Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan perdarahan yang terus

menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).

b. Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.

c. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.


d. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika dengan

adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada

tubuh seperti kanker payudara.

e. Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.

f. Telah berulang kali mengalami operasi caesar.

g. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik

dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia

gravidarum yang berat.

h. Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai

komplikasi vaskuler, hipertiroid, dll.

i. Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.

j. Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.

k. Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini

sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan psikiater.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal calon ibu

ataupun laki-laki calon bapak. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dapat penulis

simpulkan bahwa.

Definisi kesehatan sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik,

tetapi juga kesehatan mental dana sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan

UNICEF) dengan syart baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik

secara ekonomis maupun sosial.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan

bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.

Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual

untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran

anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.

B. Saran

Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa dikuasai

dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga, supaya kesejahtaraan dan

kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu penulis memberi saran kepada para

pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan
dan wawasan tersebut kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut

mudah-mudahan kesehatan reproduksi masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar

dalam menjaga kesehatannya.


DAFTAR PUSTAKA

Susan Klein dan Fiona Thomson, Panduan Lengkap Kebidanan.

Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG, Memahami Kesehatan Reproduksi.

Kusmiran Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi Kebidanan YPIB

Majalengka.

http://infokesehatandangizi.blogspot.com/2013/07/pengertian-dari-infertilitas.html

http://irdayantinasir.blogspot.com/2013/05/makalah-kesehatan-reproduksi remaja.html

Anda mungkin juga menyukai