MAKALAH IPA
1 Reisya Abadi
2 Joe Alian Pratama
3 M. Farel
4 Dedek Marvel
5 Anwar Alsadad
KATA PENGANTAR
Demikian satu dua kata yang bisa saya sampaikan untuk pembaca makalah ini. Jika
ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan, saya terlebih dahulu memohon maaf
dan saya juga berharap semua dapat memakluminya. Semoga dapat menikmati dan
mengambil manfaat dari makalah ini terima kasih.
Kelompok III
ii
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah
di diagnosa terinfeksi positif oleh virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut
dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Perkembangan HIV/AIDS pertama kali dikenal pada tahun 1981, namun kasus
HIV/AIDS secara retrospektif telah muncul selama tahun 1970-an di Amerika Serikat
dan di beberapa bagian di dunia seperti Haiti, afrika, dan eropa. (Dinas Kesehatan,
2014). UNAIDS (2017) menunjukkan terjadi peningkatan jumlah orang yang menderita
HIV dari 36,1 millyar di tahun 2015 menjadi 36,7 millyar di tahun 2016. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat prevalensi HIV/AIDS
yang cukup tinggi. Kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di provinsi Bali pada
tahun 1987. Kasus HIV/AIDS telah menyebar di 407 dari 507 kabupaten/kota (80%) di
seluruh provinsi di Indonesia hingga saat ini.
Penyakit yang dapat mengganggu fungsi dari ovarium dan menimbulkan gejala
klinis adalah Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK). Polikistik ovarium adalah keadaan
dimana ovarium 2-5 kali lebih besar dari ukuran normal, permukaannya tampak putih,
dan korteks menebal dengan multiple kista Pada wanita usia reproduktif, Sindrom
Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan salah satu masalah ginekologi tersering.
Menurut European Society of Human Reproduction and Embryology / American
Society of Reproductive Medicine, prevalensi SOPK ditemukan 15-20%. Diagnosis
sindrom ini didasarkan pada dua dari tiga kriteria Rotterdam tahun 2004, yaitu
anovulasi atau anovulasi kronis, hiperandrogenemia, dan tanda klinis dan / atau
biokimia karakteristik ovarium polikistik
2
Gejala-gejala umum yang timbul pada SOPK seperti amenore atau oligomenore
lazim terjadi dan mungkin berhubungan dengan keadaan hirsutisme (tumbuh rambut
yang berlebihan pada titik-titik tertentu), infertilitas, obesitas, dan jerawat (Santoso,
2014). Untuk penyebab SOPK masih belum diketahui secara jelas, tetapi diduga
merupakan akibat dari meningkatnya resistensi insulin dan rangsangan gonadotrophin
ovarium yang tidak tepat serta peningkatan hormon androgen dengan berbagai
mekanisme.
1.3. Manfaat
Manfaat dari pembelajaran materi ini yaitu menambah wawasan dan ilmu agar
kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar dari penyakit HIV/AIDS,
Sidrom Ovarium Polikistik dan Penyakit Menular Seksual (PMS).
1.4. Tujuan
1. Memberi inforamsi agar perluasan pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS,
Sidrom Ovarium Polikistik dan Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat di cegah
dengan tambahan ilmu.
2. Sebagai kewajiban untuk melengkapi dan menjalankan tugas bapak Guru pelajaran
IPA.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis
pada bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua
bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
2. Sifilis/Raja Singa
Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks
vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat
ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau
lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan
lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak
terinfeksi.
Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah
itu akan timbul benjolan di sekitar alat kelamin, kadang
disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri
tanpa diobati. Bercak kemerahan pada tubuh juga akan
muncul sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks.
Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini dan gejala
ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase awal, penyakit
ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau “chancres”
yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapatjuga
muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit
9
3. Trikonomiasis
Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling
banyak terjadi pada perempuan mudadan aktif seksual.
Diperkirakan, 5 jutakasus baru terjadi pada perempuan dan
laki-laki.
10
4. Hepatitis B (HBV)
Tipe : Viral
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai
jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat
medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.
Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala.
Gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot,
lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-
gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air
kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan
mata pucat.
Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan
sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi
terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang
menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan. Konsekuensi yang
mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan
penyakit ini pada janin yang dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir
menjadi karier kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati.
Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi
dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk
menghilangkan risiko infeksi kronis.
12
5. Klamidia
Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-
laki tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi
keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik
pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat
mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat
hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami
pembengkakan atau nyeri pada testis.Nyeri di rongga
panggul; Perdarahansetelah hubungan seksual.
Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan
tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul
sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit
Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik,
kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan
menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana sperma
disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi
akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi
yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada
bayi dan infeksi matapada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit
ini saat proses persalinan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit
ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi
karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human
Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan
infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
Sindrom Ovarium Polikistik pada wanita adalah gangguan kelenjar endrokinologik yang
mengakibatkan timbulnya kista-kista kecil di ovarium(indung telur). Penularan Sindrom
Ovarium Polikistik biasanya oleh faktor ginetik. Penyakit Menular Seksual (PMS)
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual
akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
baik melalui vagina, oral maupun anal.
3.2. Saran
Diharapkan siswa dan siswi bisa memahami secara luas tentang pengetahuan
penyakit menular Hiv, Sindrom Ovarium Polikistik dan Penyakit Menular Seksual.
Serta menjauhi hal-hal seperti pergaulan bebas dan membatasi keluar malam dengan
teman dengan kegiatan yang tidak berguna.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1365/2/BAB%20I.pdf
https://etd.umy.ac.id/id/eprint/2200/4/Bab%20I.pdf
http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-
penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-
seksual-dan-cara-menanggulanginya/