Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

REVIEW BANK SENTRAL INDONESIA


BANK INDONESIA

Disusun Oleh :

Nama : Dina Riski


NIM : 211223028
Kelas : 2 RPA Manajemen
Dosen Pengasuh : Dr. Rumbiati, S.E., M.Si

YAYASAN RAHMANIYAH
PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH (STIER)
SEKAYU
2022
1

REVIEW BANK INDONESIA

Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal 23D
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Sebelum seluruh sahamnya dibeli oleh
Pemerintah Indonesia, Bank ini awalnya bernama De Javasche Bank (DJB) yang
didirikan berdasarkan Oktroi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Setelah DJB
dinasionalisasi, Republik Indonesia mendirikan Bank Indonesia sebagai bank sentral
Indonesia. Dalam perjalanannya, peran bank Indonesia mengalami perubahan sesuai
dengan dinamika ekonomi, sosial dan politik baik nasional maupun global.

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu


tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan
jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Indonesia bertugas untuk mengelola tiga bidang yaitu Moneter,
Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan. Ketiga bidang tugas tersebut perlu
diintegrasi agar tujuan tunggal dapat dicapai secara efektif dan efisien.

A. Tujuan Kebijakan Moneter


Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang sebagaimana diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6
Tahun 2009 pada pasal 7. Kestabilan Rupiah yang dimaksud mempunyai dua
dimensi. Dimensi pertama kestabilan nilai Rupiah adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi.
Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap
mata uang negara lain. Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang (free
floating). Namun, peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai
stabilitas harga dan sistem keuangan.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia sejak 1 Juli 2005
menerapkan kerangka kebijakan moneter Inflation Targeting Framework (ITF).
Kerangka kebijakan tersebut dipandang sesuai dengan mandat dan aspek
kelembagaan yang diamanatkan oleh Undang- Undang. Dalam kerangka ini, inflasi
merupakan sasaran yang diutamakan (overriding objective). Bank Indonesia terus
2

melakukan berbagai penyempurnaan kerangka kebijakan moneter, sesuai dengan


perubahan dinamika dan tantangan perekonomian yang terjadi, guna memperkuat
efektivitasnya.

B. Tiga Pilar Utama


Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakantiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
c. Mengatur dan mengawasi perbankandi Indonesia.

C. Sistem Pembayaran
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga,
dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem
Pembayaran lahir bersamaan dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media
pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi barang, jasa dan
keuangan. Pada prinsipnya, sistem pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu
otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement). Secara garis besar sistem
pembayaran dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Sistem Pembayaran Tunai


Perbedaan mendasar terletak pada instrumen yang digunakan. Sistem
pembayaran tunai menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam) sebagai
alat pembayaran.

2. Sistem Pembayaran Non Tunai


Sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai, instrumen yang digunakan
berupa Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota
debit, maupun uang elektronik (card based dan server based).

D. Stabilitas Sistem Keuangan


Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem
keuangan nasional berfungsi efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap
3

kerentanan internal dan eksternal, sehingga alokasi sumber pendanaan atau


pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
nasional.
Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas
sistem keuangan terkait dengan fungsi sebagai Lender of Last Resort (LoLR), yaitu
otoritas yang berwenang menyediakan likuiditas pada saat krisis.

E. Pengatur dan Pengawas Bank


Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan
mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan,
penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan
dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan usaha tertentu.

Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun


tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan
secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung
dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang
disampaikan oleh bank.

F. Dewan Gubernur BI
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh
Dewan Gubernur yang diketuai oleh seorang Gubernur Bank Indonesia dan dibantu
oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil. Sekurang-kurangnya empat
atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan
Deputi Gubernur selama-lamanya lima tahun, dan mereka hanya dapat dipilih untuk
sebanyak-banyaknya dua kali masa tugas. Berikut nama pejabat di Bank Indonesia
yaitu :
4

1. Destry Damayanti Deputi Gubernur Senior


Destry Damayanti lahir di Jakarta pada tahun 1963. Gelar Sarjana Ekonomi
diraih dari Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Master of Science dari
Field of Regional Science Cornell University, New York, USA.
Destry Damayanti mengawali karier sebagai Senior Economic Adviser Duta
Besar Inggris untuk Indonesia pada tahun 2000-2003, peneliti dan pengajar di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2005-2006, dan Kepala
Ekonom Mandiri Sekuritas pada tahun 2005-2011. Kariernya berlanjut menjadi
Kepala Ekonom Bank Mandiri pada tahun 2011-2015, Ketua Satuan Tugas
Ekonomi Kementerian BUMN pada tahun 2014-2015 serta sebagai Anggota
Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk periode 2015-
2019.
Destry Damayanti resmi menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
berdasarkan Keputusan Presiden RI No.74/P Tahun 2019 tanggal 29 Juli 2019
untuk periode 2019-2024, dan mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 7
Agustus 2019.

2. Dody Budi Waluyo Deputi Gubernur


Dody Budi Waluyo resmi menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia
pada tanggal 18 April 2018 sesuai dengan keputusan Presiden Republik
Indonesia No.69/P Tahun 2018 tanggal 13 April 2018, untuk periode jabatan
2018-2023. Sebelum sebagai Asisten Gubernur, Dody adalah Kepala
Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter sejak tahun 2016 hingga Maret
2018.
Posisi penting lainnya yg pernah dijabat Dody, antara lain sebagai Kepala
Departemen Manajemen Strategis & Tata Kelola (2014-2016), Kepala
Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter (2013-2014), Kepala Departemen
Perencanaan Strategis & Hubungan Masyarakat (2012-2013), Direktur
Direktorat Internasional (2012), Kepala Biro Direktorat Internasional (2010-
2012). Dody juga pernah menjabat Deputi Direktur Departemen Sumber Daya
Manusia (2010), Kepala Biro Direktorat Pengelolaan Moneter (2006-2010),
Peneliti Ekonomi Madya Senior Direktorat Statistik Ekonomi & Moneter (2005-
2006), Kepala Bagian Direktorat Statistik Ekonomi & Moneter (2003-2005),
5

serta Kepala Bagian Departemen Sumber Daya Manusia (2002-2003).


Mengawali kariernya di Bank Indonesia sebagai Staf Departemen Sumber Daya
Manusia pada tahun 1988, Dodi juga pernah bertugas sebagai anggota Working
Group G20, BIS, IMF, dan World Bank, di Bidang Moneter dan Keuangan.
Selanjutnya, Dody menjadi anggota Working Group FDI Statistics di ASEAN
pada 2003-2006, dan sebagai Advisor to Executive Directorat South East Asia
Voting Group Office, International Monetary Fund, Washington D.C, USA pada
tahun 2000-2003.
Dody lahir di Jakarta pada tahun 1961. Ia menempuh pendidikan sarjana di
bidang Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan Universitas Indonesia (UI).
Kemudian, Dody melanjutkan pendidikan di University of Colorado, AS dan
meraih gelar Master of Business Administration (MBA).

3. Doni Primanto Joewono Deputi Gubernur


Doni Primanto Joewono lahir di Surabaya pada tahun 1965. Pendidikan
formalnya ditempuh di S1 Ekonomi Studi Pembangunan, Universitas Sebelas
Maret (UNS) tahun 1988 serta S2 Administrasi dan Pengembangan SDM,
Universitas Indonesia (UI) tahun 2004. Mengikuti program kepemimpinan
tertinggi di Bank Indonesia - SESPIBI (2012) dan Program Pendidikan
LEMHANNAS pada tahun 2018 serta beragam program eksekutif
kepemimpinan dan pengembangan kompetensi moneter dan pasar keuangan di
beberapa lembaga internasional (a.l. IMF, SEACEN).
Memulai kariernya di Bank Indonesia pada 1991, penugasan pertamanya di
Departemen Pengelolaan Moneter dan banyak terlibat dalam membangun sistem
pengelolaan moneter, termasuk mempersiapkan terbitnya Obligasi Pemerintah
dan membangun sistem pelaporan Lalu Lintas Devisa. Pernah ditugaskan
sebagai Peneliti Ekonomi Senior (Deputi Direktur) di Kantor Perwakilan Bank
Indonesia London (2005-2008). Karirnya berlanjut dengan memimpin Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Solo, dilanjutkan di Provinsi DKI Jakarta dan
berikutnya di Provinsi Jawa Barat. Selama karirnya di daerah, bersama Kepala
Daerah pernah mendapat penghargaan sebagai TPID terbaik saat di Solo (2012)
dan DKI Jakarta (2017) dan banyak menginisiasi berbagai kegiatan untuk
mendorong investasi daerah dan pemberdayaan ekonomi Pondok Pesantren.
6

Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengemban tugas


sebagai Kepala Departemen Sumber Daya Manusia tahun 2020. Doni Primanto
Joewono menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 78/P Tahun 2020 tanggal 30 Juli 2020, dan mengucapkan
sumpah jabatan pada tanggal 11 Agustus 2020.

4. Juda Agung Deputi Gubernur


Juda Agung lahir di Pontianak pada tahun 1964. Setelah menempuh pendidikan
di bidang Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 1987. Juda
melanjutkan pendidikan di University of Birmingham dan mendapatkan gelar
Master di bidang Money Banking and Finance pada tahun 1995. Juda juga
melanjutkan pendidikan di University of Birmingham dan mendapatkan gelar
PhD di bidang Economics pada tahun 1999.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda menjabat
sebagai Asisten Gubernur yang membawahi Stabilitas Sistem Keuangan dan
Kebijakan Makroprudensial periode 2020-2022. Jabatan tersebut diemban
setelah menjadi Direktur Eksekutif Internasional Monetary Fund (IMF) di
Washington DC, Amerika Serikat periode 2017-2019.
Juda Agung resmi menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Presiden RI No.147/P Tahun 2021 tanggal 24 Desember 2021, dan
mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 6 Januari 2022 dengan masa jabatan
sampai 2027.

5. Aida S. Budiman Deputi Gubernur


Aida S. Budiman Lahir di Bogor pada tahun 1965. Setelah menempuh
pendidikan di bidang Sosial-Ekonomi Pertanian Agribisnis Institut Pertanian
Bogor pada tahun 1987, Aida melanjutkan pendidikan di University of Southern
California dan mendapatkan gelar Master di bidang Economics pada tahun 1996.
Aida juga melanjutkan pendidikan di Claremont Graduate University dan
mendapat gelar Phd di bidang Ekonomi pada tahun 2001.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida menjabat
sebagai Asisten Gubernur membawahi Kebijakan Strategis Sektor Moneter,
Bauran Kebijakan Bank Indonesia, dan sinergi dengan bauran kebijakan
7

nasional periode 2020-2022. Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur


Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter periode 2018 dan juga
Kepala Departemen Internasional periode 2014-2018.
Aida S. Budiman resmi menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan
Keputusan Presiden RI No.147/P Tahun 2021 tanggal 24 Desember 2021, dan
mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 6 Januari 2022 dengan masa jabatan
sampai 2027.

G. Kesimpulan
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini
memilikinama lain De Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia
Belanda. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

H. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulisakan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang review di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan, juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan review yang telah dijelaskan.

I Daftar Pustaka
https://www.bi.go.id/id/tentang-profil/default.aspx. Diakses 17 Mei 2022 Pukul
20:00 Wib.
8

Anda mungkin juga menyukai