Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HIV/AIDS

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Riznawati Agusty Putrieazzamy (183112540120474)


Hani Herfiana (183112540120475)
Evi Ratna Dewi (183112540120486)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-

Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah

ini adalah AIDS dan petunjuk pencegahan AIDS.

Dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

atas semua pihak yang telah membantu terselesaiknnya pembuatan makalah  ini.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulisan banyak mengalami kekurangan,

walaupun masih banyak kekurangannya. Semoga dengan makalah ini kita dapat

menambah ilmu pengetahuan serta wawasan tentang AIDS. Sehingga kita semua dapat

terhindar dari penyakit berbahaya tersebut.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempunaan tugas ini.

Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat HIV/AIDS ......................................................................
2.2 Pengertian .................................................................................................
2.3 Patologi .....................................................................................................
2.4 Cara Penularan ..........................................................................................
2.5 Pengobatan ................................................................................................
2.6 Patofisiologi ..............................................................................................
2.7 Etiologi .....................................................................................................
2.8 Komplikasi ................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 16
3.2 Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human

Imunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal

karena Acquired Immune Dificiency Syndrome (AIDS). Gallo dan

Montagnier (2003): Mengemukakan bahwa sindroma acquired

immunodeficiency ini dikenal pertama kali tahun 1987 pada sekelompok

penderita yang mengalami gangguan pada imunitas seluler dan menderita

infeksi Pneumocystis carini. Steinbrook dkk (2004) : pada tahun 2003

jumlah penderita AIDS diperkirakan 40 juta dengan tambahan 5 juta kasus

baru pertahun serta angka kematian yang berhubungan dengan HIV-AIDS

sekitar 3 juta jiwa pertahun. Centre for Disease Control and Preventions

(2002b) memperkirakan bahwa di US pada tahun 2001 terdapat 1.3 – 1.4

juta pasien yang terinfeksi oleh HIV dan lebih dari 500.000 juta

diantaranya meninggal dunia.

Ibu hamil dengan menderita penyakit HIV AIDS kemungkinan

akan memperberat kemilannya dan pada saat proses persalinan. Oleh

karena itu akan perlu diketahui bagaimana penanganan / penatalaksanaan

pada ibu hamil dan bersalin yang mengidap HIV AIDS, dan hal tersebut

akan dibahas pada makalah ini.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Patologi AIDS ?

2. Bagaimana cara penularannya ?

3. Bagaimana cara pencegahannya ?

4. Bagaimana cara pengobatannya ?

5. Apa etiologinya ?

6. Bagaimana patofisiologinya ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui pengertian dari AIDS.

2. Agar mengetahui cara penyebarannya.

3. Agar mengetahui patologinya.

4. Agar mengetahui etiologi,cara pencegahannya, dan pengobatannya.

 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat HIV/AIDS

Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut

Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan

nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute

Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama

kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan

untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang

berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama

virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika

yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human

T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk

Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human

immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai

sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan

istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh.

2.2 Pengertian

HIV adalah singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yang

dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang

bernama sel CD4, sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh

3
4

manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit

walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat

berkembangbiak virus HIV. Baru kemudian merusaknya sehingga tidak

dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem

kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh, maka ketika diserang penyakit

maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat

meninggal dunia terkena pilek biasa.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency

Syndrome, yang merupakan dampak/efek dari perkembangbiakkan virus

HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk

menyebabkan sindrom AIDS yang melemahkan dan sangat berbahaya.

Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah/menghilangnya sistem

kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih

yang banyak dirusak oleh virus HIV.

Ketika kita terkena virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS.

Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama yaitu beberapa tahun

untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan.

Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat serum

maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari virus HIV

penyebab penyakit AIDS.


5

2.3 Patologi

Infeksi HIV melewati serangkaian langkah atau peringkat sebelum

berubah menjadi AIDS. Tahap ini infeksi seperti diuraikan pada tahun

1993 oleh Centers for Disease Control dan pencegahan adalah:

a. Sero konversi penyakit -hal ini terjadi dalam 1 sampai 6 minggu

setelah mengakuisisi infeksi. Perasaan ini mirip dengan serangan flu.

b. Asimtomatik infeksi -setelah sero konversi, virus tingkat rendah dan

replikasi terus perlahan-lahan. CD4 dan CD8 limfosit tingkat normal.

Tahap ini telah tidak ada gejala dan mungkin bertahan selama

bertahun-tahun bersama-sama.

c. Persisten memperumum Limfadenopati (PGL) – kelenjar getah bening

di pasien bengkak selama tiga bulan atau lebih dan bukan karena

lainnya menyebabkan.

d. Gejala infeksi -tahap ini memanifestasikan dengan gejala. Selain itu,

mungkin ada infeksi oportunistik. Koleksi ini gejala dan tanda-tanda

dirujuk sebagai AIDS - related kompleks (ARC) dan dianggap sebagai

prodrome atau prekursor AIDS.

e. AIDS -tahap ini dicirikan oleh immunodeficiency parah. Ada tanda-

tanda mengancam kehidupan infeksi dan tumor tidak biasa. Tahap ini

dicirikan oleh jumlah sel T CD4 di bawah 200 sel/mm3.

f. Ada sekelompok kecil pasien yang mengembangkan AIDS sangat

lambat, atau tidak sama sekali. Pasien ini disebut nonprogressors.


6

g. Spektrum patologis infeksi HIV berubah sebagai infeksi menyebar ke

komunitas baru dengan berbagai penyakit oportunistik yang potensial,

dan sebagai ilmu kedokteran merencanakan obat melawan replikasi

HIV.

2.4 Cara Penularan

a. Lewat Cairan Darah

1. Melalui tranfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV,

2. Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang

dipakai bergantian tanpa   disterilkan, misalnya pemakaian jarum

suntik dikalangan pengguna narkotika suntikan,

3. Melalui pemakaian jarum suntik yang berulang kali dalam

kegiatan lain : misalnya penyuntikan obat, imunisasi,

4. Pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya : tindik,

tato dan alat facial wajah.

b. Lewat Cairan Sperma dan Cairan Vagina

1. Melalui hubungan seks. Penetratif (penis masuk kedalam

vagina/anus) tanpa menggunakan kondom. Sehingga

memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina

(untuk hubungan seks lewat vagina).

2. Tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi

dalam hubungan seks lewat anus.


7

c. Lewat Air Susu Ibu

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif,

dan melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan

ASI.

Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (mother to child

transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan

dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV

positif.

a. Secara langsung (tranfusi darah, dari produk darah/tranplantasi organ

tubuh yang tercemar HIV.

b. Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik dan

lain-lain). Yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang

yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.

Karena HIV dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang

lain ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina otha.

Melalui cairan-cairan tubuh yang lain tidak pernah dilaporkan

kasus penularan HIV (misalnya : air mata, keringat, ait liur/ludah, air

kencing).

Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang

terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik

kemungkinan ini antara 0,1% (jauh dibawah resiko penularan HIV melalui

tranfusi darah). Tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi

melalui hubungan seks yang tidak aman.


8

Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling beresiko

menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah

terluka didandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah

masuk ke aliran darah.

Dalam hubungan seks vagina perempuan lebih besar resikonya dari

pada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena

cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina.

Kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV

dicairan vagina/darah tersebut juga dapat masuk ke aliran darah melalui

saluran kencing pasangannya.

AIDS tidak ditularkan melalui :

a. Makan dan minum bersama/pemakaian alat makan minum bersama.

b. Pemakaian fasilitas umum bersama. Seperti telepon umum, wc umum

dan kolam renang.

c. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.

d. Lewat keringat/gigitan nyamuk.

e. Gunakan jarum suntik yang steril/baru setiap kali akan melakukan

penyuntikan/proses yang lain yang dapat mengakibatkan terjadinya

luka.

f. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman. Artinya

hubungan seks yang tidak memungkinkan tidak tercampurnya cairan

kelamin. Karena hal ini memungkinkan penularan HIV.


9

g. Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu

tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan

terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya. Sehingga keputusan untuk

menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.

Tanda-tanda umum :

a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.

b. Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan).

c. Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan).

Gejala tambahan :

a. Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan).

b. Kelainan kulit dan iritasi (gatal-gatal).

c. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan.

d. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh seperti dibawah

telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha.

2.5 Pengobatan

Pengobatan menggunakan antiretroviral (ART) dan telah secara

substansial mengurangi komplikasi terkait HIV dan kematian. Namun,

tidak ada obat untuk HIV / AIDS. Terapi dimulai dan individual di bawah

pengawasan dokter ahli dalam perawatan pasien terinfeksi HIV. Sebuah

kombinasi dari setidaknya tiga obat dianjurkan untuk menekan virus dari

replikasi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kelas-kelas yang

berbeda obat termasuk:


10

a. Reverse transcriptase inhibitor: obat ini menghambat kemampuan

virus untuk membuat salinan dari dirinya sendiri.

b. Protease inhibitor (PI): Obat-obat ini mengganggu replikasi virus pada

langkah selanjutnya dalam siklus hidup, mencegah sel-sel dari

memproduksi virus baru.

Kedua obat yang digunakan dalam kombinasi dengan obat anti-

HIV. Menghentikan HIV integrase inhibitor gen dari menjadi dimasukkan

ke dalam DNA sel manusia. Ini merupakan kelas baru obat-obatan, belum

lama ini disetujui untuk membantu mengobati orang-orang yang sudah

kebal terhadap obat lain. Raltegravir (Isentress) adalah obat pertama dalam

kelas ini disetujui oleh FDA, pada tahun 2007. Menghentikan obat

antiretroviral virus replikasi virus dan menunda perkembangan AIDS.

Namun, mereka juga memiliki efek samping yang dapat parah. Mereka

termasuk penurunan sel darah putih, radang pankreas, keracunan hati,

ruam, masalah pencernaan, peningkatan kadar kolesterol, diabetes, lemak

tubuh yang abnormal distribusi, dan menyakitkan kerusakan saraf.

2.6 Patofisiologi

Wanita hamil yang HIV-positif harus mencari perawatan segera

karena terapi ART mengurangi risiko penularan virus ke janin. Ada obat-

obatan tertentu, Namun, yang berbahaya bagi bayi. Oleh karena itu,

melihat seorang dokter untuk mendiskusikan obat anti-HIV sangat penting.

Orang dengan infeksi HIV harus di bawah perawatan seorang dokter yang

berpengalaman dalam mengobati infeksi. Semua orang dengan HIV harus


11

dinasihati tentang menghindari penyebaran penyakit. Individu yang

terinfeksi juga dididik tentang proses penyakit, dan upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun )

adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan

terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human

Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan

protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen

grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka

Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan

meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga

dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi

virus dan sel yang terinfeksi.

Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin

lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag

dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala

(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4

dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi

mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Sewaktu

sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur

oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya

penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi


12

infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah

sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi

opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

2.7 Etiologi

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu

HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human

Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal

dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat

terhadap limfosit T.

Meskipun upaya-upaya yang signifikan, tidak ada vaksin yang

efektif terhadap HIV. Ada 2 macam pencegahan yaitu:

a. Pencegahan yang dikhususkan pada kelompok yang berperilaku

beresiko, yaitu:

1. Pendidikan kesehatan,

2. Melakukan konseling dan test HIV secara suka rela,

3. Absen dari seks. Ini jelas memiliki keterbatasan daya tarik, tapi

benar-benar melindungi terhadap penularan HIV melalui rute ini,

4. Berhubungan seks dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi.

Saling monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi

menghilangkan risiko penularan HIV seksual,

5. Menggunakan kondom dalam situasi yang lain. Kondom

menawarkan perlindungan jika digunakan dengan benar dan

konsisten. Kadang-kadang, mereka bisa pecah atau bocor. Hanya


13

kondom terbuat dari lateks harus digunakan. Hanya pelumas

berbahan dasar air harus digunakan dengan kondom lateks,

6. Tidak memakai jarum atau menyuntikkan obat-obatan terlarang,

7. Jika Anda bekerja di bidang perawatan kesehatan, ikuti panduan

nasional untuk melindungi diri terhadap jarum suntik dan paparan

cairan tercemar,

8. Risiko penularan HIV dari wanita hamil kepada bayinya dapat

dikurangi secara signifikan, bila si ibu mengambil obat-obatan

selama kehamilan, persalinan, dan melahirkan dan bayinya

mengambil obat untuk enam minggu pertama kehidupan. Bahkan

kursus singkat perawatan yang efektif, meski tidak optimal.

Kuncinya adalah untuk mendapatkan tes HIV sedini mungkin

dalam kehamilan. Dalam konsultasi dengan dokter, banyak

wanita memilih untuk menghindari menyusui untuk

meminimalkan risiko penularan setelah bayi lahir,

9. WHO merekomendasiakan untuk melakukan terapi sejak fase

asimptomatik.

b. Pencegahan pada penderita AIDS:

1. Segera melapor pada institusi kesehatan lokal,

2. Melakukan pengobatan khusus atau terapi,

3. Penyedian pelayanan khusus bagi penderita AIDS di rumah sakit,


14

4. Mengurangi penyebaran infeksi HIV/AIDS dengan cara tidak

mentransfusi darah penderita AIDS pada pasien lain dirumah

sakit,

5. Mengurangi resiko penularan dari ibu kepada bayinya dengan

cara mengurangi pemberian Azidothymidine (AZT).

2.8 Komplikasi

a. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,

gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),

leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan

dan cacat.

b. Neurologik

Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human

Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan

kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan

isolasi social. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia,

hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis.

Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.

Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan

maranik endokarditis.Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh

serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)

c. Gastrointestinal
15

Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,

limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,

anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.

Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat

illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,

ikterik,demam atritis.

Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi

perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan

sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.

d. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus

influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas

pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.

e. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis

karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan

efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

f. Sensorik

Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan

pendengaran dengan efek nyeri.

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem

imun / kekebalan tubuh yaitu pada Limfosit T-helper, dengan gejala –

gejala yang disertai dengan infeksi oportunistik. Pada kehamilan dan

persalinan terdapat resiko yang cukup tinggi dengan tertularnya virus dari

ibu dengan HIV (+) kepada bayinya dengan cara melalui plasenta, pada

saat persalinan dan menyusui. Tetapi hal ini dapat diturunkan resikonya

dengan pemberian Zidovudine selama kehamilan dan menghindari

melakukan tindakan – tindakan yang dapat membuat bayi terpajan dengan

darah ibu HIV (+).

3.2 Saran

Seperti yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya bahwa

HIV/AIDS adalah penyakit yang berbahaya karena virus tersebut

menyerang sistim kekebalan tubuh kita dalam melaan segala penyakit.

Untuk menghindari hal tersebut dapat penulis sarankan sebagai berikut :

a. Belajar agar dapat mengendalikan diri;

b. Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK terhadap

segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;

c. Membentengi diri dengan agama

16
d. Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali

menjadi pelarian bagi anak – anak yang depresi.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.Pitt.edu/~Super7/19011-20001/19601.pdf
http://Library.Med.Utah.edu/WebPath/AIDS2012.pdf
http://www.leprahealthinaction.org/LR/Mar02/0009.pdf
http://www.Patient.co.uk/Doctor/The-Human-immunodeficiency-virus-(HIV).htm
http://www.BBC.co.uk/Health/physical_health/sexual_health/stis_hivaids.shtml
http://artiasofftiyani.blogspot.com/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html
Bruner and Suddarth. 2002 .  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
Volume 2. Jakarta : EGC
      Sarwono. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid pertama, Edisi ketiga.
Jakarta : FKUI
Prawirohardjo,sarwono (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta:P.T.Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai