Anda di halaman 1dari 73

KEBIJAKAN KAMPANYE DAN

INTRODUKSI IMUNISASI MR
DI INDONESIA

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR


Tujuan Program
Imunisasi

Menurunkan kesakitan, kematian dan


kecacatan akibat Penyakit-penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)

Contoh PD3I : Polio, Campak, Hepatitis B, Tetanus, Pertusis (Batuk


Rejan), Difteri, Pneumonia dan Meningitis
PENYAKIT APA INI ??? Kasus Bangkalan
PSEUDOMEMBRAN
BULLNECK
(PEMBENGKAKAN LEHER)
DIFTERI BIBIR LUMAJANG
DIFTERI KULIT PADA KAKI
Komplikasi
KOMPLIKASI DIFTERI DISEBABKAN OLEH TOXIN YG
Bagaimana
DIPRODUKSI OLEH CORYNEBACTERIUM DIPHTERIAE
PD SELAPUT MEMBRAN YG DIABSORSI DLM DARAH
“ DIFTERI “
DAN DIBAWA KE SELURUH TUBUH.
YANG DPT MENYEBABKAN

menyebabkan
 SUMBATAN JALAN NAFAS ATAS
GAGAL JANTUNG (MIOKARDITIS)

kematian ...?
 GAGAL GINJAL
 KELUMPUHAN SYARAF
 ANGKA KEMATIAN SANGAT TINGGI
KEMATIAN TERTINGGI PD KEL UMUR < 5
TAHUN
MIOKARDITIS ITU ADA DAN MEMATIKAN
TETANUS BAYI BARU LAHIR
(TETANUS NEONATORUM)

PADA WAKTU LAHIR


 Semula bayi tampak sehat,
dapat menetek dengan baik
 Bayi mendadak tidak dapat
menetek
 Mulut sulit dibuka (mecucu spt
mulut ikan)
 Seluruh tubuh kejang-kejang
 Tanpa perawatan di RS,
umumnya meninggal
Batuk Rejan (Pertusis) penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis
Minggu pertama:
Bayi menderita batuk pilek, dengan hidung berair,
dan disertai panas

Minggu ke dua
 Batuk tidak hilang walaupun minum obat
 Malam batuk bertambah hebat, didahului
dengan nafas dalam, sampai terdengar
AWUUUUPP !!
 Batuk tak dapat dihentikan, sampai diakhiri
muntah dan sianosis, mjd lemas dan kejang. Dpt
berlanjut ant 1 sd 10 minggu
 Timbul perdarahan pada selaput mata

Minggu ke tiga:
Batuk terus menerus, akibatnya terjadi KOMPLIKASI
 Radang paru-paru
 Radang otak
APA ITU HEPATITIS B ?
Penyakit Hepatitis B
Menyebabkan sedikitnya 1
Adalah :Penyakit infeksi yg juta kematian / th
disebabkan oleh virus
hepatitis B yang menyerang
hati, bersifat akut atau
menahun, dapat berlanjut
menjadi kanker hati terutama
jika terinfeksi pada usia DINI

Gejala :
 Selaput putih pd mata berwarna
kuning
 Kulit seluruh tubuh tampak kuning
 Air seni coklat seperti teh
 Muntah darah, berak darah, perut
buncit
 Sebagian besar tanpa gejala
 Datang ke dokter dg kondisi parah
Sumber penularan
 Penderita (carier/sakit)

Cara Penularan :
Vertikal, yaitu dari Ibu pengidap virus ke bayi yang
dikandung
Horizontal, yaitu dari pengidap virus melalui
hubungan sex, alat suntik, transfusi darah, pisau
cukur, sikat gigi, Tatto, Tusuk Jarum

Kelompok Resti :
 Bayi dari Ibu pengidap
 Petugas Kesehatan
 Anggota keluarga pengidap
 Homosex, PSK, Pelanggan
 Pecandu obat bius, suntk
 Pengguna transfusi darah

Nggak diobati ?....Carier & Kanker Hati


Menjadi sumber penularan
MENINGITIS
 Hib penyebab utama
meningitis bayi ≤1 tahun
 Dapat menimbulkan
 Kejang
 Lumpuh
 Kematian (tanpa pengobatan – 90%
meninggal, dengan pengobatan adekuat 3-
20% meninggal)
 Gangguan saraf lainnya (30-40% kecacatan)

Sumber: Weekly epidemiological record 24 NOVEMBER 2006, 81st YEAR No. 47,
2006, 81, 445–452 http://www.who.int/wer
PNEUMONIA
• Pneumonia merupakan
pembunuh no.2 balita di
Indonesia berdasarkan
Riskesdas 2007 3

• 1/3 etiologi pneumonia


disebabkan oleh bakteri
Hib 4,5
(3) Indonesia Health Profile.Ministry of Health.
2011:71
(4) Shann F. Etiology of severe pneumonia in
children in developing countries. Pediatr Infect
Dis. 1986 Mar-Apr;5(2):247-52. 27%
Pneumonia caused by H.influenza type b
(5) Sumber: Rudan Igor et.al. Epidemiology
and etiology of childhood pneumonia Volume
86, Number 5, May 2008, 321-416. 10-30%
pneumonia disebabkan bakteri Hib
LUMPUH ?,,,POLIOMYLITIS !
Poliomylitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio

Hari ke 1- 3

 Anak terserang batuk


 Pilek, demam, dan mencret ringan

Hari ke 3 – 5

 Demam berkurang, tetapi


 Mulai kaku kuduk dan tungkai
dan lengan
Cara penularan :
Hari ke 5 – 7 Virus masuk kedalam tubuh manusia
Mendadak tungkai/lengan lumpuh Hanya melalui MULUT
 Kelumpuhan umumnya pada satu Dalam darah, menyebar ke susunsn
tungkai/lengan, dapat juga terjadi saraf pusat, merusak sel-sel syaraf
pada kedua tungkai/lengan
KASUS LUMPUH LAYUH MENDADAK
(AFP)
KASUS
LUMPUH
POLIO

Cacat polio:
menetap
beban masyarakat
risiko kecelakaan
CACAT
dirumah MENETAP

Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05
APA ITU CAMPAK ??
Campak adalah Penyakit yang disebabkan oleh
virus morbili

Hari ke 1 – 3
 Anak batuk-pilek dan panas
 Mata merah dan sakit bila kena
cahaya
 Panas makin hari makin tinggi

Hari ke 3 – 4
Panas agak turun
Timbul bercak-bercak merah, dimulai
dari belakang telinga
Kemudian pada mata terdapat cairan
kuning kental
Seluruh tubuh terdapat bercak-bercak
LANJUT,,, APA ITU CAMPAK ??

Hari ke : 4 – 6
Bercak berubah menjadi ke hitam-hitaman dan mulai mengering
Selanjutnya kulit mengelupas ber angsur-angsur
Akhirnya kulit kembali seperti semula, tanpa bekas
Bila anak kurang gizi, daya tahan rendah, menimbulkan kematian
Komplikasi terjadi :
1. Radang Paru-paru
2. Radang Otak
Pnemonia 2-27%  CFR 56-86%
KOMPLIKASI CAMPAK ( difisiensi Vit.A & sistem kekebalan
rendah

Diare 8-15% , Otitis Media 7-15%

Encephalitis
0,1%

Luka di kornea mata, menyebabkan buta 0,1%


PROGRAM IMUNISASI

 imunisasi yang diwajibkan kepada


seseorang sebagai bagian dari masyarakat
dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya
dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. (PD3I)
KEBERHASILAN IMUNISASI
(EFEKTIF)
 Eradikasi penyakit cacar,
- tahun 1974  bebas cacar
- tahun 1980  Imunisasi cacar
Stop
 Eliminasi Maternal dan Neonatal
Tetanus  Mei 2016 (non
permanen)
 ERAPO  tidak dijumpainya lagi
kasus polio sejak tahun 2006 
Sertifikasi BEBAS POLIO
SEARO, 27 Maret 2014.
KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN IMUNISASI
 1. dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat,
dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak
terkait.
 2. pemerataan jangkauan pelayanan Imunisasi dengan
melibatkan berbagai sektor terkait.
 3. kualitas pelayanan yang bermutu.
 4. kesinambungan melalui perencanaan program dan
anggaran terpadu (APBN, APBD, LSM dan masyarakat
JENIS IMUNISASI (PERMENKES 12 THN 2017)

YG TERMASUK DLM PROGRAM IMUNISASI ADL


1. IMUNISASI RUTIN ADALAH …..
A. IMUNISASI DASAR : IDL < 1 TAHUN
MELINDUNGI 9 PD3i
B. IMUNISASI LANJUTAN : BADUTA, anak sekolah
dasar DAN WUS
2. IMUNISASI TAMBAHAN
A. DIBERIKAN PD KEL UMUR TERTENTU YG
PALING BERESIKO TERKENA SUATU PENYAKIT
SESUAI KAJIAN EPIDEMIOLOGIS PD PERIODE
TTT (KAMPANYE MR)
B. MELENGKAPI IMUNISASI DASAR DAN
LANJUTAN YG BELUM LENGKAP
C. TIDAK MENGGANTIKAN IMUNISASI RUTIN
< 24 JAM
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk menjamin terjaganya tingkat imunitas pada anak
baduta, anak usia sekolah, dan wanita usia subur
(WUS) termasuk ibu hamil.
BIAS
BIAS
Konsep Dasar :

• Program imunisasi akan efektif atau bisa


memberikan dampak penurunan penyakit
apabila cakupan tinggi dan merata di
semua desa dan mutu pelayanan terjaga.

• Indikator keberhasilan program imunisasi


disebut UCI (universal child
immunization)  imundaskap
MENGAPA ADA ANAK YANG SUDAH
DIIMUNISASI TERHADAP PENYAKIT TERTENTU, MASIH
TERTULAR?

 Jika anak-anak di sekitarnya terlalu banyak


yang tidak diimunisasi
 Bayi atau anak yang sudah di imunisasi
penyakit tertentu, bisa tertular penyakit
tertentu itu, tetapi

JAUH LEBIH RINGAN


DIMANA MEMPEROLEH IMUNISASI

 Posyandu
 Pustu, Polindes,
PUskesmas, RSU,
 UNIT PELAYANAN
SWASTA
 Sekolah dasar (bias)
Program Imunisasi Nasional
Lengkap

Kata lengkap berarti


anak telah mendapat

imunisasi dasar/primer
(< umur 1 tahun)
+
imunisasi ulangan/penguat
(18 bulan, 2 tahun, dan BIAS)
ELIMINASI CAMPAK DAN PENGENDALIAN
RUBELLA
LATAR BELAKANG

 The World Health Assembly (WHA) menetapkan Global


Vaccine Action Plan (GVAP) of the decade of vaccines pada
bulan Mei 2012
 Salah satu dari empat tujuan utama GVAP adalah pencapaian
target eliminasi global dan regional untuk mencapai eliminasi
pada minimal 5 regional termasuk negara-negara SEAR pada
tahun 2020.
 Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi
campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020
NEGARA DENGAN JUMLAH KASUS
CAMPAK TERBESAR TAHUN 2015
2020
COST EFFECTIVE ANALYSIS STUDY
(BALITBANGKES, DR SOEWARTA KOESEN)

Hasil studi :
 Diperkirakan insiden CRS per tahun 0,2 per 1000 kelahiran
hidup.
Tahun 2015 : 979 kasus CRS baru (dari 4.89 juta kelahiran
hidup)
 Kerugian macroeconomic diperkirakan Rp1.09 triliun.
 Biaya per DALY yang akan dihemat dengan penggunaan
vaksinasi MR , dibandingkan dengan tidak divaksinasi sebesar
Rp 26.598.238,-
 Vaksinasi MR sangat cost effective
ALASAN KAMPANYE MR & INTRODUKSI MR

 Komitmen global  kasus CRS tinggi


 Masy belum kebal terhadap infeksi virus  karena belum
diprogramkan oleh pemerintah

Kondisi Jatim :
 Hasil lab tahun 2015 di Jatim kasus rubella 3,4 kali dibandingkan

dengan kasus campak.


 KLB Suspek Campak di Jatim hasil lab Rubella :

- 2015 = 69,6%
- 2016 = 6,8%
- 2017 = 15,6% per 20 April

SITUASI RUBELLA dan CRS
di Indonesia dan Jatim
PENYAKIT RUBELLA
• Demam dan rash ringan
• 50% kasus asymptomatic.
• Tingkat penularan tinggi, karakteristik
epidemiologi mirip campak
• Rubella : Kekebalan setelah imunisasi
diperkirakan seumur hidup
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME
(CRS)
• Bila Infeksi Rubella terjadi pada wanita hamil terutama pada
trimester pertama dapat berakibat :
– KEMATIAN JANIN BAIK ABORTUS SPONTAN MAUPUN LAHIR
MATI
– KELAHIRAN PREMATUR DAN Berbagai kelainan / CACAT
BAWAAN :
• Retardasi mental,
• Kelainan jantung,
• Tuli dan/atau
• Gangguan penglihatan seperti katarak congenital.
• .
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME
(CRS)

• Tujuan utama Eliminasi Rubella adalah


ELIMINASI CRS. Semua/hampir semua
Wanita Usia Subur harus kebal
terhadap rubella.
RUBELLA EPIDEMIOLOGY DI
INDONESIA
• Measles case-based surveillance menunjukkan Transmisi Rubella
MEluas
• Data RS Retrospective tidak lengkap, namun kasus CRS terdeteksi
cukup tinggi
– Bandung – 60 suspek (tahun?), 1/3 nya confirmed
– Surabaya – 93 suspek (1993-2013)
– Jogyakarta – 1,419 suspek (2008-2013).
• Sentinel CRS surveillance start di13 RS th 2014. Laporan th 2015
(JRF):
– 387 suspek -> 26% klinis, -> 11% lab
– 79,5% MENDERITA JANTUNG BAWAAN
– 31,1% MENDERITA KETULIAN
Rubella pada Kehamilan
• Bila ibu hamil dg rubella (+)  simptomatis/
asimptomatis, kemungkinan yang terjadi:
– Abortus
– Lahir mati
– Lahir cacat sebagai Congenital Rubella Syndrome
(CRS)
CRS bisa dicegah dengan memberikan
kekebalan/imunisasi MR/MMR pada calon ibu,
minimal 1 bl sebelum hamil sudah diberi suntikan
vaksin Rubella. (BELUM ADA DLM IMUNISASI
PROGRAM PEMERINTAH)
Congenital Rubella Syndrome
• Infeksi pada awal
kehamilan paling
berbahaya (<12 mg)
– Weeks 1- 10 – 90% CRS*
– Weeks 11-12– 33%
– Weeks 13-14– 11%
– Weeks 15-16– 24%
– Weeks > 17– 0%

• Menyebabkan lahir mati


atau prematur atau
abortus

• Manifestasi klinis/organ yg
terserang tergantung usia
kehamilan saat infeksi.
*Miller E. Lancet 1982;2:781-4.
% Viral Excretion
Virus bisa ditemukan di sekret nasofaring :
• Usia 1 bln : 80%
• Usia 1 – 4 bln : 62 %
• Usia 5 – 8 bln : 33 %
• Usia 9 – 12 bln : 11 %
• Usia > 12 bln : 3% (Cooper 1967).

Bayi dengan CRS yang mengekskresikan


virus rubella dapat menularkan penyakitnya
(bersifat infeksius) sehingga tindakan
pencegahan infeksi yang memadai harus
selalu dilakukan
IMUNISASI RUBELLA

• Seperti halnya dengan campak, waktu imunisasi rubella


masuk dalam imunisasi rutin dan cakupan rutin tdk tinggi
< 80% maka, epidemiology rubella akan berubah –
jumlah kasus rubella turun, umur kasus bergeser ke
yang lebih tua
• Bila tanpa “catch up campaign (KAMPANYE)”, atau
cakupan imunisasi rendah, maka ”immunity gap” pada
kelompok WUS tetap ada, dan rubella bersirkulasi pada
kelompok WUS, risiko CRS meningkat.
• Kesimpulan: introduksi vaksin rubella vaccine
DALAM IMUNISASI RUTIN berbahaya bila tanpa
didahului dengan catch up campaign (KAMPANYE)
REKOMENDASI WHO UNTUK ELIMINASI RUBELLA

• BILA cakupan imunisasi >80% (sebaiknya lebih tinggi) ,


WHO merekomendasi 2 tahap strategy:

– Catch up campaign (KAMPANYE) Rubella dengan target


umur sesuai gambaran epidemiology rubella/CRS, untuk
memberikan kekebalan kepada kelompok rentan
sehingga menutup immunity gap pada WUS .

– Secara simultan dilakukan introduksi rubella kedalam


imunisasi rutin dengan mengganti semua vaksin campak
monovalent menjadi vaksin kombinasi campak rubella. .
• Lakukan catch up campaign dan penggantian vaksin
campak dengan MR
Rencana Strategis
2015-2020 TERKAIT MEASLES
RUBELLA
• Penguatan imunisasi rutin campak USIA 9 BULAN dengan
minimal cakupan 95% di semua level (DESA, SD NASIONAL)

• Imunisasi campak lanjutan usia 18 bulan

• Kampanye imunisasi MEASLES RUBELLA AGT SD SEPT


2017 untuk anak 9 bulan – <15 tahun

• MENGGANTI VAKSIN CAMPAK DENGAN vaksin MEASLES


RUBELLA ke dalam program imunisasi rutin (BAYI, BADUTA
DAN ANAK SD KELAS 1) MULAI OKT 2017
Kampanye Imunisasi MR
• Kegiatan imunisasi tambahan, dilakukan secara
masal sebagai upaya untuk memutuskan
transmisi penularan virus campak dan rubella
pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15
tahun,
• Tanpa mempertimbangkan status imunisasi
sebelumnya.
• Sifatnya wajib dan tidak memerlukan
individual informed consent.
Tujuan Kampanye Imunisasi MR
• Meningkatkan kekebalan masyarakat
terhadap campak dan rubella secara
cepat
• Memutuskan transmisi virus campak
dan rubella
• Menurunkan angka kesakitan campak
dan rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS
Bagaimana agar Kampanye MR Sukses
Mencegah CRS

Capaian/cakupan mencapai
minimal 95% di seluruh Sekolah
dan Desa/kelurahan

Jika tidak (rendah), justru kasus rubella


bergeser pada usia >15 tahun  potensial
CRS jika menginfeksi ibu hamil

Dukungan
penuh LS
Kampanye Imunisasi MR
• Sasaran :
Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun Target : ≥
• Pelaksanaan: 95%
– Lokasi :
Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi)
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di sekolah-sekolah yaitu Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), SD/MI/sederajat dan
SMP/MTs/sederajat, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
– Waktu :
Dibagi ke dalam 2 fase.
Fase 1 : bulan Agustus dan September 2017 di seluruh provinsi P. Jawa
Fase 2 : bulan Agustus dan September 2018 di seluruh provinsi P.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua.
Strategi Pelaksanaan
Kampanye Imunisasi MR

Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :


• Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri
dari sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman
Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan
SMP/MTs/sederajat dan SMPLB.

• Tahap 2 : SEPTEMBER
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI
LAINNYA seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Manfaat Vaksin MR

Kerusakan
otak

Ketulian

Kebutaan
Kampanye MR dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan Imunisasi Rutin
• Pada saat pendataan sasaran kampanye MR, juga
dimanfaatkan untuk mendata anak yang belum mendapat
Imunisasi lengkap BAYI, BATITA untuk dilengkapi Pada
kunjungan berikutnya.
• Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kerjasama dengan
sektor swasta tentang pentingnya Imunisasi rutin dan
lanjutan.
• Meningkatkan kerjasama dengan swasta dan MITRA dalam
kegiatan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi (NGO,
program berbasis masyarakat, media, institusi budaya,
pimpinan masyarakat dan agama, sekolah, humanitarian dan
sukarelawan) serta untuk membantu program rutin setelah
selesai kegiatan Imunisasi tambahan.
Imunisasi MR PASKA
KAMPANYE dlm ppi
• Vaksin MR menggantikan vaksin campak pada
kegiatan imunisasi rutin
• Sasaran :
– Seluruh bayi usia 9 bulan,
– Seluruh anak usia 18 bulan,
– Seluruh anak usia SD/MI/sederajat/SDLB
kelas 1
• Dilaksanakan segera setelah kampanye
imunisasi MR selesai
Jadwal Imunisasi setelah
Introduksi Imunisasi MR
Usia Anak Jenis Imunisasi
<24 jam Hepatitis HBO
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV
9 bulan MR
18 bulan MR, DPT-HB-Hib
Kelas 1 MR, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
Pengenalan Vaksin MR
• Vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated) berupa
serbuk kering dengan pelarut. Dapat digunakan sampai 6
jam setelah dilarutkan selama tetap disimpan pada suhu 2
– 8 derajat C
• Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.
• Setiap dosis vaksin MR mengandung:
1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella
• Sensitif panas, disimpan pada suhu 2 – 8 °C
PENCATATAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
Tanggal Lahir: ........ / ........ / ...... Nama Anak: ........................................... Nama Orang Tua Anak: .................................

Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 **12+


Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB-0 (0-7 hari)

BCG

Polio 1

DPT/ HB/Hib-1

*Polio 2
BLF
*DPT/ HB/Hib-2

*Polio 3

*DPT/ HB/Hib-3

*Polio 4

Campak

*) Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB/Hib minimal 4 minggu (1 bulan). *) Jarak antara pemberian vaksin POLIO minimal 4 minggu (1 bulan).
**) Anak di atas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap.
Sakit ringan seperti batuk pilek, diare dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.
KETERANGAN:
Vaksin Lainn
BATITA & BIAS

Waktu yang masih


Vaksin Tanggal Pemberian Vaksin Tanggal Pemberian Jadual tepat
diperbolehkan untuk
Waktu yang tidak
pemberian pemberian imunisasi diperbolehkan untuk
DPT/HB/Hib imunisasi dasar lengkap pemberian imunisasi
dasar lengkap
CAMPAK dasar lengkap
Waktu pemberian
DT
imunisasi bagi anak di atas
Td 1 th yg belum lengkap
n

IMUNISASI BATITA & BIAS KAMPANYE MR


Lembaran kartu imunisasi di BUKU KIA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai