Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT POLIOMIELITIS

NAMA KELOMPOK II

DISUSUN OLEH :
1. FADILA AGUSTYANI (2020206203075P)
2. FEBY SAFRIANA (2020206203092P)
3. M. FAISAL KHUSAINI (2020206203082P)
4. KUS TRI PANJI (2020206203076P)
5. NETI ASTARI (2020206203107P)
6. NUGRAHA ADI C. (2020206203090P)
7. WIKE DIANA (2020206203078P)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (KONVERSI)


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “ASKEP POLIOMIELITIS” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
dengan judul “ASKEP POLIOMIELITIS”.Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan
makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Pringsewu, April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Fakta dunia saat ini khususnya di Negara sedang berkembang setiap 14,5 juta anak balita
meninggal karena berbagai penyakit yang dapat dicegah, kurang gizi, dehidrasi karena muntaber dan
setiap tahunnya 3,5 juta anak balita meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi(IDAI,2011).
World Health Assembly (WHA) mendeklarasikan bahwa eradikasi polio adalah salah satu isu
kedaruratan kesehatan masyarakatdan perlu disusun suatu strategi menuju eradikasipolio (Polio
Endgame Strategy).Salah satu strategi tersebut dilakukan dengan pelaksanaan PIN Polio.Pengertian
PIN Polio adalah pemberian imunisasi tambahan polio kepada kelompok sasaran imunisasi untuk
mendapatkan imunisasi
Polio tanpa memandang status imunisasi yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program
dan kajian epidemiologi. Tujuan Umum PIN untuk tercapainya program global/dunia dalam rangka
membasmi virus polio di dunia pada akhir tahun2020(KemenkesRI,2015).
Dalam beberapa bulan pertama tahun2013 WHO (World Health Organization) atau Badan
Kesehatan Dunia telah menemukan adanya 22 kasus di 5 negara. Penurunan jumlah kasus baru polio
ini telah member keyakinan kepada para ilmuwan untuk membuat target baru untuk
mengeliminasi atau menghilangkan penyakit polio.Lebih dari 400 illmuwan dari 80 negara telah
menyatakan kesediaannya untuk mendukung rencana WHO pada tahun 2018 menghilangkan
penyakit polio dari seluruh dunia (WorldHealthOrganization,2013).
Pada tahun 2014, secara nasional angka kejadian nonpolio AFPra tesebesar 2,38/100.000
populasi anak <15 tahun yang berarti telah mencapai standar minimal penemuan. Sebanyak 22
provinsi (64,7%) telah mencapai standar specimen dekuat pada tahun 2014.Dari 34 provinsi,24
diantaranya (70,6%) telah mencapai target nonpolio AFP rate≥ 2 per 100.000 penduduk kurang dari
15tahun pada tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia,2014).
Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam sistem perawatankesehatan
yaitu rendahnya kesadaran dan tidakadanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi, oleh karena itu
pengetahuan dan sikap orangtua terutama ibu sangat penting untuk memahami tentang manfaat
imunisasi. Pengetahuan ibu tentang imunisasi mempengaruhi terhadap pelaksanaan imunisasi, bila
pengetahuan ibu tentang imunisasi kurang, tidak merasa butuh atau sekedar ikut-ikutan tentunya
pemberian imunisasi pada anaknya tidak sesuai dengan jadwal baik waktu maupun jaraknya,apabila
pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi baik diharapkan pemberian imunisasi biasanya
sesuai jadwal,sehingga program imunisasi memenuhi kuantitas dan kualitas kesehatan bayi.
Akhirnya berdampak pada peningkatan status kesehatan dan sumber daya masyarakat dimasa depan
(Ranuh,2006).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit POLIOMIELITIS?
2. Apa etiologi penyakit POLIOMIELITIS?
3. Bagaiman patofisiologi penyakit POLIOMIELITIS?
4. Bagaimana manifestasi klinis penyakit POLIOMIELITIS?
5. Bagaimana epidemiologi penyakit POLIOMIELITIS?
6. Bagaimana pemeriksaan dignostik penyakit POLIOMIELITIS?
7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit POLIOMIELITIS?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari penyakit POLIOMIELITIS.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit POLIOMIELITIS.

D. Manfaat penulisan
1. Dapat mengetahui konsep medis dari penyakit POLIOMIELITIS.
2. Dapat mengetahui asuhan keperawatan penyakit POLIOMIELITIS.
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Poliomielitis merupakan penyakitmenularyang dapat menyebabkan paralisis i
reversible dan kematian pada anak.Kata poliomielitis berasal dari istilah medis untuk
menggambarkan dampak virus polio pada medulla spinalis.Polio berasal dari
bahasaYunani yang berarti abu-abu dan saraf tulang belakang (myelon).Polio diduga
pertama kali dikenal kira-kira 6000 tahun yang lalu.Pada mumi dari zaman Mesir kuno
ditemukan kelainan kaki, dan pada deskripsi Mesir kuno di tahun 1580-1350 sebelum
Masehiyang digambarkan pendeta muda dengan sebelah kaki atrofi dan telapak kaki pada
posisi equinus.Deskripsi klinis pertama mengenai polio mielitis dibuat oleh Michael
Underwood, seorang dokterdari Inggris yang melaporkan penyakit yang terutama
menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan menetap pada ekstremitas bawah.Pada
awal abad ke-19 dilaporkan kejadian luar biasa poliodi Eropa dan pertama kali dilaporkan di
AmerikaSerikat pada tahun 1843. Namun, angka kejadian polio terus meningkat menjadi
epidemidi awalabadke-20.

B. Etiologi
Virus penyebab polio pertamakali ditemukan ditahun 1909 oleh Karl Landsteiner dan
Erwin Popper,dua anterior medulla spinalis,inti motorik batang otak dan area motorik
korteks otak, menyebabkan kelumpuhan serta atrofi otot.Mengingat penyakit ini
menyebabkan kelumpuhan, maka polio menjadisalah satu penyakit yang penting untuk di
era dikasi secara global.Dunia sangat beruntung karena ditemukan vaksin yang efektif
untuk mencegah polio.Dikenal dua jenis vaksin polio, yaitu oralpoliovaccines(OPV) dan
inactivatedpolio vaccines (IPV).Namun terdapat masalah,yaitu circulating vaccine
derived polio viruses (cVDPVs) dan kejadian vaccine associated paralytic poliomyelitis
(VAPP), yang merupakan kasus polio paralitik yang disebabkan oleh virus vaksin.Maka

pemakaian OPV diubah dari OPV menjadi bOPV.4,5


Di saat ini, dunia hampir tiba pada masa era dikasi penyakit.Para ilmuwan telah
bergabung untuk mendukung program eradikasi polio, dengan target bebas polio di tahun
2018, melalui Eradication and Endgame Strategic Plan, suatu strategi gerakan Global

Polio Eradication Initiative(GPEI).1


C. Potagenesis
Virus polio ditularkan lewat jalur fekal-oral. Polio virus masuk kedalam tubuh melalui
mulut,menginfeksi sel yang pertama ditemuinya,yaitu difaring dan mukosa saluran cerna.
Virus ini masuk dan berikatan dengan immunoglobulin-likereceptor,yang dikenal sebagai
reseptor polio virus atau CD155,pada membrane sel. 10 Di dalam sel-sel saluran cerna, virus
ini bertahan selama sekitar 1 minggu, kemudian menyebar ketonsil,jaringan limfoid saluran
cerna dan kelenjar limfa mesenteric dan servikal dimana virus ini berkembang
biak.Selanjutnya,virus ini masuk kedalam aliran darah.Polio virus dapat bertahan dan
berkembang biak dalam darah dan kelenjar limfa untuk waktu lama,kadang-kadang hingga
17 minggu.11
Apabila infeksi berlanjut,virus akan menyebar lebih luas pada jaringan
retikuloendotelial lainnya.Dilaporkan 95% infeksi primeriniasimtomatik,dan pada 4%-8%
infeksi sekunder akan muncul sebagai gajala infeksi virus nons pesifik.Apabila infeksi
tersebut sudah menginvasi system saraf,dapat terjadi meningitisaseptik pada 1%-2% kasus,
dan terjadi polio paralitik pada 0,1%-1% kasus.
Denervasi jaringan otot skelet sekunder oleh infeksi polio virus dapat menimbulkan
kelumpuhan.12Tanda-tanda awal polio paralitik ialah panas tinggi, sakit kepala,kelemahan pada
punggung dan leher,kelemahan asimetris pada berbagai otot, peka dengan sentuhan, susah
menelan,nyeri otot, hilangnya refleks superfisial dan
dalam,parestesia,iritabilitas,konstipasi,atau sukar buang air kecil.Kelumpuhan umumnya
berkembang 1-10 hari setelah gejala awal mulai timbul Prosesnya berlangsung selama 2-3
hari, dan biasanya komplit seiring dengan turunnya panas.13

Poliospinal
Poliospinal adalah tipe polio mielitisparalisis yang paling sering akibat invasi virus
pada motor neuron di kornu anterior medulla spinalis yang bertanggung jawab pada
pergerakan otot-otot,termasuk otot-otot interkostal,trunkus,dantungkai.14Kelumpuhan
maksimal terjadi cukup cepat (2-4hari),dan biasanya timbul demam serta nyeri otot.15 Virus
dapat merusak otot-otot pada kedua sisi tubuh,tetapi kelumpuhannya paling sering
asimetris.Kelumpuhan sering kali lebih berat di daerah proksimal dari pada distal.16

Poliobulbar
Terjadi kira-kira 2% dari kasus polio paralitik.Polio terjadi ketika polio virus
menginvasi dan merusak saraf-saraf di daerah bulbar batang otak. 4Destruksi saraf-saraf ini
melemahkan otot-otot yang di persarafiner vuskranialis,menimbulkan gejala ensefalitis,dan
menyebabkan susah bernafas,berbicara,dan menelan.9 Akibat gangguan
menelan,sekresimukuspadasalurannapasmeningkat,yangdapatmenyebabkankematian.13

Poliobulbospinal
Kira-kira 19% dari semua kasus polio paralitik yang memberikan gejala bulbar dan
spinal; subtipe ini dikenal dengan polio respiratori atau polio bulbo spinal.4Polio virus
menyerang nervus frenikus,yang mengontrol diafragma untuk mengembangkan paru-paru
dan mengontrol otot-otot yang dibutuhkan untuk menelan.16
.
D. Manifestasi klini
Gejala klinik
Gejala klinik bermacam-macam dan digolongkan sebagai berikut:17

1. Jenis asimtomatis
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala klinik sama sekali karena daya
tahan tubuh cukup baik. Jenis ini banyak terdapat waktu epidemi.
2. Jenis abortif
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala seperti infeksi
virus lainnya,yaitu:malaise,anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala,nyeri tenggorokan,
konstipasi dan nyeriabdomen.
3. Jenis non-paralitk
Gejala kliniknya hamper sama dengan polio mielitis abortif, hanya nyeri
kepala,nausea,dan muntah lebih hebat.Terdapat tanda-tanda rangsangan meningeal tanpa
adanya kelumpuhan.Suhu bisa naik sampai 38-39oC disertai nyeri kepala dan nyeri
otot.Bila penderita ditegakkan,kepala akan terjatuh kebelakang (headdrops).Bila penderita
berusaha duduk dari sikap tidur maka kedua lututnya ditekuk dengan menunjang
kebelakang dan terlihat kekakuan otot spinal (tripodsign).
4. Jenis paralitik
Gejala kliniknya sama seperti pada jenisnon-paralitik,kemudian disertai kelumpuhan yang
biasanya timbul 3 hari setelah stadium preparalitik.

E. Epidemiologi
Pada tahun 1988,menteri kesehatan dari berbagai negara anggota World Health
Organization (WHO) menyerukan gerakan eradikasi polio.Hasil dari gebrakan ini adalah
menurunnya insidens polio lebih dari 99% pada tiga regional WHO(Amerika,Pasifik Barat,
dan Eropa) dan mendapat sertifikasi bebas polio.Program intense funtukera dikasi polio di
Asia Tenggara dengan menggunakan trivalent OPV (tOPV) menyebabkan penurunan angka

kejadian polio.7 Tahun2012disebutsebagaititikbalikbaginegara-


negaraendemispolio.Kasusbaruinfeksiviruspolioliar

berkurang dari perkiraan 350.000 kasus di 125 negara (pada tahun 1988) menjadi hanya

748 kasus ditahun 2000, dan kurang dari 250 kasus di lima Negara pada tahun 2012.1,7India

dinyatakan telah berhasil menghentikan transmisi virus polio liar di tahun2011. 1 Saat ini,
hanya tinggal dua negara yang masihendemis polio, yaitu Pakistan dan Afganistan. Nigeria
yang sebelumnya juga termasuk Negara endemis,sudah tidak melaporkan lagi kasus polio liar

sejak 24 Juli 2014 dengan didukung oleh survey llance AFP yang baik.14

F. Pemeriksaan diagnostic
Diagnosis polio mielitis para litik ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu adanya
kelumpuhan flaksid yang mendadak pada salah satu atau lebih anggota gerak dengan refleks
tendon yang menurun atau tidak ada pada anggota gerak yang terkena,yang tidak
berhubungan dengan penyebab lainnya,dan tanpa adanya gangguan sensori atau kognitif.18
Virus polio dapat diisolasi dan dibiakkan dari bahan hapusan tenggorok pada minggu
pertama penyakit,dan dari tinja sampai beberapa minggu.Bila pemeriksaan isolasi virus tidak
dapat dilakukan,maka dipakai pemeriksaan serologi berupa tesnetralisasi dengan.

Memakai serum pada fase akut dan konvalesen. Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan
complementfixation (CF). Diagnosis laboratorik biasanya berdasarkan ditemukannya polio
virus dari sampel feses atau dari hapus anfaring.Antibodi dari polio virus dapat
didiagnosis,dan biasanya terdeteksi di dalam darah pasien yang terinfeksi.Hasil analisis
cairan serebrospinal yang diambil dari pungsi lumbal didapati adanya peningkatan jumlah
leukosit serta protein juga sedikit meningkat.Dapat juga dilakukan pemeriksaan khusus
yaitu kecepatan hantar saraf dan elektromiografi.4
Diagnosis bandingialah meningitis tuberkulosis,sindroma Guillain-
Barre,mieltistransversa,dan ensefalitis.19

G. Penatalaksanaan

Terdapatbeberapahalpentingyangperludiperhatikan, yaitu:24,25
1. Istirahatselamafaseakut.
2. Penderitadiisolasiselamafaseakut.
3. Terapisimtomatikuntukmeringankangejala.

4. Dilakukan fisioterapi untuk mengurangi kontraktur,atrofi,dan atoniotot.Otot-


otot yang lumpuh harus dipertahankan pada posisi untuk mencegah deformitas. Dua hari
setelah demam menghilang dilakukan latihan gerakan pasif dan aktif.
5. Akupunktur dapat dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan
6. Terapi ortopedik dilakukan bila terjadi cacat karena kontraktur dan subluksasi akibat
terkenanya otot di sekitar sendi dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS
An. N usia 3 tahun datang ke IGD pada 20-12-2020 / 10:15 WIB, ibu pasien mengatakan
bahwa tiba-tiba anaknya merasa lemas di sekujur tubuhnya, dengan gejala awal demam
kemudian disertai pusing, mual dan munta hingga sekarang tidak mampu berdiri dan berjalan.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapat S : 38,8°C, RR : 24 x/mnt, N : 90 x/mnt.
Menurut keterangan ibu klien, An. N belum mendapatkan vaksin polio.
A. PENGKAJIAN
Ruang : Ruang Lili
Tanggal/Jam MRS : 20-12-2020 / 10:15 WIB
Diagnosa Medis : Poliomielitis
No. Reg : 01.20.56
Tanggal/Jam Pengkajian : 20-12-2020 / 11:35 WIB
1. BIODATA
a) Identitas Pasien
Nama : An. N
Tempat tanggal lahir : Sumber Sari, 13-03-2018
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Desa Sumbersari, Kec. Gedongtataan, Kab. Pesawaran
Tanggal masuk : 20-12-2020
Tanggal pengkajian : 20-12-2020
Diagnosa medik : Poliomielitis

b) Identitas orang tua


1) Ayah
a. Nama : Tn. L
b. Usia : 35 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa Sumbersari, Kec. Gedongtataan, Kab. Pesawaran
2) Ibu
a. Nama : Ny. K
b. Usia : 32 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa Sumbersari, Kec. Gedongtataan, Kab. Pesawaran

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan utama : Pasien merasa lemas di sekujur tubuhnya
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu pasien mengatakan bahwa tiba-tiba anaknya merasa lemas di sekujur
tubuhnya, dengan gejala awal demam (38,8°C), kemudian disertai pusing, hingga
sekarang tidak mampu berdiri dan berjalan. Imunisasi polio (-).RR : 24 x/mnt, N :
90 x/mnt.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
- Riwayat Tumbuh Kembang Anak :
Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir, BCG diberikan
saat lahir, Polio oral belum pernah diberikan.
- Status gizi : baik tahap perkembangan anak menurut teori psikososial anak :
Klien An. N mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan, dan
minuman serta kenyamanan dari orang tua sendiri.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
- Komposisi keluarga : keluarga berperan aktif terutama ibu klien An. N dalam
merawat klien.
- Lingkungan rumah dan komunitas : lingkungan sekitar rumah berada di sekitar
pemukiman kumuh.

3. Pengkajian pemenuhan kebutuhan


a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : normal
Setelah sakit : nafsu makan berkurang
b. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit :
BAB : normal 1x sehari, warna kecoklatan, tekstur lunak, aroma khas feses.
BAK : Normal, warna kekuningan, aromatik
- Setelah sakit :

BAB : konstipasi
BAK : Normal, warna kekuningan, aromatik

c. Aktufitas dan Latihan

Kemampuan merawat diri 0 1 2 3 4


Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan mobilitas di tempat tidur √
Kemmapuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Ket : 0 = mandiri 1= menggunakan alat bantu 2= dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat 4= tergantungan total

d. Tidur dan Istirahat


Sebelum sakit : 10 jam sehari, 2 jam tidur siang, 8 jam tidur malam
Setelah sakit : sering terbangun

e. Konsep Diri
Klien belum mampu memaparkan konsep dirinya karena klien masih berusia 2
tahun 9 bulan.

f. Seksual Dan Reproduksi


Klien belum berkeluarga

g. Pola Peran Hubungan


Sebelum sakit : interaksi dengan keluarga, teman, dan lingkungan baik.
Setelah sakit :pasien mengalami perubahan pada interaksi keluarga, teman.
Lingkungan. Aktivitas meningkat, tetapi terganggu.

h. Manajemen Koping Stress


Sebelum sakiT : baik
Setelah sakit : klien belum mampu memaparkan secara tepat keadaan
jiwanyakarena klien masih balita, klien dibantu dengan orang
tua (ibu)untuk menyelesaikan masalahnya.

i. Sistem Nilai Dan Keyakinan


Sebelum sakit : pasien beragama islam
Setelah sakit : klien tidak pernah melakukan sholat karena keterbatasan
aktivitasakibat nyeri sendi.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Breath : 24x/mnt, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan,
suhu38,8°C
2. Blood : 90/mnt
3. Brain : gelisah (rewel), pusing
4. Bladder : normal
5. Bowel : mual, muntah, anoreksia, konstipasi
6. Bone : latergi/ kelemahan, tungkaki kanan mengalami kelumpuhan, pasien
tidak
mampu berdiri dan berjalan

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium : pada pemeriksaan sample feses ditemukan adanya
Poliovirus.
Pada pemeriksaan serum ditemukan adanya peningkatan antibody.

D. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


.
1 DS : ibu klien mengatakan belum Proses infeksi Hipertermi
pernah diimunisasi polio
DO : demam, Suhu 38,8°C,
adanya peningkatan antibody

2 DS : pasien mengatakan lemas, Anoreksia Perubahan nutrisi


mual, muntah Mual muntah kurang dari
DO : konstipasi kebutuhan tubuh
3 DS : ibu klien mengatakan badan Paralysis Hambatan
klien lemas disekujur tubuhnya, mobilitas fisik
tungkai kanan sulit digerakkan
DO : tidak mampu berdiri dan
berjalan, letergi

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2. Perubahn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan paralysis
F. RENCANA ASUHAN KEPERWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


. Keperawata
n
1 Hipertermi Setelah dilakukan Perawatan Perawatan Demam
b.d Proses asuhan Demam 1. Untuk mencegah

infeksi keperawatan 1. Pantau suhu dan kedinginan tubuh


DS : ibu selama 3 x 24 tanda-tanda yang berlebih
klien jam, diharapkan vital lainnya 2. Untuk

mengatakan masalah 2. Monitor warna menghindari

belum hipertermi dapat kulit dan suhu terjadinya aspirasi

pernah teratasi dengan 3. Monitor asupan 3. Untuk mencegah

diimunisasi kriteria hasil : dan keluaran, dehidrasi

polio Termogulasi sadari 4. Untuk emmbantu

DO : - Tidak perubahan dalam penurunan

demam, mengalami kehilangan suhu tubuh yang

Suhu peningkatan cairan yang tak berlebih

38,8°C, suhu kulit dirasakan 5. Untuk

adanya - Tidak 4. Beri obat atau menghindari

peningkatan dehidrasi cairan IV peningkatan risiko

antibody - Tidak 5. Jangan beri sindrome reye

mengalami aspirin untuk (pembengkakan

perubahan anak-anak otak)

warna kulit 6. Dorong 6. Untuk mengganti

- Tidak konsumsi cairan cairan yang hilang

mengalami 7. Mandikan akibat peningkatan

sakit kepala pasien dengan suhu tubuh


- Tingkat spons hangat 7. Dapat membantu
pernapasan dengan hati-hati dalam penurunan
normal 8. Tingkatkan suhu tubuh
sirkulasi udara 8. Untk mencegah
9. Lembabkan terjadinya
bibir dan kesulitan bernafas
mukosa hidung 9. Untuk mencegah
yang kering terjadinya
dehidrasi

2 Perubahn Setelah dilakukan Manajemen Manajemen


nutrisi asuhan Gangguan Makan Gangguan Makan
kurang dari keperawatan 1. Kolaborasi 1. Untuk

kebutuhan selama 3 x 24 dengan tim mencukupi

tubuh b.d jam, diharapkan kesehatan lain asupan

anoreksia, masalah nutrisi untuk sehingga

mual dan kurang dai mengembangk output dan

muntah kebutuhan tubuh an rencana input


DS : pasien dapat teratasi perawatan seimbang.
mengatakan dengan kriteria dengan 2. Untuk

lemas, mual, hasil : melibatkan mencapai

muntah Status Nutrisi klien dan berat badan


DO : - Asupan gizi orang-orang idealdan
konstipasi tercukupi terdekat merangsang
- Asupan cairan dengan tepat anak agar
terpenuhi 2. Tentukan makan lebuh
- Asupan makan pencapaian banyak
terpenuhi berat badan 3. Mengetahui

harian sesuai nutrisi yang

keinginan baik untuk


3. Ajarkan dan masa
dukung pertumbuhan
konsep nutrisi 4. Mengetahui

yang baik intake dan

dengan klien output anak


4. Monitor 5. Mengetahui

intake/asupan perkembangan

dan asupan anak

cairan dengan 6. Mengetahui

tepat agar terhindar

5. Monitor dari penurunan

asupan kalori berat badan

makanan secara drastis

harian
6. Monitor
perilaku klien
yang
berhubungan
dengan pola
makan,
penambahan
dan
kehilangan
berat badan

3 Hambatan Setelah dilakukan Peningkatan Peningkatan


mobilitas asuhan Mekanika Tubuh Mekanika Tubuh
fisik keperawatan 1. Edukasi pasien 1. Kelelahan yang

berhubunga selama 3 x 24 tentang dialmai dapat

n dengan jam, diharapkan pentingnya mengindikasikan


paralysis masalah hambatan postur tubuh keadaan anak
DS : ibu mobilitas fisik yang benar 2. Untuk mencegah
klien dapat teratasi untuk penumpukan
mengatakan dengan kriteria mencegah limbah otak yang
badan klien hasil : kelelahan, dapat
lemas Pergerakan ketegangan menyebabkan
disekujur - Kesimbangan atau injuri penyakit dimensia.
tubuhnya, ada 2. Bantu untuk 3. Untuk menilai

tungkai - Cara berjalan mendemonstra kemampuan pasien

kanan sulit normal sikan posisi dalam

digerakkan - Gerak otot tidur yang mempertahankan


DO : tidak normal tepat gerak secara aman
mampu - Gerak sendi 3. Gunakan 4. Untuk membantu

berdiri dan normal prinsip dalam

berjalan, - Dapat mekanika menghindari rasa

letergi berjalan tubuh ketika sakit


- Dapat menangani 5. Dapat
bergerak pasien dan meningkatkan
dengan memindahkan aliran darah ke
mudah peralatan otot dan
- Kinerja 4. Bantu meningkatkan
pengaturan pasien/keluarg suhu sehingga otot
tubuh normal a untuk menjadi lebih

mengidentifik lentur dan

asi latihan mencegah

postur tubuh terjadinya cidera

yang sesuai 6. Mengetahui untuk

5. Bantu pasien pencegahan cedera

untuk memilih sendi


aktivitas 7. Untuk
pemanasan menghindari dan
sebelum memilah aktivitas
memulai yang cocok untuk
latihan yang rehabilitasi
tidak
dilakukan
secara rutin
sebelumnya
6. Monitor
perbaikan
postur tubuh
7. Beri informasi
tentang
kemungkinan
posisi
penyebab
nyeri otot atau
sendi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta
minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar).
Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya,
termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup
dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
1. Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10
hari.
2. Menutup tempat penyimpanan air
3. Mengubur sampah
4. Menaburkan larvasida.
5. Memelihara ikan pemakan jentik
6. Pengasapan
7. Pemakaian anti nyamuk
8. Pemasangan kawat kasa di rumah.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan
malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai
dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini
dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada
benda-benda yang menggantung.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Polio mielitis. Manado: Instalasi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK


Unsrat Manado,2008;p.12-8.
AngliadiLS.Rehabilitasi medic pada stroke.Stroke update. Manado: SMF/Instalasi
Rehabilitasi Medik RSU Prof. Dr. R. D.Kandou Manado,2001;p.56-69.
Iqbal. 2012. Imunisasi Polio
.https://muhiqbal6.wordpress.com/2012/10/12/imunisasi-polio/. Diakses pada tanggal 31Mei
2016.
Kemenkes,RI.2015.Petunjuk Tekhnis PekanImunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun
2016 .http://www.indonesian-publichealth.com/pin-polio-tahun-2016/.
Diakses pada tanggal31Mei2016
WHO. 2013. Tahun 2018 Polio End
Game.http://selukbelukvaksin.com/target-who-tahun-2018-polio-end-game/. Diakses pada
tanggal 31 Mei 2016
NikeSusanti*,BambangHeriyanto,HernaPuslitbangBiomedisdanTeknologiDasarKese
hatan,Balitbangkes,KemenkesRI
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Health care),Volume11,No.3,Juli2017:175-179

Anda mungkin juga menyukai