Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK REPORTASE

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


JURNALIS PENDIDIKAN

OLEH :
KELOMPOK III

1. RESTI PURNAMA SARI


2. YEZA SEPTI NS

DOSEN PENGAMPUH : YULITA HANDAYANI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindunganya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Ucapan
terima kasih juga kepada Ibu Yulita Handayani, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah
Jurnalistik Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga
secara langsung menambah pengetahuan kami.
Makalah ini membahas tentang Teknik Reportase, yang mana merupakan
suatu hal yang memiliki peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan,
dengan terselesaikanya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan
pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait
dengan Teknik Reportase. Harapan kami juga semoga apa yang ditulis
didalamnya memiliki nilai akademis yang menunjang pengetahuan akademis kita,
untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan kita demi
terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,untuk itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dan pembaca yang besifat membangun untuk lebih
meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun
sistematika dan cara penulisanya.

Manna, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reportase 3
B. Jenis-Jenis Reportase 5
C. Strategi Materi dalam Reportase 6
D. Bentuk Arus Informasi dalam Reportase 7
E. Kelayakan Berita dalam Reportase 8
F. Tahapan-Tahapan dalam menulis Berita dalam Reportase 9
G. Teknik Menulis Berita dalam Reportase 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran media massa di tengah perkembangan Ilmu dan teknologi
semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada khalayak pun harus
semakin cepat dan tepat. Ketidaktepatan informasi yang sampai kepada
khalayak akan menimbulkan ketidakpercayaan khalayak terhadap media massa
tersebut dan ketidak tepatan menyampaikan informasi akan mengurangi
kepercayaan pembaca. Perkembangan teknologi yang semakin canggih,
menuntut kita sebagai manusia untuk memperoleh pengetahuan yang luas
dengan memilih segala bentuk informasi penting melalui dari berbagai media.
Reportase merupakan salah satu sumber informasi yang dianggap
penting untuk di konsumsi. Selain itu, untuk memeperoleh informasi yang
akurat, maka reportase lah solusinya. Berangkat dari permasalahan di atas,
perlu kiranya kita mengkaji tentang reportase yang kami mulai dari pengertian
sampai teknik penulisan reportase yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian reportase ?
2. Apa saja jenis-jenis reportase ?
3. Apa saja strategi materi dalam reportase ?
4. Bagaimana bentuk arus informasi dalam reportase ?
5. Bagaimana jenis kelayakan berita dalam reportase ?
6. Bagaimana tahapan-tahapan dalam menulis berita dalam reportase ?
7. Bagaimana teknik menulis hasil reportase ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian reportase
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis reportase
3. Untuk mengetahui apa saja strategi materi dalam reportase

1
2

4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk arus informasi dalam reportase


5. Untuk mengetahui bagaimana jenis kelayakan berita dalam reportase
6. Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan dalam menulis berita dalam
reportase
7. Untuk mengetahui bagaimana teknik menulis hasil reportase
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Reportase
Menurut Yumaldi (2004), Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam
meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi
langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu
mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Di sini, reporter
selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan
informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung,
misalnya, latar belakang peristiwa, maksud dan tujuan, dalam rangka apa
peristiwa diadakan, hal serupa kapan pernah diadakan, dll.
Menurut Steve Weinberg Reportase berasal dari bahasa Latin,
reportare, yang berarti membawa pulang sesuatu dari tempat lain. Bila
dikaitkan dengan kegiatan jurnalisme, hal itu menjelaskan seorang jurnalis
yang membawa laporan kejadian dari suatu tempat, di mana telah terjadi
sesuatu. Sedangkan investigasi berasal dari bahasa Inggris investigative, yang
asalnya juga dari bahasa Latin, vestigum artinya jejak kaki. Pada sisi ini
menyiratkan pelbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta. Reportase
investigasi merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari, menemukan,
dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan
yang merugikan kepentingan.
Reportase berasal dari kata report, yang berarti melaporkan atau
memberitakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reportase
adalah pemberitaan, pelaporan, dan laporan kejadian yang berdasarkan
pengamatan atau sumber tulisan.
Kesimpulannya adalah reportase merupakan kegiatan dari dunia
jurnalistik yang berupa pencarian data dan fakta secara mendalam sehingga
dapat mengantarkan masyarakat kepada satu kesimpulan pendapat melalui
berbagai media elektronik maupun media cetak.

3
4

Reportase Dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang


digunakan untuk penulisan karya jusnalistik. Objek pengumpulan data tersebut
dapat berupa manusia, makhluk hidup selainmanusia, buku-buku, tempat
bersejarah, dan sebagainya. Suatu reportase disebut sebagaiwawancara jika
objek reportasenya adalah manusia.
Contoh Reportase: Meliput Seminar
1. Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara,
jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah (jika ada),
mengambil foto/memotret (jika tidak ada fotografer), lalu wawancara
panitia, narasumber, dan peserta jika diperlukan.
2. Wartawan datang ke lokasi aksi unjuk rasa. Di sana ia mengamati jalannya
aksi demo, jumlah demonstrasn, tuntutan demonstran, menyimak orasi,
mengambil “pernyataan sikap” (jika ada), mengambil foto/memotret (jika
tidak ada fotografer), lalu wawancara pemimpin massa (korlap) dan
sebagainya.
Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H:
What (kejadian/acara apa)
Who (siapa yang mengadakan, menghadiri, dan mengisi)
When (kapan/waktu)
Where (tempat atau lokasi kejadian)
Why (tujuan acara, latar belakang)
How (bagaimana jalannya acara).
Dalam kasus aksi unjuk rasa, maka unsur berita 5W+1H tadi bisa disusun
seperti ini:
What = aksi unjuk rasa
Who = organisasi, lembaga, atau massa pengunjuk rasa
When = waktu unjuk rasa, misalnya “Senin (20/10/2013)”
Where = tempat atau lokasi unjuk rasa, misalnya “di depan Gedung Sate
Bandung”
Why = tujuan unjuk rasa, penyebab unjuk rasa, dan tuntutan pengunjuk rasa
5

How = bagaimana jalannya aksi unjuk rasa: bentrok dengan aparat, tertib,
diguyur hujan, dsb.
Teknik Reportse merupakan keterampilan utama yang harus dimiliki
wartawan, selain keterampilan menulis berita (news writing skill) dan
editing.
2. Jenis-jenis Reportase
Dari pengertian reportase di atas mengantarkan pembagian jenis
terhadap reportase. Menurut Koesworo dkk membagi reportase menjadi:
1. Reportase Sederhana
Reportase sederhana merupakan laporan-laporan yang dibuat oleh
wartawan yang disajikan secara sederhana. Reportase sederhana bisa berupa
laporan hasil perjalanan keliling. Reportase sederhana juga berupa laporan
atau deskripsi tentang suatu peristiwa atau kegiatan yang memperhitungkan
nilai berita. Reportase sederhana dapat disamakan dengan reportase faktual
yang dikemukakakan Jacob Oetama (1987;195), yaitu reportase yang
melihat suatu peristiwa hanya dari satu dimensi, dimensi linier, kronologi
kejadian, itupun dilakukan secara sekilas.
2. Reportase Mendalam
Reportase ini mempunyai 3 jenis yaitu,
a. Reportase interpretatif
Pada umumnya, reportase interpretatif dikerjakan oleh banyak
wartawan. Reportase model ini, bertujuan untuk menjelaskan
permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misalnya,
banyaknya remaja yang bunuh diri, semakin merajalelanya pencopet dan
penodong. Permasalahan ini disusun menjadi reportase dengan data-data
yang dianalisis dari para pakar yang diwawancarai para wartawan
disajikan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi. Dalam bukunya
yang berjudul Kiat Praktis Jurnalistik, Yurnaldi mendefinisikan reportase
interpretatif sebagai pengungkapan peristiwa yang disertai usaha
memberikan arti pada peristiwa tersebut, menyajikan informasi. Jacob
Oetama (1987 : 195) juga menegaskan, dalam reportase interpretatif
6

dikaji latar belakang peristiwa, diperkirakan arah kecenderungan


perkembangan peristiwa, dihubungkan dengan peristiwa lain yang akan
memberi kelengkapan dan memperjelas makna dari peristiwa pokok yang
dijadikan berita. Lebih jelasnya, untuk menyusun reportase interpretatif,
wartawan terlebih dahulu mengumpulkan suatu analisis, kajian, dan
interpretasi beberapa narasumber.
b. Reportase partisipatif
Pada dasarnya, reportase ini merupakan reportase yang lebih
banyak ditentukan oleh permasalahan yang akan disajikan. Reportase
partisipatif dibuat untuk menyajikan kehidupan sosial yang sebenarnya
terjadi.
c. Reportase investigatif
Reportase investigatif adalah reportase yang mengangkat kasus-
kasus kehidupan sosial yang ada. Kasus yang dipilih biasanya yang
benar-benar berbobot untuk disajkan. Awalnya, permasalahan ini
kelihatan samar-samar tapi benar-benar terjadi. Sebelum reortase ini
disusun, wartawan perlu mengumpulkan data dengan penelitian yang
berkesinambungan, sehingga tercipta laporan yang akurat, lengkap, dan
bisa dipertanggungjawabkan. Karena untuk pengumpulan data harus
dilakukan penelitian atau pelacakan, maka reportase ini disebut reportase
investigatif. Para wartawan investigatif tidak mengikuti agenda orang
lain karena mereka sendirilah yang memutuskan apa yang bernilai untuk
diliput, bukan karena seorang pejabat atau seseorang lain yang meminta
mereka meliput sesuatu. (Hikmat Kusumaninggrat dan Purnama
Kusumaninggrat, 2006: 259).
Permasalahan yang bisa diangkat misalnya: pejabat yang banyak
memiliki istri simpanan, Roti pemicu kanker, dan sebagainya.
3. Strategi Materi dalam Reportase
Reportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun
tunda, dari lokasi peristiwa. Disini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat
7

di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya


dengan peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya:
1. Latar belakang,
2. Maksud tujuan,
3. Dalam rangka apa peristiwa diadakan,
4. Hal serupa kapan pernah diadakan, dan lain –lain.
Sifat reportase adalah sistematis dan kronologis. Naskah reportase
berbentuk pointers yang berisi hal-hal penting saja dan yang ada kaitan dengan
apa yang dilaporkan. Di sini, reporter dalam melakukan reportase tinggal
mengombinasikan apa yang dilihatnya dengan referensi lain yang relevan, yang
sudah dicatat dalam bentuk pointers. Dalam proses reportase ini, reporter
dituntut memiliki keterampilan dalam melaporkan, dan keterampilan ini hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman. Semakin banyak melakukan reportase,
seorang reporter akan semakin matang dalam melakukan reportase langsung di
lapangan. Sebelum melakukan reportase, seorang reporter perlu
mempersiapkan diri secara sempurna, khususnya mencari bahan-bahan
reportase yang relevan. Misalnya, pada peristiwa “Peringatan Hari Angkatan
Bersenjata RI 5 Oktober”, materi reportase yang harus dipersiapkan antara lain:
4. Sejarah ABRI,
5. Siapa inspektur upacara dan komandan upacaranya,
6. Latar belakang komandan upacara,
7. Pasukan yang ikut upacara,
8. Atraksi yang ditampilkan, dan lain-lain.
Dengan bahan-bahan yang telah dipersiapkan secara matang sebelum
melakukan reportase, reporter tidak akan kehabisan bahan dan kata-kata
sehingga reportase dapat berjalan dengan lancar, tanpa ada kesalahan sedikit
pun.
4. Bentuk Arus Informasi dalam Reportase
Di dalam reportase terdapat beberapa bagian bentuk
menginformasikan berita kepada public, diantaranya dengan cara :
a. Siaran Langsung/ Live In
8

Siaran Langsung adalah reportase yang dilakukan secara langsung


di lapangan serta penyiaran gambar secara langsung kepada khalayak. Apa
yang dilaporkan dan gambar apa yang diambil saat itu, langsung
dipancarluaskan atau ditransmisikan, dan secara langsung dapat didengar
atau ditonton oleh khalayak pendengar atau pemirsa. Pada siaran langsung,
kesalahan ucapan reporter dapat langsung diketahui oleh khalayak. Oleh
karena itu, reporter siaran langsung harus lebih ekstra hati-hati dalam
melakukan reportase.
b. Siaran Tunda/ by the Record
Pada siaran tunda, hasil reportase tidak disiarkan secara langsung
kepada khalayak, tetapi direkam dulu dalam pita tape. Materi ini kan
disiarkan sesuai waktu yang telah direncanakan. Jika sewaktu melakukan
reportase terjadi kesalahan, kesalahan ini masih dapat diperbaiki atau
dihilangkan di ruang pengeditan. Hal ini dimungkinkan karena siaranya
bersifat tunda. Materi dapat pula disunting kembali untuk disesuaikan durasi
waktunya dengan alokasi yang tersedia. Masa pengeditan ini disebut
pascaproduksi. Materi siaran yang sudah siap siar disebut materi siap siar.
Dengan demikian, perbedaan antara siaran langsung dan siaran tunda dapat
dilihat dari materi siaranya. Jika “ diambil dan langsung disiarkan” disebut
siaran langsung, tetapi jika“diambil tetapi tidak langsung disiarkan
melainkan direkam dulu” maka disebut siaran tunda.
5. Jenis Kelayakan Berita dalam Reportase
Untuk reportase perlu juga kita memperhatikan kelayakan sebuah
berita. Mulyadi (2003) menunjukkan adanya tujuh kriteria kelayakan berita,
yaitu sebagai berikut :
1. Penting. Pengesahan RUU Sisdiknas bersifat penting karena menyangkut
kepentingan rakyat banyak yang menjadi pembaca media bersangkutan.
Maka, hal tersebut layak menjadi berita. Ini juga relatif tergantung dari
khalayak pembaca yang dituju. Isu SBY, Megawati, dan JK menjadi calon
presiden tentu penting untuk dimuat di HarianRepublika/ Kompas/ Media
9

Indonesia. Namun, kurang penting dimuat di majalah Gadis karena khalayak


pembacanya berbeda.
2. Baru terjadi, bukan peristiwa lama. Peristiwa yang telah terjadi pada
sepuluh tahun yang lalu jelas tidak bisa menjadi berita atau objek reportase.
3. Unik, bukan sesuatu yang biasa. Seorang mahasiswa yang kuliah tiap hari
adalah peristiwa biasa. Akan tetapi, jika mahasiswa berkelahi dengan dosen
didalam ruang kuliah, itu luar biasa.
4. Asas keterkenalan. Kalu mobil Anda ditabrak mobil lain, hal itu tidak pantas
menjadi berita. Namun, kalau mobil yang ditumpangi Sri Sultan ditabrak
mobil lain, itu akan menjadi mobil dunia.
5. Asas kedekatan. Asas kedekatan ini bisa diukur secara geografis maupun
kedekatan emosional. Banjir di Cina yang telah menghanyutkan ratusan
orang masih kalah nilai beritanya dibandingkan banjir yang melanda Jakarta
karena lebih dekat dengan kita yang ada di Indonesia.
6. Magnitude (dampak suatu peristiwa). Demonstrasi yang dilakukan oleh
sepuluh ribu mahasiswa tentu lebih besar dampaknya dibanding demonstrasi
oleh seratus mahasiswa.
7. Tren. Sesuatu bisa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang
meluas di masyarakat. Misalnya, sekarang orang mudah marah dan
membunuh pelaku kejahatan kecil (pencuri, pencopet) dengan cara dibakar
hidup-hidup.
6. Tahapan-Tahapan dalam Reportase
Dilansir dari kompas.com, menurut buku Jurnalis Handal (2019) karya
Ridwan Nuh, reportase mengenal tiga tahapan, di antaranya
1. Reportase Dasar
Teknik peliputan ini adalah yang paling mendasar dan dilakukan
oleh para pemula, dan produk jurnalistiknya merupakan berita langsung atau
straight news.
Straight news biasanya singkat dan hanya terdiri dari dua hingga
enam alinea kalimat, padat, fokus pada inti masalah, juga mengandung
unsur 5W+1H (What, Why, Who, When, Where, dan How).
10

2. Reportase Madya
Tahapan ini lebih kompleks dari reportase dasar karena di
dalamnya mencakup informasi yang lebih banyak dan luas. Reportase
madya akan menghasilkan berita feature yang memiliki fokus pada sisi
human interest.
3. Reportase Lanjutan
Tahapan ini disebut juga dengan news analysis, yang jauh lebih
kompleks dari dua tahapan lain yang sudah disinggung sebelumnya.
Jenis reportase ini enggak hanya berisi berita tapi juga diimbuhi
dengan analisa mendalam tentang pemberitaan yang jadi fokus tulisan,
contohnya laporan investigasi yang biasanya lebih mendalam.
Tiga tahapan reportase yang menggunakan teknik penulisan berbeda akan
menghasilkan tulisan berita yang berbeda ciri khas informasinya.
Menurut Goenawan Moehammad wartawan senior Indonesia tahapan-
tahapan dalam reportase sebagai berikut :
Lapisan pertama : Adalah fakta-fakta permukaan. Seperti: siaran pers,
konferensi pers, pidato, dan sebagainya. Informasi disediakan narasumber
sehingga masih sepihak.
Lapisan kedua : Adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si
reporter. Di sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif,
liputan atas peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa
sudah bergerak di luar kontrol narasumber awal.
Lapisan ketiga : Adalah interpretasi (penafsiran) dan analisis. Di sini si reporter
menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-
penyebabnya, dan konsekuensinya.
7. Teknik Menulis Hasil Reportase
Menurut Bill Koevach Seperti halnya bangunan, kegiatan jurnalistik,
berdasarkan teknik-tekniknya bisa dikelompokkan kepada tiga jenis :
Reportase interpretatif /dasar → menghasilkan berita langsung (straight news).
Reportase partisipatif / madya (menengah) → menghasilkan berita kisah (news
feature).
11

Reportase/investigatif lanjutan → menghasilkan berita analisis (news analysis).


Semua teknik reportase dasar mutlak diperlukan dalam reportase madya dan
reportase lanjutan. Akan tetapi, banyak teknik-teknik reportase lanjutan yang
tidak perlu dipakai dalam reportase madya dan reportase dasar. Demikian juga
halnya dengan teknik reportase madya dalam reportase dasar.
Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenehi unsur-unsur berita
5 W+1H – What (peristiwa apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu),
Where (dimana kejadiannya), When(kapan kejadiannya), When (mengapa
peistiwa itu terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya). Peristiwa yang
diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual,
faktual, penting, dan menarik. Peristiwanya sendiri secara garis besar terbagi
menjadi dua :
1) Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa
perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar dll.
2) Peristiwa yang tidak terduga kejadiannya, misalnya kebakaran, kriminalitas,
kecelakaan lalu lintas, dsb.
Dari segi subtansi atau jenis peristiwa, reportase bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu beat system dan follow up system. Beat system adalah
sistem pencarian dan pembuatan bahan berita yang mengacu pada beat (bidang
liputan), yakni meliput peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi
pemerintah, atau tempat-tempat yang dimungkinkan munculnya peristiwa,
informasi, atau hal-hal yang bisa menjadi bahan berita. Sedangkan follow up
system adalah teknik meliput bahan berita dengan cara menindaklanjuti (follow
up) berita yang sudah muncul. Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
b. Fainess Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan
berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartawan pertama yang
menyiarkan atau menuliskannya.
12

c. Cover Both Side atau News Balance, yakni perlakuan adil terhadap semua
pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah
pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
Menuliskan Tubuh Reportase
1) Susunlah fakta, data, dan informasi itu sedemikian rupa dengan
menggunakan alinea (paragraf) demi alinea dengan merincinya satu per
satu.
2) Rata-rata panjang kalimat yang mempunyai daya baca yang baik adalah
terdiri dari 20 kata. Ini bukan berarti setiap kalimat panjangnya sedemikian,
tetapi maksimal 45 kata.
3) Jika ternyata ada satu paragraf terlalu panjang segera saja dipotong atau
dijadikan paragraf baru, demi lancarnya penyajian laporan.
4) Dalam menyusun paragraf demi paragraf tersebut, baru diingat faktor yang
menyebabkan kebosanan pembaca karena muatan bacaannya terlalu sarat.
5) Tetaplah mengacu ke pokok permasalahan atau topik, sepanjang menjalin
dan menyusun Data di setiap paragraf.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reportase merupakan kegiatan dari dunia jurnalistik yang berupa
pencarian data dan fakta secara mendalam sehingga dapat mengantarkan
masyarakat kepada satu kesimpulan pendapat melalui berbagai media
elektronik maupun media cetak.
Reportase juga Dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang
digunakan untuk penulisan karya jusnalistik. Objek pengumpulan data tersebut
dapat berupa manusia, makhluk hidup selainmanusia, buku-buku, tempat
bersejarah, dan sebagainya. Suatu reportase disebut sebagaiwawancara jika
objek reportasenya adalah manusia.

B. Saran
Diharapkan kedepannya agar pemberitaan di media dapat ditingkatkan
lagi sumber dan bukti yang akurat yang dicari di lapangan, dan juga wartawan
lebih berhati-hati dalam mencari bukti-bukti dilapangan karena wartawan
sudah memiliki beberapa aturan hukum diantara nya aturan hukum pers dan
undang-undang penyiaran yang tidak bisa dilanggar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yanuar. Dasar-Dasar Kewartawanan. 1992. Padang: Angkasa Raya.


Ermanto. Wawasan Jurnalistik Praktis. 2005 Yogyakarta: Cinta Pena.
Hikmat Kusumaninggrat, Purnama Kusumaninggrat. Jurnalistik Teori dan
Praktik. Bandung: PT. Rosdakarya.
Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis. 2009. Jakarta: Erlangga.
M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. 2009. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Yurnaldi. Kiat Praktis Jurnalistik. 1992. Padang: Angkasa Raya.
Husna. Muhammad. 2013. Makalah Reportase. Di akses dan di unduh padaa
tanggal 01 Oktober 2022 Jam 10.05 WIB melalui

http://muhammad-husna.blogspot.com

Husna. Muhammad. 2014. Pengertian Jurnalistik dan Mengenal Reportase serta


Teknik dan tahapannya. Di akses dan di unduh padaa tanggal 01 Oktober
2022 Jam 12.10 WIB melalui www.komunikasipraktis.com

Anda mungkin juga menyukai