Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAJI DAN UMROH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


FIQIH

OLEH :
KELOMPOK VI

1. MARSILEN FOLANDIA
NIM : 20.01.0071
2. FENTI AYU AHLI JANNAH
NIM : 20.01.00
3. ROMI ISWANDI, ST
NIM : 20.01.0085

DOSEN PENGAMPUH : KERMI DIASTI, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia sehingga oleh karena-Nya kami dapat
menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fiqih ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Fiqih.
Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak dan partisifasi anggota kelompok, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas
ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kelompok kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Manna, Mei 2021
Penulis
KELOMPOK VI

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji dan Umroh 3
B. Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umroh 3
C. Syarat- Syarat Wajib Haji, Rukun, Sunnah Dan Tata Cara Haji dan
Umroh 5
D. Dam/Denda 10
E. Hikmah Haji dan Umroh 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah
yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah
akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak
macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun
iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji
adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan
harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang
demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan
kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan
satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi
penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum
perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal
yang dapat membatalkan haji dan umrah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian haji dan umroh ?

2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh ?

3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh serta
tata cara ibadah haji dan umroh ?

4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh ?

5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh ?


1
2

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian haji dan umroh.

2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji dan umroh.

3. Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji dan umroh serta tata cara
ibadah haji dan umroh.

4. Mengetahi dam/denda saat haji dan umroh.

5. Mengetahui hikmah melaksanakan haji dan umroh.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAJI DAN UMROH


Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu”
atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology)
berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa
amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu
tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata
mencari ridho Allah.
Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan
menurut syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di
sekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau
menggunting rambut.

B. TUJUAN, DASAR HUKUM DAN HUBUNGAN HAJI DAN UMROH


A. Tujuan Pelaksanaan Haji dan Umroh
Ibadah Haji dan Umroh merupakan pelaksanaan rukun Islam
yang ke lima. Setiap orang yang melakukan jenis ibadah ini pasti punya
pengalaman spiritual yang berbeda-beda. Bahkan kadangkala terlihat tak
masuk akal atau di luar perkiraan manusia. Patuh dan mau menyerahkan
diri kepada Allah SWT. Itulah wujud utama dari pelaksanaan ibadah haji
dan umroh di tanah suci. Kita memenuhi panggilan Allah dengan
menempuh perjalanan yang panjang, memakan biaya yang banyak serta
waktu yang lama, dan harus berpisah dengan saudara, keluarga serta harta
benda yang kita miliki.
Tujuannya cuma satu, yaitu menjalankan tugas mulia melalui
ibadah dan ritual sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

3
4

B. Dasar Hukum Pelaksanaan Haji dan Umroh


Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ain
bagi yang mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi
rukun Islam dan apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk
haji, maka wajib melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu
dikerjakan pada kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji
wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada
setiap muslim yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat
bahwa mula-mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke
enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
1. Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 97
‫هّٰلِل‬ ٌ ‫ت َبي ِّٰن‬ٌ ۢ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي‬
‫ت َم ِن‬ ِ ‫ان ٰا ِم ًنا ۗ َو ِ َعلَى ال َّن‬
ِ ‫اس ِح ُّج ْال َب ْي‬ َ ‫ت َّم َقا ُم ِاب ْٰر ِه ْي َم ۚە َو َمنْ د ََخلَ ٗه َك‬
‫اع ِالَ ْي ِه َس ِب ْياًل ۗ َو َمنْ َك َف َر َفاِنَّ هّٰللا َ َغنِيٌّ َع ِن ْال ٰعلَ ِمي َْن‬
4َ ‫اسْ َت َط‬

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)


maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu)
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam
2. Al-Hadits
“Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu
bersegera mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan
menyadari sesuatu halangan yang akan merintanginya”.

C. Hubungan Haji dengan Umroh


Didalam ibadah haji, sebenarnya mengandung dua macam ibadah
yang berhubung-hubungan, yaitu :
1) Haji : biasa dikatakan orang haji besar.
5

2) Umroh : biasa dikatakan orang haji kecil.


Didalam Al-Qur’an diperintahkan sebagai berikut :
‫وأت ّموالح ّج والعمرة هلل‬
Untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, dapat dikerjakan
sebagai berikut :
1) Haji Tamattu’ : Lebih utama mengerjakan umroh (haji kecil) hingga
selesai. Kemudian pada waktu haji (haji besar) tanggal 8 Dzulhijjah
melakukan ibadah haji besar sampai selesai.
2) Haji Qiraan : Umroh dan haji dikerjakan menjadi satu, sekali jalan.
3) Haji Ifraad : Pada Syawal-12/13 Dzulhijjah hanya mengerjakan haji
saja, sedang umroh dijalankan sebelum bulan syawal / setelah selesai
mengerjakan haji didalam tahun itu juga.

C. SYARAT-SYARAT WAJIB, RUKUN, WAJIB DAN SUNNAH HAJI


UMROH
1. Syarat-syarat wajib haji dn Umroh
Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji dan Umroh itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat yang tersebut tersebut di bawah ini:
1) Islam
2) Berakal
3) Baligh
4) Merdeka
5) Mampu (kuasa)
2. Rukun haji ada enam perkara :
1) Ihram : Berpakaian ihram dan niat ihram haji
2) Wukuf : Berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
3) Thawaf : Thawaf haji,yang disebut Thawaf Ifadlaah
4) Sa’yi : Berjalan atau lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah
5) Tahallul : Membuka ihram dengan cara menggunting rambut
sedikitnya 3 helai
6) Tertib.
6

3. Wajib Haji
1) Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan.
Batas-batas tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
2) Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
3) Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
4) Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar
Jumrah ketiga-tiganya pada hari-hari Tasyriq.
5) Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena
ihram.
4. Sunnah Haji
1) Mandi untuk ihram.
2) Shalat sunnah ihram 2 raka’at.
3) Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
4) Membaca Talbiyah.
5) Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
6) Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
7) Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
8) Berpakaian ihram yang serba putih.
5. Rukun dan Wajib Umroh
1) Ihram dengan niatnya.
2) Thawaf.
3) Sa’yi.
4) Tahallul.
5) Tertib.
Adapun wajib umrah ada dua perkara yaitu :
1. Ihram dari Miqaat.
2. Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram.
6. Tata Cara Ibadah Haji dan Umroh
1) Tata Cara Ibadah Haji
Ibadah haji adalah ibadah yang disyariatkan di masa ketika
Rasulullah telah berhijrah meninggalkan kota kelahiran beliau Mekkah
7

Al-Mukarramah menuju ke tempat tinggal yang baru, Al-Madinah Al-


Munawarrah. Seperti firman Allah pada Alquran surat Ali Imran ayat
97.
Sebelum memulai, kita harus membaca niat Haji.

nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan


Artinya:
"Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku
sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."
a. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk
melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).
b. Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah,
karena para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk
menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak
ada sumber air.
c. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan
mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram,
sambil ber-talbiyah mengucapkan.
d. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan
shalat zhuhur, ashar, maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap
shalat dikerjakan pada waktunya, namun shalat yang jumlah
rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah
tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9
Dzulhijjah.
e. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke
padang Arafah untuk melakukan wukuf. Kemudian semua jamaah
haji melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di
padang Arafah hingga Maghrib tiba. Disunnahkan bagi jama’ah
untuk singgah di namirah dan jika memungkinkan berdiam di sana
hingga matahari tergelincir, jika memungkinkan.
8

2. Namirah adalah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah,


apabila matahari tergelincir, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan
bagi imam atau orang yang diwakilkan untuk menyampaikan
khutbah di hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi kaum
muslimin, agar kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum
seputar ibadah haji, dan perkara-perkara penting lainnya.
a. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar tanggal 9 dzulhijah
hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Barang siapa yang
melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar, maka ia
dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.
3. Barang siapa yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut
maka hajinya tidak sah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari
ibnu ‘abbas hadits marfu’ “barang siapa yang mengerjakan wukuf
sebelum matahari terbit (pada tanggal 10 dzulhijjah) maka ia telah
mengerjakan haji”. [Disahihkan oleh Al-Albani (No. 5995) dalam
shahihul jami’.
a. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke
Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil
batu untuk melontar jumroh secukupnya.
b. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit,
jamaah haji meneruskan perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan
ibadah melontar Jumroh.
c. Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah
melempar Jumroh yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai
simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu
mencukur rambut atau sebagian rambut.
d. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan
perjalanannya ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau
menyelesaikan Haji.
9

e. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di


Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu
jumrah ‘Ula dan jumrah Wustha.
f. Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan
(Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
g. Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan
(wusta) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
h. Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk
melaksanakan Tawaf Wada’ yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang
ke negara masing-masing.

2) Tata Cara Ibadah Umroh


Sama seperti melaksanakan ibadah haji, kita harus membaca
niat umroh terlebih dahulu

nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika


Allahumma umratan.
Artinya:
"Aku niat melaksanakan umroh dan berihram karena Allah Swt. Aku
sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumroh."
a. Melakukan persiapan umroh yaitu dengan membersihkan diri dari
kotoran dan najis
b. Berniat Ihram dari Miqot dengan membaca "Labbaik Umroh". Miqot
merupakan tempat yang ditentukan Rasulullah SAW untuk jamaah
berucap ihram pertama, bagi yang punya niatan haji atau umroh.
c. Menuju ke Mekkah dengan memperbanyak bacaan talbiah "Labbaik
Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda
wan nimata, laka wal mulk, laa syariika lak"
d. Melakukan Thawaf, dengan ilakukan 7 putaran, dimulai dari Hajar
Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Saat proses tersebut, juga
10

disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan


biasa pada 4 putaran terakhir.
e. Menuju maqam Nabi Ibrahim dengan rakaat pertama membaca surat
Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kaafiruun. Rakaat
kedua membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat
Al-Ikhlas.
f. Melakukan Sai yang merupakan berlari-lari kecil diantara Bukit
Shafa dan Marwa. Saat di Bukit Shafa, jamaah diperintahkan untuk
naik ke atas bukit, lalu menghadap Kabah dari atas. Dan bacalah
sebanyak 3x "Laa illaha illallahu wahdahulaa syariikalahuu,
lahuulmulku wa lahuul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa
kullii syai'in qadiir" saat melihat ka'bah.
g. Bertahallul sebagai bentuk akhir pelaksanaan ibadah umroh untuk
laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai
gundul tidak mengapa. Sedangkan untuk tata cara umroh wanita
hanya dicukur ala kadarnya.

D. DAM/DENDA
1. Macam-macam Dam/Denda
a. Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk
disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti
dengan puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari
bisa dilakukan di kampungnya setelah pulang)
Denda ini di berikan kepada yang :
1) Mengerjakan haji secara Tamattu.
2) Mengerjakan haji secara Qiran
3) Mulai ihram tidak dari Miqaat.
4) Tidak bermalam di Muzdalifah
5) Tidak bermalam di Mina
6) Tidak melempar jumrah.
11

b. Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau


memberi makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang
miskin.
Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-
hal di dalam ihram yaitu :
1) Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja
2) Memotong kuku
3) Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
4) Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
5) Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
6) Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal
c. Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih
seekor sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor
kambing kalau tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak
harganya dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin
kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk
tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini
di jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.
d. Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka
wajib membayar dam sebagai berikut :
1) Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan
binatang yang terbunuh
2) Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak
harga binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan
puasa, dengan perhitungan 1 mud 1 hari.
e. Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya
adalah :
1) Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
2) Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
f. Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan
pekerjaan haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih
12

seekor kambing di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong


rambut dengan niat tahallul.

2. Tempat membayar denda


1. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
2. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
3. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang
dibayarkan di tempat ia terhalang.

E. HIKMAH MELAKSANAKAN HAJI DAN UMROH


Semua jenis ibadah di dalam agama Islam pasti punya hikmah yang
tinggi. Demikian pula dengan ibadah haji dan umroh. Hikamh dari
pelaksanaan ibadah ini antara lain :
1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,
contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa
manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap
diri kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah
tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an
3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia.
5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia
menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-
pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang
menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
7. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya
13

besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi


segala godaan dan rintangan.
8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah,
banyak meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah,
tenaga serta waktu untuk melakukannya.
9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan
oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah. Umrah ialah menziarahi
ka’bah, melakukan tawaf disekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah
dan mencukur atau menggunting rambut. Ketaatan kepada Allah SWT itulah
tujuan utama dalam melakukan ibadah haji. Disamping itu juga untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah
terdapat dalam QS. Ali- Imran 97. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan
umrah harus memenuhi syarat, rukun dan wajib haji atau umroh.

19
DAFTAR PUSTAKA

Zarkasyi, Imam.1995. Pelajaran Fiqih 2. Ponorogo : Diunduh pada tanggal 19


Mei 2021 pukul 21.10 wib melalui Trimurti Press
http://madaniannida-kumpulanmakalahpai.blogspot.com/2011/02/haji-dan-umroh.
html Diunduh pada tanggal 19 Mei 2021 pukul 22.30 wib melalui
http://deluk12.wordpress.com/makalah-haji-dan-umroh/
QS. Ali Imran Surat ke 3 Ayat 97
Kitab-Kitab Hadits. H.R. Ahmad
Nida. Sofia. 2020. Tata cara haji dan umroh, mudah dipahami Diunduh pada
tanggal 19 Mei 2021 pukul 23.25 wib melalui
https://www.brilio.net/wow/tata-cara-haji-dan-umroh-mudah-dipahami-
200522g.html

Anda mungkin juga menyukai