Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

OLAHRAGA PILIHAN PAUD

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PEMBELAJARAN OLAHRAGA PAUD

OLEH :
KELOMPOK X

1. KURNIA DEWI PERDATA

2. REZAH

3. SEPTI RAMAYANI

DOSEN PENGAMPUH : BOBY HENDRO WARDONO, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia sehingga oleh karena-Nya kami dapat
menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Olahraga PAUD ini dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah
Pembelajaran Olahraga PAUD. Dalam proses penyusunan tugas ini penulis
menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak dan
partisifasi anggota kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kelompok kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Manna, Juni 2021
Penulis
KELOMPOK X

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manfaat Bermain Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik 3
B. Bentuk-bentuk Permainan Pilihan Yang Mencerdaskan Keterampilan
Kinestetik 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, dari mulai bangun tidur sampai
tidur kembali yang ada dalam fikiran anak adalah bermain. Maka wajar
apabila bermain merupakan salah satu prinsip dasar dalam pendidikan anak
usia dini. Melalui bermain anak akan belajar berbagai hal, antara lain anak
akan belajar mengenal lingkungan di sekitarnya, belajar dalam menguasai
beberapa keterampilan hidup seperti keterampilan berbahasa, bersosialisasi,
dan lainnya.
Begitu pentingnya kegiatan bermain dalam kehidupan anak,
sehingga kegiatan bermain harus menjadi sebuah proses agar anak
mendapatkan pengalaman hidup. Orang tua atau guru harus memfasilitasi
kegiatan bermain agar mampu memaksimalkan perkembangan dan
pertumbuhan anak. Melalui kegiatan bermain maka kreatifitas anak akan
tumbuh dan berkembang dengan baik. Piaget, seorang ahli pendidikan,
berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang sangat penting dalam
proses belajar anak, melalui bermain anak akan didorong untuk
bereksperimen dan tumbuh dengan baik dalam kehidupannya (Marlan E
Borden, 2001:37).
Salah satu tujuan perkembangan anak usia dini adalah merangsang
pertumbuhan fisik-motorik melalui kegiatan-kegiatan pendidikan jasmani dan
olahraga. Pentingnya kegiatan fisik-motorik pada anak, menurut Jhon
Santrock (2010:3010, karena partisipasi anak dalam olah tubuh dapat
memberikan latihan dan kesempatan anak untuk bersaing, meningkatkan
harga diri, dan memperluas pergaulan dan persahabatan teman sebaya.
Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga dalam pendidikan anak
usia dini harus mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini,
antara lain seperti yang telah diuraikan di atas, melalui kegiatan bermain.
Kegiatan bermain dapat dilakukan dengan berbagai model yang sederhana
1
dan dapat dirancang oleh guru dengan media-media yang ada di
lingkungannya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga untuk anak
usia dini dilakukan baik langsung maupun tidak langsung, contoh kegiatan
langsung misalnya melalui kegiatan senam anak, sedangkan kegiatan
olahraga tidak langsung misalnya kegiatan-kegiatan yang merangsang
penggunaan fisik-motorik anak dalam prosesnya.
Berdasarkan uraian di atas, kami akan mencoba mengkaji beberapa
bentuk permainan yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak, sehingga setidaknya mampu meransang salah satu
bentuk kecerdasan anak, yaitu kecerdasan kinestetik, yaitu kecerdasan yang
memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang
diperlukan untuk berhasil dalam berbagai aktivitas seperti menari, melakukan
pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan
masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu :
A. Apakah manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini ?
B. Bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam merangsang
kecerdasan kinestetik anak ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang bentuk-
bentuk permainan dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini
adalah :
1. Mengetahui manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini.
2. Menguraikan bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam
merangsang kecerdasan kinestetik anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manfaat Bermain Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik


Menurut Solehuddin (1997:77) bermain dapat dipandang sebagai
suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada proses,
memberi ganjaran secara instrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel.
Semakin kuat ciri-ciri termuncul dalam sebuah kegiatan maka semakin
jelaslah bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan bermain.
Hal yang tidak dipungkiri bahwa bermain merupakan kegiatan yang
tidak terpisahkan pada kehidupan anak. Bermain merupakan aktivitas utama
anak ketika ia dalam keadaan terjaga, sebab melalui bermainlah anak belajar
berbagai hal, memahami kehidupan dan mengumpulan informasi mengenai
sesuatu. Sehingga dalam pendidikan anak, bermain merupakan alat belajar
utama dalam mencapai tujuan pendidikan anak. Selain itu, bermain
mempunyai multi fungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam
hal ini Solehuddin (1997:79) menyatakan bahwa :
Bermain memungkinkan anak untuk membangun pengetahuan baru,
mengembangkan keterampilan social, mengembangkan kecakapan untuk
mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa memiliki kemampuan, dan dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya.

Salah satu tujuan bermain seperti di uraikan Solehuddin di atas salah


satunya adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya.
Sebab dalam bermain biasanya mendorong anak untuk bergerak, seperti
melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Selain itu,
masih banyak manfaat kegiatan bermain dalam mendorong bentuk-bentuk
kecerdasan lainnya.

B. Bentuk-bentuk Permainan Pilihan Yang Mendorong Kecerdasan


Kinestetik
Dalam dunia anak, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang
terpadu dengan tujuan yang integral pula. Artinya, guru tidak akan dapat
3
memisahkan kegiatan-kegiatan secara spesifik, sebab tujuan-tujuan dalam
satu kegiatan pun sangat beragam, baik untuk mendorong perkembangan
kognitif, emosi, maupun perkembangan motoriknya. Oleh karena itu,
spesifikasi yang dilakukan dalam makalah ini hanyalah untuk memberi focus
yang lebih jelas terhadap masalah yang dikaji, sehingga pada hakekatnya satu
permainan tidaklah hanya mempunyai satu tujuan perkembangan tetapi dapat
pula mencakup tujuan perkembangan anak lainnya.
Berikut beberapa bentuk permainan yang mampu meningkatkan
keterampilan motoriknya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung
mampu pula merangsang kecerdasan kinestetik (tubuh) sebagaimana yang
diungkapkan dalam teori Howard Garnerd mengenai kecerdasan majemuk.
1. Bermain Basket
Tujaun permainan ini adalah memberikan kesempatan bagi anak-
anak berlatih koordinasi mata dengan tangannya, selain itu dalam
permainan ini sang pelempar dengan jaringnya sama aktif.
Cara permainan :
 Hamparkan selembar kertas Koran di atas lantai sebagai titik pinalti
atau pijakan anak dalam melempar. Dorong anak untuk melempar
bola ke dalam “ring” dari titik pinalti tersebut.
 Buatlah bulatan dengan tangan (tutor) sebagai “ring”nya, kemudian
tutor boleh bergerak, misalnya memutari anak, untuk melatih anak
mengkoordinasikan pengamatannya.
 Apabila anak merasakan kesulitan dalam memasukan bola dalam
dalam “ring” , gerakan dengan sengaja “ring” kea rah bola yang
dilempar sehingga bola masuk dan anak tidak menjadi frustasi.
2. Bisbol Bola
Tujuan permainan ini adalah anak belajar tentang proses suatu
gerakan dilakukan, mulai mata menatap objek, otak memerintahkan tangan
untuk memukul, sampai tangan melaksanakan perintah tersebut.
Cara permainan :

4
 Buatlah pemukul dari kertas koran yang digulung, atau benda lain
yang tidak berbahaya. Jangan gunakan pemukul dari bahan-bahan
keras seperti kayu, besi atau jenis lainnya.
 Berikan alat pemukul tersebut kepada anak, yang harus digunakan
anak untuk memukul balon yang terbang bergerak pelan.
 Jumlah balon disesuaikan dengan jumlah anak, dalam satu kali
permainan jangan terlalu banyak anak agar mereka dapat bergerak
dengan lebih bebas.
3. Balapan unik
Tujuan dari bentuk permainan fisik ini adalah agar anak-anak
belajar mengendalikan tubuhnya untuk melakukan gerakan dengan cara
tertentu. Mereka juga belajar mengatur dan memperkuat keseimbangannya
dalam melakukan gerakan yang tidak biasa.
Cara permainan:
 Surun beberapa anak (misalnya 3-5 orang) untuk melakukan balapan
dengan berjalan menggunakan bagian telapak kaki kaki bagian
belakang sampai ke finis.
 Balapan juga dapat menggunakan alat tubuh lainnya, seperti berjalan
memakai tumir, jongkok, balapan mundur, berjalan kepiting (berjalan
menyamping)m melompat satu kaki, melompat mundur, atau berjalan
sambil berpegangan tangan.
4. Lemparan variatif
Permainan ini bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan
tangan, sehingga dapat pula merangsang perkembangan kemampuan
lainnya, seperti menulis, menyimpan benda kecil, dan lainnya. Ketika kita
mengarahkan dengan otak dan melihat dengan mata, anak dapat
menyelesaikannya dengan tangan.
Cara permainan :
 Buatlah bola dari gulungan kertas atau plastik, rekatkan dengan
menggunakan selotip. Selain itu bola busa, bola kantong kacang yang
jenis bola yang ringan dapat dijuga untuk permainan ini.
5
 Cara permainannya antara lain melempar bola rendah atau tinggi
kemudian tangkap dengan tanga, atau melempar bola kemudian tepuk
tangan sekali dan tangkap.
 Selain itu, dapat dilakukan dengan meletakan bola di atas, lalu anak
kepala anak dicondongkan ke depan dan tangkap bolanya.
 Tangkap bola sambil di atas satu kaki, dan atau variasi lainnya.
5. Balon Melayang
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan
tangan, gerak kaki dan kerjasama tim.
Cara permainan :
 Siapkan balon, mulailah dengan kegiatan di mana setiap anak
memukul balon dengan tangan agar tidak menyentuh tanah. Sejumlah
anak dalam satu tim harus mempertahankan balon agar tidak
menyentuh tanah.
 Berilah nomor pada setiap anak, ketika balon dipukul anak nomor 1
maka gilirannya berikutnya adalah anak nomor 2, dan seterusnya
sampai kembali lagi ke anak nomor 1.
 Jika balon menyentuh tanah, mulailah dari pemain nomor 1 kembali.
 Gunakan bagian-bagian tubuh berbeda dalam memukul balon, seperti
kepala, siku, telunjuk, atau bagian lainnya.
 Dapat juga divariasikan dengan menggunakan jaring (tali)
sebagaimana dalam permainan bola voli.
6. Ular Bergoyang
Permainan ini bermanfaat dalam melatih koordinasi mata dengan
kaki, juga melatih keseimbangan tubuh. Selain itu, permainan ular
bergoyang dapat melatih mengembangkan refleksinya, karena hanya
punya sepersekian detik untuk menginjak tali sebelum tali itu bergerak.
Cara permainan :
 Sediakan tali atau sumbu kompor, pegang ujung satunya, dengan
lembut goyang-goyang ujung tali yang anda pegang seperti ular.
Lakukan sambil berputar atau berjalan.
6
 Anak disuruh untuk menginjak ujung tali yang bergerak tersebut,
mulailah dengan gerakan yang mudah dan kemudian berilah gerakan-
gerakan tali yang lebih sulit agar anak tertantang.
 Pemegang tali dapat juga dilakukan oleh anak lainnya, sehingga
terdapat variasi yang menyenangkan.
7. Karambol Uang Receh
Permainan ini melatih otot kecil pada tangan sekaligus kepekaan
ketika menaksir tenaga yang digunakan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
Cara permainan :
 Bagikan beberapa koin kepada setiap anak. Tunjukan cara
menggerakan koin dengan dorongan atau sentakan jari.
 Tutor menggerakan koin, kemudian beberapa anak berusaha
menabrakan koin tersebut dengan koin mereka yang disentakan
dengan jari.
 Setiap yang berhasil menambrakan koin terlebih dahulu diberi poin,
dan begitu seterusnya.
8. Melompati Bentuk
Permainan ini sangat berguna untuk memperkuat otot kaki anak,
selain itu anak juga dapat belajar bentuk-bentuk benda. Sehingga selain
kemampuan kinestetiknya, kemampuan logis-matematisnya juga dapat
dilatih.
Cara permainan :
 Buatlah bentuk-bentuk benda dari kertas Koran atau bahan lainnya,
bentuk dapat berupa lingkaran, segi tiga, segi empat atau lainnya.
 Rentangkan bentuk-bentuk tersebut berjajar ke depan, buatlah jarak
antar bentuk dengan menyesuaikan dengan kemampuan melompat
anak.
 Suruh anak melompat bentuk-bentuk kertas tersebut sambil menyebut
bentuk benda yang dilompatinya. Misalnya, segi empat, segi tiga,
lingkaran, dan seterusnya.
7
9. Permainan tradisional (oray-orayan)
Banyak permainan tradisional yang dapat merangsang
perkembangan motoric (kinestetik) anak. Biasanya permainan tradisional
anak dapat berupa permainan benda, nyayian dan gerak atau
menggambung dua atau lebih bentuk tersebut. Beberapa permainan seperti
petak umpet, oray-orayan dan lainnya sangat baik dalam merangsang
perkembangan motoric anak.
Berikut adalah salah satu permainan tradisional, yaitu oray-orayan
yang dapat merangsang perkembangan motoric anak sekaligus salah satu
bentuk bermain anak.
Dalam tradisi Sunda, permainan ini lazim dilakukan oleh anak-
anak ketika mereka sedang bermain. Permainan oray-orayan merupakan
permainan yang cukup dinamis, menggabungkan aspek gerakan dan
menyanyi, sehingga sangat disukai oleh anak-anak. Adapun syair nyanyian
permainan oray-orayan adalah sebagai berikut:
1. Oray-orayan, luar leor mapay sawah
Tong ka sawah, di sawah keur seudeung beukah
2. Oray-orayan, luar leor mapay kebon
Tong ka kebon, di kebon loba nu ngangon
Oray –orayan luar leor mapay leuwi
Tong kaleuwi di leuwi loba nu mandi
3. Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi
Saha anu mandi, anu mandina pandeuri
Oray-orayan oray naon oray bungka
Bungka naon bungka laut laut naon
Laut dipa dipa naon dipandeuri
Ri ri ri ri ri ri
ORAY BUNGKA
Oray bungka keur lapar taya hakaneun
Luar leor pasamon pikagilaeun
Matana curinghak sungutna calawak
8
Nembongkeun gugusi rek nyaplok nu tipandeuri
Luar-leor hulu rek ngahakan buntut
Kupat-kepot sang buntut sieun karebut
Hulu rek ngorontok, buntut lumpat kagok
Buntut kabeunangan sorakna aeuh-aeuhan

Sambil bernyanyi, semua anak saling memegang pundak secara


berurutan menyerupai ular mereka meliuk-liuk mengikuti irama nyanyian,
dan setelah ada tanda tertentu, anak yang depan yang diibaratkan
kepalanya harus menangkap anak yang paling belakang yang diibaratkan
ekornya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berikut ini kami uraikan hasil kesimpulan makalah ini, yaitu:
1. Bermain merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak,
sehingga dalam pendidikan anak usia dini, kegiatan bermain harus
merupakan prinsip dasar yang menyatu dalam kegiatan belajar.
2. Dalam merangsang perkembangan fisik-motorik anak, kegiatan yang
dirancang tutor juga dapat divariasikan dengan berbagai bentuk
permainan, baik permainan yang sudah ada (modern dan tradisional) atau
permainan hasil pemikiran tutor.
3. Bentuk permainan bola basket, berjalan unik, bola bisbol, balon melayang,
ular bergoyang, dan lainnya dapat digunakan untuk merangsang
perkembangan motoric dan koordinasi antara bagian-bagian tubuh anak.
4. Demikian pula bentuk permainan tradisional (sunda) dapat digunakan
dalam mencapai tujuan tersebut, dan permainan oray-orayan dapat
dijadikan pilihan.
B. Saran
Setelah mengkaji berbagai hal di atas, maka penulis menyarankan agar
dikembangkan berbagai jenis permainan yang secara terpadu diterapkan dalam
proses pembelajaran anak usia dini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun


2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta:
Jakarta.
Marian E Borden. 2001. SMART STRART, Panduan Lengkap Memilih
Pendidikan Prasekolah Balita Anda. Kaifa:Bandung
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak
dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP
Bandung:Bandung.
Santrock, Jhon W. 2010. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta: Penerbit Airlangga.
Umi. Kayam. 2009. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Bandung:
Media Kita.
__________. 2009. Filosofi dan Teori yang Mendasari Pendidikan Anak Usia
Dini, Modul 5. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.
Choeria.Anisa. 2011. Makalah Pendidikan Jasmani Untuk Anak. Diunduh pada
tanggal 25 Juni 2021 jam 22.38 WIB melalui https://anisachoeriah-
paud.blogspot.com/2011/04/makalah-jasmani-untuk-anak.html

Anda mungkin juga menyukai