Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 5:

Muhammad Romadhoni Al Rosyid


(932119819)
Abdul Malik (932135619)
Achmad Rifaí (932120417)

HAJI DAN
UMROH

Pembelajaran Fiqih

Dosen:
Mohammad Asyári. M. HI.

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyusun handbook yang berjudul Haji dan Umroh.
Handbook ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas “Pembelajaran Fiqh”. Dalam
menyelesaikan handbook ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami berterimakasih kepada Mohammad Asy’ari, M.HI. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran Fiqh di IAIN Kediri yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Isi dari handbook ini adalah menjelaskan tentang pengertian ketentuan haji dam umroh,
tata cara haji serta hikmah haji dan umroh. Kami mencoba mengumpulkan dari berbagai
referensi untuk menyajikan isi materi dengan rinci dan mudah dimengerti. Sehingga harapan
kami dengan menyusun handbook ini dapat memberikan sedikit ilmu serta sebagai bahan
diskusi agar memunculkan masalah dan solusi sebagai akhirnya. Tidak lupa kami sangat
menyadari bahwa dalam handbook ini banyak kekurangan, sehingga sangat mengharapkan
saran dan juga kritikan yang dapat meningkakan motivasi serta kemampuan kami dalam
menyusun karya yang lain kedepannya.

Kediri, 4 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
A. Ketentuan Haji .......................................................................................................... 4
B. Pengertian Umrah ................................................................................................... 14
C. Hikmah Diwajibkannya Haji dan Umroh ............................................................ 16
D. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

3
A. Ketentuan Haji
1. Pengertian Haji

Istilah haji berasal dari kata hajja-yahujju-hujjan, yang berarti berziarah ke, bermaksud,
menyengaja, menuju ke tempat tertentu yang diagungkan. Sedangkan menurut istilah haji
adalah menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk mengerjakan ibadah yang meliputi tawaf, sa’i,
wuquf dan ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah Swt. dan mengharap
keridlaanNya dalam waktu yang telah ditentukan.1

2. Hukum Haji

Mengerjakan ibadah haji hukumnya wajib ’ain, sekali seumur hidup bagi setiap muslim
yang telah mukallaf dan mampu melaksanakannya. Firman Allah Swt.:

‫ع‬
َ ‫طا‬ ِ ‫اس ِحج ْالبَ ْي‬
َ َ‫ت َم ِن ا ْست‬ ِ َّ‫علَى الن‬ ِ ٰ ِ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰيت بَ ِي ٰنت َّمقَام اِب ْٰر ِهي َْم ەۚ َو َم ْن دَ َخلَه َكانَ ٰا ِمنًا ۗ َو‬
َ ‫لِل‬
َ‫ع ِن ْالعٰ لَ ِميْن‬
َ ‫غنِي‬ َ ٰ ‫س ِبي ًْل ۗ َو َم ْن َكفَ َر فَا َِّن‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫اِلَ ْي ِه‬
Artinya: "mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam " (QS. Ali Imran [3]: 97)

Rasulullah Saw. bersabda yang artinya, “Haji yang wajib itu hanya sekali, barang
siapa melakukan lebih dari sekali maka yang selanjutnya adalah sunah”. (HR. Abu Dawud,
Ahmad, dan Al-Hakim)

3. Syarat-Syarat Wajib Haji


a. Beragama Islam, tidak wajib dan tidak sah bagi orang non-muslim
b. Berakal, tidak wajib haji bagi orang gila dan orang bodoh
c. Baligh, tidak wajib haji bagi anak-anak, kalau anak-anak mengerjakannya, hajinya sah
sebagai amal sunah, kalau sudah cukup umur atau dewasa wajib melaksanakannya
kembali jika dia mampu.2
d. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak atau hamba sahaya, kalau budak mengerjakannya,
hajinya sah, apabila telah merdeka wajib melaksanakannya kembali.

1
Djamaluddin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011), 3.
2
M. Hamdan Rasyid, Agar Haji & Umrah Bukan Sekedar Wisata, Editor: Kartini dan Susanti, (Depok: Zhita
Press, 2011), Cet. I, 25-26.

4
e. Kuasa atau mampu, tidak wajib bagi orang yang tidak mampu. Baik mampu harta,
kesehatan, maupun aman dalam perjalanan

4. Rukun Haji

Rukun haji adalah beberapa amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji dan tidak
bisa diganti dengan bayar denda (dam)3 bila meninggalkannya, berarti hajinya batal dan harus
mengulangi dari awal di tahun berikutnya, yaitu:

a. Ihram, yaitu berniat memulai mengerjakan ibadah haji ataupun umrah, merupakan
pekerjaan pertama sebagaimana takbiratul ihram dalam shalat. Ihram wajib dimulai
sesuai miqatnya, baik miqat zamani maupun makani, dengan syarat-syarat tertentu yang
akan dijelaskan kemudian.4
b. Wuquf di padang Arafah, yaitu hadir mulai tergelincir matahari (waktu Zuhur) tanggal
9 Zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.5 Rasulullah Saw. bersabda
Artinya: Dari Abdurrahman bin Ya’mur berkata, "Haji itu adalah hadir di Arafah,
barang siapa hadir pada maalam sepuluh sebelum terbit fajar sesungguhnya dia telah
dapat waktu yang sah”.
c. Tawaf, rukun ini disebut tawaf ifadhah. Yaitu, mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran,
dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dilakukan pada hari raya nahr sampai berakhir
hari tasyriq.
Macam-macam tawaf adalah:
1. Tawaf qudum, yaitu tawaf yang dilakukan saat sampai di Makkah sebagaimana
shalat tahiyatul masjid.
2. Tawaf ifadhah, yaitu tawaf rukun haji.
3. Tawaf wadaȑ’ yaitu tawaf yang dilakukan ketika akan meninggalkan Makkah.
4. Tawaf tahallul yaitu tawaf penghalalan muharramat ihram/ hal-hal yang haram.
5. Tawaf nadar (tawaf yang dinadzarkan).
6. Tawaf sunnah.
d. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.
Syarat-syarat melakukan sa’i adalah:

3
Moch. Syarif Hidayatullah, Buku Pintar Ibadah Tuntunan Lengkap Semua Rukun Islam, (Jakarta: Suluk,
2011), Cet. I, 215 & 233.
4
M. Quraish Shihab, Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab, (Tangerang: Lentera Hati, 2012), 227.
5
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2009),
482.

5
1) Dilakukan setelah tawaf ifadhah ataupun tawaf qudum,
2) Dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah,
3) Dilakukan tujuh kali perjalanan, dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan dari
Marwah ke Shafa dihitung sekali perjalanan pula.
Adapun di antara sunah Sa’i adalah:
1) Berjalan biasa di antara Shafa dan Marwah, kecuali ketika melewati dua tiang atau
pilar dengan lampu hijau, sunah berlari-lari kecil bagi pria.
2) Memperbanyak bacaan kalimat tauhid, takbir dan doa ketika berada di atas bukit
Shafa dan Marwah dengan cara menghadap ke arah ka’bah.
3) Membaca doa di sepanjang perjalanan Shafa - Marwah, dan ketika sampai di antara
pilar hijau membaca doa:"Ya Allah mohon ampun, kasihanilah dan berilah
petunjuk jalan yang lurus”.
e. Tahallul, yaitu mencukur atau menggunting rambut, sekurang-kurangnya menggunting
tiga helai rambut.
f. Tertib, yaitu mendahulukan yang semestinya dahulu dari rukun- rukun di atas.

5. Wajib Haji

Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi
sahnya haji tidak tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara
menggantinya dengan dam (bayar denda). Wajib haji ada tujuh, yaitu:

a. Berihram sesuai miqatnya


b. Bermalam di Muzdalifah
c. Bermalam (mabit) di Mina
d. Melontar jumrah Aqabah
e. Melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
f. Menjauhkan diri dari muharramat Ihram
g. Tawaf wada’.
6. Miqat Haji

Miqat artinya waktu dan dapat juga berarti tempat. Maksudnya waktu dan tempat yang
ditentukan untuk mengerjakan ibadah haji. Miqat ada dua,yaitu miqat zamani dan miqat
makagni.

a. Miqat Zamani

6
Miqat Zamani adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-pekerjaan haji. Orang
yang melaksanakan ibadah haji ia harus melaksanakannya pada waktu-waktu yang telah
ditentukan, tidak dapat dikerjakan pada sembarang waktu. Allah Swt. berfirman

‫ۚاَ ْل َحج اَ ْشهر َّم ْعل ْومٰ ت‬


Artinya: "Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” (QS. Al Baqarah: 197)

Miqat zamani bermula dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (tanggal
10 Dzulhijjah) yaitu selama dua bulan sembilan setengah hari.

b. Miqat Makani
Miqat Makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang yang hendak
mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah telah menetapkan miqat makani sebagai berikut:
1) Rumah masing-masing, bagi orang yang tinggal di Makkah.
2) Dzul Hulaifah (450 km sebelah Utara Makkah), miqat bagi penduduk Madinah dan
negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
3) Juhfah (180 km sebelah barat laut Makkah) miqat penduduk Syiria, setelah
tandatanda miqat di Juhfah lenyap, maka diganti dengan Rabigh (240 km barat laut
Makkah) dekat Juhfah. Rabigh juga miqat orang Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri
sekitarnya.
4) Qarnul Manzil (94 km dari Makkah) sebuah bukit yang menjorok ke Arafah terletak
di sebelah timur Makkah miqat penduduk Nejd dan negeri sekitarnya.
5) Yalamlam (54 km sebelah selatan Makkah) miqat penduduk Yaman, India,
Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut.
6) Dzatu Irqin (94 km sebelah timur laut Makkah) miqat penduduk Iraq dan negerinegeri
yang sejajar dengan itu.
7) Negeri masing-masing, miqat penduduk berada di antara kota Makkah dengan miqat-
miqat tersebut di atas.

7. Muharramat Haji dan Dam (denda)


a. Muharramat haji
Muharramat haji ialah perbuatan-perbuatan yang dilarang selama mengerjakan haji.
Meninggalkan muharramat haji ternasuk wajib haji. Jadi apabila salah satu
muharramat itu dilanggar, wajib atas orang yang melanggarnya membayar dam.

7
1) Senggama dan pendahuluannya, seperti mencium, menyentuh dengan syahwat,
berbicara tentang hubungan suami isteri dan sebagainya. Semua perbuatan
tersebut bukan hanya merupakan larangan melainkan juga akan membatalkan haji
bila belum tahallul pertama. Allah berfrman:

‫ث َو َل فس ْوقَ َو َل ِجدَا َل فِى‬ َ َ‫ض فِ ْي ِه َّن ْال َح َّج فَ َل َرف‬


َ ‫اَ ْل َحج اَ ْشهر َّم ْعل ْومٰ ت ۚ فَ َم ْن فَ َر‬
‫الزا ِد التَّ ْق ٰوى َواتَّق ْو ِن‬
َّ ‫ّللا ۗ َوتَزَ َّود ْوا فَا َِّن َخي َْر‬ ِ ‫ْال َح‬
ٰ ‫ج ۗ َو َما تَ ْف َعل ْوا ِم ْن َخيْر يَّ ْعلَ ْمه‬
ِ ‫ال ْلبَا‬
‫ب‬ َ ْ ‫ٰيٰٓاو ِلى‬

Artinya: "Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tak boleh berbicara buruk (rafats), berbuat fasik, dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al-Baqarah [2]:
197).
2) Memakai pakaian yang berjahit dan memakai sepatu bagi laki-laki. Sesuai sabda
Rasulullah Saw.:
Artinya: “Dia tidak boleh memakai gamis, imamah (surban), celana panjang,
burnus (topi), dan sepatu kecuali bagi orang yang tidak mendapatkan sendal.
Dan hendaklah sepatu itu dipotong sehingga terlihat kedua mata kakinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3) Mengenakan cadar muka dan sarung tangan bagi wanita. Rasulullah Saw.
bersabda yang artinya: "tidak boleh wanita yang sedang ihram memakai cadar
muka dan tidak boleh memakai sarung tangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4) Memakai harum-haruman serta minyak rambut.
5) Menutup kepala bagi laki-laki, kecuali karena hajat. Bila terpaksa menutup kepala
maka ia wajib membayar dam.
6) Melangsungkan aqad nikah bagi dirinya atau menikahkan orang lain, sebagai wali
atau wakil. Tidak sah akad nikah yang dilakukan oleh dua pihak, salah satunya
sedang dalam ihram. Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya:"Tidak boleh orang yang sedang ihram itu nikah dan tidak boleh
menikahkan dan tidak boleh pula meminang.” (HR. Tirmidzi).
7) Memotong rambut atau kuku Menghilangkan rambut dengan menggunting,
mencukur, atau memotongnya baik rambut kepala atau lainnya dilarang dalam
keadaan ihram. Allah Swt. berfirman:
8
َ ‫َس م َِن ٱل ح َه حديِۖ َو ََل ََتحل ُِقوا ْ ُر ُء‬
ُ ‫وس‬ ‫ِص ُت حم َف َما ح‬
َ َ ‫ٱستَيح‬ ‫َ َ ُّ ْ ح‬
‫ٱۡل َّج َوٱلح ُع حم َر َة ِ َّلِلِِۚ فَإ حن أُ حح ِ ح‬
ٰ‫ح ََّّت‬
َ ‫ك حم‬
ِ ِ
َ ‫وأت ِموا‬

َ َ ٞ َ ‫ح‬ َٗ َ ً َّ ُ َ َ َ َّ َ ُ ‫َ ح ُ َ ح َ ح‬
‫يضا أ حو بِهِۦٓ أذى مِن َّرأ ِسهِۦ فف حِديَة مِن صِ يَا ٍم أ حو َص َدق ٍة‬‫ي َمِل ُه ِۚۥ ف َمن َكن مِنكم م ِر‬ ‫يبلغ ٱلهد‬

ُ َ‫صي‬ َ ‫َ ح ُ ُ َ َ ٓ َ ُ ح َ َ َ َ َّ َ ح ُ ح َ َ ح َ َ َ ح َ ح َ َ َ ح َ ح َ َ َّ ح َ ح‬
‫ام‬ ِ ‫يد ف‬ِ ‫ي فمن لم‬ٖۚ ِ ‫ك فإِذا أمِنتم فمن تمتع بِٱلعمرةِ إَِل ٱۡل ِج فما ٱستيَس مِن ٱلهد‬
ٖۚ ‫أو نس‬

‫اِضي‬
ِِ ‫ح‬َ ‫ك حن أَ حهلُ ُهۥ‬
ُ َ‫ ۗۡ َذٰل َِك ل َِمن ل َّ حم ي‬ٞ‫ ََكمِلَة‬ٞ ‫َشة‬ َ ‫ج حعتُ حم ت ِلح‬
َ َ ‫ك َع‬ َ ‫ٱۡلج َو َس حب َعة إذَا َر‬
َ ‫ح‬
‫ِف‬ ‫ام‬َّ‫ثَ َلٰثَةِ َأي‬
ۡۗ ِ ٍ ِ ِ
َ ‫ح َ َ ِ َ َّ ُ ْ َّ َ َ ح َ ُ ٓ ْ َ َّ َّ َ َ ُ ح‬ ‫حَ ح‬
‫اب‬
ِ ‫ج ِد ٱۡلرا ٖۚم وٱتقوا ٱلِل وٱعلموا أن ٱلِل شدِيد ٱلعِق‬
ِ ‫ٱلمس‬

Artinya: "dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di


tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan
dkepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu:
berpuasa atau bersedekah atau berkorban." (QS. Al-Baqarah [2]:196)

8) Sengaja memburu dan membunuh binatang darat atau memakan hasil buruan.

b. Dam (denda)
Dam dari segi bahasa berarti darah, sedangkan menurut istilah adalah
mengalirkan darah (menyembelih ternak : kambing, unta atau sapi) di tanah haram
untuk memenuhi ketentuan manasik haji.
1) Sebab-sebab dam (denda) adalah sebagai berikut :
a) Bersenggama dalam keadaan ihram sebelum tahallul pertama, dam-nya berupa
kafarah yaitu:
(1) Menyembelih seekor unta, jika tidak dapat maka
(2) Menyembelih seekor lembu, jika tidak dapat maka
(3) Menyembelih tujuh ekor kambing, jika tidak dapat maka
(4) Memberikan sedekah bagi fakir miskin berupa makanan seharga
seekorunta, setiap satu mud (0,8 kg) sama dengan satu hari puasa, hal ini
diqiyaskan dengan kewajiban puasa dua bulan berturut-turut bagi suamiistri
yang senggama di siang hari bulan Ramadhan.
b) Berburu atau membunuh binatang buruan, dam-nya adalah memilih satu di
antara tiga jenis berikut ini:
(1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu atau
dibunuh.

9
(2) Bersedekah makanan kepada fakir miskin di tanah haram senilai binatang
tersebut.
(3) Berpuasa senilai harga binatang dengan ketentuan setiap satu mud berpuasa
satu hari.

Dam ini disebut dam takhyir atau ta’dil. Takhyir artinya boleh memilih
mana yang dikehendaki sesuai dengan kemampuannya, dan ta’dil artinya harus
setimpal dengan perbuatannya dan dam ditentukan oleh orang yang adil dan
ahli dalam menentukan harga binatang yang dibunuh itu.

c) Mengerjakan salah satu dari larangan berikut:


(1) Mencukur rambut
(2) Memotong kuku
(3) Memakai pakaian berjahit
(4) Memakai minyak rambut
(5) Memakai harum-haruman
(6) Bersenggama atau pendahuluannya setelah tahallul pertama.

Damnya berupa dam takhyir, yaitu boleh memilih salah satu di antara tiga hal,

(1) Menyembelih seekor kambing


(2) Berpuasa tiga hari
(3) Bersedekah sebanyak tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang
fakir miskin.
d) Melaksanakan haji dengan cara tamattu’ atau qiran, damnya dibayar dengan
urutan sebagai berikut:
(1) Memotong seekor kambing, bila tidak mampu maka
(2) Wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari dilaksanakan sewaktu ihram sampai
idul adha, sedangkan tujuh hari lainnya dilaksanakan setelah kembali ke
negerinya.
e) Meninggalkan salah satu wajib haji sebagai berikut:
(1) Ihram dari miqat
(2) Melontar jumrah
(3) Bermalam di Muzdalifah
(4) Bermalam di Mina pada hari tasyrik
(5) Melaksanakan tawaf wada’.

10
Damnya sama dengan dam karena melaksanakan haji dengan tamattu’
atau qiran.

8. Sunnah Haji

Di samping sunah-sunah yang telah disebutkan dalam materi rukun dan wajib haji,
terdapat juga perbuatan yang termasuk sunah haji. Di antaranya adalah:

a. Membaca talbiyah, bacaan talbiyah diucapkan dengan suara nyaring bagi laki-laki dan suara
lemah bagi perempuan. Waktu membacanya adalah sejak ihram sampai saat lemparan
pertama dalam melempar jumroh Aqobah pada hari Idul Adha. Lafal talbiyah tersebut
adalah sebagai berikut:

ََ‫ إِنََّ ا ْل َح ْم ََد َوالنِِّ ْع َم َةَ لَكََ َوا ْل ُم ْلكََ لََ ش َِر ْيكََ لَك‬، َ‫ لََ ش َِر ْيكََ لَكََ لَبَّ ْيك‬، َ‫لَبَّ ْيكََ اللَّ ُه ََّم لَبَّ ْيك‬
Artinya: "Aku taati panggilanmu ya Allah, aku penuhi, aku panuhi dan tak ada serikat bagi-
Mu dan aku taat pada-Mu. Sesungguhnya puji-pujian, karunia, dan kerajaan itu adalah
milik-Mu, tiada serikat bagi-Mu.”

b. Membaca talbiyah disunahkan ketika naik dan turun kendaraan, ketika mendaki dan
menurun, berpapasan dengan rombongan lain sehabis shalat, dan waktu dini hari.
c. Melaksanakan tawaf qudum tawaf qudum disebut juga tawaf tahiyyah (penghormatan)
karena tawaf itu merupakan tawaf penghormatan bagi Ka’bah
d. Membaca shalawat dan doa sesudah bacaan talbiyah

9. Tata Cara Melaksanakan Ibadah Haji

Tata urutan cara ibadah haji dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Ihram
Yang dimaksud dengan ihram ialah niat dengan bulat dan ikhlas semata-mata
karena Allah:
َّ َ‫لِل تَعَا َلى َلبَّيْك‬
ِ‫الله َّم ب َحجًََ ة‬ َ َ‫ن ََويْت ْال َح َّج َوأ‬
ِ ِ ‫حْر ْمت بِ ِه‬
Artinya: " Saya Niat Haji dan berihram karena Allah Swt.”
Sebelum berihram disunnahkan untuk memotong rambut supaya lebih rapi,
memotong kuku, mandi sunnah ihram, berwudhu, memakai wangi-wangian, menyisir
rambut dan sebagainya.

11
Dalam memakai pakaian ihram harus sesuai dengan ketentuan yaitu:
1) Untuk pria berupa dua helai kain putih yang tidak berjahit, satu diselendangkan dan
satu helai lagi disarungkan
2) Untuk wanita, berupa pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan dua
telapak tangan (tidak boleh memakai cadar penutup muka dan tidak boleh memakai
sarung tangan) Tanggal 8 Dzulhijjah rombongan jama’ah haji diberangkatkan
menuju padang Arafah. Sebelum berangkat mereka membaca talbiyah 3 kali
kemudian diteruskan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. dan
keluarganya:
b. Wukuf di Padang Arafah
Setelah sampai di padang Arafah mereka menunggu waktu wuquf yaitu tanggal
9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari (waktu dhuhur) sampai terbit fajar. tanggal 10
Dzulhijjah (hari raya Idul Adha). Selama menunggu waktu masuk wuquf, jamaah haji
hendaknya banyak dzikir kepada Allah dengan membaca takbir, tahmid, istighfar dan
bacaan-bacaan lain sampai masuk waktu wuquf. Saat-saat waktu wuquf inilah
merupakan inti dan kunci ibadah haji.
c. Mabit di Muzdalifah
Setelah jama’ah menunaikan wuquf di padang Arafah tanggal 9 Dzulhijjah
mereka segera berangkat ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam. Keberangkatan ke
Muzdalifah dilakukan setelah terbenam matahari (sesudah Maghrib). Waktu mabit
yaitu antara maghrib sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Pada waktu tiba di
Muzdalifah mereka harus mencari dan mengumpulkan batu kerikil sedikitnya 7 butir
untuk melempar jumrah aqabah pada hari raya 10 Dzulhijjah. Untuk selanjutnya
mereka melempar jumrah pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah
dan batunya dapat diambil di Mina. Batu-batu kerikil itu untuk melempar jumrah
aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan ketiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah wustha
dan jumrah 'aqabah yang dilontarkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
d. Melempar jumrah Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina sesudah terbit matahari, para
jama’ah segera melempar jumrah Aqabah 7 kali lemparan dan setiap lemparan disertai
dengan bacaan.
e. Tahallul awal (Tahallul Awwal)
Setelah melontar jumrah Aqabah, kemudian dilanjutkan dengan tahallul awal
dengan cara mencukur atau menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai.
Dengan dilakukannya tahallul awal ini berarti kita boleh memakai pakaian biasa dan
12
melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali bersetubuh atau jimak
(melakukan hubungan suami istri)
f. Tawaf Ifadhah
1) Ketentuan Tawaf:
a) Menutup aurat
b) Suci dari hadas besar dan kecil dan suci dari haid
c) Ka’bah berada di sebelah kiri selama tawaf
d) Mengelilingi ka’bah 7 kali
e) Tawaf harus dilakukan di Masjidil Haram tidak boleh diluar Masjidil Haram
g. Sa’i
Setelah melakukan tawaf ifadah, dilanjutkan melakukan sa‟i yaitu berjalan dari
bukit Safa ke bukit Marwa dan kembali lagi kebukit Safa sebanyak tujuh kali, sebelum
memulai sa‟i kita dihadapkan badan ke arah Ka‟bah
h. Tahallul kedua (Tahallul Tsaani)
Setelah melakukan sa‟i, kemudian dilanjutkan dengan tahallul kedua (tahallul tsaani).
Dengan tahallul ini, berarti seseorang telah melakukan tiga perbuatan yakni melontar
jumrah aqabah, tawaf ifadhah dan sa‟i. Dan dengan demikian bagi suami istri terbebas
dari larangan untuk hubungan suami istri.
i. Mabit di Mina
Setelah tiba di Mina, jamaah haji bermalam di sana selama tiga malam. Jamaah berada
di Mina sejak tanggal 10 sampai tanggal 12 atau 13 Zulhijjah. Pada tanggal 10 Zulhijjah
para jamaah melempar jumrah Aqabah. Sedangkan pada tanggal 11 Zulhijjah barulah
mereka melontar tiga jumrah, yaitu Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing tujuh kali
dengan menggunakan batu kerikil. Hal yang sama dilakukan pada tanggal 12 dan 13
Zulhijjah. Namun ada juga para jamaah yang melontar ketiga jumrah hanya sampai
pada tanggal 12 Zulhijjahsore harinya dan kemudian mereka meninggalkan Mina
menuju Makkah. Hal ini disebut nafar awwal. Sedangkan para jamaah yang melakukan
pelontaran jumrah sampai tanggal 13 Zulhijjah sore harinya, mereka disebut nafar
tsaani.Dengan selesainya kegiatan pelontaran di atas, bagi mereka yang mengerjakan
haji tamattu‟ dan haji qiran selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan
kembali ke Makkah. Akan tetapi, bagi mereka yang mengerjakan haji ifrad masih
diharuskan mengerjakan umrah, yaitu dimulai dengan ihram untuk umrah lalu tawaf,
sa’i dan diakhiri dengan tahallul, setelah selesai umrah berarti selesailah seluruh
rangkaian kegiatan ibadah hajinya (haji ifrad).Bagi mereka yang ingin meninggalkan
13
tanah suci Makkah dan kembali ke tanah air harus melaksanakan tawaf wada‟ atau
tawaf perpisahan. Caranya sama saja dengan tawaf ifadhah, tetapi pada tawaf wada‟
tidak di sertai dengan sa‟i dan dengan berpakaian biasa.

B. Pengertian Umrah
Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan tawaf, sa’i, dan bercukur demi
mengharap ridha Allah Swt. Ibadah ini sering juga disebut dengan haji kecil. Umrah terbagi
menjadi dua yaitu:
a. Umrah wajib, yaitu umrah yang dilaksanakan dalam rangkaian ibadah haji dan
dilaksanakan pada batas waktu haji (bulan-bulan haji). Selain itu, termasuk umrah wajib
adalah umrah nazar.
b. Umrah sunnah, yaitu umrah yang dilaksanakan sewaktu-waktu atau kapan saja di luar
batas waktu haji (bulan-bulan haji).
Hukum melaksanakan ibadah umrah adalah fardhu ain (wajib) atas tiap-tiap orang Islam
laki-laki atau perempuan yang mampu. Untuk umrah kedua, ketiga dan seterusnya
hukumnya sunnah.

1) Syarat, Rukun dan Wajib Umrah


Syarat-syarat umrah sama dengan syarat-syarat dalam ibadah haji. Sedangkan rukun umrah
agak berbeda dengan rukun haji. Syarat umrah meliputi:
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal sehat
d. Merdeka
e. Istitha‟ah (mampu)

Rukun umrah itu ada lima, yaitu :

a. Ihram, yaitu niat memulai mengerjakan ibadah umrah


b. Tawaf, yaitu mengelilingi ka‟bah sebanyak tujuh kali
c. Sa‟i
d. Tahallul (mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai rambut)
e. Tertib (dilakukan secara berurutan)

14
Wajib umrah ada dua macam, yaitu sebagai berikut :

a. Niat ihram dari miqat. Apabila dilanggar, maka ibadah umrahnya tetap sah tetapi
harus membayar dam.
b. Meninggalkan dari segala larangan umrah, sebagaimana halnya larangan dalam
mengerjakan haji.

Miqat Zamani umrah itu sepanjang tahun, artinya tidak ada waktu tertentu untuk
melaksanakan umrah. Jadi boleh dilakukan kapan saja. Adapun Miqat Makani umrah, pada
dasarnya sama dengan Miqat Makani haji, tetapi khusus bagi orang yang berada di Makkah,
Miqat Makani mereka adalah daerah di luar kota Makkah (di luar Tanah Haram: Tan‟im
dan Ji‟ranah).

2) Tata Urutan Pelaksanaan Ibadah Umrah


a. Melakukan ihram dengan niat umrah dari Miqat Makani yang telah di tentukan,
sebelum berihram ada beberapa hal yang perlu dilakukan:6
1) Memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mandi, menyisir rambut
dan merapikan jenggot.
2) Memakai wangi-wangian.
3) Mengganti pakaian biasa dengan pakaian ihram.
4) Mengerjakan shalat sunnah dua rakaat.

Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas barulah memulai dengan mengucapkan niat:

‫لِل تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّه َّم بع ْم َرة‬


ِ ِ ‫ن ََويْت الع ْم َرةَ َوأَح َْر ْمت بِ َها‬
b. Masuk ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf sebanyak tujuh kali putaran, yang
dimulai dari sudut Hajar Aswad dan berakhir di sana pula.
c. Selesai melakukan tawaf, dilanjutkan dengan sa’i antara bukit Shafa dan Marwa,
perjalanan dari bukit Shafa dan Marwa dihitung satu kali, sa‟i dilakukan sebanyak tujuh
kali dan berakhir di bukit Marwa. Setiap sampai di dua bukit tersebut, kita berhenti
sejenak untuk memanjatkan doa sambil menghadap ke Ka’bah.
d. Selesai sa‟i dilanjutkan tahallul. Dengan demikian bebaslah kita dari segala larangan
ihram. Tahallul menandai selesainya ibadah umrah

6
Umi Aqilla, Buku Pintar Tuntunan Haji & Umrah, (Jakarta: Al-Magfirah, 2012), 27.

15
C. Hikmah Diwajibkannya Haji dan Umroh
Haji merupakan ibadah tahunan yang besar yang Allah syari‟atkan bagi para hamba-
Nya, mempunyai berbagai manfaat yang besar dan tujuan yang besar pula, yang membawa
kebaikan di dunia dan akhirat. Dan diantara hikmah ibadah haji ini adalah:

1. Mengikhlaskan seluruh ibadah


Beribadah semata-mata untuk Allah Swt. dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan
keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah
Pencipta jagad raya dan pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. Tidak
ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya. Dan
hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
َ ‫ح َ َّ ح َ ح َ َ َ َ َ ح ح‬
َّ ُّ َ َ ٓ َ ‫َ َ ح َ ح َ َّ ٓ َ َ ح‬
ِ‫ٱلركع‬ ‫ت أن ََّل ت ُ حَش حك ِب َ ح‬
‫شٔٔٗا وط ِهر بي َِّت ل ِلطائِفِني وٱلقائ ِ ِمني و‬ ِ ‫ِإَوذ بوأنا ِ ِِلبرٰهِيم مَكن ٱۡلَي‬
ِ ِ
ُ ‫ٱلس‬
‫جو ِد‬ ُّ

Artinya: “Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan
menyatakan ; “Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-
Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, beribadah, ruku dan sujud” (QS. Al-Hajj : 26)
2. Mendapat ampunan dosa-dosa dan balasan surga.
Nabi Saw bersabda yang artinya: “Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai
penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah”
(HR Al-Bukhari dan Muslim). Dan “Barang siapa yg melakukan haji ke Ka'bah ini, lantas
tak berkata-kata kotor serta tak melakukan tindakan kefasikan, ia kembali seperti
dilahirkan ibunya.” (HR. Nasa’i}
3. Dapat terbukanya wawasan
Begitu banyak perbedaan dalam pelaksanaan ibadah, namun para jamaah tetap bersatu
beribadah dan sama-sama mendapat ridha Allah. Sikap ini tentu akan berpengaruh luar
biasa dalam kehidupan karena hampir semua masalah yang melanda umat Islam,
bersumber pada kepicikan dan kesempitan wawasan dan pandangannya tentang Islam.
4. Menyambut seruan Nabi Ibrahim As.

16
َ َ ُ َ ‫َح‬ َ ُ َٰ َ َ ٗ َ َ ُ ‫حَ َ ح‬ َّ ََ
‫ك ف ٍج ع ِميق‬
ِ ‫ك ضامِر يأت ِني مِن‬
ِ ‫اس بِٱۡل ِج يأتوك رِجاَل ولَع‬
ِ ‫وأذِن ِِف ٱنل‬

Artinya: “Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh” (QS. al-Hajj: 27)

Nabi Ibrahim As. telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Swt.
menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim
As. tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim
hingga sekarang.
5. Menyaksikan berbagai manfaat bagi kaum muslimin
Allah Swt berfirman:
َ‫يمةِ حٱۡلَنح َعٰ ِم فَ ُُكُوا ْ م حِنها‬ ََ
َ ‫لَع َما َر َز َق ُهم مِ ۢن بَه‬
ٰ ٰ َ ُ ‫َ ح َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ح َ َ ح ُ ُ ْ ح َ َّ ٓ َ َّ َّ ح‬
ِۖ ِ ٍ ‫لِيشهدوا منٰفِع لهم ويذكروا ٱسم ٱلِلِ ِِف أيام معلوم‬
‫ت‬

َ ‫َوأَ حطع ُِموا ْ حٱۡلَآئ َس ٱلح َفق‬


‫ِري‬ ِ

Artinya: “Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfa`at bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang Dia berikan
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir” (QS. Al-Hajj: 28).

6. Saling mengenal dan saling menasehati


Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling
berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat,
timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Swt. yang tua, di Arafah, di
Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian
mengajari yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia
akhirat.
7. Mempelajari agama Allah Swt.
Dan di antara manfaat ibadah haji adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah
di lingkungan rumah Allah (Baitullah) dan di lingkungan masjid Nabawi dari para ulama
dan pembimbing. Mereka mendapat bimbungan mengenai hukum-hukum agama, haji,
umrah dan lainnya sehingga bisa menunaikan kewajiban mereka dengan didasari ilmu.

17
D. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dan dari sumber yang lain mengenai haji dan umroh maka
dapat kita simpulkan yaitu:
1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka bah) untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula,
menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara', semata-mata mencari ridho Allah.
2. Umrah 1alah menziarahi ka bah, melakukan tawat di sekelilingnya, bersa'i antara Shafa
dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.
3. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji.
Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
4. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 96-97.
5. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah narus memenuhi syarat, rukun dan
wajib haji atau umroh.
6. Hal-Hal yang Membatalkan Haji adalah Jima', senggama, bila dilakukan sebelum
melontar jamrah aqabah dan meninggalkan salah satu rukun haji.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aqilla.U. Buku Pintar Tuntunan Haji & Umrah. Jakarta: Al-Magfirah. 2012.
Azzam. A. A. M. Hawwas A. W. Fiqh Ibadah. Jakarta: Amzah, 2009.
Hidayatullah. M. S. Buku Pintar Ibadah Tuntunan Lengkap Semua Rukun Islam. Jakarta:
Suluk, 2011.
Dimjati. D. Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap. Solo: PT Era Adicitra Intermedia.
2011.
Rasyid. M. H. Agar Haji & Umrah Bukan Sekedar Wisata, Editor: Kartini dan Susanti.
Depok: Zhita Press. 2011.
Shihab. M. Q. Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab. Tangerang: Lentera Hati. 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai