Anda di halaman 1dari 16

Karya Ilmiah

IBADAH HAJI DAN UMRAH

DISUSUN
O
L
E
H
(NADIUL AKBAR)

TPQ MUHADZ-DZABUL AKHLAQ


DESA LUENG IE
KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA
KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
yang bertajuk “Ibadah Haji dan Umrah”.
Shalawat dan salam kami sanjung sajikan kepada pangkuan kita “Nabi Besar
Muhammad SAW” yang telah mengubah pola pikir kita manusia, dari pola pikir Jahiliyah
kepada pola pikir yang islamiah dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Saya mengucapkan terima ksih kepada Tengku-tengku yang telah memberikan
tugas ini untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada orang tua saya, sahabat dan semua pihak yang telah mendukung dan
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Banda Aceh, 08 Juni 2023


Penyusun,

Nadiul Akbar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iii

BAB I PEMBAHASAN....................................................................................................................................1

A. Pengertian, Syarat, Rukun, Wajib dan Sunnah Haji dan Umrah..........................................................1

1. Pengertian Haji....................................................................................................................................1

2. Pengertian Umrah................................................................................................................................1

3. Syarat Haji dan Umrah........................................................................................................................1

4. Rukun, Wajib Haji dan Umrah............................................................................................................2

5. Sunnah-Sunnah Haji Dan Umrah........................................................................................................3

B. Rangkaian Pelaksanaan Ibadah Haji Dan Umrah..................................................................................4

1. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji...................................................................................................4

2. Tata Cara Pelaksanaan Umrah.............................................................................................................7

C. Hikmah Ibadah Haji dan Umrah..........................................................................................................10

BAB II KESIMPULAN..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12

iii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Syarat, Rukun, Wajib dan Sunnah Haji dan Umrah


1. Pengertian Haji
Arti kata haji berasal dari bahasa Arab hajja-yahujju-hujjan, yang berarti
qoshada, yakni bermaksud atau berkunjung. Sedangkan dalam istilah agama, haji
adalah sengaja berkunjung ke Baitullah Al-Haram (Ka’bah) di Makkah Al-
Mukarromah untuk melakukan serangkaian amalan yang telah diatur dan ditetapkan

oleh Allah SWT sebagai ibadah dan persembahan dari hamba kepada Tuhan. Haji
adalah sengaja mengunjungi Baitullah untuk melakukan serangkaian ibadah
ditempat-tempat tertentu pada waktu tertentu dan cara-cara tertentu dengan
mengharap ridha Allah SWT.
Tempat-tempat tertentu yang dimaksud adalah ka’bah di Makkah, Shafa dan
Marwa, Muzdalifah, dan Arafah. Sedangkan aktivitas tertentunya adalah ihram,
thawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah. Sementara waktu tertentunya adalah bulan
Syawwal, Dzul Qa’dah, dan 10 hari pertama Dzulhijjah.

2. Pengertian Umrah
Secara bahasa, pengertian umroh adalah berkunjung ke suatu
tempat . Sementara itu, dalam istilah fikih, umroh berarti melakukan rangkaian
ibadah, yang terdiri dari tawaf, sa'i, dan diakhiri dengan tahalul. Hukum melakukan
ibadah umroh adalah sunnah.

3. Syarat Haji dan Umrah


Adapun syarat-syarat haji dan umrah sebagai berikut:
a) Islam. Setiap dari kita (orang Islam) berkewajiban untuk menunaikan ibadah
haji jika telah terpenuhi semua persyaratan-persyaratannya. Dan jelas pula
bahwa orang non Muslim tidak berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji,
sehingga jika ada di antara mereka yang ikut melaksanakan ibadah haji, maka
ibadah haji mereka dianggap tidak sah.

1
b) Berakal. Artinya, setiap orang muslim yang waras, tidak mengalami
gangguan mental dan kejiwaan, maka ia berkewajiban untuk menunaikan
ibadah haji.
c) Dewasa (baligh). Dengan demikian anak kecil (belum baligh) yang diajak
bersama oleh orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji, maka kewajiban
ibadah haji tersebut belum gugur atas dirinya. Sehingga ia tetap berkewajiban
untuk menunaikannya saat ia telah memasuki masa akil baligh nanti.
d) Mampu. Yang meliputi: ketersediaan alat transportasi, bekal, keamanan jalur
perjalanan, dan kemampuan tempuh perjalanan.
e) Merdeka. Seorang budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia
bertugas melakukan kewajiban yang dibebankan tuannya. Disamping itu,
budak termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain.

4. Rukun, Wajib Haji dan Umrah


1. Rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Jika tidak
dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Sedangkan wajib haji adalah kegiatan yang harus
dilakukan pada saat ibadah haji, yang jika tidak dikerjakan, maka penunai haji harus

membayar dam (denda). Rukun haji ada enam, yaitu sebagai berikut :
a. Ihram. Berihram adalah niat memasuki aktivitas melaksanakan ibadah haji atau
umrah pada waktu dan tempat serta cara tertentu.
b. Wukuf di Arafah. Waktu wukuf bermula dari saat tergelincirnya matahari
(masuknya waktu dzuhur) tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar hari
berikutnya.
c. Tawaf ifadhah. Thawaf ifadhah adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh
kali putaran.
d. Sa‟i. Sa’i adalah berlari-lari kecil di antara bukut Shafa dan bukit Marwah.
e. Tahallul. Tahallul adalah mencukur rambut atau memotong rambut kepala
minimal tiga helai.
f. Tertib. Tertib adalah mengerjakan rukun-rukun haji secara urut mulai dari
thawaf sampai tahallul.
Sedangkan rukun umrah sama seperti rukun haji kecuali wukuf di arafah.

2
2. Wajib haji, yaitu berihram di miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar
jumrah, dan thawaf wada’. Berikut penjelasannya:
a. Berihram di miqat. Calon haji harus memulai niatnya dan dari titik awal
tempat itu yang berniat melaksanakan haji/umrah sudah harus memakai
pakaian ihram. Yalamlam adalah tempat berihram calon jamaah haji yang
datang dari arah Indonesia bila ia langsung akan menuju ke Makkah dan
Bir Ali adalah tempat berihram calon jamaah haji yang datang dari arah
Indonesia menuju ke Madinah terlebihdahulu.
b. Mabit di Muzdalifah. Mabit di Muzdalifah adalah menginap semalam di
Muzdalifah pada malam tanggal Dzulhijjah. Waktunya dikerjakan setelah
wukuf di Arafah.
c. Mabit di Mina. Mabit di Mina adalah bermalam selama 3-4 hari di suatu
hamparan padang pasir yang panjangnya sekitar 3,5 km. Waktunya adalah
malam tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Bermalam di Mina dilakukan
semalam penuh, yang boleh dilakukan mulai sore hari sampai terbitnya fajar,
dan juga boleh bermalam paling sedikit 2/3 malam.
d. Melontar jumrah. Melontar jumrah adalah melempar batu pada sebuah
tempat yang diyakini untuk memperingati saat setan menggoda Nabi Ibrahim
agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya,

Nabi Ismail. Tanggal 10 Dzulhijjah melontar jumrah aqabah dengan tujuh


butir kerikil. Dan pada hari-hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah
melontar ketiga jumrah.
e. Thawaf wada’. Thawaf wada’ adalah suatu penghormatan terakhir kepada
Baitullah. Thawaf wada’ merupakan tugas terakhir dalam pelaksanaan ibadah
haji dan ibadah umrah di Tanah Suci.
Sedangkan kewajiban umrah hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi
larangan-larangan ihram

5. Sunnah-Sunnah Haji Dan Umrah


Cukup banyak sunnah-sunnah haji dan umrah. Diantara berikut ini adalah sunnah-
sunnah yang berhubungan dengan ihram, thawaf,sa’i, dan wukuf,yaitu:
a. Sunnah-sunnah haji

3
1. Mandi sebelum ihram
2. Menggunakan kain ihram yang baru
3. Memperbanyak talbiyah
4. Melakukan thawaf Qudum (kedatangan)
5. Shalat dua rakaat thawaf
6. Bermalam di Mina
7. Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji daripada Umrah
8. Thawaf wada’ (perpisahan).

b. Sunnah-sunnah Umroh
1. Mandi
2. Memotong kuku
3. Menipiskan kumis
4. Mencabut bulu ketiak
5. Mencukur bulu kemaluan sebelum berihram (melafalkan niat ihram)

B. Rangkaian Pelaksanaan Ibadah Haji Dan Umrah


1. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji
a. Haji Tamattu’
Haji tamattu’ adalah melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu dan

setelah itu baru melakukan ibadah haji. Jenis haji ini biasanya dilaksanakan oleh
jamaah haji Indonesia karena dianggap lebih mudah dari pada haji ifrad dan haji
qiran. Berihram dari miqat dengan niat untuk berumrah saja:

4
“Saya niat umrah dengan berihram karena Allah Ta’ala”.

Setibanya di Makkah langsung melaksanakan Thawaf Qudum atau thawaf


awal kedatangan, lalu diteruskan dengan menegrjakan sa’i, dan diakhiri dengan
tahallul. Setelah itu jamaah boleh melepaskan pakaian ihram dan terbebas dari
larangan-larangan ihram.
Kemudian, pada tanggal 8 Dzulhijjah, harus berihram kembali dari tempat
tinggal atau pemondokan dengan niat untuk berhaji:

Selanjutnya, berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wuquf yang jatuh


setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah. Setelah shalat magrib dan
isya’ dengan dijama’, lalu berangkat ke Muzdalifah untuk Mabit di sana. Selama
mabit di Muzdalifah, jamaah haji bisa mencari kerikil untuk melontar jamrah
Aqobah sebanyak 7-10 butir. Jika melontar jamrah sampai tanggal 13.
Dzulhijjah maka jumlah kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir
kerikil. Lewat tengah malam jamaah haji akan diberangkatkan lagi menuju ke
kemah di Mina untuk melaksanakan melontar jamrah. Melempar Jumrah Aqabah
pada tanggal 10 Dzulhijjah dan kemudian memotong rambut sebagai tanda sudah
Tahallul Awal dan seluruh larangan haji telah gugur, kecuali bersetubuh, bercumbu
rayu, menikah dan menikahkan. Setelah itu menuju Masjidil Haram untuk Thawaf
Ifadhah dan sa’i dengan demikian sudah bertahallul Tsani (kedua atau terakhir),
sehingga seluruh larangan haji telah gugur. Bagi jamaah yang memilih cara
Tamattu’ dalam pelaksanaan ibadah hajinya, dia wajib membayar dam Nusuk, yaitu

5
menyembelih kambing. Kalau tidak mampu karena kehabisan bekal (uang) maka
berpuasa 10 hari (3 hari di Tanah Suci dan 7 hari di Tanah Air).

b. Haji Ifrad
Haji ifrad ini adalah kebalikan dari haji tamattu’, yaitu dengan
mengerjakan haji terlebih dahulu lalu mengerjakan umrah. Jamaah yang

melaksanakan haji ini tidak diwajibkan membayar dam. Pelaksanaan haji dengan
cara ifrad ini menjadi pilihan bagi jamaah haji Indonesia gelombang II yang
datang ke Makkah sudah mendekati waktu wukuf. Berihram dari miqat dengan
niat untuk berhaji:

Setibanya di Makkah langsung melaksanakan Thawaf Qudum. Setelah


Thawaf Qudum selesai, boleh dilanjutkan dengan Sa’i. bila dilanjut dengan Sa’i,
maka sa’inya sudah termasuk sa’i haji, sehingga pada waktu Thawaf Ifadhah
kelak, tidak perlu sa’i lagi. Setelah Thawaf Qudum usai, baik berlanjut dengan sa’i
atau tidak, jangan diakhiri dengan potong rambut, karena bisa terkena dam. Untuk
kegiatan selanjutnya, baik berupa amalan perbuatan maupun bacaan pada
pelaksanaan haji ifrad ini sejak dari Wuquf sampaiselesai, sama dengan
pelaksanaan haji tamattu’.
Setelah selesai melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik
dan kembali ke Maktab untuk beristirahat secukupnya, selanjutnya bersiap-siap
untuk melaksanakan ibadah umrah. Niat umrah di Miqat Makani umrah:

6
Masuk Masjidil Haram lalu mengerjakan thawaf umrah dengan sunnah-
sunnahnya. Sa’i dan diakhiri dengan Tahallul. Dengan potong rambut tersebut,
berarti selesailah seluruh rangkaian ibadah umrah dan sudah bertahallul, sehingga
semua larangan sudah tidak berlaku lagi.

c. Haji Qiran
Pelaksanaan ibadah haji dengan cara qiran adalah pelaksanaan ibadah haji dan

ibadah umrah bersama-sama. Bagi yang memilih cara haji qiran ini, dia terkena

peraturan untuk membayar dam, berupa menyembelih seekor kambing (dam nusuk).
Niatnya adalah sebagai berikut :

Setibanya di Makkah langsung melakukan Thawaf Qudum, boleh


dilanjutkan dengan Sa’i atau tanpa Sa’i. Bila diteruskan dengan Sa’i, maka Sa’i
tersebut dihitung sebagai Sa’i untuk haji dan umrah, sehingga pada saat Thawaf
Ifadhah nanti tidak perlu Sa’i lagi. Jika tanpa Sa’i, nanti pada saat Thawaf
Ifadhah harus diikuti dengan Sa’i. Selesai Thawaf Qudum tidak boleh
bertahallul. Untuk kegiatan selanjutnya yang berupa amal perbuatan maupun
bacaan, pada pelaksanaan haji qiran ini, sejak dari Wuquf sampai selesai sama
dengan pada pelaksanaan haji tamattu’.

7
2. Tata Cara Pelaksanaan Umrah
a. Ihram
Sebelum ihram, mu’tamir (orang yang melakukan umroh) melakukan hal-hal berikut:
 Memotong kuku, membersihkan rambut ketiak, dan rambut kemaluan.
 Di sunnahkan mandi. Memakai wangi -wangian di badan (tidak di pakaian
ihram)
 Memakai kain Ihram
 Shalat sunah 2 rakaat kemudian niat ihrom untuk umroh dengan mengucapkan
niat “ Labbaika Umrotan”

b. Thawaf
Tata caranya:
 Masuk masjid lewat pintu Babussalam (atau pintu lainnya) dengan berdoa.

MAKA
Apabila sudah melihat Ka’bah Jangan lupa berdoa ketika melihat Ka’bah

 Berjalan mengitari Ka’bah sebanyak 7 x dimulai dari sudut hajar aswad (ada
tanda lampu hijau) dan berakhir pula di situ
 Dengan melambaikan tangan ke arah hajar aswad ketika memulai dan berdoa
ketika mengitari ka’bah. Doa yang dibaca
Doa tersebut dibaca sampai Rukun Yamani

 Ketika sampai Rukun Yamani kalau bisa menyentuhnya, kalau tidak, tidak apa-
apa.
 Ketika berjalan di antara Rukun Yamani sampai Rukun Hajar Aswad Berdoa

8
“doa sapu Jagad”

 Kemudian melakukan putaran ke-2 dengan tatacara dan doa yang sama seperti
pada putaran pertama. Begitu selesai kemudian melakukan putaran ke 3, 4, 5, 6
sampai yang ke-7.
 Selesai putaran ke-7, kemudian menuju ke belakang Maqom Ibrahim untuk
melakukan shalat shunat. Ketika menuju ke belakang maqom Ibrahim dengan
membaca doa :

 Shalat sunah 2 rakaat dilakukan di belakang Maqom Ibrahim. Apabila tempat


tersebut penuh bisa dilakukan agak geser ke kanan-atau kiri belakang maqom
Ibrahim. Jika semuanya penuh maka diperbolehkan di tempat manapun yang
memungkinkan tetapi masih di dalam masjidil haram. Setelah shalat dilanjutkan
dengan kegiatan sebagai berikut :
o Dilanjutkan dengan minum air zam-zam
o Minum sambil berdiri, dengan tangan kanan, doa minum air zam- zam:
o Mengguyur kepala dengan air zam-zam

c. SA’I
Tata caranya:
 Menuju bukit Shofa. Dalam perjalanan menuju bukit shofa membaca doa:

 Sampai bukit shofa menghadap kiblat berdoa

9
 Lari-lari kecil menuju Marwah
 Ketika berjalan diantara pilar hijau , lari-lari kecil dipercepat (bagi pria) sambil
berdoa.

 Sampai bukit Marwah menghadap kiblat dan berdoa (doanya sama dengan di bukit
Shofa).

d. Tahallul
Tata caranya: Mencukur rambut minimal 3 helai. Cara bercukur bisa bergantian
dengan yang lainnya. Yang mencukur tidak harus yang sudah pernah umroh.

C. Hikmah Ibadah Haji dan Umrah


Hikmah ibadah haji dan umrah adalah sebagai berikut :
1. Menyempurnakan keislaman.
Haji merupakan salah satu rukun Islam. Jika salah satu rukunnya kurang
atau tidak terpenuhi, maka tidak akan sempurna. Untuk dapat
menyempurnakan keislamannya, seorang Muslim diwajibkan untuk berhaji
sekali dalam seumur hidupnya. Jika dilakukan untuk yang kedua atau ketiga
kali dan seterusnya, maka hal itu menjadi amalan sunnah
2. Menghapus dosa.
Dosa yang terhapus adalah dosa atau kesalahan kepada Allah SWT.
Adapun dosa terhadap sesama manusia, maka kita harus meminta keridhaan
dan maaf dari orang yang bersangkutan
3. Melipatgandakan pahala.
Selama di Tanah Suci, para jamaah haji mengumpulkan pahala
sebanyak-banyaknya. Karena ibadah di Tanah Suci Makkah dan Madinah
pahalanya berlipat ganda dibandingkan dengan beribadah di tempat lain

10
4. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
5. Memperoleh maghfirah dan ampunan dari dosa dan noda.
6. Terkabulnya doa dan permohonan.
7. Memperoleh kesuksesan hidup dan balasan surga.
8. Mempersatukan dan mempersaudarakan umat Islam.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hikmah haji ada delapan, yaitu
menyempurnakan keislaman, menghapus dosa, melipatgandakan pahala, meningkatkan
iman dan takwa kepada Allah SWT, memperoleh maghfirah dan ampunan dari dosa dan
noda, terkabulnya doa dan permohonan, memperoleh kesuksesan hidup dan balasan surga,
Mempersatukan dan mempersaudarakan umat Islam.

11
BAB II
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu tata cara


pelaksanaan haji dan umroh terdapat sedikit perbedaan diantaranya :
1. Haji merupakan rukun Islam yang kelima, dan hukumnya wajib dilaksanakan bagi
seluruh umat Islam yang memenuhi syarat wajib untuk melaksanakannya, sedangkan
hukum umrah adalah sunah
2. Ibadah haji hanya bisa dilakukan sekali setahun. Ibadah haji hanya dapat dilakukan
antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah, sedangkan umrah bisa dilakukan kapan
saja, kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari
Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
3. Rukun-rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan
memotong rambut. Sedangkan rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i dan
memotong rambut. Perbedaan haji dan umrah hanyalah wuquf di Padang Arafah yang
hanya dilaksanakan oleh Jemaah haji.
4. Kewajiban ibadah haji ada lima, yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah
ditentukan sesuai dengan asal wilayah Jemaah, menginap di Muzdalifah, menginap di
Mina, tawaf wada’ atau perpisahan, dan melempar jumrah. Sedangkan kewajiban
umrah h hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. A. M. A dan Abdul. W. S. H. 2009. Fiqh Ibadah, Amzah. Jakarta


Ahmad. A. M. 1993. Seluk Beluk Ibadah Haji dan Umrah. Mutiara Ilmu. Surabaya
Djamaluddin.D. 2006. Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap. Era Intermedia.
Jakarta.
Djamaluddin. D. 2011. Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap. PT Era Adicitra
Intermedia. Solo.
Hidayatul. M. S. 2011. Buku Pintar Ibadah Tuntunan Lengkap Semua Rukun Islam Cet I.
Suluk. Jakarta.
Aqilla. U. 2012. Buku Pintar Tuntunan Haji & Umrah. Al-Magfirah. Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai