Disusun oleh :
1. Erika Destin
2. Sonia Novi Antini
Program studi : Sistem Informasi
Dosen pengampu MK : Yeni Yuliana, S. sos.i. M,Pd.i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat
hidayah dan inayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta
salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis di
dalam penyusunan makalah ini, namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
demi perbaikan dan kebaikan.
Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis umumnya
bagi kita semua juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita
senantiasa diberikan keistiqamahan di dalam beribadah dan diberikan hidayah
supaya kita bisa melaksanakan ibadah haji. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Haji dan Umroh adalah aktivitas suci yang pelaksanaanya diwajibkan oleh
Allah Swt pada semua umat islam yang sudah memiliki kemampuan. Kegiatan ibadah
sebagai rukun Islam yang ke-5 yang berkunjung ke Baitullah merupakan aktivitas
puncak sebagai bukti ketaatan kepada sang khalik baik secara fisik material dan
spiritual.
Banyak dari kalangan umat islam dari berbagai negara di dunia khususnya
Indonesia yang mendominasi jumlah pemeluknya berbondong-bondong
mendaftarkan diri untuk bisa beribadah dan menghadap secara langsung di depan
Ka’bah sebagai pusat peribadatan serta memenuhi kewajiban rukunnya bagi yang
mampu.
Untuk mendiskusikannya lebih lanjtut, maka dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang “ Haji dan Umroh” yang berkenaan dengan pengertian,jenis-
jenisnya pelaksanaan dan tahapannya serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
tema tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Baitullah adalah suatu tempat yang didatangi manusia pada setiap tahun.Lazimnya mereka
yang sudah pernah mengunjungi Baitullah, timbul keinginannyauntuk kembali lagi yang
kedua kalinya.
Maka makna Hajjul baiti menurut syara’ ialah : mengunjungi baitullah dengan sifat yang
tertentu, di waktu yang tertentu, disertai dengan perbuatan- perbuatan yang tertentu
pula.Para ulama telah mengkhususkan kalimat haji untuk mengunjungi Ka'bah untuk
menyelesaikan manasik haji.
B. PERBEDAAN HAJI DAN UMROH
1. Hukum pelaksanaan
Ibadah haji hukumnya wajib, fardu’ain bagi setiap muslim mukalaf dan
mampu. Tidak ada satupun ulama yang menyatakan ibadah haji sebagai sunnah.
Sementara itu, mengenai hukum ibadah Umroh para ulama berbeda pendapat,
Sebagian mengatakan hukumnya wajib dan dan sebagainnya mengatakan
sunnah. Mazhab Hanafi dan Maliki mengatakan hukum ibadah umroh adalah
sunnah, sedangkan mazhab Syafi’I dan Hanbali mengatakan hukum ibadah
umroh adalah wajib minimal sekali seumur hidup.
2. Waktu Pelaksanaan
3. Proses Pelaksanaan
4. Miqat
Syarat sah Haji dan Umroh adalah suatu perkara atau pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan sempurna sebelum mengerjakan Haji atau Umroh dan
menentukan sah atau tidaknya ibadah tersebut.
Syarat sah Haji dan Umroh:
HAJI
1. Islam
2. Merdeka ( bukan seorang budak)
3. Taklif ( seseorang yang sudah dikenai kewajiban untuk
melaksanakan haji)
4. Mampu ( secara finansial, fisik, mental, dan kondisi yang
memungkinkan)
5. Memenuhi syarat administrasi
6. Adanya kendaraan yang sudah jelas bahwa tidak akan mengalami
kesulitan.
7. Perjalanan aman tidak akan terjadi kesulitan dalam melaksanakan
ibadah haji.
UMROH
1. Islam
2. Baligh ( dewasa)
3. Berakal sehat
4. Merdeka ( bukan budak atau hamba sahaya)
5. Istitha’ah ( mampu). Termasuk didalamnya mampu secara
jasmani, finansial yaitu memiliki cukup biaya untuk dirinya dn
keluarga yang ditinggalkannya, serta situasi dan kondisi
memungkinkan, aman bagi dirinya dan keluarga yang
ditinggalkannya dan tidak terhalang/mendapat izin untuk
perjalanan haji.
Rukun Haji dan Umroh adalah suatu perkara atau pekerjaan yang harus dilakukan
dalam mengerjakan proses ibadah haji dan umroh dan menentukan sah atau tidaknya
ibadah tersebut. Dengan kata lain jika tidak dilaksanakan maka batal ibadahnya.
HAJI
1. Ihram
2. Wukuf
3. Thawaf ifadah
4. Sa’i
5. Tahallul ( bercukur)
6. Tertib
UMROH
1. Ihram
2. Thawaf
3. Sa’i
4. Tahallul
5. Tertib
Wajib Haji adalah suatu perkara atau pekerjaan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan Haji dan apabila perkara ini ditinggalkan maka wajib hukumnya untuk
membayar dam ( denda).
Wajib Haji dan Umroh:
HAJI
1. Ihram
2. Mabit di Muzdalifah
3. Bermalam di Mina
4. Melempar ketiga jumroh ( ula, wustha dan ‘aqabah)
5. Tahalul ( mencukur)
6. Thawaf wada
UMROH
1. Ihram dari miqat
2. Meninggalkan larangan karena ihram
Sunah haji adalah beberapa amalan yang dianjurkan atau sebaiknya dilakukan
ketika melaksanakan ibadah haji. Jika seorang jamaah haji melaksanakan amalan-
amalan tersebut, maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa pahala yang amat
banyak. Adapun beberapa amalan sunah hajiyang harus diketahui umat islam yaitu:
Amalan sunah jamaah haji yang pertama dan sangat dianjurkan oleh para ulama
bahkan sahabat nabi adalah melaksanakan haji ifrad. Ini merupakan ibadah haji yang
dilaksanakan secara terpisah dengan ibadah umrah dan jamaah harus mengutamakan
hajinya.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa cara ibadah haji dalam Islam yaitu haji ifrad, haji
tamattu, dan haji qiran. Haji Ifrad masuk ke dalam sunah haji dengan harapan supaya para
jamaah bisa fokus. Yang dimaksud fokus di sini adalah khusyuk dan menikmati ibadah haji
tersebut.
Karena 2 cara haji lainnya dilakukan dengan cara menggabungkan antara umrah dan haji.
Ada yang digabungkan dalam satu kesempatan yaitu haji qiran. Di sisi lain ada yang
melaksanakan umrah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan haji yaitu haji tamattu.
Perlu diketahui talbiyah merupakan kata berbahasa Arab dengan makna pemenuhan
jawaban, dan pengabulan panggilan dengan niat ikhlas dari hati. Sederhananya talbiyah
merupakan bacaan yang dibaca sebagai wujud memenuhi panggilan Allah untuk
melaksanakan ibadah haji.
Ada banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan seorang jamaah yang membaca
talbiyah, salah satu mendapat banyak kebaikan. Berbagai kebaikan yang bisa didapat seperti
jaminan masuk surga, dihapuskan semua dosanya, dan akan mendapatkan kabar baik.
Bacaan talbiyah ini sebaiknya dibaca ketika jamaah mulai memasuki kawasan Masjidil
Haram. Berdasarkan hadis riwayat Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Nasai, dan Ibnu
Majah, Nabi Muhammad selalu membaca talbiyah hingga waktunya melempar jumrah.
Untuk mendapatkan banyak pahala dengan mengerjakan sunah haji, jamaah bisa
mengerjakan thaqaf qudum. Thawaf ini biasanya dilakukan oleh setiap jamaah haji yang
melaksanakan ibadah haji ifrad. Siapapun yang melaksanakan sunah ini maka akan diberikan
banyak kebaikan.
Tujuan utama pelaksanaan thawaf wudum adalah sebagai salah satu bentuk penghormatan
kepada Baitullah. Bagi jamaah yang melaksanakan thawaf ini, nantinya bisa langsung
melaksanakan sa’i atau berlari kecil di antara Bukit Shafa dan Marwah.
Namun perlu diingat meski sudah melaksanakan thawaf qudum, setiap jamaah tetap wajib
melakukan thawaf ifadhah. Karena thawaf ifhadhah merupakan salah satu rukun haji yang
wajib dipenuhi, jika tidak maka hajinya akan dianggap tidak sah.
Dalam melaksanakan thawaf qudum, jamaah dianjurkan untuk melakukannya di awal bukan
di akhir. Bagi jamaah yang berasal dari luar Kota Mekkah, tawaf ini biasanya juga disebut
sebagai thawaf liqa’.
Kegiatan sholat sunah thawaf 2 rakaat ini sangat dianjurkan oleh Imam An-Nawawi.
Mengenai tata caranya juga sudah diatur dalam agama Islam. Jika sholat sunah thawaf
dilakukan di siang hari, maka dianjurkan untuk membaca bacaan sholat dengan pelan atau
lirih.
Di sisi lain jika sholat sunah yang dilaksanakan di waktu malam hari, sebaiknya bacaan
dibaca dengan suara yang lantang. Tetapi jika Anda merasa khawatir bacaan yang lantang
akan mengganggu jamaah lain, maka bisa membaca bacaan sholat dengan lirih.
Melakukan Idhtiba
Sunah jamaah haji yang berikutnya dikhususkan untuk jamaah laki-laki yaitu melakukan
idhtiba. Ketika sudah membaca niat ihram tentu semua jamaah akan menggunakan baju
ihram. Untuk laki-laki, menggunakan kain panjang tanpa jahitan.
Terdapat sunah untuk jamaah laki-laki, sebaiknya memakai kain dengan cara idhtiba. Yang
dimaksud cara idhtiba adalah membiarkan bahu sebelah kanan terbuka. Sedangkan bahu
sebelah kiri ditutup dengan baik menggunakan kain ihram.
Melakukan Raml
Sunah di haji berikutnya juga masih dikhususkan untuk jamaah laki-laki yaitu melakukan
raml atau berjalan cepat. Jadi para jamaah laki-laki dianjurkan untuk memendekkan langkah
namun berjalan dengan cepat. Raml dilakukan pada saat 3 putaran pertama saat thawaf.
Hajar aswad sendiri merupakan batu yang berada di Ka’bah dan diturunkan langsung dari
Surga. Batu tersebut pada awalnya berwarna putih saat baru diturunkan. Tetapi karena dosa
umat manusia akhirnya warna batu tersebut berubah menjadi hitam pekat.
Amalan mencium batu hajar aswad ini memiliki banyak sekali keutamaan, salah satunya
adalah menjadi saksi di hari kiamat. Jadi bagi siapapun jamaah yang mencium, menyentuh,
atau mengusap batu hajar aswad maka batu ini akan bersaksi di akhirat nanti.
ِإَّن اْل َح ْم َد َو الِّنْع َم َة َلَك َو اْل ُم ْل َك َال َش ِر ْيَك َلك، َلـَّبـْيَك َال َش ْر َيَك َلَك َلـَّبـْيَك، َلـَّبـْيَك الَّلُهَّم َلـَّبـْيَك
Yang artinya :
“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.” (Diolah dari berbagai sumber).
Selain itu batu hajar aswad juga diibaratkan sebagai tangan Allah SWT di muka bumi ini.
Sehingga siapapun yang mencium atau mengusapnya ia dianggap seolah sedang bersalaman
atau berbaiat dengan Allah SWT.
Kata ihram berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti mengharamkan. Dalam
konteks haji, ihram berarti masuk (mengerjakan) ibadah haji dengan mengharamkan hal-hal
yang dilarang selama berihram.
Dengan mengucapkan niat ihram maka seseorang berarti telah mulai melaksanakan haji dan
berlakulah larangan-larangannya. Ihram harus dilakukan sempurna, sebab sempurnanya
ihram akan menjadi kesempurnaan bagi ibadah hajinya. Apabila seorang jemaah tidak
melaksanakan ihram dengan sempurna maka berlaku dam atau denda yang harus
ditunaikan.
Dasar Hukum Ihram
Ihram adalah rukun haji dan umroh pertama sebagai amalan wajib untuk dilaksanakan dan
tidak dapat diganti dengan yang lain.
"Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu atau mengerjakan haji, maka ia tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji."
"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekalah
dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-ku hai orang-
orang yang berakal." (QS Al-Baqarah ayat 197)
Berikut beberapa keutamaan ihram dalam rangkaian ibadah haji dan umroh.
Ihram adalah rukun haji dan umroh yang pertama dan wajib dilakukan.
Tertib dan menghindari hal yang dilarang saat ihram akan menjadi kesempurnaan dalam
ibadah haji.
Membaca talbiyah saat ihram insya Allah dapat melebur dosa-dosa dan menjadikan diri kita
seperti bayi baru lahir. (HR. Ibnu Majah)
Membaca talbiyah saat ihram seperti mendapat kabar gembira berupa surga. (HR. Thabrani
dan Sa'id bin Mansyur)
Saat talbiyah ihram, tanah dan pohon-pohon di sekeliling ikut membacanya. (HR. Ibnu
Majah, Baihaqi dan Turmudzi)
Lihat Juga :
7 Syarat Wajib Haji yang Harus Dipenuhi;
1. Ihram niat berhaji dilakukan pada saat bulan haji dan dimulai dari miqat yang sudah
ditentukan sesuai wilayah asal jemaah. Misalnya bagi jemaah Indonesia dimulai dari Jeddah.
2. Diawali dengan membersihkan diri termasuk, mandi, memotong kuku, mencukur kumis,
mencukur bulu ketiak dan kemaluan, dan mandi junub bagi wanita yang haid dan nifas.
Pakaian ihram pria: Memakai dua helai kain tidak dijahit. Sehelai seperti kain panjang
dipakai sebagai sarung dan diberi ikat pinggang. Sehelai lagi untuk selendang atau selimut
yang menutup badan.
Pakaian ihram wanita: Memakai pakaian muslim biasa yang menutupi seluruh aurat, kecuali
muka dan telapak tangan.
4. Menunaikan sholat sunnah ihram dua rakaat yang diawali dengan berwudhu. Di rakaat
pertama membaca surat Al-Fatihah dan Al-Kafirun. Di rakaat kedua membaca surat Al-
Fatihah dan Al-Ikhlas.
6. Membaca niat haji untuk melaksanakan salah satu dari tiga manasik.
7. Setelah ihram lanjut membaca talbiyah untuk melakukan perjalanan sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah SAW. Berikut bacaan kalimat talbiyah:
َال َش ِر ْيَك َلَك، ِإَّن اْلَحْم َد َو الِّنْع َم َة َلَك َو اْلُم ْلَك، َلَّبْيَك اَل َش ِرْيَك َلَك َلَّبْيَك،َلَّبْيَك الَّلُهَّم َلَّبْيَك
Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni'mata
laka wal mulk, laa syariikaa laka.
Artinya: "Ya Allah aku datang memenuhi panggilanmu. Ya Allah tidak ada sekutu bagi-Mu
sesungguhnya segala puji dan kenikmatan serta kerajaan (kekuasaan) adalah milik-Mu
semua. Tidak ada sekutu bagiMu." (HR. Bukhori)
8. Selepas membaca talbiyah, jemaah haji melanjutkan rangkaian ibadahnya dan menjaga
larangan-larangan selama ihram.
Larangan dalam Ihram
Membayar denda dengan menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu harus berpuasa
3 hari saat berhaji, lalu berpuasa 7 hari di tahan air serta memberi makan orang miskin.
Bila terpaksa mencukur rambut karena sakit hukumnya menyembelih seekor kambing,
puasa 3 hari dan memberi makan 6 orang miskin.
Bila bersenggama saat ihram maka gugur ibadah hajinya dan harus mengulang tahun depan.
Tapi orang tersebut tetap harus melakukan amalan haji sampai selesai dan qurban seekor
unta.
Apabila membunuh binatang buruan saat ihram, dendanya menyembelih ternak yang
sebanding dengan binatang yang dibunuhnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT
sesuai dengan syari’at yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah banyak
macamnya. Adapun yang menjadi tolak ukur seorang hamba di dalam ibadahnya
yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai penyempurna rukun Islam kita yaitu
ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari
pembahasan ini, yakni :
Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang wajib kita
laksanakan apabila kita mampu “Ibadah Haji”.
Apabila kita mati shalat merupakan hisaban pertama yang dilakukan dan sebagai
tolak ukur ibadah-ibadah yang lainnya. Orang yang suka melaksanakan shalat berarti
dia menegakan agama, dan orang yang tidak suka melaksanakan shalat berarti dia
menghancurkan agama.
Untuk menambah pahala ibadah shalat, kita mesti melaksanakan shalat nawafil
yakni shalat sunat, baik rawatib atau mutlak atau shalat sunat lainnya, seperti dluha,
tahajud, hajat dan lain sebagainya. Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa
bertemu dengan umat islam yang lain dari seluruh dunia. Dengan melaksanakan
ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga firdaus dan itu untuk haji yang
mabrul.
B. SARAN
Demikian makalah haji dan umroh semoga dapat memberikan informasi dan
wawasan mengenai haji dan umroh. Semoga dengan adanya makalah ini, penulis
dapat terus melengkapi kekurangan isi makalah supaya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Diharapkan pada pembaca dapat
memberikan kritik serta saran guna perbaikan makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya, Gema Risalah Pers,
Bandung.
Maulana Ilyas, Sunnah-Sunnah Rasul 24 jam, Pustaka Antafani, Bandung.
Moh. Rifa’i, 1996, 300 Hadits Bekal Dakwah, Wicaksana, Semarang.
Rs. Abd. Aziz, 1991, Fiqih, Wicaksana, Semarang.
Salim bin Samir, Kapal Penyelamat, PT Hasanah, Jakarta.
Syekh Aby Syuja’i, 1967, Fathurqarib, Thaha Putra, Semarang.