Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAJI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Agama Islam Dan Ke Muhammadiyahan

PENYUSUN :
1. Hermina Ayu Purbandari
2. Herli Yuningsih

Program Studi Pendidikan Sarjana dan Profesi Bidan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama
untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari
tugas mata kuliah,Agama Islam dan Ke Muhammadiyahan dengan makalah
”HAJI” Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin…

Tangerang, 6 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
1.4 BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Haji....................................................................................................3
2.2 Sejarah Haji.....................................................................................................6
2.3 Mancapai Haji Yang Mabrur...........................................................................7
2.4 Hikmah Haji Dalam Berbagai Aspek..............................................................9
2.5 Makna Spiritual Haji
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ibadah haji merupakan salah satu dari rukun islam ,yaitu rukun islam yang ke 5 setelah
Syahadat,solat,puasa dan zakat.ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya tetapi juga
semangat dan harta.
Yang mana waktu itu sudah jelas ditentukan oleh Allah,sebagaimana disebutkan dalam
QS Al-Baqarah (2) :197 ihram haji dilaksanakan pada bulan-bulan yang dimuliakan oleh
Allah yakni Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah tiga bulan tersebut merupakan salah
satu dari asyhur Al-Harun (empat bulan yang dimuliakan Alla yakni Dzulqa’da,
Dzulhujjah ,Muharram dan Rajab.lihat Qs Al-Taubah (9): 36)
Dalam mengerjakan haji diperlukan jarak tempuh yang jauh untuk mencapai
Baitullah,dengan segala kesulitan dan hambatan yang ada,terpisah jauh dari sanak
saudara dengan satu tujuan spiritual batin dan ibadah hanya kepada Allah.
Untuk mengetahui secara singkat kami mencoba untuk menjelaskan pengetahuan tentang
haji.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apkah yang dimaksud dengan hakekat Haji?
b. Bagaimanakah sejarah tentang Haji?
c. Bagaimana menjadi Haji yang mambrur?
d. Apa sajakah hikmah Haji dalam berbagai aspek?
e. Apakah makna spiritual Haji?

1.3 Tujuaan
a. Mengetahui Hakekat Haji.
b. Mengetahui Sejarah Haji.
c. Mengetahui bagaimana menjadi Haji yang mabrur.
d. Mengetahui hikmah Haji dalam berbagai aspek.
e. Mengetahui makna spiritual haji.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Haji


A. Pengertian Haji
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibadah haji adalah ibadah
wajib yang dikerjakan minimal satu kali dalam hidup dengan pergi ke
Mekkah dan Madinah disertai rukun dan syarat yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengertian haji menurut bahasa adalah tujuan, maksud dan
menyengaja. Apabila lafal haji memakai fathah awalnya dan boleh
pula dengan kasrah, menurut lughot ialah menyengaja atau banyak-
banyak menyengaja kepada sesuatu yang diagungkan.
Menurut Imam Taqiyuddin bahwa haji menurut bahasa adalah
‘bersengaja,’ Al-Kholil mengatakan ‘banyak menyengaja.’
Sedangkan menurut kalangan ulama fiqih, haji menuru syara’ yaitu:
1. Wabah az-Zuhaily dalam kitabnya bahwa haji adalah sengaja
mengunjungi ka’bah, untuk menunaikan amal ibadah tertentu, atau
(dengan kata lain) mengunjungi tempat tertentu, pada masa
tertentu, dengan perbuatan (amal) tertentu
2. Menurut Sayyid Sabiq didalam kitabnya ialah mengunjungi
Mekkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sai, wukuf di arafah,
dan melakukan ibadah-ibadah lain untuk memenuhi perintah Allah
dengan mengharap keridhaannya.
3. Menurut Abi al-Syuja di dalam kitabnya Syarah Fath al-Qorib
disebutkan bahwa haji adalah menuju ke Baitul Haram untuk
ibadah.
Jadi, dapat disimpulkan haji menurut bahasa adalah al-qashdu
artinya menyengaja, sedangkan menurut istilah syara’ ialah ‘suatu
amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi baitullah
di Mekkah dengan maksud beribadah disertai keikhlasan dan
mengharap keridhaan Allah dengan syarat dan rukun tertentu.’

v
B. Hukum Ibadah Haji
Pergi Haji hukumnya wajib bagi setiap orang muslim dewasa yang
telah memenuhi syarat.syarat yang dimaksud adalah mampu secara
fisik,ilmu dan mampu secara ekonomi untuk mengadakan perjalanan
ke baitullah Arab Saudi minimal satu kali dalam seumur
hidup.kewajiaban atas ibadah haji dijelaskan dalam firman Allah SWT
sebagai berikut.yang artinya “menunaikan Haji adalah kewajiban
mabusia kepada Allah,yaitu orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke Baitullah
(QS Ali’imran :97)

C. Syarat Wajib Haji


 Islam
 Berakal
 Baliq
 Merdeka
 Mampu
Mampu disini adalah mampu membayar biaya perjalanan,mampu
mencukupu keluarga yang ditinggal,mampu melunasi hutang-
hutangnya,mampu secara fisik dan ilmu manasik.

D. Rukun Haji
 Ihram
Ihram yaitu berniat dari miqatketika memilai hendak melakukan
ibadah haji
 Wukuf Di Arafah
Berdiam dipadang arafah dengan memperbanyak Dzikir dan
istigfar kepada Allah SWT.

vi
Waktu wukuf dipadang arafah dimulai dari tergelincirnya matahari
dipadang arafah yaitu pada tanggal 9 dzulhijah sampai terbit fajar
pada hari raya kurban.
 Tawaf Ifadhah
Tawaf ziarah atau tawaf ifadhahmerupakan bagian dari rukun haji
setelah wukuf diarafah.kefarduan wukuf ini sudah dikukuhkan
dalam Al qur’an QS. Al Hajj : 29 yang berbunyi
“ ….Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah
yang tua itu ( Baitullah Ka’bah )
Tawaf ifadhah berjalan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 keliling
dengan syarat suci dari hadat dan Najis baik pakaian maupun
tubuh,ka’bah berada disebelah kiri kita pada saat berkelililng dan
harus memulai tawaf dari hajar aswad yang terletak pada salah satu
pojok ka’bah.
 Sa’i
Sai adalah perjalanan dari bukit Safa kebukit Marwah tujuh kali
putaran dan putaran terakhir disekitar bukit Marwah dan dilakukan
setelah tawaf.
 Tahalul
Adalah mencukur atau memotong rambut paling sedikit 3 helai
rambut disekitar bukut Marwah.
 Tertib
Artinya rukun-rukun haji diatas harus dilakukan secara beruruta
yaitu mendahulukan ihram atas rukun lainnya.

E. Wajib Haji
Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung
atasnya, karena boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih
binatang. berikut kewajiban haji yang mesti dikerjakan :
 Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit),
dimulai dari tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus
sampai selesainya ibadah haji.

vii
 Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10
Dzulhijjah.
 Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq
(tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).
 Melempar jumrah ‘aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10
Dzulhijjah dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan
setelah wukuf.
 Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan
‘Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan
melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah.
 Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram

F. Sunah Haji
Sunnah haji maksudnya adalah jenis amalan ibadah yang dapat
menambah pahala bila dikerjakan. Amalan ini sebagai pelengkap
pelaksanaan haji. Bila tidak dikerjakan juag tidak mengapa karena
tidak berdosa. Apa saja yang termasuk amalan sunnah dalam haji?
Berikut diantaranya:
 Mandi besar sebelum berniat dan mengenakan ihram.
 Menggunakan wangi-wangian sebelum ihrom bagi laki-laki.
Melantunkan Talbiyah berulang kali.
 Melantunkan doa saat memasuki kota Mekkah.
 Mengucapkan doa saat memasuki Masjidil Haram.
 Memanjatkan doa saat melihat Ka’bah.
 Melakukan Thawaf Qudum.
 Tarwiyah di Mina. Mencium Hajar Aswad.
 Sholat di Hijr Ismail.
 Minum air Zam-zam.
 Melaksanakan thawaf sunnah selama di Mekkah.

G. Cara Pelaksanaan haji

viii
 Haji Ifrad
Maksud haji ifrad adalah orang yang berhaji melakukan ihram
hanya untuk haji saja.bagi mereka yang akan melaksananakan
umroh wajib atau sunah dilakukan Ketika kegiatan hajinya selesai.

 Haji Qiran
Haji qieran adalah proses pelaksanaan haji yang digabung dengan
mengerjakan amalan umrah dalam waktu yang bersamaan.adapun
amalan pelaksanaan haji qiran yang digabung dengan pelaksanaan
umrah tersebut,yaitu tawaf dan sa’i.
Gambaran haji qiran menurut mazhab Hanafi adalah berihram
untuk umrah dan haji dari batas miqat,dengan mengucapkan niat
haji dan umrah.
"Ya Allah, aku hendak berhaji dan umrah. Mudahkanlah keduanya
bagiku dan terimalah keduanya dariku"
 Haji Tamatu
Haji tamatu adalah proses pelaksanaan haji dengan melaksanakan
umrah terlebih dahulu baru kemudian melaksanakan ibadah
haji.berikut urutan haji untuk haji tamatu

ix
2.2. Sejarah Haji
Ibadah haji telah ada sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw. Ibadah ini diajarkan
pertama kali oleh Nabi Ibrahim As. Beliaulah nabi yang pertama kali diperintahkan
oleh Allah SWT untuk menunaikannya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki atau dengan mengendarai onta yang kurus.
Mereka akan datang dari segenap penjuru yang jauh” (QS al-Haj: 27).
Akan tetapi sebagian dari praktik-praktik ibadah haji tersebut pada masa-
masa selanjutnya diselewengkan oleh sebagian umat yang tidak
bertanggungjawab sehingga jauh dari substansi awalnya sebagaimana yang
diajarkan oleh Ibrahim As. Dari sini lalu Allah memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk menyempurnakan ibadah tersebut agar dikembalikan
sesuai dengan ajarannya semula.
Ibadah ini baru diwajibkan kembali kepada umat Nabi Muhammad pada
tahun ke-6 hijriah (ada juga yang menyebutkan pada tahun ke-3 atau 5
hijriah) melalui firman Allah SWT:
‫ِفيِه آَياٌت َبِّيَناٌت َم َقاُم ِإْبَر اِهيَم َو َم ْن َد َخ َلُه َك اَن آِم ًنا َو ِهَّلِل َع َلى الَّناِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْسَتَطاَع ِإَلْيِه َس ِبياًل َو َم ْن‬
‫َكَفَر َفِإَّن َهَّللا َغ ِنٌّي َع ِن اْلَع اَلِم يَن‬
Artinya:

x
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) makam Ibrahim,
barangsiapa memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan
haji menuju baitullah adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa yang
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya dari
semesta alam” (QS Ali Imran: 97).
Kendati sudah diwajibkan, namun pada tahun tersebut Nabi dan para sahabat
belum dapat menjalankan ibadah haji karena Mekkah ketika itu masih
dikuasai oleh kaum musyrik. Baru setelah Rasulullah Saw. menguasai kota
Mekkah pada tanggal 12 Ramadan tahun ke-8 hijriah beliau berkesempatan
untuk menunaikannya.
Namun lagi-lagi karena ada prioritas lain yang harus beliau utamakan, pada
tahun ini beliau terpaksa menundanya. Baru pada tahun ke-10 hijriah atau
kurang lebih tiga bulan sebelum meninggal dunia, Rasulullah Saw
berkesempatan untuk menunaikannya. Oleh karena itu, haji yang beliau
lakukan disebut juga dengan haji wada’ (haji perpisahan), karena haji tersebut
merupakan haji yang pertama dan sekaligus yang terakhir bagi beliau.
2.3 Mencapai Haji Mabrur
Adapun kriteria untuk mencapai haji mabrur adalah
 khlas karena Allah Ta’ala
 Tata cara manasiknya sesuai tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi
wasallam, terpenuhi dengan baik syarat, rukun, dan kewajiban haji, yang
disempurnakan dengan sunnah-sunnah dalam haji.
 Biaya hajinya berasal dari penghasilan yang halal.
 Menjauhi ucapan dan perbuatan kotor/ mesum, dosa-dosa, maupun
perdebatan.
 Berakhlak mulia kepada sesama manusia: tutur katanya baik, sabar,
pemaaf, dermawan, tidak mengganggu atau menyakiti yang lain.
 Perbuatan setelah berhaji menjadi semakin baik, semakin berkurang
ambisi (tidak tamak) terhadap urusan duniawi dan semakin bersemangat
menggapai kebahagiaan di akhirat.

xi
(dikutip dari buku “Hadiah untuk Ikhwan, Manasik Haji dan Umrah
Menggapai Ridha ar-Rahmaan”, karya Abu Abdirrahman Sofian dan Abu
Utsman Kharismanya.
2.4 Hikmah Haji Dari Berbagai Aspek
 Hikmah Iman dan Takwa
Hikmah pertama dari ibadah haji adalah meningkatkan iman dan taqwa
seorang Muslim. Bagi seorang Muslim, ibadah haji merupakan sebuah
tindakan taqarrub atau upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, umat Muslim akan
merasakan adanya kekuatan iman dan taqwa yang lebih kuat. Sebagai
contoh, ketika melaksanakan tawaf atau sa’i di antara bukit Safa dan
Marwa, umat Muslim akan teringat pada kisah Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya yang taat beribadah kepada Allah SWT. Dalam kondisi inilah,
seorang Muslim akan lebih merasa dekat dengan Allah SWT dan
menguatkan imannya.
 Hikmah Pemersatu Umat
Hikmah kedua dari ibadah haji adalah memperkuat persatuan umat
Muslim. Sebagai umat Islam dari berbagai belahan dunia, jutaan orang
berkumpul di satu tempat untuk melaksanakan ibadah haji. Melalui ibadah
haji, umat Muslim belajar untuk saling menghormati, mencintai, dan
merangkul kesamaan. Dalam kondisi ini, perbedaan latar belakang,
budaya, atau bahasa menjadi hal yang tidak penting. Kedatangan jamaah
haji dari berbagai negara mengingatkan kita bahwa kita semua saudara
dalam iman yang satu.
 Hikmah Kemurahan Hati
Hikmah ketiga dari ibadah haji adalah kemurahan hati. Dalam
melaksanakan ibadah haji, umat Muslim akan melakukan beberapa
kegiatan sosial seperti memberi sedekah atau menolong sesama jamaah
haji yang memerlukan bantuan. Kegiatan sosial ini dapat membantu
meningkatkan rasa empati dan kepekaan kita terhadap orang lain. Selain
itu, ibadah haji juga mengajarkan umat Muslim untuk menahan hawa
nafsu dan mengendalikan keinginan. Menahan diri dari hal-hal yang tidak

xii
penting, dapat membantu umat Muslim memiliki hati yang lembut, tulus,
dan luas.
 Hikmah Kesehatan Jasmani dan Rohani
Hikmah keempat dari ibadah haji adalah meningkatkan kesehatan jasmani
dan rohani. Seperti yang diketahui, haji melibatkan beberapa tahapan
seperti berjalan kaki, berdiri, dan menunaikan sholat dalam waktu yang
cukup lama. Maka dari itu, ibadah haji dapat membantu menjaga
kesehatan fisik dengan berolahraga secara menyehatkan. Selain itu, ibadah
haji juga mengandung nilai-nilai ruhani yang dapat membantu
memperbaiki kesehatan jiwa dan rohani. Misalnya, saat melaksanakan
ibadah wuquf di Arafah, jamaah haji dapat merenungkan dan merenungi
dosa-dosa yang telah dilakukan.
 Hikmah Kedamaian Batin
Hikmah kelima dari ibadah haji adalah memberikan kedamaian batin.
Melalui ibadah haji, umat Muslim dapat merasakan perdamaian dan
ketenangan batin. Ibadah haji dapat menjadi ladang amal bagi umat
Muslim untuk berdoa, memohon ampunan, dan mengikhlaskan hati.
Melalui ibadah haji, umat Muslim dapat merasakan kebahagiaan dan
ketenteraman hati yang nyata dan mendalam.

2.5 Makna Spiritual Ibadah Haji


Sebagai sbuah ibadah yang sarat dengan symbol dan makna spiritual.ebaiknya
perlu diketahui an dipahami oleh Jemaah haji,karena dengan memahaminya
maka ibadah haji akan lebuh bermakna.
A. Tawaf
Mengitari kakbah sebanyak 7 kali berlawanan arah dengan jarum jam yang
bermakna ala mini tidak berhenti bergerak kepusat orbit.manusia juga
bergerak adalah intensitas kehidupan berhenti bergerak berarti
kamatian.mansia harus berusaha jika tidak bergerak dan berusaha berarti
masusia itu sudah mati.
B. Sa’i

xiii
Sa’i adalah berlari-lari kecil diantara bukit safa dan Marwa. Hal ini
dilakukan oleh siti hajar yang sangat membutuhkan air dipadang
tandus.dan Ketika ada air ternyata itu hanya fatamorgana sampai
munculnya air dikaki ismail yang kini disebut air zam-zam.hal ini
menggambarkan bahwa hidup harus berusaha dengan sungguh-sungguh
dan aksimal.kendati istri nabi tidak ujug-ujug meminta kepada Allah SWT
tanpa berusaha.tetapisiti hajar berusaha dengan sungguh-sungguh dan
berdoa kepada Allah tentunya keputusan ada ditangan Allah.
C. Lontar Jumrah
Sebuah ibadah yang didasarkan kepada perilaku Nabi Ibrahim as yang
melempar setan ketika ia ingin menunaikan perintah Allah Swt. Setan
adalah simbol menggagalkan manusia untuk mentaati Allah. Dan itu harus
dilawan dan dikeluarkan dari diri manusia.
D. Wukuf Dipadang arafah
Dalam daerah inilah dipertemukannya nabi adam dan siti hawa yang sudah
terpisah cukup lama.dipadang arafah inilah seluruh Jemaah diam dan
berdoa hanya kepada Allah SWT.semua sama tidak ada yang kaya dan
yang miskin,tidak ada sekat-sekat negara dan bangsa semua hanya sebagai
makhluk Allah SWT.
Kita sadar bahwa kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Tidak ada
yang perlu disombongkan. Kita diajak untuk lebih mengenal diri kita
sebagaimana asal kata Arafah yang bermakna mengenal diri. Dalil yang
terkenal di kalangan sufi: “Man 'arafa nafsahu faqad 'arafah robbahu”
(Siapa yang kenal dirinya akan kenal siapa tuhannya). Wukuf hakekatnya
untuk menyadarkan, siapa, dari mana, dan akan kemana kita.

xiv
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sebagai sebuah ibadah yang sarat dengan simbol dan makna spiritual,
sejatinya harus dipahami dengan benar oleh jamaah haji. Sebab dengan
mengerti, memahami dan menghayati makna tersirat dari yang tersiratlah
ibadah haji akan bermakna. Berhaji dengan ritual fisik tanpa memahami
makna sama dengan ritual ulangan yang jauh dari nilai religiusitas. Dan itu
adalah ibadah yang kering dengan makna. Seorang yang bergelar haji
diharapkan menjadi agen perubahan untuk membawa manusia ke arah yang
baik. Seorang yang bergelar haji adalah seorang yang telah memahami makna
hidup dengan benar. Tentu perilaku dan tindak tanduknya secara kualitatif-

xv
kuantitatif menjadi baik. Akan menjadi antiklimaks apabila haji hanya
dipahami sebagai ibadah simbol dan itu tidak termanifestasi dalam realitas
kehidupan di masyarakat.

3.2 SARAN
Haji memang dilakukan di tanah suci tapi sejatinya haji itu adalah di tanah
air. Rukun dan syaratnya dilakukan di Mekkah, tapi aplikasi haji itu adalah di
Indonesia. Haji yang penuh dengan makna paripurna itulah sesungguhnya
makna spiritual ibadah haji. Bukan hanya sekedar bergelar haji atau hajjah.

DAFTAR PUSTAKA

Sodikin.2017.”Apa Itu Ibadah Haji?”,Jakarta 2017.IslamPos


https://www.islampos.com/apa-itu-ibadah-haji-41268/
Depokalhikam.2017.”Hakikat Haji”.Depok 2017.walisongooneline
https://walisongoonline.com/hakikat-haji/#:~:text=Hakikat%20haji
%20adalah%20kembali%20menuju%20kepada%20Allah%20swt.,kepada
%20Allah%20swt%20baik%20secara%20lahir%20maupun%20batin.
Suhardi.2015.”Makna Spiritual Haji”.Riau 2015.Serambinews.com
https://aceh.tribunnews.com/2015/09/04/makna-spiritual-haji
Pras Dhani.2023.”Hikamah Ibadah Haji dalam Berbagai Aspek”.Jakarta
2023.Jejak Haji.
https://www.jejak-haji.com/hikmah-ibadah-haji-dalam-berbagai-aspek/
Artikel”haji mabrur definisi dan cara pencapaiannya”.2019.salafy

xvi
https://salafy.or.id/haji-mabrur-definisi-dan-cara-mencapainya/
Artikel “pengertian Haji,Hukum,syarat,Rukunwajib,sunnahdan
keutamaannya”Lapak umroh2023
https://www.lapakumroh.com/id/haji

xvii

Anda mungkin juga menyukai