Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MEMAHAMI MAKNA HAJI,ZAKAT,DAN WAKAF


Guru Pembimbing: Kiki Damayanti, S.Pd

SMK GUNUNG NAGARA


Disusun oleh kelompok 8

Beranggotakan:

-Bunga Citra Lestari

-Linda Sri Lestari

-Rima Eka Agustin

-Faisal Paturohman

-Rizki Faturrahman

Jln.
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, Januari 2023


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.MEMAHAMI MAKNA IBADAH HAJI
1.Pengertian dan Penjelasan Ibadah Haji
2.Amalan Ibadah Haji
3.Larangan Ibadah Haji
4.Pembayaran Dam
B.ZAKAT
1.Pengertian Zakat
2.Macam-macam Zakat
3.Orang Yang Berhak Menerima Zakat
4.Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat
5.Manfaat Zakat
6.Syarat Zakat
7.Tujuan Zakat
8.Benda Yang Wajib Dizakatkan
C.WAKAF
a.Pengertian Wakaf
b.Hukum Wakaf
c.Rukun Dan Syarat Wakaf
d.Fungsi Wakaf
e.Tujuan Wakaf
f.Hikmah
g.Harta Wakaf dan Pewakafan Wakaf
h.Prinsip-prinsip Pengelolaan Wakaf
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-
hukumnya. Melaki hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam
dapat dilaksanakan Allah SWT menerapkan syari'at bukan untuk
memberatkan manusia, akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu
melaksanakan syarat dengan bak pasti akan mendapatkan kebahagiaan
dan kemulyaan hidup.

Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur


harta yaitu: zakat, haji dan wakaf Pemerintah juga memiliki kewajiban
untuk menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah
pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat, haji dam
wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik, mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi
umat Islam untuk kemaslahatan umat.

B.TUJUAN

Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian dan penjelasan Haji,


Zakat, dan Waqaf. Serta dapat memahami beberapa syarat supaya kita di
kemudian hari dapat mempraktekannya di kehidupan nyata.

BAB II
PEMBAHASAN

A.MEMAHAMI MAKNA IBADAH HAJI

1.Pengertian dan Penjelasan Ibadah Haji


Secara bahasa haji berasal dari bahasa Arab, yartu hajja yang
artinya menyengaja sesuatu. Secara istilah, haji adalah
mangunjungi ka'bah (Baitullah) untuk melakukan beberapa amal
Ibadah dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Ibadah haji
adalah rukun Islam yang ke lima. Makkah adalah smpai kelahiran
habi Muhammad Sa. Di kota mekkah, terdapat ka'bah ya
dijadikan kiblat bagi kaum muslim seluruh dunia ketika
melakukan shalat. Ibadah haji hukumnya wajib bagi ya mampu
sebagaimana firman Allah Sebagai berikut.
‫ت مقَام اب ْٰره ْيم ەۚ وم ْن َدخَ لَهٗ َكانَ ٰامنًا ۗ وهّٰلِل‬ ٌ ۢ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي‬
‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع‬ ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬ ِ َّ‫ِ َعلَى الن‬ َ ِ َ َ َ ِ ِ ُ َّ ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬
َ‫ۗ َو َم ْن َكفَ َر فَا ِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْال ٰعلَ ِم ْين‬ ‫اِلَ ْي ِه َسبِ ْياًل‬

Artinya:

Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam


Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan
(di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (Q.S.
Ali -'Imran/3:97)
Maksud dari mampu adalah secara material, yaitu cukup untuk
biaya sendiri maupun untuk keluarga yang ditinggal, yaitu
mampu secara fisik atau sehat selama melaksanakan ibadah haji.

Haji wajib dilakukan dengan segera bagi orang Islam yang telah
tertentu syarat dan mampu untuk menunaikan ibadah haji.
Tetapi, tidak melakukannya maka ia berdosa.

NABI MUHAMMAD SAW BERSABDA:

ِ ‫ فَِإ َّن َأ َح َد ُك ْم الَيَ ْد ِريْ َمايَع‬-َ‫ضة‬


ُ‫ْرضُ لَه‬ َ ‫ يَ ْعنِى ْالفَ ِر‬-َّ‫واال َحج‬
ْ ُ‫تَ َع َّجل‬

“Bersegeralah berhaji (yakni haji yang wajib), sebab


sesungguhnya seseorang tidak menyadari (mengetahui) apa yang
akan menimpa kepadanya”.(H.R.Ahmad)

Adapun dimulainya kewajiban Haji ada yang menyatakan sejak


tahun ke-9 Hijriyah, ada juga menyatakan sejak tahun ke-6
Hijriyah.
a.Hukum Melaksanakan Ibadah Haji

Berdasarkan firman Allah Swt dalam surat Ali-Imran ayat 97


menunjukkan bahwa hukum melaksanakan haji adalah wajib.
Namun demikian dalam keadaan tertentu hukum melaksanakan
ibadah haji bisa menjadi sunnah, makruh, bahkan haram. Untuk
lebih jelasnya perhatikan uraian berikut ini:

- Haji hukumnya wajib untuk pertama kali dan telah mampu


untuk melaksanakannya demikian pula apabila bernazar (berjanji)
untuk Haji maka wajib dilaksanakan.

-Haji hukumnya Sunnah, apabila dapat mengerjakan haji untuk


ke-2 kali atau seterusnya.
-Haji hukumnya makruh, apabila sudah pernah pergi haji
sementara di sekelilingnya hidup serba kekurangan dan butuh
bantuan untuk kelangsungan hidupnya, dia berangkat haji lagi,
maka hukumnya makruh.

-Haji hukumnya haram, apabila ia pergi dengan maksud


membuat kerusakan dan kebenaran di tanah suci Mekkah.
b.Waktu Melaksanakan Ibadah haji

Waktu melaksanakah ibadah haji telah ditetapkan secara


(hukum Islam) yaitu bulan Syawal, Djuqaidah, dan Dzul hijjah.
Barang siapa yang berkunjung ke ka'bah untuk beribadah haji
bukan pada bulan-bulan tersebut, maka dinamakan ibadah
umrah.
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya: "Dari
Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda: Wahai manusia!
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan
ibadah haji, maka hendaklah kamu bekerja. Seorang sahabat
bertanya: Apakah setiap tahun ya Rasulallah! Nabi muhammad!
Nabi Saw diam tidak menjawab dan bertanya mendesak sampai
tiga kali. Kemudian Rasul menjawab kalau saya Jawab: ya! sudah
tentu menjadi wajib setiap tahun, sedang kamu tidak akan
mampu mengerjakannya, biarkan saja apa yang saya tinggalkan"
(H.R. muslim, Ahmad dengan Nasa.i).
c.Syarat Wajib Haji
Syarat itu antara lain sebagai berikut.

1).Islam
Haji mrupakan kewajiban bagi orang yang beragama islam.Jika
ada orang yang bukan muslim pernah melaksanakan haji
kemudian ia masuk Islam, ia masih tetap mempunyai kewajiban
melaksanakan tadah haji.

2).Baligh

Anak kecil belum memiliki kewajiban untuk melaksanakan


ibadah haji. Apabila ada anak kecil menunaikan ibadah haji
hajinya tetap sah, namun hal ini tidak minggugurkan
kewajibannya. Artinya, kelak kalau sudah dewasa, dia manh tetap
mempunyai kewajiban untuk menunaikan ibadah haji.

3).Brakal Sehat (Aqil)

orang yang akalnya tidak waras (gila) tidak wajib melaksanakan


haji. Apabila orang gila menunaikan ibadah haji hajinya tidak sah.

4).Merdeka

Melaksanakan haji bagi hamba sahaya adalah tidak wajib.


Ibadah haji adalah ibadah yang lama temponya, memerlukan
perjalanan jauh dan diisyaratkan kemampuan dalam bakal dan
keridaraan. Hal ini mengakibatkan terbaliknya hak-hak majikan
yang berkalian dengan hamba sahaya.

5).Mampu

Adanya kesanggupan baik fisik, materi, dan keamanan dim


melaksanakan ibadah haji.
d.Rukun Haji
Adapun rukun haji adalah sebagai berikut:

1). Ihram disertai dengan niat


sesuai dengan sabda Rasulallah saw yang artinya:" Sesungguhnya
amal ibadah hanya sah dengan niat".(H.R.Al Bukhori)

Berniat mengerjakan ibadah haji. Niat dilakukan dengan ikhlas


didalam hari. Jika diucapkan bunyi mainya sebagai benkur.

َ ‫ك اللَّهُ َّم‬
‫بح ًَج ِة‬ َ ‫لَبَّ ْي‬
Artinya: "Kupenuhi panggilantu untuk berhaji"

2). Wukuf

Hadir dipadang Arafah pada waktu yg telah ditentukan yaitu


mulai dari tergelincirnya matahari waktu zuhur tanggal 9
Dzulhijah sampai terbenamnya matahari tangal 9 Dzaulhijah.

3). Tawaf

Adalah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali dimulai dari sudut


Hajar Aswad dan berakhir disudet Hajar Aswad pula dan ka'bah
berada di sebelah kiri orang bertawaf (arah putaran tawaf
berlawanan arah jarum jam)

4). Sa'i

Adalah bajalan dan berlari-lari kecil dan Bukit Safa ke Bukit


Marwah. Adapun tata caranya adalah: a) dimulai dari Bukit Safa
dan disudahi di Bukit Maruah.

b). dilaksanakan sebanyak tujuh kali, dan

c). dilaksanankan sesudah Tawaf

5). Tahalul
Adalah menghalalkan perkara ya semula diharamkan ditandai
dengan mencukar sekurang-kurangnya tiga helai rambut.

6). Tertib

Tertib, yaitu mendahulukan yang dahulu diantara rukun-rukun


itu.
e.Wajib Haji
Wajib haji adalah serangkaian kegiatan yang harus dikerjakan
apabila ada salah satunya tidak dikerjakan, hajinya tetap sah
digantikan dengan membayar dam atau menyembelih hewah.

Adapun wajib hajinya sebagai berikut.

1). Ihram dan miqat

Yaitu batasan waktu dan tempat ya telah ditentukan. Ketentuan


masa (miqat zamani) adalah dari awal bulan syawal sampai terbit
fajar hari Raya Haji (tanggal 10 bulan haji). Firman Allah swt.
ٌ ٰ‫اَ ْل َحجُّ اَ ْشهُ ٌر َّم ْعلُوْ م‬...
‫ت‬

Artinya: "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yg telah


dimaklumi... (Q.S.Al-Baqarah/2:197).

2). Mabit (bermalam) di Muzdalifah

Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, di malam hari


raya haji sesudah hadir di padang Arafah pada tanggal 10
Dzulhijjah.

3). Melontar jumrah Aqabah pada hari raya haji.

4). Melontar tiga jumrah, yaitu jumlah ula, jumlah wustha dan
jumlah Aqabah pada tanggal 11, 12 ,13 Dzulhijjah.
Syarat melontar jumrah adalah sebagai berikut.

-Melontar jumrah dengan tujuh batu kerikil dan dilemparkan satu


persatu.

-Menerbitkan 3 jumrah, dimulai dari jumrah ula, jumlah wustha,


dan yang terakhir jumrah Aqabah.

-Alat untuk menonton jumlah adalah batu kerikil.

5). Mabit (bermalam) di mina, selama 2 atau 3 malam pada hari


tasyrik tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

6). Thawaf wada (thawaf perpisahan) adalah tawaf yang


dilaksanakan sewaktu akan meninggalkan Mekkah.

7). Tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau diharamkan.

*Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji

Perbedaan rukun dan wajib biasanya berarti sama, namun di


dalam ibadah haji mengandung arti yang berbeda, yaitu sebagai
berikut:

• Rukun haji, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah


haji, bila tertinggal maka ibadah hajinya tidak sah dan tidak bisa
diganti dengan Dam (denda).

• Wajib haji, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah


haji, namun bila tertinggal dapat diganti dengan Dam (denda)
dan hajinya menjadi sah. Akibat ketinggalan rukun dan wajib
haji.
f. Sunnah-sunnah Haji
Sunah haji adalah serangkaian kegiatan yang apabila dilakukan
akan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak
mendapatkan dosa. Adapun sunah Haji sebagai berikut.

1). membaca Talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah


aqabah pada hari raya Idul Adha.Lafaz talbiyah:

َ‫ك لَك‬ َ ‫ك َو ْال ُم ْل‬


َ ‫ك الَ َش ِري‬ َ َ‫ك ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬
َ ‫ك لَكَ لَبَّ ْي‬ َ ‫لَبَّ ْيكَ اللَّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ك لَبَّ ْيكَ الَ َش ِري‬
Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku
memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,
sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan
kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu".

2). Berdoa sesudah membaca Talbiyah.

3). Membaca dzikir sewaktu tawaf.

4). Salat dua rakaat sesudah tawaf

5). Masuk ke Ka'bah.

2.Amalan Ibadah Haji


Amalan-amalan ibadah haji adalah:

1). Ihram dari Miqat

Niat mengerjakaan haji atau umrah dengan berpakaian mandi,


memotong Serba putih dinamakan IHRAM itu sebagai berikut:

a. Terlebih dahulu disunahkan untuk mandi, memotong kuku,


menyisir, memakai wangi-wangian dan berwudhu

b. Berpakaian ihram. Bagi laki-laki pakaian ihram terdiri atas


dua helai kain. Satu helai kain untuk diselempangkan dibagian
atas dan satu helai kain berikutnya dililitkan dibagian bawah.
Kedua helai kain tersebut tidak boleh dijahit. Sedangkan bagi
wanita pakaian harus menutupi seluruh badan kecuali bagian
muka (wajah)dan kedua telapak tangan.

2). Miqat

Ihram artinya harus dimulai dengan dari miqatnya. Miqat


artinya batas waktu dan batas tempat. Batas waktu dinamakan
miqat zamani, sedangkan batas tempat dinamakan miqal makani.
Miqat zamani untuk ihram yaitu dari bulan Syawal Sampai terbit
fajar pada hari raya haji, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah
Sebelum waktu wukut habis. Sedangkan miqat Makani (batas
tempat) untuk memulai berihram adalah sebagai beriku

a). Mekah adalah miqat (tempat ihram) orang yang tinggal di


Mekkah.

b). Zul-Hulaifah adalah Miqat (tempat ihram) orang yg :datang


dari arah Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan
Madinah.

c). Yalamlam adalah miqat (tempat ihram) orang yang datang


dari arah yaman, India, Indonesia, dan negeri-negeri yang datang
dari arah negri tersebut.

d). Qarnul Manazil adalah miqat (tempat Ihram) orang yg datang


dari arah Najdil Yaman. Najdih Hijaz dan negeri-negeri yg datang
dari arah negri tersebut.

e). Juhfah adalah miqat (tempat ihram) orang yg datang dari


arah Syam, Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri yg sejajar dan
negeri tersebut.
f). Zatuirgin adalah miqat (tempat ihram) orang yg datang dan
arah irak dan negeri yang datang dari arah negeri tersebut.

g). Bagi penduduk negri-negri yang ada di negri mekkah dan


miqat-miqat tersebut adalah miqat tempat ihramnya dari negeri
masing-masing dimana mereka tinggal.

3.Thawaf

Thawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali putaran.


Thawaf ini dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir disitu pula. Hal
ini sesuai dengan firman Allah swt:

ِ ‫ت ْال َعتِي‬
‫ْق‬ ِ ‫َو ْليَطَّ َّوفُوْ ا بِ ْالبَ ْي‬
Artinya:"Dan hendaklah mereka berthawaf pada Baitil' Aliq yaitu
Baitullah".(Q.S.Al-Hajj:29).

Thawaf itu ada 6 (enam) macam, yaitu:

a).Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang deerjakan jama'ah haji


kelika baru tiba di mekkah (thawaf selamat datang).

b).Thawaf ifazhah, yaitu thawaf yang menjadi rukun haji.

c).Thawaf wada', yaitu thawaf yang dilakukan jama' ah haji ketika


akan meninggalkan tempat suci Mekkah. Thawaf ini termasuk
wajib haji.

d). Thowaf Tahal, yuitu thawaf menghalalkan barang.

e). Thawaf Nadzar, yaitu thawaf dalam melaksanakan Nadzar


(janji). Hukumnya wajib dikerjakan.

f). Thawaf sunnah, yaitu thawaf yang dikerjakan pada setiap ada
kesempatan atau sembarang waktu.
Sebelum kita mengerjakan thawaf, ada 7 macam Syarat yang
harus dipenuhi, yaitu:

1. Menutup aurat.

2. Suci dari hadast Kecil dan hadast besar.

3. Niat mengerjakan thawaf.

4. Dimulai dari Hajar Aswad.

5. Ketika mengelilingi ka'bah, ka'bah ada di sebelah kiri.

6. Thawaf dalakukan sebanyak 7kali putaran.

7. Dilaksanakan didalam mesjid.

Adapun cara mengerjakan thawaf sebagai berikut:

1). Berniat untuk mengerjakan thawaf.

2). Dimulai dari Hajar Aswad dengan membaca:


‫بسم هللا وهللا اكبر‬
Kemudian menciumnya, bila tidak mampu cukup dengan isyarat.

3). Berjalan mengelilingi ka'bah sampai 7 kali putaran.

4). Selesai Thawaf berdo'a dimultazam, yaitu tempat yang


berada diantara Hajar Aswad dan pintu ka'bah.

5). Setelah itu mengerjakan shalat Sunnah dua rakaat dimaqam


ibrahim dan Hijir Ismail.

6). Terakhir disunnah meminum air zam-zam.

4.Sa'i
Sa'i ialah berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah
sebanyak 7 kali, sa'i dilakukan setelah thawaf sunnah dua rakaat
sesudah thawaf.

Adapun syarat-syarat sa'i ialah:

• Dikerjakan setelah tawaf qudum (rukun) mulai dari shafa dan


berakhir di Marwah.

• Dikerjakan sebanyak 7 kali. • Dilakukan dimas'a (tempat sa'i).

Cara mengerjakan sa'i dengan urutan sebagai berikut:

- Niat sa'i

- Dari shafa menghadap ke ka'bah dan membaca takbir 3 kali lalu


membaca do'a:
‫هللُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر‬

َ‫ الَ ِإلَ ٰـه‬،ٌ‫ َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْير‬،‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد‬
ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫الَ ِإلَ ٰـهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
َ ‫َص َر َع ْب َدهُ َوهَزَ َم اَْألحْ ز‬
ُ‫َاب َوحْ َده‬ َ ‫ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ َأ ْن َجزَ َو ْع َدهُ َون‬
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang
Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujian.
Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha
Esa, yang melaksanakan janjiNya, membela hambaNya
(Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.

- Mulai melangkah dari shafa menuju Marwah sambil terus


membaca doa.

- Berlari-lari kecil dari shafa ke marwah dihitung satu kali, dan


marwah ke shafa dihitung satu kali pula. Bagi orang laki-laki di
sunnahkan berlari kecil diantara dua pilar hijau bagi wanita tidak
disunahkan untuk berlari-lari kecil.

- Setelah selesai dikerjakan 7 kali di marwah, maka diteruskan


dengan tahallul. Tahallul adalah menggunting rambut panjang
paling sedikit 3 helai rambut.

5.Wukuf dipadang Arafah

Wukuf artinya berhenti atau berdiam. Wukuf dipandang Arafah


bagi jamaah haji waktunya mulai tergelincir matahari (waktu
dzuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu fajar (waktu subuh)
tanggal 10 Dzulhijjah.

Wukuf di Padang Arafah dilaksanakan dengan cara sebagai


berikut:

> pada tanggal 8 Dzulhijjah, setelah salat dzuhur atau Ashar,


seluruh jamaah haji bersiap-siap menuju Padang Arafah
menjelang waktu magrib jamaah haji sampai dan menginap di
Arafah menuju waktu wukuf.

> pada saat waktu wukuf, hendaknya sholat Dzuhur dan Ashar
dijamak' qasar (digabung dan di ringkas) dan sebaiknya
dikerjakan berjamaah.

> setelah selesai salat hendaknya memperbanyak ibadah lain dan


memperbanyak membaca istighfar al-quran, dzikir, tahlil, tasbih,
Tahmid dan do'a.

>sesudah matahari terbenam (selesai wukuf) jamaah haji


mampu Muzdalifah untuk bermalam di sana.

6.Bermalam di Muzdalifah
Bermalam di Muzdalifah termasuk Haji wajib, walaupun
bermalam itu hanya sebentar waktunya setelah tengah malam
tanggal 10 Dzulhijjah

(malam hari raya Idul Adha)

kegiatan yang dilaksanakan di Muzdalifah selain mabit


(bermalam) juga dilakukan untuk mencari batu kerikil sebanyak
49 atau 70 butir. Batu tersebut akan di pergunakan dimana untuk
melempar jumrah.

Selama perjalanan menuju ke Muzdalifah disunnahkan


memperbanyak membaca talbiyah, takbir, dzikir, tahlil, dan
Tahmid Adapun bacaan Talbiyah adalah sebagai berikut:

َ َ‫ك ل‬
‫ك‬ َ ‫ك َو ْال ُم ْل‬
َ ‫ك الَ َش ِري‬ َ َ‫ك لَبَّ ْيكَ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬
َ َ‫ك ل‬ َ ‫ك اللَّهُ َّم لَبَّ ْيكَ لَبَّ ْي‬
َ ‫ك الَ َش ِري‬ َ ‫لَبَّ ْي‬
Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku
memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,
sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan
kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu".

7.Bermalam di Mina

Pada tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji sampai di mina, lalu wajib


melontar jumrah Aqabah. Kemudian jamaah haji bermalam di
mina pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Selama di Mina
jamaah haji diwajibkan untuk melontar 3 jamrah untuk tiap-tiap
harinya. Dimulai dari jumlah Ula, jumrah Wustha dan diakhiri
dengan jumrah Aqabah jamaah haji yang tidak dapat melontar
sehari bisa menggantinya di hari lain asal masih dalam masa
melontar (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Dan Bagi yang berhalangan melontar hendaknya jamaah haji
boleh bermalam dua malam saja di mina yaitu pada tanggal 11
dan 12 Dzulhijjah. Hari ini disebut nafar awal atau jamaah haji
boleh bermalam tiga malam yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijjah. Hal ini disebut nafar tsani.

Adapun syarat-syarat melontar jumroh adalah sebagai berikut:

▪︎Alat melontar batu kerikil selain batu kerikil tidak sah. ▪︎Tujuh
batu dilontarkan satu persatu.

▪︎Melontar dengan tertib dimulai dari jumrah pertama kedua dan


ketiga (Ula, Wustha, dan Aqabah). Adapun cara melontar jumrah
adalah sebagai berikut:

》Melontar jumrah dimulai dari jumrah Ula, Wustha, dan jumlah


Aqabah.

》 Melontarnya dengan tangan kanan dan tangan diangkat


hingga ketiaknya.

》 Batu dipegang dengan telunjuk dan ibu jari setiap melontar


batu-batu kerikil itu harus mengenai jumrahnya.

》 Setiap melontar jumrah disertai membaca do'a:


‫بِس ِْم هللاِ َوهللاُ َأ ْكبَ ُر‬
Artinya: "Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar".

》 Selesai melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah


boleh menyembelih kurban bagi yang ingin berkurban atau
membayar Dam (denda) bagi yang mempunyai kewajiban
membayarnya.
3. Larangan Haji
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama jamaah haji sedang
ihram.

1). Bagi laki-laki

• Memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa, sulaman dan


atau diikatkan kedua ujungnya.

• Menutup kepala

2). Bagi perempuan

menutup muka dan kedua telapak tangan.

3). Larangan bagi laki-laki dan perempuan

• Memakai wangi-wangian baik pada pakaiannya/pada badan.

• Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.

• Memotong kuku

• Mengakadkan nikah, baik menikahkan, menikah atau menjadi


wali nikah.

• Bersetubuh bagi suami istri

• Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal


dimakan.

4.Pembayaran Dam (denda)


Dam dalam Ibadah Haji diartikan denda dan disebut juga
fidyah yang artinya tebusan disebut juga kafarat yang artinya
penghapusan dan juga disebut hadya yang artinya pemberian.
orang-orang yang melanggar larangan dalam Ibadah Haji wajib
membayar Dam (denda) sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya.

Dam (denda) dilihat dari sebabnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1). Dam sebab melanggar larangan ihram

2). Dam sebab meninggalkan atau tidak melaksanakan salah satu


dari wajib.

Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut ini.

Dam sebab melanggar larangan ihram.

1. Bersetubuh sebelum tahallul pertama, hajinya batal dan harus


diulang pada kesempatan yang lain dan membayar Dam (denda),
berupa:

• Menyembelih seekor unta di tanah suci (Mekkah).

• Kalau tidak ada unta, maka dengan seekor lembu di tanah suci
(Mekkah)

• Kalau tidak ada lembu diganti dengan menyembelih 7 ekor


kambing.

• Kalau tidak ada kambing, diganti dengan uang seharga seekor


unta dan diberikan makanan. makanan itu disedekahkan kepada
fakir miskin di tanah suci (Mekkah).

• kalau tidak dapat makanan hendaklah puasa. Tiap-tiap 1/4


gantang dari harga unta ia harus puasa satu hari dan tempatnya
boleh di mana saja.2. Dam (denda) karena melakukan salah satu
larangan berikut:
- Mencukur rambut.

- Memotong kuku.

- Memakai pakaian berjahit.

- Memakai wangi-wangian.

- Memakai minyak rambut.

- Bersetubuh setelah tahallul pertama, maka dendanya berupa:

a. menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban.

b. Kalau tidak ada diganti dengan berpuasa 3 hari.

c. kalau tidak mampu berpuasa diganti dengan makanan 3


gandang 9,3 liter kepada 6 orang fakir miskin.

3. Dam (denda) karena membunuh binatang buruan di tanah suci


kecuali ular.

B.ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan
terpuji. Jika di ucapkan, zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu
tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafaqah, artinya
nafkah, tumbuh dan bertambah jika diberkati.kata ini juga sering
dikemukakan untuk makna thaharah (suci). Allah SWT berfirman
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.”
(QS Asy-Syams 9) Menurut syara’, zakat ialah pemberian tertentu
dari harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat
yang ditentukan. Dinamakan zakat karena di dalamnya
terkandung harapan untuk memperoleh berkat, membersihkan
jiwa dan menumpuknya dengan berbagai kebaikan. Kata-kata
zakat itu, arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah. Firman Allah
SWT dalam surat At-Taubah ayat 103. “Ambillah zakat dari harta
mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah 103) Zakat
menurut istilah agama islam artinya sejumlah / kadar harta
tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya,
dengan beberapa syarat. Hukumnya zakat adalah salah satu
rukun Islam yang lima, yaitu fardhu ‘ain atas tiap-tiap orang yang
cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun
kedua hijriyah.

2. Macam-macam Zakat
a). ZAKAT FITRAH (NAFSH / FJIWA)

Pengertian fitrah ialah sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan


perangai. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi
yang mengembalikan manusia muslim keadaan fitrahnya, dengan
menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang
disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya. Zakat fitrah
adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan oleh setiap mukallaf
dan setiap orang yang nafkahnya ditanggung olehnya dengan
syarat-syarat tertentu. Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah
adalah makanan pokok (yang mengenyangkan) menurut tiap-tiap
tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg. Atau bisa diganti
dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang
harus dibayarkan. Makanan pokok di daerah tempat berzakat
fitrah itu seperti beras, jagung, tepung sagu, dan sebagainya.
“Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitri
1(satu) sha’ dari kurma/gandum atau budak, orang merdeka laki-
laki dan perempuan, anak kecil dan orang tua dari seluruh kaum
muslimin. Dan beliau perintahkan supaya dikeluarkan sebelum
manusia keluar untuk shalat ‘ied.” (HR.Bukhari)

1). Syarat-syarat Muzakki (orang yang mengeluarkan zakat)

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :

a. Beragama Islam.

b. Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari


penghabisan bulan Ramadhan. Mmc. Mempunyai kelebihan
harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan wajib
dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan
siang harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka
boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat membayar
zakat dan mempunyai persediaan makanan.

2).Rukun Zakat Haji

a. Niat

ً ْ‫ْت َأ ْن ُأ ْخ ِر َج زَ كاَةَ ْالفطر ع َْن نَ ْف ِس ْي فَر‬


‫ضاهلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫ن ََوي‬

“Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an nafsi fardhan lillahi


ta’ala.”

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri sendiri,


fardhu karena Allah Lillahi Ta’ala.”
b.Adanya Muzakki (orang berzakat fitrah).

c.Adanya Mustahil (Orang yang menerima zakat fitrah).

d.Adanya harta yang dipergunakan untuk berzakat fitrah.

3). Waktu-Waktu Zakat Fitrah

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam


matahari pada malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan
hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah :

a. Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari


penghabisan Ramadhan.

b. Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan


Ramadhan.

c. Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.

d. Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum


terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.

e. Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul


Fitri.

Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan Ramadhan sebelum


shalat ‘ied, sedangkan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah
setelah dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang diberikan
bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini
sesuai dengan hadis Nabi saw dari ibnu Abbas, ia berkata,
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih
bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan
yang kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena
itu, barang siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu
adalah salah satu shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu
Majjah) Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai
shalat hari raya hukumnya makruh karena tujuan utamanya
membahagiakan orang-orang miskin pada hari raya, dengan
demikian apabila dilewatkan pembayaran hilanglah separuh
kebahagiannya pada hari itu.

b). ZAKAT MAL (HARTA)

Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal)
yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum
(syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti
harta.

1). Syarat Wajib

Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal


apabila sudah memiliki syarat sebagai berikut :

a. Islam.

b. Merdeka (bukan budak).

c. Hak milik yang sempurna.

d. Telah mencapai nisab.

e. Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain


tanaman dan buah-buahan).
f. Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah
orang yang kebutuhan minimal / pokok untuk hidupnya
terpenuhi terlebih dahulu.

g. Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila


dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak
terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama
maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

3. Orang yang Berhak Menerima Zakat


Zakat fitrah dan zakat maal wajib diserahkan kepada delapan
golongan. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan Allah
dalam Al-Qur’an. ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang berjuang
untuk Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS At-Taubah 60)

1. Fakir Orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap


dan tidak ada yang menanggung kebutuhan hidup sehari-harinya.

2. Miskin Orang yang mempunyai mata pencaharian tetapi


penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.

3. Amil Orang yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan


sampai dengan pembagian kepada yang berhak.

4. Hamba Sahaya atau Riqab Orang yang menjadi budak dan


dapat diperjualbelikan.
5. Fi Sabilillah Orang yang memperjuangkan agama Islam.

6. Mu’allaf

a.Orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah

b. Orang yang masuk Islam dan memiliki niat yang kuat.

c. Orang Islam yang menjaga perbatasan dari serangan kaum


kafir atau musuh lainnya.

d. Orang Islam yang membantu negara mengurus zakat.

7. Gharim atau Orang yang berhutang

a. Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang


berselisih.

b. Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya yang


dibolehkan.

c. Orang yang berhutang karena menjamin utang orang lain,


sedangkan dia dan orang yang dijamin tidak mampu membayar.

8. Ibnu Sabil atau Musafir Orang yang sedang dalam perjalanan


yang bukan maksiat.

4. Orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat


Adapun mereka-mereka yang tidak berhak atau tidak boleh
mendapatkan zakat adalah.

1). Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah).

2). Orang atheis.

3). Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib.


4). Ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi
tanggungan orang yang berzakat.

6. Manfaat Zakat
1). Membina diri untuk selalu bersyukur atas nikmat dan karuhi
Allah.

2). Menumbuh suburkan harta, menggapai berkah, tambahan


dan ganti dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya. ”Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya
dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba' 39).

3). Membersihkan diri dari sifat kikir, dengki, iri, sombong serta
dosa.

4). Menyucikan harta yang dimiliki.

5). Mewujudkan ras solidaritas dan kasih sayang antara sesama


manusia.

6). Membina dan mengembangkan stabilitas sosial dan keadilan


sosial.

firman Allah swt dalam QS Al-Baqarah ayat 267, “Hai orang yang
beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kau nafkahkan dari padanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan memalingkan
mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Lagi
Maha Terpuji”. Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam,
yaitu zakat jiwa (nafsh) / zakat fitrah dan zakat maal.

7. Syarat Zakat
Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan adalah niat
yang menyertai pelaksanaan zakat:

1). Syarat wajib zakat Syarat wajib zakat yakni kefardhuannya,


ialah sebagai berikut:

a. Merdeka.

b. Islam.

c. Baligh dan Berakal.

d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.

e. Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai


dengannya.

f. Harta yang dizakati adalah milik penuh.

g. Kepemilkan harta yang telah mencapai setahun, menurut


hitungan tahun qamariyah.

h. Harta tersebut bukan merupakan harta hasil utang.

i. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok.

2). Syarat-syarat sah pelaksanaan zakat

a. Niat.
b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada
menerimanya)

8. Tujuan Zakat
1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para


gharimin, ibnu sabil dan mustahiq lainnya.

3. Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat


menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan terhadap
makhluk-Nya.

4. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama


umat Islam dan manusia pada umumnya.

5. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.

6. Membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang-orang


miskin.

7. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang


miskin dalam masyarakat.

8. Rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang

9. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban


dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

10. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai


keadilan sosial.

9. Benda yang Wajib di Zakatkan


1. Emas, perak dan uang Nishab emas adalah mitsqal atau sama
dengan 93,4 gram, zakatnya 2,5%. Adapun perak nishabnya
adalah 200 dirham atau setara dengan 624 gram, zaktanya
2,5%.Jika emas atau perak telah mencapai atau melebihi dari
ukuran nishab dan haul (satu tahun), berkewajibanlah bagi
pemiliknya untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika
kepemilikan benda itu berlebih, pemiliknya harus
memperhitungkan berapa yang harus. Misalnya, jumlah emas
sebanyak 100 gram, maka perhitungannya adalah 2,5% dikalikan
dengan 100 gram= 2,5 gram. Jadi, zakatnya bukanlah potongan
atau bagian dari emas tersebut, melainkan nilai uang yang setara
dengan jumlah emas yang harus dikeluarkan.

2. Harta Perdagangan

Jika barang barang perdagangan dalam satu tahun ternyata


senilai dengan harta emas yang wajib dikeluarkan zakatnya,
barang perdagangan tersebut pun wajib dikeluarkan zakatnya.

3. Hasil Pertanian

Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan


seperti beras, gandum, dan yang semisal wajib dikeluarkan
zakatnya jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan dan
biji bijian tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada
waktu panen. Adapun Nishab dari hasil pertanian ini adalah
sebanyak lima wasaq. 1 wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300
sha`. 1 sha`= 2.304 kg, sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200
gram. Adapun besarnya sakat yang dikeluarkan ialah berkisar
antara 5 s.d 10 % jika, hasil pertaniannya menggunakan air hujan
atau air sungai besar. Zakatnya ialah 10% dan jika produk
menyangkut biaya transportasi, mesin pompa air, maka wajib
dizakatkan 5%.

4. Binatang ternak

Zakat untuk hewan ternak unta Seseorang yang memiliki 5 ekor


unta ke atas wajib mengeluarkan zakatnya dengan aturan sebagai
berikut.

1). 5 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing.

2). 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing.

3). 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing.

4). 20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing.

5). 25 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun.

6). 36 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun.

7). 46 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.

8). 61 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun.

9). 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun.

10). 91 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun.

11). 121 ekor unta zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun.

12). Kemudian untuk tiap tiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta
yang berumur 2-3 tahun dan untuk tiap tiap 50 ekor zakatnya 1
ekor unta berumur 3-4 tahun.
Nizhab dan zakat sapi atau kerbau Nishab zakat sapi atau
kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian sebagai
berikut:

1. 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau yang berumur 1- 2 tahun.

2. 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau betina yang berumur 2-3 tahun.

3. Untuk selajutnya tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya


seekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur 2-3 tahun

Nishab dan zakat kambing Nishab kambing ialah mulai dari 40


ekor kambing dan zakatnya adalah 1 ekor kambing berumur 2-3
tahun. Selanjutnya diatur sebagai berikut;

a. 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3


tahun.

b. 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3


tahun.

c. 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3


tahun.

d. 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3


tahun.

e. Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor kambing,


zakatnya 1 ekor kambing.

5. Zakat untuk hasil tambang


Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai
memenuhi nishab sebagaimana nishab emas dan perak, maka
harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak perlu
menuggu satu tahun. Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%.

6. Zakat Harta karun

Barang temuan berupa emas atau perak jika mencapai satu


nishab, maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu, yaitu
sebesar 20%. Ukuran Nishabnya sama dengan emas dan perak.

3.WAKAF
a. Pengertian Wakaf

Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menahan (al-
habs) dan mencegah (al-man'u) Artinya menahan untuk dijual,
dihadiahkan, atau diwariskan. istilah syar'i wakaf adalah
ungkapan yang diartikan penahanan harta milik seseorang
kepada orang lain atau kepada lembaga dengan cara
menyerahkan benda yang sifatnya kekal kepada masyarakat
untuk diambil manfaatnya. Misalnya, seseorang mewakafkan
tanah miliknya yang dijadikan tempat pemakaman umum (TPU).
Oleh karena itu, tanah yang dimaksud tidak boleh diambil,
diwariskan, atau dihadiahkan lagi kepada orang lain.

b. Hukum Wakaf

Wakaf hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif)


merupakan amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya.
Mengapa dikatakan amaliah sunnah yang sangat
besarmanfaatnya? Karena bagi wakif merupakan Sadaqah
jariyah. Wakaf adalah perbuatan terpuji dan sangat dianjurkan
dalam Islam. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil wakaf untuk
keperluan umat. Beberapa dalil tentang ibadah wakaf di
antaranya adalah sebagai berikut.

1) QS. Ali Imran/3:92

‫ لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتَّى تُ ْنفِقُوا ِم َّما تُ ِحبُّونَ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَِإ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم‬Artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu
menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun
yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Swt. Maha
Mengetahui. (as Ali'Imran/3:92)

2) Hadis Rasulullah saw. riwayat oleh Bukhari dan Muslim

ِ ‫ص َدقَ ٍة َح‬
‫ارية‬ َ ‫ إذاعات اإلنشاد القط َع َع َملَهُ األمن ثَاَل‬:‫عر آن عزير بان رسول فيقال‬
َ :‫ث‬
)‫ح يَ ْد ُعولَهُ (رواه ابوداود‬ َ ‫أوْ ِعلَم يُنتَفَ ُع بِ ِه َأوْ َولَ ِد‬
ٍ ِ‫صال‬
Artinya: "Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Apabila seseorang meninggal, maka amalannya terputus kecuali
tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak
saleh yang men doakannya." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Mengenai sadaqah jariyah pada hadis di atas, ulama telah


sepakat bahwa yang dimaksud dengan Sadaqah jariyah dalam
hadis tersebut adalah wakaf.

c. Rukun dan Syarat Wakaf

Rukun wakaf ada empat, yaitu orang yang berwakaf, benda yang
di- wakafkan, orang yang menerima wakaf, dan ikrar.

1) Orangyang berwakaf (al-wakif), dengan syarat-syarat sebagai


berikut.
• Memiliki penuh harta itu, dia merdeka untuk mewakafkan
harta itu kepada siapa yang ia kehendaki.

• Berakal, maksudnya tidak sah wakaf dari orang bodoh, orang


gila,atau orang yang sedang mabuk.

• Baligh.

• Bertindak secara hukum (rasyid). Orang bodoh, orang yang


sedang bangkrut (muflis), dan orang lemah ingatan tidak sah
mewakafkan hartanya.

2) Benda yang diwakafkan (al-mauquf), syarat-syaratnya.

a). barang yang diwakafkan itu harus barang yang berharga.

b). harta yang diwakafkan harus diketahui kadarnya, apabila


harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), pengalihan milik
ketika itu tidak sah.

c). harta yang diwakafkan harus miliki oleh orang yang


berwakaf(wakif).

d). harta harus berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain
(mufarrazan) atau disebut dengan istilah gairasai".

3) Orang yang menerima manfaat wakaf (almauquf'alaihi) atau


sekelompok orang/badan hukum diberi tugas mengurus dan
menerima barang wakaf (nair) tersebut. Orang yang menerima
wakaf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

-Tertentu (mu'ayyan), artinya orang yang menerima wakof jelas


jumlahnya. Apakah seorang, dua orang, atau sekumpulan orang
semuanya mempunyai kriteria tertentu dan tidak boleh diubah.
Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tersebut
(almawqufmu'ayyan) adalah orang yang boleh memiliki harta
(ahlanlialtamlik). Dengan demikian, orang muslim, merdeka, dan
kafirimni (nonmuslim yang bersahabat) yang memenuhi syarat
tersebut, boleh memiliki harta wakaf. Orang bodoh, hamba
sahaya, dan orang gila tidak sah untuk menerima wakaf.

-Tidak tertentu (gairamu'ayyan), artinya berwakaf itu tidak


ditentukan kriterianya secara rinci. Seperti untuk orang fakir,
orang miskin, tempat ibadah, makam, dan lain-lain.
Syarat-syarat yang berkaitan dengan gairamu'ayyan, yaitu yang
menerima wakaf hendaklah dapat menjadikan wakaf tersebut
untuk kebaikan, dan dengan wakaf dapat mendekatkan diri
kepada Allah Swt. hal ini ditujukan hanya untuk kepentingan
islam saja.

4) Lafaz atau Ikrar Wakaf (Sighat), syarat-syaratnya adalah


sebagai berikut.

a) ucapan ikrar wakaf harus mengandung kata-kata yang


menunjukkan kekalnya (to'bid), tidak sah wakaf jika ucapannya
dengan batas waktu tertentu.

b) Ucapan ikrar wakaf dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa


disangkutkan, atau digantungkan kepada syarat tertentu.

c) Ucapan ikarar wakaf bersifat pasti.

d) Ucapan ikarar wakaf tidak diikuti oleh syarat yang


membatalkan.
Apabila semua persyaratan di atas dapat terpenuhi, maka
penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf sah. Pewakaf
(wakif) tidak dapat lagi menarik kembali kepemilikan harta
tersebut karena telah berpindah kepada Allah Swt. dan
penguasaan harta tersebut berpindah kepada orang yang
menerima wakaf (ndir). Secara umum, penerima wakaf (ndir)
dianggap pemiliknya, tetapi bersifat tidak penuh (gaira tammah).

d. Fungsi Wakaf

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan


bahwa fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan umum.

Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:

1). Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf
adalah keadaan sebagai suatu sistem transfer kekayaan yang
efektif.

2). Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan


baik, berbagai kekurangan akan fasilitas dalam masyarakat akan
lebih mudah teratasi.

3). Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam


pelaksanaan perintah Allah SWT, serta dalam memperkokoh
hubungan dengan-Nya.

4). Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik,


dimana setiap orang rela mengorbankan apa yang paling
dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada
kepentingan pribadinya.
e. Tujuan Wakaf

Wakaf adalah berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan


taqarrub kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan
ridha-Nya. Mewakafkan harta benda jauh lebih utama dan lebih
besar pahalunya daripada bersedekah biasa, karena sifatnya
kekal dan manfaatnya pun lebih besar. Pahalanya akan terus
mengalir kepada wakitnya meskipun dia telah meninggal.

Tujuan wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra.
dapat dipahami ada dua macam yakni:

1. Untuk mencari keridhaan Allah SWT.

2. Untuk kepentingan masyarakat.

f. Hikmah dan Keutamaan Wakaf

Ibadah wakaf memiliki keutamaan yang banyak sekali. Namun


demikian, wakaf merupakan amal ibadah yang belum banyak
dilakukan oleh kaum muslimin. Hal ini disebabkan wakaf tersebut
berupa harta benda yang dicintai. Seperti tanah, bangunan, atau
benda lainnya. Jika seorang muslim mengetahui betapa besar
pahala yang akan diraihnya dengan berwakaf maka boleh jadi
kaum muslimin akan berbondong-bondong melakukan wakaf
meskipun hanya sekedar satu meter tanah.

Salah satu keutamaan wakaf bahwa ia akan dicatat dan dihitung


sebagai amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir
meskipun orang yang mewakafkannya meninggal dunia. Artinya,
pemberi wakaf akan tetap menerima pahala selama wakafnya
dimanfaatkan oleh orang lain.
g. Harta Wakaf dan Pemanfaatan Wakaf

Berdasarkan hadis Rasulullah saw. dan amal para sahabat, harta


wakaf berupa benda yang tidak habis dipakai dan tidak rusak jika
dimanfaatkan, baik benda bergerak ataupun benda tidak
bergerak. Sebagai contoh Umar bin Khattab ra. Mewakafkan
sebidang tanah di Khaibar. Khalid bin Walid ra mewakafkan
pakaian perang dan kudanya.

1Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya


tahan lama dan manfaat jangka panjang, selain itu, harta wakaf
mempunyai nilai ekonomi menurut syari'ah. Harta benda wakaf
terdiri atas dua macam, yaitu benda tidak bergerak dan benda
bergerak.

1) Wakaf Benda Tidak Bergerak

Wakaf benda tidak bergerak mencakup hal-hal berikut.

a) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan yang berlaku, baik yang sudah maupun yang belum
terdaftar.

b) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.

c). Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

d) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Wakaf Benda Bergerak

Wakaf benda bergerak mencakup hal-hal berikut.


a) Wakaf uang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari'ah yang
ditunjuk oleh Menteri Agama. Dana wakaf berupa uang dapat
diinvestasikan pada aset-aset financial dan pada aset rill.

b) Logam mulia, yaitu logam dan batu mulia yang memiliki


manfaat jangka panjang.

c) Surat berharga.

d) Kendaraan.

e) Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). HAKI mencakup hak


cipta, hak paten, merek, dan desain produk industri.

f) Hak sewa seperti wakaf bangunan dalam bentuk rumah.

h. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Wakaf

Secara makro, wakaf diharapkan mampu mempengaruhi


kegiatan ekonomi masyarakat. Orang-orang yang perlu bantuan
berupa makanan, perumahan, sarana umum seperti masjid,
rumah sakit, sekolah, pasar, dan lain-lain, bahkan modal untuk
kepentingan pribadi dapat diberikan, bukan dalam bentuk
pinjaman, tetapi murni sedekah dijalan Allah Swt. Kondisi
demikian akan memperingan beban ekonomi masyarakat. Kalau
kegiatan ekonomi bergerak secara teratur, tentu akan lahir
ekonomi masyarakat dengan biaya murah.

Syafi'i Antonio, setidaknya ada tiga filosofi dasar yang harus


ditekankan ketika hendak memberdayakan wakaf. Pertama,
manajemennya harus dalam bingkai 'proyek yang terintegrasi.
Kedua, azas kesejahteraan náir. Ketiga, azas transparansi dan
akuntabilitas di mana badan wakaf dan lembaga yang dibantunya
harus melaporkan setiap tahun tentang proses pengelolaan dana
laporannya kepada umat dalam bentuk laporan audit keuangan
termasuk kewajaran dari masing-masing pos biaya.

Prinsip-prinsip pengelolaan wakaf adalah sebagai berikut.

1. Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai


sumbangan dariwakif dengan status wakaf sesuai dengan syariah.

2. Wakaf dilakukan tanpa batas waktu.

3. Wakif mempunyai kebebasan memilih tujuan sebagaimana


yang diperkenankan oleh syariah.

4. Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja


yang akan dibelanjakan untuk tujuan-tujuan yang telah
ditentukan olehwakif.

5. Wakif dapat meminta keseluruhan keuntungannya untuk


tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai